Malam harinya, Liu Chen tidur lebih awal karna lelah membantu orangtuanya di kebun siang tadi.
Krrakk
Liu Chen membuka matanya kala merasakan sakit di tubuhnya. Ia menggertakkan giginya agar tidak berteriak.
Rasa sakit itu semakin terasa lebih menyakitkan membuat Liu Chen duduk dari posisi berbaringnya.
"A-apa yang terjadi agghh", Liu Chen menggertakkan giginya kembali.
Tak lama, ia memuntahkan seteguk darah dari mulutnya. Liu Chen memeluk tubuhnya sendiri akibat sakit yang terasa lebih menyakitkan setiap detiknya.
Satu detik bagaikan satu menit bagi Liu Chen saat ini. Liu Chen berteriak kesakitan, ia tak bisa menahan teriakan itu kala rasa sakit semakin bertambah.
"Aarrkkhh"
Li Wei dan Liu Hongli yang berada di kamar sebelah langsung bergegas menuju ke kamar Liu Chen karna mendengar teriakannya.
Ketika mereka masuk ke dalam kamar Liu Chen, mereka terkejut mendapati Liu Chen yang berada di lantai sambil memeluk tubuhnya sendiri dan mengerang kesakitan.
"Chen'er ada apa? Apa yang terjadi padamu Chen'er?!" ucap Li Wei dengan panik. Ia memangku kepala anaknya itu di pangkuannya.
Liu Hongli pun mendekat dan duduk disamping Li Wei. "Chen'er apa yang terjadi?"
"Arrkkhh"
Liu Chen tidak bisa menjawabnya. Ia tidak bisa mendengar jelas apa yang ibu dan ayahnya katakan karna masih mencoba menahan rasa sakit itu.
Liu Chen kembali memuntahkan darah yang membuat kedua orang tuanya makin khawatir.
"Chen'er!"
Liu Chen menggertakkan giginya dan menahan sakit yang dirasakannya tiba tiba.
Setelah lebih dari 10 menit, akhirnya rasa sakit itu perlahan mereda, membuat Liu Chen agak lega. Nafasnya tersengga sengga karna lelah.
Hingga tiba tiba Liu Chen langsung pingsan di pangkuan ibunya.
"Chen'er!" ucap ibunya sambil memegang pipi Liu Chen.
"Aku akan pindahkan Chen'er ke tempat tidurnya" ucap Liu Hongli sambil mengambil Liu Chen dari Li Wei.
Li Wei hanya mengangguk dan menyerahkan Liu Chen.
Kemudian, Liu Hongli membaringkan tubuh Liu Chen di tempat tidur. Dibaju Liu Chen terdapat bercak darah karna beberapa kali memuntahkan darah.
Lin Wei, "Aku akan memakaikan pakaian yang baru untuk Chen'er"
Lin Wei mengambil pakaian di dalam lemari yang ada dikamar tersebut dan menggantikan pakaian Liu Chen yang terdapat bercak darah. Li Wei juga membersihkan darah yang masih tersisa di tepi bibir anaknya.
Setelah itu, iapun membersihkan lantai. Setelah selesai, ia duduk di tepi kasur Liu Chen berniat menunggunya sampai bangun.
Liu Hongli, "Wei'er, biarkan Chen'er sendiri untuk istirahat"
Lin Wei sedang mengelus kepala Liu Chen dengan penuh kasih sayang. Iapun mengalihkan perhatian kearah Liu Hongli. "Aku akan disini dan menjaga Chen'er, aku takut terjadi sesuatu padanya"
Liu Hongli, "Baiklah, aku juga akan berada disini. Aku juga khawatir pada Chen'er"
Liu Hongli langsung berjalan menuju tempat tidur. Iapun memegang tangan kiri Liu Chen dan mengalirkan Qi nya untuk memeriksa keadaan Liu Chen.
Hingga, iapun melebarkan matanya kala memeriksa dantian Liu Chen. Seharusnya dantian itu adalah dantian cacat, namun kini. "Ini..."
Liu Honglin seakan dibuat tak bisa berkata kata. "Bagaimana bisa...?"
Li Wei yang menyadari reaksi dari suaminya langsung bertanya. "Ada apa Li'er?"
"Chen'er...dantianya...dia..."
Li Wei, "Katakan yang jelas!"
"Chen'er, dantian ini...dantian kembar dengan elemen api dan es"
Li Wei terkejut bukan main. "Bagaimana bisa? Bukankah dantian Chen'er adalah dantian cacat?"
"Kamu periksa saja sendiri, Wei'er", Liu Hongli melepaskan pegangan tangannya pada Liu Chen.
Kemudian Li Wei yang kini memeriksanya. Setelah mengalirkan Qi untuk memeriksa apa yang terjadi, iapun memiliki reaksi yang sama. Ia tidak percaya dengan ini. Dantian yang seharusnya cacat dan tak bisa digunakan, kini menjadi dantian khusus.
Dantian khusus adalah dantian yang terdapat sebuah elemen di dalamnya. Misalkan dantian khusus es, maka orang tersebut dapat menciptakan es menggunakan Qi nya.
Sementara itu, dantian biasa juga bisa mengeluarkan sebuah elemen. Orang tersebut bebas memilih mempelajari elemen apapun, namun mereka tidak dapat bebas mempelajari semua elemen.
Sebab, jika memiliki elemen yang banyak maka kultivasi mereka akan melambat. Juga, mereka harus membagi ruang pada dantian mereka. Jika gagal dan tak bisa membagi ruang untuk setiap elemen, maka dantian itu akan hancur dan membuat pemiliknya tewas. Sangat sulit membagi ruang pada dantian.
Jadi tidak ada orang yang mau mempelajari lebih dari satu elemen, karna resiko yang besar itu.
Sementara itu, dantian khusus memiliki kekuatan elemen yang lebih kuat dari pada elemen dengan dantian biasa. Dantian khusus ada bermacam macam, tidak banyak orang yang memilikinya.
Dantian khusus api dan es, memiliki garis tipis yang memisahkan antara kedua elemen ini. Sehingga pemilik dantian ini dapat mengeluarkan elemen api maupun es. Tanpa adanya resiko.
Pagi hari kini telah tiba, cahaya matahari langsung masuk ke dalam kamar Liu Chen melalui jendela.
Li Wei dan Liu Hongli nampak masih memperhatikan Liu Chen. Mereka berjaga semalaman dan tidak ada yang tidur karna masih khawatir dengan Liu Chen.
Hingga perlahan mata Liu Chen terbuka.
"Chen'er!"
Awalnya penglihatannya buram, namun lama kelamaan menjadi semakin jelas. Ia bisa melihat wajah kedua orangtuanya yang nampak khawatir. "Ibu..ayah..?"
Li Wei langsung memeluk Liu Chen karna sangat senang. "Chen'er, kau tau? Kami mengkhawatirkan mu"
"I-ibu..aku sulit bernapas..uhuk.."
Li Wei langsung melepaskan pelukannya dan tersenyum sambil menghapus air mata yang sedikit keluar. "Maaf Chen'er, ibu terlalu senang melihatmu kembali sadar"
"Apa yang ibumu katakan benar, Chen'er. Kami sangat senang kamu bisa cepat siuman" ucap Liu Hongli sambil tersenyum. Iapun mengelus kepala putranya itu.
"Memangnya ada apa denganku?" ucap Liu Chen yang nampak bingung.
"Kamu pingsan setelah beberapa menit berteriak semalam. Apa yang sebenarnya terjadi padamu, Chen'er?" ucap Liu Hongli. Li Wei nampak mengangguk mendengar pertanyaan yang dilontarkan suaminya. Ia juga ingin tau jawaban Liu Chen.
"Semalam, aku merasa seluruh tubuhku sakit. Jadi aku berteriak. Apa aku mengganggu ibu dan ayah?" ucap Liu Chen dengan murung.
"Tidak Chen'er, kami malah mengkhawatirkan mu. Kami takut terjadi sesuatu padamu" kata Li Wei sambil mengelus puncuk kepala Liu Chen.
"Terima kasih ayah..ibu, karna sudah mengkhawatirkanku" ucap Liu Chen sambil tersenyum.
Liu Hongli dan Li Wei hanya tersenyum dan mengangguk.
Hingga Liu Hongli teringat sesuatu. "Chen'er, sepertinya kamu bisa berkultivasi. Sekarang dantian mu bisa digunakan dan kamu bisa menjadi kultivator kuat dimasa depan"
"Benarkah?!", Liu Chen terkejut sekaligus senang. Ia ingin menjadi seperti kakaknya menjadi seorang kultivator yang kuat. Namun karna dantian cacatnya, ia mengurungkan niat tersebut. Kini, ada kesempatan lagi bagi Liu Chen. Ia pasti takkan melewatkan kesempatan ini.
Liu Hongli mengangguk. "Bahkan dantianmu saat ini adalah dantian kembar api dan es"
Liu Chen memiringkan kepalanya karna tak mengerti apa yang dimaksud. Namun yang jelas, ia sangat senang saat ini karna ia bisa menjadi kultivator.
"Ayah, aku ingin ayah mengajariku cara berkultivasi sekarang" ucap Liu Chen dengan semangat.
Liu Hongli menggelengkan kepala. "Jangan sekarang, kamu baru saja sembuh. Nanti besok saja"
Wajah Liu Chen menjadi murung. Namun itu tak lama, Liu Chen kembali senang. Karna ia masih tetap bisa berlatih walaupun harus menunda esok hari.
"Baiklah ayah"
"Nanti jangan terlalu memaksakan dirimu. Ingat itu" ucap Li Wei.
Liu Chen mengangguk sambil tersenyum.
"Sekarang kamu istirahat saja. Ibu dan ayah akan pergi ke kebun" ucap Li Wei sambil berdiri dari tempatnya duduk.
"Baik"
Li Wei langsung membungkukkan tubuhnya. Kemudian mencium kening anaknya itu sambil sedikit mengusap kepala Liu Chen. "Ibu dan ayah akan segera bersiap ke kebun. Sebelum itu, ibu akan masak terlebih dahulu dan ibu akan mengantarkan makanannya padamu nanti setelah makanan selesai dibuat"
Liu Chen mengangguk. Setelah itu, kedua orang tuanya pun berjalan keluar sambil melihat ke belakang terlebih dahulu dan tersenyum. Mereka pun segera menutup pintu.
Liu Chen mengusap keningnya itu. "Ibu, aku akan menjadi kuat seperti kakak dan ayah agar bisa melindungi ibu, ayah maupun kakak", ucapnya sambil tersenyum.
Setelah berada di luar kamar Liu Chen, Li Wei dan Liu Hongli saling memandang.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada Chen'er? Bagaimana bisa dantian nya tiba tiba berubah menjadi dantian khusus. Apalagi dantian itu adalah dantian api dan es yang mana kedua elemen itu saling bertolak belakang?" ucap Li Wei sambil menatap suaminya.
"Entahlah Wei'er, akupun tidak tau. Tapi kita seharusnya senang karna kini Chen'er bisa menjadi kultivator. Dia bisa mewujudkan mimpi nya untuk menjadi kultivator terkuat", Liu Hongli menatap istrinya sambil tersenyum.
Li Wei mengangguk. "Aku juga senang karna Chen'er dapat mewujudkan keinginan nya untuk menjadi kuat. Tapi..."
Li Wei menatap suaminya dengan khawatir. "Chen'er memiliki dantian kembar api dan es. Bagaimana jika ada oranglain yang ingin menculiknya atau bagaimana jika ada orang yang ingin membunuhnya karna menganggap Chen'er adalah ancaman.
Sebab, elemen es termasuk elemen yang sangat langka. Ditambah, dantian Chen'er merupakan dantian kembar"
Liu Hongli menatap ke arah depan dan menghela nafas. Iapun berucap dengan serius, "Bagaimanapun aku akan melindunginya. Dari aliran hitam maupun dari saudara saudaraku yang saat ini masih mencariku"
Li Wei mengangguk. "Akupun akan melindungi Chen'er dari orang orang jahat"
Liu Hongli mengalihkan perhatian ke arah Li Wei dan tersenyum. Lalu mengangguk. "Kita akan melindunginya bersama sama"
Li Wei mengangguk. Mereka pun pergi dari sana.
Di dalam kamar, Liu Chen sangat bersemangat untuk esok hari. Ia sudah tidak sabar untuk berlatih dengan ayahnya dan menjadi kuat.
"Aku sudah tidak sabar untuk esok hari!"
Waktu terus berjalan hingga akhirnya hari berganti. Liu Chen sudah bangun pagi pagi sekali karna sudah tidak sabar.
Ia pun membersihkan dirinya terlebih dahulu. Setelah itu, iapun keluar dari kamarnya dengan memakai pakaian berwarna hijau muda. Lalu rambut hitam yang cukup panjang diikat ke belakang dengan menyisakan sedikit rambut di depan. Juga iris matanya yang berwarna hitam. Ia berjalan ke arah ruang tamu untuk menunggu ayahnya.
"Aku sudah tidak sabar!" gumam Liu Chen dengan semangat.
Setelah sekitar 1 jam menunggu, Li Wei menghampiri Liu Chen. "Chen'er, kenapa kamu ada disini?"
Liu Chen menjawab dengan semangat. "Chen'er sedang menunggu ayah. Ibu, aku sudah tidak sabar berlatih dengan ayah. Dimana ayah sekarang ibu? Apa ayah masih tidur?"
"Iya Chen'er ayahmu masih tidur. Karna kamu menunggu ayahmu, maka ibu akan membuatnya bangun", Li Wei tersenyum ke arah Liu Chen.
"Ibu tidak perlu, aku akan menung-"
Li Wei sudah pergi menuju kamarnya sebelum Liu Chen menyelesaikan ucapannya. Liu Chen hanya menghela nafas panjang.
"Li'er bangun!", Li Wei mencoba membangunkan Liu Hongli yang masih tertidur. Namun Liu Hongli cukup sulit di bangunkan.
Li Wei langsung memegang tangan Liu Hongli dan langsung...
Krakkk
"Aahhkkk"
Seketika terdengar retakan tulang beserta teriakan.
Liu Hongli langsung bangun dan terduduk dari posisi berbaringnya. "Siapa yang melakukan ini pada-"
Liu Hongli terdiam ketika melihat Li Wei yang merupakan pelaku yang menyakiti tangannya.
Li Wei melepaskan pegangan tangan nya dan tersenyum ke arah suaminya seakan tak bersalah. "Sayang, Chen'er menunggumu. Kenapa kau membuatnya menunggu seperti itu? Kau juga sangat sulit di bangunkan. Sebaiknya kau segera bangun sekarang juga dan temui Chen'er"
"Tapi Wei'er, kenapa kau mengganggu ku tidur?", Liu Hongli menatap ke arah Li Wei.
"Karna Chen'er sepertinya sudah menunggumu sangat lama. Kasihan dia"
"Baiklah-baiklah", Liu Hongli meniup niupi tangannya yang mana bagian tulangnya agak retak. "Ini sangat sakit, apa kau tak bisa membangunkanku dengan lebih lembut, Wei'er?", Liu Hongli menatap ke arah Li Wei sambil terus meniup niupi tangannya yang sakit.
"Kau itu sulit dibangunkan. Jadi tidak ada pilihan lain. Sekarang, temui Chen'er. Jika kau tidak menemui nya sekarang. Maka..."
"Ah, i-iya, aku akan langsung menemui Chen'er. Sampai jumpa, Wei'er!", Liu Hongli langsung berdiri dari posisi duduknya. Iapun pergi membuka pintu dan berjalan pergi dengan cepat.
Ketika akan pergi menuju kamar Liu Chen, tiba tiba Liu Chen sudah ada dihadapannya. "Ada apa ayah? Kenapa ayah berteriak?", ucap bingung Liu Chen.
"Ah, tidak apa apa Chen'er. Tidak ada, tidak ada. Ah, sebaiknya kita pergi berlatih sekarang saja", Liu Hongli mendorong dorong Liu Chen dengan pelan agar berjalan menuju keluar.
Liu Chen tak bertanya lebih. Ia langsung berjalan menuju keluar rumah. Sebelum itu terjadi...
"Chen'er, Li'er kita makan dulu. Setelah itu, baru kau boleh berlatih dengan ayahmu Chen'er", Liu Wei tiba tiba keluar dari kamar dan mengatakan hal itu dengan senyuman lembut.
Liu Hongli maupun Liu Chen menoleh kebelakang ketika mendengar suara itu.
"Baik ibu", Liu Chen mengangguk.
"Baik", Liu Hongli pun ikut mengangguk.
Mereka pergi menuju ruang makan. Sementara Li Wei masuk ke dalam dapur untuk memasak.
Setelah selesai makan, Liu Hongli pergi untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah itu, ia dan anaknya pun berjalan keluar rumah.
Liu Hongli berniat menjelaskan bagaimana cara berkultivasi terlebih dahulu. Dia juga akan mengawasi pelatihan Liu Chen.
Liu Chen nampak serius mendengarkan. Ia mendengarkan semua perkataan ayahnya dan mengangguk.
Liu Chen mulai duduk bersila dan memejamkan matanya. Ia mulai fokus untuk merasakan energi alam sekitar.
Setelah merasakan energi alam, Liu Chen mulai memasukkannya ke dalam dantian miliknya secara perlahan agar tidak terjadi kesalahan.
Liu Hongli nampak terus memperhatikan Liu Chen. Liu Chanyi saat itu berhasil melakukan kultivasi setelah 1 bulan berlatih. Itu merupakan waktu rata rata bagi para kultivator bisa berhasil berkultivasi untuk pertama kalinya.
"Apa Chen'er juga akan berhasil setelah 1 bulan seperti kakaknya? Atau lebih lama?" gumam Liu Hongli sambil terus memperhatikan.
Bagaimanapun, Liu Hongli tak berharap Liu Chen dapat berhasil kurang dari 1 bulan. Karna bagaimanapun hasilnya, ia tetap bangga pada anaknya ini.
Sebab, Liu Chen awalnya memiliki dantian cacat. Namun tiba tiba memiliki dantian kembar dengan elemen api dan es. Yang mana orang dengan dantian tersebut sangat langka.
Bahkan mungkin hanya ada 1.000 tahun sekali.
Waktu terus berlalu hingga 8 jam pun telah terlewati. Belum ada tanda tanda Liu Chen akan membuka mata nya.
"Kenapa Chen'er belum juga membuka matanya? Apa Chen'er berhasil?", Liu Hongli langsung menggelengkan kepalanya kala befikir Liu Chen sudah berhasil. Tidak mungkin seseorang berhasil berkultivasi untuk pertama kalinya dengan secepat itu.
"Apa Chen'er tertidur?", Liu Hongli berjalan menuju Liu Chen dan berniat membangunkannya karna merasa Liu Chen tertidur.
Namun sebelum sampai, Liu Chen sudah membuka matanya yang membuat Liu Hongli berhenti berjalan mendekat.
"Aku berhasil!", Liu Chen berdiri dari duduknya dan tersenyum dengan senang.
Liu Hongli melihat ke arah Liu Chen. Lalu, seketika dia terkejut ketika melihat Liu Chen berada pada tingkat pemula bintang 2 dengan sekali coba.
Apalagi Qi di sekitar yang sedikit. Membuat seseorang akan sulit menaikkan kultivasi. Namun saat ini, Liu Chen langsung mendapat tingkat pemula bintang 2 dengan berkultivasi selama 8 jam. Benar benar jenius kultivasi. Bahkan jenius pun tidak akan bisa secepat itu. Liu Chen lebih pantas disebut monster kultivasi.
"Ayah, aku berhasil! Aku berhasil!", Liu Chen menghampiri Liu Hongli dengan semangat.
Liu Hongli segera tersadar dari keterkejutannya. Iapun mengelus pucuk kepala Liu Chen dan tersenyum bangga ke arahnya. "Kau memang hebat, Chen'er. Kau benar benar jenius. Dalam sekali coba, kau berhasil"
Liu Chen tersenyum dan mengangguk. "Ini semua berkat ayah yang mengajarkanku"
Liu Hongli melepaskan tangannya dari kepala Liu Chen. Ia kemudian agak membungkukkan badannya untuk mensejajarkan tingginya dengan Liu Chen.
"Dengarkan ayah, jika kau memiliki kekuatan, gunakanlah kekuatan itu untuk kebaikan. Kau mengerti?"
Liu Chen mengangguk. "Aku mengerti ayah"
Liu Hongli kembali berdiri dengan tegak. Hingga sebuah suara dapat di dengar keduanya.
"Chen'er, Li'er ayo makan. Ibu sudah menyiapkan makan siang"
Li Wei keluar dari rumahnya dan menghampiri ayah dan anak itu.
"Iya ibu"
Mereka pun berjalan menuju ke dalam rumah.
"Sayang, kamu masak apa hari ini?", Liu Hongli menatap ke arah samping, tepatnya ke arah Li Wei.
Li Wei mengalihkan perhatiannya ke arah suaminya. "Aku memasak racun"
Liu Hongli terkejut, "Sayang, kamu bercanda kan?"
Melihat raut wajah terkejut suaminya membuat Li Wei tertawa. "Tentu saja aku bercanda. Kamu pikir aku benar benar memasak racun?"
Liu Hongli cemberut karna ditertawakan Li Wei. Hal itu membuat Li Wei makin tertawa.
Liu Chen pun ikut tertawa ketika melihat ayah dan ibunya ini. Mereka pun akhirnya masuk ke dalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Indra Bozz
masak suami nya di panggil li'er, sharus nya kn di panggil gege atau suami ku
2024-09-02
0
Yono Sujono
mantap, awal latihan yang bagus
2022-09-26
2
camad CN
jos gandos
2022-06-06
0