Lukisan

Arini menunggu Arsen yang masih belum pulang sampai sekarang, padahal jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Dengan setia nya ia duduk di sofa sambil terus menatap ke arah pintu. Max yang Melihat keponakannya masih belum tidur, ia memilih menemani Arini saja dari pada melanjutkan tidurnya.

"Masih belum tidur?" Arini menoleh ke arah Max sambil tersenyum. "Arini masih nungguin Daddy uncle, Daddy gak biasanya pulang selarut ini. Arini khawatir sama Daddy" Max duduk di samping Arini sembari mengelus rambutnya. "Tidak usah khawatir, mungkin sebentar lagi Daddy mu akan pulang.

Tepat setelah itu, Arini dan Max mendengar suara bel yang berbunyi. "Siapa malam malam begini yang bertamu?" Gumam Max. "Arini buka pintunya dulu ya uncle" "Uncle ikut" Max dan Arini membuka pintunya. Arini melihat sahabatnya dan kakak dari temannya itu sedang memapah tubuh Arsen.

"Daddy, Daddy kenapa Via?" Tanya nya sambil menatap Via. "Daddy lo lagi mabuk di club, makanya gue sama kakak gue nganterin dia" Max segera mengambil alih tubuh Arsen kemudian membawanya ke kamarnya. Arini tersenyum pahit, segitu kecewakah Arsen sampai melampiaskan kemarahannya pada Alkohol.

"Emm makasih ya Kak, Kakak dan Via sudah nganterin Daddy pulang" Geri menjawabnya dengan senyuman manisnya, berharap sahabat dari adiknya itu terpesona. "Dasar buaya" cibir Via ketika melihat Geri yang memamerkan senyumnya.

"Santai aja, gue pulang dulu ya. Udah malam. Jangan lupa besok kuliah. Jam 2 Siang" ucap Via mengingatkan. Arini hanya mengangguk. Via melirik ke arah Geri yang masih betah tersenyum, dengan sekuat tenaga ia menggeplak kepala Geri. "Sadar setan, ayo kita pulang"

Geri mendengus, lihatlah tadi adiknya merayu rayu dirinya untuk membantunya tapi saat urusannya selesai Via malah membuangnya begitu saja. "Kakak pulang dulu, Good night Ari.." suara Geri semakin menjauh karena Via yang menyeret dirinya.

Setelah kedua orang itu pulang, Arini kembali menutup pintu dan menguncinya. Arini naik ke atas, pergi ke kamar Arsen. "Uncle tidur dulu, kamu cepat tidur" Max menepuk bahu Arini kemudian keluar dari kamar Arsen. Arini memilih untuk duduk di samping kasur Arsen. Bau alkohol sangat menyengat di hidungnya. Arini mengelus kepala Arsen dan mencium keningnya. "Arini akan berusaha membuat Daddy mencintai Arini" bisiknya.

Arsen mengigau dalam tidurnya. "Tidak, aku tidak mau. Sampai kapan pun aku akan memilih kamu. Kamu tidak bisa meninggalkanku begitu saja sayang" tidak apa apa, Arini kuat. Berulang kali Arini mendengarkan Arsen yang mengucap kata cinta untuk mendiang ibunya. Arini tidak marah dengan bunda nya karena bunda nya lah yang mengajarkannya untuk jatuh cinta...pada Arsen.

.

.

Sinar matahari masuk ke dalam kamar Arsen, Arsen yang masih tidur nyenyak membuka matanya karena terpaan sinar matahari. Sambil membuka matanya Arsen bangun dan duduk di atas kasurnya. Ia melihat ke sekelilingnya. Bukankah ini kamarnya? Siapa yang mengantar Arsen pulang. Arsen masih ingat dengan jelas kalau semalam ia mabuk.

Suara ketukan pintu menyadarkan Arsen dari kebingungannya. "Masuk" Bi Mina masuk dengan membawa nampan yang berisi sarapannya Arsen. "Maaf tuan, saya mau mengantarkan sarapan nya" Arsen mengangguk dengan wajah kucelnya.

"Sebenarnya itu masakan Non Arini tuan, Non Arini menyuruh saya untuk memberikannya pada Tuan. Karena Non Arini bilang dia ada urusan sebentar" Arsen memegang kepalanya yang masih sedikit pusing lalu mengangguk. "Dia gak bilang mau kemana Bi?"

Bi Mina menggeleng. "Non Arini cuma bilang maaf sama tuan, katanya dia sudah melanggar hukumannya. Dengan pergi keluar dan keluyuran" Arsen masih mengingat bagaimana dua minggu yang lalu ia memberikan hukuman pada Arini. Mobil dan kartu kreditnya ia sita, hanya laptop dan ponselnya yang dikembalikan sebelum waktunya. "Kalau begitu saya permisi dulu Tuan"

Arsen megangguk. Arsen mengambil nasi goreng itu dari atas nampannya kemudian ia menemukan secarik kertas berwarna pink. "Good Morning Daddy, Semoga hari Daddy penuh dengan kebahagiaan. Arini pergi dulu, Arini tidak mau melihat Daddy kesal lagi"

Arsen meletakkan kembali kertas itu pada tempatnya dan mulai menghabiskan sarapannya. Mulai hari ini sepertinya ia harus mempercepat pencarian calon istrinya. Tapi bagaimana caranya? Arsen saja tidak pernah dekat dengan wanita. Walaupun sebenarnya banyak wanita yang mengantri untuk mendapatkannya. Sekali tunjuk mungkin Arsen bisa dapat sepuluh wanita.

Arini pergi ke luar untuk menenangkan dirinya, ia berjalan di pinggir jalan tanpa tahu arah tujuannya kemana. Seandainya Bunda nya masih hidup mungkin Arini tidak akan merasakan semua ini. Arini pasti akan lebih dekat dengan Bunda nya dibandingkan Arsen.

Saat Arini berjalan, ia melihat banyak orang berkumpul. Arini yang penasaran pun langsung  menyerobot kerumunan. Disana ia melihat banyak sekali orang yang sedang melukis. Bicara soal melukis, Arini sudah lama tidak melakukannya. Hari ini ia akan mencoba untuk melukis lagi. "Kakak mau ikutan lomba melukis juga?" Tanya Seorang wanita yang Arini tebak adalah panitianya.

"Memangnya saya boleh ikut kak?" Wanita itu mengangguk. "Ini untuk umum kok, kalau kakak mau ayo ikuti saya. Saya sudah menyiapkan Kanvas dan yang lainnya. Kakak hanya tinggal melukis saja" Daripada berlarut larut dalam kesedihan, Arini memilih ikut lomba melukis itu.

"Ya udah kak saya mau ikutan" Wanita tersebut mengeluarkan buku catatannya kemudian menatap Arini. "Nama kakak siapa? Biar saya catat. "Arini putri Casanovia" jawab Arini. Setelah menuliskan nama Arini wanita itu membawa Arini ke tempat melukisnya. Dengan  peralatan yang lengkap Arini bisa melukis sesuka hatinya.

"Silahkan dimulai ya kak, waktunya masih satu jam lagi kok" Arini mengangguk, lalu ia mengambil persiapan untuk mulai melukis. Biasanya Arini selalu melukis pemandangan tapi hari ini Arini lebih memilih melukis wajah seseorang. Arini tersenyum sejenak sambil berpikir wajah siapa yang akan ia lukis. "Aku akan melukis wajah Daddy saja" Gumamnya.

Arsen memakai jam tangannya dan merapikan jas nya. Hari ini ia ada meeting di kantor. Arsen melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Sementara meetingnya jam sembilan. Saat Arsen keluar dari kamarnya, Arsen berpapasan dengan Max yang juga sudah siap dan memakai Jas.

"Mau kemana? Tumben pake Jas?" Tanya Arsen. Max memutar bola matanya malas. "Kamu lupa? Aku juga punya perusahaan di indonesia. Dan hari ini aku akan kembali ke kantorku." Arsen mengangguk mengerti. "Arini mana?" Tanya Max pada Arsen.

"Katanya sih dia pergi keluar" jawab Arsen seadanya. "Dia pamit sama kamu?" Arsen menatap Max. "Tidak, dia cuma bilang sama Bi Mina." Max masih kesal dengan Arsen, gara gara Arsen Arini menangis sendirian di kamarnya. "Ban mobilku kempes, aku numpang di mobil kamu aja" tanpa persetujuan Arsen, Max langsung keluar dan masuk ke dalam mobil Arsen. Arsen menghela nafasnya dengan pelan.

Sepanjang perjalanan tidak ada suara di antara mereka, Max sibuk dengan ponselnya sementara Arsen fokus menyetir. Pandangannya lurus ke depan sampai tiba tiba    seekor kucing menyebrang jalan hampir saja Arsen menabraknya kalau tidak mengerem dengan cepat.

"Kenapa?" Max menoleh pada Arsen. Arsen tak menjawab, matanya tertuju pada keramaian di jalan. Ia melihat Arini yang sedang melukis di antara mereka. "Tunggu sebentar, aku mau keluar sebentar" Max mengangguk lalu kembali bermain ponselnya.

Arsen membuka pintu mobilnya, semua orang yang ada disitu terkejut melihat siapa yang datang. Mereka langsung memberi jalan pada Arsen sehingga Arsen dengan mudahnya melihat Arini yang melukis. Arsen melihat Arini sedang melukis wajahnya sendiri. Meskipun lukisannya belum selesai tapi Arsen tahu itu adalah lukisan wajahnya. "Max benar, kamu benar benar pandai melukis"

Tanpa sadar Arsen melengkungkan senyum tipisnya lalu kembali ke mobilnya. "Ngapain sih?" Tanya Max penasaran. Arsen menggelengkan kepalanya lalu mulai melajukan mobilnya kembali.

Arini seperti merasakan kehadiran seseorang, ia menolehkan kepalanya ke belakang. Tapi tidak melihat siapa siapa. "Mungkin hanya khayalanku saja" Gumamnya.

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

👍👍👍👍👍👍👍

2022-06-09

0

Mochamad Roni

Mochamad Roni

mantap

2022-05-10

0

Kak Ita

Kak Ita

Lanjut

2022-05-10

0

lihat semua
Episodes
1 Nekat
2 Mencari Arini
3 Mengenai Wasiat
4 Yoga
5 Pangeran Kampus
6 Pulang bersama
7 Arsen dan Rendi
8 Hukuman lagi?
9 Perasaan Asing
10 Uncle Kesayangan
11 Teka teki sebuah surat
12 Kunjungan sahabat
13 Lee suho yang meresahkan
14 Perlahan lahan
15 Rahasia Arini
16 Lukisan
17 Pahlawan Arini
18 Mulai Bimbang
19 Pergi ke puncak
20 Melupakan
21 Awal perjuangan
22 Bebas Hukuman
23 Apa Mau Mu?
24 Belanja di Mall
25 Model Iklan
26 Tak rela
27 Ajal kematian
28 Ciuman Bibir
29 Semakin Panas
30 Pergi ke kondangan
31 Pingsan
32 Max pahlawan cinta untuk Arini
33 Mengakhiri
34 Terciduk
35 Cetakan pertama
36 Bi Mina dan kucing
37 Sebuah Misteri
38 Rekaman CCTV
39 Resmi
40 Jawaban
41 Makan malam
42 Usaha pertama Arsen
43 Unboxing
44 Drama pagi hari
45 Di Kampus
46 EGGLARD AERIO AVATRIZATY
47 Mengerikan
48 Kembali Nafsu
49 Kamar Mandi
50 Misi baru Via dan Arini
51 Arsen kecelakaan
52 Dokter untuk Arsen
53 Dompet
54 Bi Mina dan Pak Tejo
55 Siapa Angel?
56 Sebuah Kotak
57 Bukan mantan
58 Gaun dan Ciuman
59 Bertemu dia
60 insiden kecil
61 Mata mata Vercigo
62 Tamat Riwayatnya
63 Max dan Via
64 Persiapan pergi ke jepang
65 Curiga
66 Akhir dari penantian untuk Max
67 Oma dan Opa
68 Restu pernikahan
69 Menjebak atau terjebak?
70 Salahmu
71 Kembali
72 Kehidupan yang baru
73 Rasa kecewa
74 Mempercepat waktu
75 Kejam bukan berarti tak punya hati
76 Siap siap
77 Mimpi buruk
78 Gereja
79 Semakin dekat
80 Mulai perang
81 Gagal, eh?
82 Malam yang dirindukan
83 Penderitaan
84 Kemana Arsen?
85 Bertemu kembali
86 Arini Mual Mual
87 Kabar dari Via
88 Pulang
89 Kain keberuntungan
90 Trio abal abal
91 Max Playboy
92 Di sebuah Cafe
93 Masalah kantor
94 Investor Brengsek
95 Arini Mengidam
96 Malam mereka
97 kebaikan Shila
98 Arsen mulai berubah
99 Tteokbokki
100 Pria misterius
101 Pantai
102 Pantai (2)
103 Si kembar
104 Kedatangan tamu spesial
105 Olahraga
106 Masker wajah
107 Adegan selanjutnya
108 Malapetaka baru
109 Vercigo
110 Kekesalan Arsen
111 Balkon
112 Overthinking
113 Gara gara diskon
114 Kemenangan
115 Penguntit Arsen
116 Bolong
117 Siapakah dia?
118 Bi Mina Hilang
119 Hubungan baru
120 Persiapan kejutan
121 Kejutan untuk Arini
122 Hadiah Arsen
123 Tidak marah
124 Bongkar kado
125 Jambakan dalam bercinta
126 Labil
127 Gabriel
128 Bisikan Via
129 Wanita iblis
130 Licik
131 Mengelabui seseorang
132 terbungkam
133 Waspada
134 Licik atau Cerdas
135 Salah
136 Peringatan awal
137 Via menghilang
138 Mendatangi Via
139 Teror
140 Bukan dibunuh
141 Flasback
142 Manipulasi
143 Check up kehamilan
144 Normal atau Operasi
145 Dani dan Shila
146 Dani
147 Canda dan tawa
148 Pendarahan
149 UGD
150 Keadaan Arini
151 Pikiran Max
152 Mulai membaik
153 Senandung Bi Mina
154 Nikmat yang sesungguhnya
155 Video Call
156 Proyek Arsen
157 Bandara
158 Pulang
159 Macan betina
160 Tidur di luar
161 Arsen sakit
162 Monyet pohon jambu
163 Max yang malang
164 Romansa baru
165 Taman hiburan
166 Duda lagi
167 Kesempatan untuk Angga
168 Ikat pinggang
169 Ketika Arsen mulai bertindak
170 Peringatan Arsen
171 ibu hamil rempong
172 Kelahiran Arsen Junior
173 Aiden, Rei dan Alea
174 Rei sayang Arsen
175 Junior
176 Family time
177 Senyum Aiden
178 Angga dan Gabriel
179 Si kembar rewel
180 Pesta ulang tahun
181 Dansa
182 Kedatangan Shila
183 Bulbul
184 Pesan dari Angga
185 Baby Alea
186 Banting ponsel
187 Ulah Alea
188 Lesung pipi
189 Orang tua kandung
190 dibawa ke kantor
191 Jatah Si kembar
192 Bertemu Shena
193 Aiden dan Rei
194 Niat baik
195 Perdebatan suami istri
196 Menuju misteri
197 Sekedar peringatan
198 Sebuah ciuman
199 Kegelisahan
200 Pingsan
201 Jangan dibaca
202 Kembali lagi
203 Stempel
204 Menuju puncak
205 Siapa?
206 Kekalahan
207 Ayah
208 Masa lalu
209 Pulau pribadi
210 Tanggung jawab
211 Pagi hari
212 Takjub
213 Menjelang Akhir
214 Menjelang akhir (2)
215 Akhir kisah mereka
216 S.2. Eps 1. Pawang Alea
217 S.2 Eps 2. Terlalu tampan
218 S.2 EPS 3. Derita Rei
219 Flasback masa lalu
220 S.2 Eps 4. Suasana pagi hari
221 S.2. Eps.5 Toilet
222 S.2. Eps. 6 Tamu yang tak terduga
223 S.2. Eps 7 Murid baru
224 S.2 Eps 8 Nomor Alea
225 S.2. Eps 9 Gevan
226 S.2. Eps 10 Keceplosan
227 S.2. Eps 11 Aiden posessive
228 S.2. Eps 12 Hadiah untuk Alea
229 S.2. Eps 13 Peduli
230 S.2. Eps 14 Pergi
231 S.2. Eps 15 Lelucon Aiden
232 S.2. Eps 16 Bule
233 S.2. Eps 17 Dijemput Rocky
234 S.2. Eps 18 Pulang liburan
235 S.2. Eps 19 Ngebujuk Alea
236 S.2. Eps 20 Pertemuan Gevan dan Aiden
237 S.2. Eps 21 Rooftoop
238 S.2. Eps 22 Bertemu Rei
239 S.2. Eps 23 Rocky
240 S.2. Eps 24 Rocky gelisah
241 S.2. Eps 25 Datang
242 S.2. Eps 26 Mulai ragu
243 S.2. Eps 27 Rocky antar jemput
244 S.2. Eps 28 Berani
245 Siska
246 S.2 Eps 30 Ketahuan
247 S.2. Eps 31 Lampu hijau
248 S.2. Eps 32 Kelas Alea
249 Klarifikasi
250 S.2. Eps 33 Update lagi
251 S.2. Eps 34 Motor mogok
252 S.2. Eps 35 Tentang Aiden
253 S. 2. Eps 36 Emosi Aiden pada Rocky
254 S.2. Eps 37 Foto Masa Lalu
255 S.2. Eps 38 Sebuah club
256 S.2. Eps 39 Siapa Nana sebenarnya
257 S.2. Eps 40 Pertemuan
258 S.2. Eps 41 Zain Dan Aiden
259 S.2. Eps 42 Kebersamaan
260 S.2. Eps 43 Trio rusuh
261 S.2. Eps 44 Keinginan Nana
262 S.2. Eps 45 Sekolah lagi
263 S.2. Eps 46 Ruang kepala sekolah
264 S.2. Eps 47 XI-Ipa 1
265 S.2. Eps 148 Menuju pertemuan
266 S.2. Eps 49 Mengejar
267 Karya Baru
268 S.2. Eps 50 Pertemuan yang mengharukan
269 S.2 Eps 51 Pawang
270 Pengumuman
271 Kembali
272 Cerita kembali di mulai
Episodes

Updated 272 Episodes

1
Nekat
2
Mencari Arini
3
Mengenai Wasiat
4
Yoga
5
Pangeran Kampus
6
Pulang bersama
7
Arsen dan Rendi
8
Hukuman lagi?
9
Perasaan Asing
10
Uncle Kesayangan
11
Teka teki sebuah surat
12
Kunjungan sahabat
13
Lee suho yang meresahkan
14
Perlahan lahan
15
Rahasia Arini
16
Lukisan
17
Pahlawan Arini
18
Mulai Bimbang
19
Pergi ke puncak
20
Melupakan
21
Awal perjuangan
22
Bebas Hukuman
23
Apa Mau Mu?
24
Belanja di Mall
25
Model Iklan
26
Tak rela
27
Ajal kematian
28
Ciuman Bibir
29
Semakin Panas
30
Pergi ke kondangan
31
Pingsan
32
Max pahlawan cinta untuk Arini
33
Mengakhiri
34
Terciduk
35
Cetakan pertama
36
Bi Mina dan kucing
37
Sebuah Misteri
38
Rekaman CCTV
39
Resmi
40
Jawaban
41
Makan malam
42
Usaha pertama Arsen
43
Unboxing
44
Drama pagi hari
45
Di Kampus
46
EGGLARD AERIO AVATRIZATY
47
Mengerikan
48
Kembali Nafsu
49
Kamar Mandi
50
Misi baru Via dan Arini
51
Arsen kecelakaan
52
Dokter untuk Arsen
53
Dompet
54
Bi Mina dan Pak Tejo
55
Siapa Angel?
56
Sebuah Kotak
57
Bukan mantan
58
Gaun dan Ciuman
59
Bertemu dia
60
insiden kecil
61
Mata mata Vercigo
62
Tamat Riwayatnya
63
Max dan Via
64
Persiapan pergi ke jepang
65
Curiga
66
Akhir dari penantian untuk Max
67
Oma dan Opa
68
Restu pernikahan
69
Menjebak atau terjebak?
70
Salahmu
71
Kembali
72
Kehidupan yang baru
73
Rasa kecewa
74
Mempercepat waktu
75
Kejam bukan berarti tak punya hati
76
Siap siap
77
Mimpi buruk
78
Gereja
79
Semakin dekat
80
Mulai perang
81
Gagal, eh?
82
Malam yang dirindukan
83
Penderitaan
84
Kemana Arsen?
85
Bertemu kembali
86
Arini Mual Mual
87
Kabar dari Via
88
Pulang
89
Kain keberuntungan
90
Trio abal abal
91
Max Playboy
92
Di sebuah Cafe
93
Masalah kantor
94
Investor Brengsek
95
Arini Mengidam
96
Malam mereka
97
kebaikan Shila
98
Arsen mulai berubah
99
Tteokbokki
100
Pria misterius
101
Pantai
102
Pantai (2)
103
Si kembar
104
Kedatangan tamu spesial
105
Olahraga
106
Masker wajah
107
Adegan selanjutnya
108
Malapetaka baru
109
Vercigo
110
Kekesalan Arsen
111
Balkon
112
Overthinking
113
Gara gara diskon
114
Kemenangan
115
Penguntit Arsen
116
Bolong
117
Siapakah dia?
118
Bi Mina Hilang
119
Hubungan baru
120
Persiapan kejutan
121
Kejutan untuk Arini
122
Hadiah Arsen
123
Tidak marah
124
Bongkar kado
125
Jambakan dalam bercinta
126
Labil
127
Gabriel
128
Bisikan Via
129
Wanita iblis
130
Licik
131
Mengelabui seseorang
132
terbungkam
133
Waspada
134
Licik atau Cerdas
135
Salah
136
Peringatan awal
137
Via menghilang
138
Mendatangi Via
139
Teror
140
Bukan dibunuh
141
Flasback
142
Manipulasi
143
Check up kehamilan
144
Normal atau Operasi
145
Dani dan Shila
146
Dani
147
Canda dan tawa
148
Pendarahan
149
UGD
150
Keadaan Arini
151
Pikiran Max
152
Mulai membaik
153
Senandung Bi Mina
154
Nikmat yang sesungguhnya
155
Video Call
156
Proyek Arsen
157
Bandara
158
Pulang
159
Macan betina
160
Tidur di luar
161
Arsen sakit
162
Monyet pohon jambu
163
Max yang malang
164
Romansa baru
165
Taman hiburan
166
Duda lagi
167
Kesempatan untuk Angga
168
Ikat pinggang
169
Ketika Arsen mulai bertindak
170
Peringatan Arsen
171
ibu hamil rempong
172
Kelahiran Arsen Junior
173
Aiden, Rei dan Alea
174
Rei sayang Arsen
175
Junior
176
Family time
177
Senyum Aiden
178
Angga dan Gabriel
179
Si kembar rewel
180
Pesta ulang tahun
181
Dansa
182
Kedatangan Shila
183
Bulbul
184
Pesan dari Angga
185
Baby Alea
186
Banting ponsel
187
Ulah Alea
188
Lesung pipi
189
Orang tua kandung
190
dibawa ke kantor
191
Jatah Si kembar
192
Bertemu Shena
193
Aiden dan Rei
194
Niat baik
195
Perdebatan suami istri
196
Menuju misteri
197
Sekedar peringatan
198
Sebuah ciuman
199
Kegelisahan
200
Pingsan
201
Jangan dibaca
202
Kembali lagi
203
Stempel
204
Menuju puncak
205
Siapa?
206
Kekalahan
207
Ayah
208
Masa lalu
209
Pulau pribadi
210
Tanggung jawab
211
Pagi hari
212
Takjub
213
Menjelang Akhir
214
Menjelang akhir (2)
215
Akhir kisah mereka
216
S.2. Eps 1. Pawang Alea
217
S.2 Eps 2. Terlalu tampan
218
S.2 EPS 3. Derita Rei
219
Flasback masa lalu
220
S.2 Eps 4. Suasana pagi hari
221
S.2. Eps.5 Toilet
222
S.2. Eps. 6 Tamu yang tak terduga
223
S.2. Eps 7 Murid baru
224
S.2 Eps 8 Nomor Alea
225
S.2. Eps 9 Gevan
226
S.2. Eps 10 Keceplosan
227
S.2. Eps 11 Aiden posessive
228
S.2. Eps 12 Hadiah untuk Alea
229
S.2. Eps 13 Peduli
230
S.2. Eps 14 Pergi
231
S.2. Eps 15 Lelucon Aiden
232
S.2. Eps 16 Bule
233
S.2. Eps 17 Dijemput Rocky
234
S.2. Eps 18 Pulang liburan
235
S.2. Eps 19 Ngebujuk Alea
236
S.2. Eps 20 Pertemuan Gevan dan Aiden
237
S.2. Eps 21 Rooftoop
238
S.2. Eps 22 Bertemu Rei
239
S.2. Eps 23 Rocky
240
S.2. Eps 24 Rocky gelisah
241
S.2. Eps 25 Datang
242
S.2. Eps 26 Mulai ragu
243
S.2. Eps 27 Rocky antar jemput
244
S.2. Eps 28 Berani
245
Siska
246
S.2 Eps 30 Ketahuan
247
S.2. Eps 31 Lampu hijau
248
S.2. Eps 32 Kelas Alea
249
Klarifikasi
250
S.2. Eps 33 Update lagi
251
S.2. Eps 34 Motor mogok
252
S.2. Eps 35 Tentang Aiden
253
S. 2. Eps 36 Emosi Aiden pada Rocky
254
S.2. Eps 37 Foto Masa Lalu
255
S.2. Eps 38 Sebuah club
256
S.2. Eps 39 Siapa Nana sebenarnya
257
S.2. Eps 40 Pertemuan
258
S.2. Eps 41 Zain Dan Aiden
259
S.2. Eps 42 Kebersamaan
260
S.2. Eps 43 Trio rusuh
261
S.2. Eps 44 Keinginan Nana
262
S.2. Eps 45 Sekolah lagi
263
S.2. Eps 46 Ruang kepala sekolah
264
S.2. Eps 47 XI-Ipa 1
265
S.2. Eps 148 Menuju pertemuan
266
S.2. Eps 49 Mengejar
267
Karya Baru
268
S.2. Eps 50 Pertemuan yang mengharukan
269
S.2 Eps 51 Pawang
270
Pengumuman
271
Kembali
272
Cerita kembali di mulai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!