Pangeran Kampus

Arini baru saja keluar dari kelas mata kuliah pertamanya. Atau lebih tepatnya dikeluarkan Dosennya. Penyebabnya adalah Arini keceplosan mengata ngatai Dosennya. Dengan senang hati Arini keluar dari kelas dan melambai pada ketiga temannya Shila, Via dan Gabriel.

Arini berjalan menuju ke kantin, perutnya sudah lapar. Tadi pagi ia belum sarapan di rumah karena terburu buru. Ia ada kelas pagi untuk mata kuliah hari ini. "Bi, Baksonya satu seperti biasa sama Jus mangganya satu"

"Oke Neng" jawab Bi Ningsih. Arini memang selalu makan di kedai Bi Ningsih meskipun masih ada banyak penjual makanan di kantin kampusnya. Tapi menurut Arini makanan Bi Ningsih yang paling enak walaupun hanya bakso.

Arini membuka ponsel Bi Mina yang ia pinjam, sebelumnya ia juga memberikan nomor Bi Mina pada teman temannya agar mereka bisa tetap menghubunginya. Arini menemukan beberapa pesan dari ketiga temannya yang sedang mengikuti mata kuliah pertama. Pesan mereka penuh dengan emot marah karena Arini meninggalkan mereka bersama Dosen galak itu. Memang pak Antoro adalah Dosennya yang paling galak. Meskipun umurnya masih muda dan tampan tapi bukan berarti dia baik. Telat 5 detik saja langsung dikeluarkan dari kelas.

Arini membalas pesan mereka dengan emot tertawa. Lalu ia mematikan ponselnya dan menaruhnya di atas meja. Tak lama kemudian pesanan Arini telah tiba. "Nah Ini Neng makanannya, selamat dinikmati" "terima kasih Bi" Bi Ningsih mengangguk lalu pergi dan melayani yang lainnya.

Arini menambahkan saos dan kecap pada baksonya. Kemudian ia juga memasukkan sambal tiga sendok. Arini memang sangat menyukai makanan pedas, walau kadang perutnya sering terasa sakit tapi Arini tidak pernah kapok.

Bahkan Arini pernah dirawat di rumah sakit selama tiga hari karena makan makanan pedas. Alhasil Arini mendapatkan omelan penuh dari Arsen. Arini mengaduk bakso nya dan mulai memakannya.

"Wah, bakso Bi Ningsih emang enak banget" ucapnya di sela sela makannya. Tiba tiba ia dikejutkan oleh seseorang yang tiba tiba duduk di depannya. Arini mengangkat wajahnya dan melihat ke arah orang itu.

Matanya membulat dengan sempurna, orang yang disukai Arini sekarang berada di hadapannya. Arini menjatuhkan sendoknya begitu saja. "Hai, Aku boleh duduk disini?" Ucap pria yang mempunyai lesung pipit itu. Namanya adalah Rendi, Dia adalah orang yang dijuluki sebagai Pangeran kampus. Hampir semua wanita sangat menyukainya.

"Emm boleh kok" jawab Arini dengan gugup. Rendi tersenyum. "Kamu tidak mengikuti kuliah? Kenapa pagi pagi seperti ini kamu bisa nongkrong di kantin?" tanya Rendi penasaran.

Arini meringis malu apa yang harus ia katakan pada pria yang disukainya ini. Tidak mungkin juga ia mengatakan baru saja diusir dari kelas.

"Hei kok melamun?" Rendi melambaikan tangan. Arini tersadar dari lamunannya lalu menatap mata Rendi. "Aku diusir dari kelas" jawab Arini dengan kikuk. "Dosen kamu pak Antoro ya?" Arini mengangguk.

"Bagus deh kalau kamu dikeluarin, biar gak pusing dengerin ceramahnya. Aku juga tidak suka dengan pak Antoro tiap ngasih penjelasan selalu berbelit belit." Merasa Rendi mendukungnya Arini tersenyum. "Kalau boleh tahu kamu kenapa bisa ada di kantin juga? Apa kamu tidak ada kelas?"

Rendi mengangguk. "Aku mengambil kelas siang, datang pagi pagi soalnya bosan di rumah. Lebih baik datang ke kampus saja" Arini melanjutkan makan baksonya, Rendi memperhatikannya. Sebenarnya Arini ingin menawarkannya pada Rendi tapi ia takut di cap kurang sopan karena menawarkan sisanya.

"Kamu ternyata cantik juga ya? Selama ini aku banyak mendengar tentang kamu dari teman teman yang lain. Pasti banyak yang suka sama kamu" Rendi masih belum tahu bahwa Arini menyukainya, padahal beritanya sudah tersebar dengan luas. Bahkan satu kampus sudah tahu kalau Arini menyukai Rendi.

"Terima kasih, kalau begitu aku permisi dulu. Aku mau menemui teman temanku" Arini akan beranjak pergi tapi Rendi memegang pergelangan tangannya hingga ia tidak pergi. "Boleh minta nomor telfonmu?" Rendi menyerahkan ponselnya pada Arini.

Arini benar benar Nervous karena orang yang ia sukai meminta nomor telfonnya. Ia segera menuliskan nomor telfonnya di ponsel Rendi dan mengembalikan pada pemiliknya. "Ini"

Tanpa melihat ke arah Rendi, Arini langsung pergi. Bahkan tidak sempat membayar makanannya. Biarlah, ia akan membayarnya nanti. Yang penting ia harus meredakan jantungnya yang terus berdetak dengan cepat karena Rendi. Sepanjang perjalanan Arini senyum senyum sendiri. Hingga tanpa sengaja ia menabrak seseorang. Keningnya mendarat di dada bidang orang itu.

"Aduh, kalau jalan liat liat dong" Arini mengelus kepalanya. "Jadi kamu masih betah membuat masalah dengan Dosen kamu Arini?" Mendengar suara yang familiar itu Arini mengangkat kepalanya. Arsen berdiri di depannya. Bagaimana bisa Arsen berada di kampusnya, bukan kah ia harusnya berada di kantor.

"Daddy..Kok Daddy bisa kesini" Arsen menunjukkan video Arini yang mengata ngatai dosennya di kelasnya. Video itu langsung dikirim oleh pak Antoro. "Kenapa kamu bersikap tidak sopan sama Dosen kamu sendiri?"

Arini diam tak berkutik, ia lupa kalau pak Antoro adalah mata mata Arsen di kampusnya. "Jawab Daddy, kenapa kamu bersikap tidak sopan sama pak antoro?" Arini gelagapan, ia mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan Arsen.

"Arini hanya keceplosan Dad, Arini sebenarnya lagi melamun terus pak Antoro menggebrak meja Arini makanya Arini kaget terus ngeluarin kata kata yang tidak pantas itu. Daddy kan tahu sendiri kalau Arini kaget gimana?"

Arini memang suka latah jika dikagetin, dan latahnya di luar batas normal. Karena setiap kali Arini latah pasti kata kata kasar yang keluar dari dalam mulutnya.

"Ikut Daddy" Arsen menarik tangan Arini dan membawanya pada kelasnya. Arsen mengetuk pintu lalu masuk dengan Arini yang berada di sampingnya. Melihat kedatangan Arsen, Pak Antoro yang sedari tadi menerangkan materi langsung menyambutnya sambil tersenyum hangat. Ia sangat menghormati Arsen.

"Pak Arsen silahkan masuk pak" Arsen mengangguk lalu kembali menyeret Arini. "Cepat kamu minta maaf sama pak Antoro" ucap Arsen. Arini menatap ke arah tiga teman temannya yang sedang tertawa cekikikan menertawakannya.

"Awas aja kalian" lalu Arini menatap pak Antoro dan menunjukkan wajah menyesalnya. Meskipun tidak menyesal sungguh sungguh. Anggap saja ia pencitraan di depan Daddy nya. "Maafkan saya pak, saya janji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama" Arini menunduk.

Pak Antoro tersenyum. "Tidak apa apa, kalau begitu cepat kamu duduk di kursimu kembali." Arini mengangguk lalu cepat cepat kembali duduk di kursinya. "Udah dikeluarin dari kelas, diantar Daddy lagi. Kayak anak tk aja lo beb" ejek Shila.

"Tahu ah, bete gue" setelah memastikan Arini duduk di tempatnya, Arsen kembali menatap wajah pak Antoro. "Terima kasih atas pengertian bapak, jika putri saya berbuat masalah lagi bapak bisa langsung menghubungi saya"

"Baik pak, sebelumnya saya juga minta maaf karena telah mengeluarkan Arini dari kelas." Arsen mengangguk. "Hukum putri saya jika dia berbuat kesalahan pak, saya titip Arini sama bapak untuk dididik. Dan hukuman juga termasuk didikan untuk putri saya agar dia tak mengulangi kesalahan lagi"

Pak Antoro mengangguk, selama ini ia jarang menemui wali mahasiswinya yang seperti Arsen. Terkadang mereka masih tidak rela ketika melihat putrinya di hukum oleh dosennya sendiri. "Kalau begitu saya permisi dulu, saya harus kembali ke kantor"

Pak Antoro tersenyum lalu mengantar Arsen sampai ke depan pintu. Lain hal nya dengan Arini, ia masih bete gara gara Daddy nya. "Gini nih akibatnya kalau suka ninggalin teman" ledek Gabriel.

"Kena batunya Guys, Sampe Daddy nya langsung nyusulin"

"Btw Om Arsen kok makin ganteng ya? Jadi Demen gue?" Ucap Via sambil membayangkan wajah tampan Arsen.

"Bacot lo semua"

Via, Gabriel, dan Shila terkikik geli.

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

wahhh teman .......

2022-06-08

0

Ludi Asih

Ludi Asih

Gak suka sama sifat arini,anak pungut byk tingkah

2022-05-21

1

Lisa

Lisa

seru👍👍👍👍

2022-05-12

0

lihat semua
Episodes
1 Nekat
2 Mencari Arini
3 Mengenai Wasiat
4 Yoga
5 Pangeran Kampus
6 Pulang bersama
7 Arsen dan Rendi
8 Hukuman lagi?
9 Perasaan Asing
10 Uncle Kesayangan
11 Teka teki sebuah surat
12 Kunjungan sahabat
13 Lee suho yang meresahkan
14 Perlahan lahan
15 Rahasia Arini
16 Lukisan
17 Pahlawan Arini
18 Mulai Bimbang
19 Pergi ke puncak
20 Melupakan
21 Awal perjuangan
22 Bebas Hukuman
23 Apa Mau Mu?
24 Belanja di Mall
25 Model Iklan
26 Tak rela
27 Ajal kematian
28 Ciuman Bibir
29 Semakin Panas
30 Pergi ke kondangan
31 Pingsan
32 Max pahlawan cinta untuk Arini
33 Mengakhiri
34 Terciduk
35 Cetakan pertama
36 Bi Mina dan kucing
37 Sebuah Misteri
38 Rekaman CCTV
39 Resmi
40 Jawaban
41 Makan malam
42 Usaha pertama Arsen
43 Unboxing
44 Drama pagi hari
45 Di Kampus
46 EGGLARD AERIO AVATRIZATY
47 Mengerikan
48 Kembali Nafsu
49 Kamar Mandi
50 Misi baru Via dan Arini
51 Arsen kecelakaan
52 Dokter untuk Arsen
53 Dompet
54 Bi Mina dan Pak Tejo
55 Siapa Angel?
56 Sebuah Kotak
57 Bukan mantan
58 Gaun dan Ciuman
59 Bertemu dia
60 insiden kecil
61 Mata mata Vercigo
62 Tamat Riwayatnya
63 Max dan Via
64 Persiapan pergi ke jepang
65 Curiga
66 Akhir dari penantian untuk Max
67 Oma dan Opa
68 Restu pernikahan
69 Menjebak atau terjebak?
70 Salahmu
71 Kembali
72 Kehidupan yang baru
73 Rasa kecewa
74 Mempercepat waktu
75 Kejam bukan berarti tak punya hati
76 Siap siap
77 Mimpi buruk
78 Gereja
79 Semakin dekat
80 Mulai perang
81 Gagal, eh?
82 Malam yang dirindukan
83 Penderitaan
84 Kemana Arsen?
85 Bertemu kembali
86 Arini Mual Mual
87 Kabar dari Via
88 Pulang
89 Kain keberuntungan
90 Trio abal abal
91 Max Playboy
92 Di sebuah Cafe
93 Masalah kantor
94 Investor Brengsek
95 Arini Mengidam
96 Malam mereka
97 kebaikan Shila
98 Arsen mulai berubah
99 Tteokbokki
100 Pria misterius
101 Pantai
102 Pantai (2)
103 Si kembar
104 Kedatangan tamu spesial
105 Olahraga
106 Masker wajah
107 Adegan selanjutnya
108 Malapetaka baru
109 Vercigo
110 Kekesalan Arsen
111 Balkon
112 Overthinking
113 Gara gara diskon
114 Kemenangan
115 Penguntit Arsen
116 Bolong
117 Siapakah dia?
118 Bi Mina Hilang
119 Hubungan baru
120 Persiapan kejutan
121 Kejutan untuk Arini
122 Hadiah Arsen
123 Tidak marah
124 Bongkar kado
125 Jambakan dalam bercinta
126 Labil
127 Gabriel
128 Bisikan Via
129 Wanita iblis
130 Licik
131 Mengelabui seseorang
132 terbungkam
133 Waspada
134 Licik atau Cerdas
135 Salah
136 Peringatan awal
137 Via menghilang
138 Mendatangi Via
139 Teror
140 Bukan dibunuh
141 Flasback
142 Manipulasi
143 Check up kehamilan
144 Normal atau Operasi
145 Dani dan Shila
146 Dani
147 Canda dan tawa
148 Pendarahan
149 UGD
150 Keadaan Arini
151 Pikiran Max
152 Mulai membaik
153 Senandung Bi Mina
154 Nikmat yang sesungguhnya
155 Video Call
156 Proyek Arsen
157 Bandara
158 Pulang
159 Macan betina
160 Tidur di luar
161 Arsen sakit
162 Monyet pohon jambu
163 Max yang malang
164 Romansa baru
165 Taman hiburan
166 Duda lagi
167 Kesempatan untuk Angga
168 Ikat pinggang
169 Ketika Arsen mulai bertindak
170 Peringatan Arsen
171 ibu hamil rempong
172 Kelahiran Arsen Junior
173 Aiden, Rei dan Alea
174 Rei sayang Arsen
175 Junior
176 Family time
177 Senyum Aiden
178 Angga dan Gabriel
179 Si kembar rewel
180 Pesta ulang tahun
181 Dansa
182 Kedatangan Shila
183 Bulbul
184 Pesan dari Angga
185 Baby Alea
186 Banting ponsel
187 Ulah Alea
188 Lesung pipi
189 Orang tua kandung
190 dibawa ke kantor
191 Jatah Si kembar
192 Bertemu Shena
193 Aiden dan Rei
194 Niat baik
195 Perdebatan suami istri
196 Menuju misteri
197 Sekedar peringatan
198 Sebuah ciuman
199 Kegelisahan
200 Pingsan
201 Jangan dibaca
202 Kembali lagi
203 Stempel
204 Menuju puncak
205 Siapa?
206 Kekalahan
207 Ayah
208 Masa lalu
209 Pulau pribadi
210 Tanggung jawab
211 Pagi hari
212 Takjub
213 Menjelang Akhir
214 Menjelang akhir (2)
215 Akhir kisah mereka
216 S.2. Eps 1. Pawang Alea
217 S.2 Eps 2. Terlalu tampan
218 S.2 EPS 3. Derita Rei
219 Flasback masa lalu
220 S.2 Eps 4. Suasana pagi hari
221 S.2. Eps.5 Toilet
222 S.2. Eps. 6 Tamu yang tak terduga
223 S.2. Eps 7 Murid baru
224 S.2 Eps 8 Nomor Alea
225 S.2. Eps 9 Gevan
226 S.2. Eps 10 Keceplosan
227 S.2. Eps 11 Aiden posessive
228 S.2. Eps 12 Hadiah untuk Alea
229 S.2. Eps 13 Peduli
230 S.2. Eps 14 Pergi
231 S.2. Eps 15 Lelucon Aiden
232 S.2. Eps 16 Bule
233 S.2. Eps 17 Dijemput Rocky
234 S.2. Eps 18 Pulang liburan
235 S.2. Eps 19 Ngebujuk Alea
236 S.2. Eps 20 Pertemuan Gevan dan Aiden
237 S.2. Eps 21 Rooftoop
238 S.2. Eps 22 Bertemu Rei
239 S.2. Eps 23 Rocky
240 S.2. Eps 24 Rocky gelisah
241 S.2. Eps 25 Datang
242 S.2. Eps 26 Mulai ragu
243 S.2. Eps 27 Rocky antar jemput
244 S.2. Eps 28 Berani
245 Siska
246 S.2 Eps 30 Ketahuan
247 S.2. Eps 31 Lampu hijau
248 S.2. Eps 32 Kelas Alea
249 Klarifikasi
250 S.2. Eps 33 Update lagi
251 S.2. Eps 34 Motor mogok
252 S.2. Eps 35 Tentang Aiden
253 S. 2. Eps 36 Emosi Aiden pada Rocky
254 S.2. Eps 37 Foto Masa Lalu
255 S.2. Eps 38 Sebuah club
256 S.2. Eps 39 Siapa Nana sebenarnya
257 S.2. Eps 40 Pertemuan
258 S.2. Eps 41 Zain Dan Aiden
259 S.2. Eps 42 Kebersamaan
260 S.2. Eps 43 Trio rusuh
261 S.2. Eps 44 Keinginan Nana
262 S.2. Eps 45 Sekolah lagi
263 S.2. Eps 46 Ruang kepala sekolah
264 S.2. Eps 47 XI-Ipa 1
265 S.2. Eps 148 Menuju pertemuan
266 S.2. Eps 49 Mengejar
267 Karya Baru
268 S.2. Eps 50 Pertemuan yang mengharukan
269 S.2 Eps 51 Pawang
270 Pengumuman
271 Kembali
272 Cerita kembali di mulai
Episodes

Updated 272 Episodes

1
Nekat
2
Mencari Arini
3
Mengenai Wasiat
4
Yoga
5
Pangeran Kampus
6
Pulang bersama
7
Arsen dan Rendi
8
Hukuman lagi?
9
Perasaan Asing
10
Uncle Kesayangan
11
Teka teki sebuah surat
12
Kunjungan sahabat
13
Lee suho yang meresahkan
14
Perlahan lahan
15
Rahasia Arini
16
Lukisan
17
Pahlawan Arini
18
Mulai Bimbang
19
Pergi ke puncak
20
Melupakan
21
Awal perjuangan
22
Bebas Hukuman
23
Apa Mau Mu?
24
Belanja di Mall
25
Model Iklan
26
Tak rela
27
Ajal kematian
28
Ciuman Bibir
29
Semakin Panas
30
Pergi ke kondangan
31
Pingsan
32
Max pahlawan cinta untuk Arini
33
Mengakhiri
34
Terciduk
35
Cetakan pertama
36
Bi Mina dan kucing
37
Sebuah Misteri
38
Rekaman CCTV
39
Resmi
40
Jawaban
41
Makan malam
42
Usaha pertama Arsen
43
Unboxing
44
Drama pagi hari
45
Di Kampus
46
EGGLARD AERIO AVATRIZATY
47
Mengerikan
48
Kembali Nafsu
49
Kamar Mandi
50
Misi baru Via dan Arini
51
Arsen kecelakaan
52
Dokter untuk Arsen
53
Dompet
54
Bi Mina dan Pak Tejo
55
Siapa Angel?
56
Sebuah Kotak
57
Bukan mantan
58
Gaun dan Ciuman
59
Bertemu dia
60
insiden kecil
61
Mata mata Vercigo
62
Tamat Riwayatnya
63
Max dan Via
64
Persiapan pergi ke jepang
65
Curiga
66
Akhir dari penantian untuk Max
67
Oma dan Opa
68
Restu pernikahan
69
Menjebak atau terjebak?
70
Salahmu
71
Kembali
72
Kehidupan yang baru
73
Rasa kecewa
74
Mempercepat waktu
75
Kejam bukan berarti tak punya hati
76
Siap siap
77
Mimpi buruk
78
Gereja
79
Semakin dekat
80
Mulai perang
81
Gagal, eh?
82
Malam yang dirindukan
83
Penderitaan
84
Kemana Arsen?
85
Bertemu kembali
86
Arini Mual Mual
87
Kabar dari Via
88
Pulang
89
Kain keberuntungan
90
Trio abal abal
91
Max Playboy
92
Di sebuah Cafe
93
Masalah kantor
94
Investor Brengsek
95
Arini Mengidam
96
Malam mereka
97
kebaikan Shila
98
Arsen mulai berubah
99
Tteokbokki
100
Pria misterius
101
Pantai
102
Pantai (2)
103
Si kembar
104
Kedatangan tamu spesial
105
Olahraga
106
Masker wajah
107
Adegan selanjutnya
108
Malapetaka baru
109
Vercigo
110
Kekesalan Arsen
111
Balkon
112
Overthinking
113
Gara gara diskon
114
Kemenangan
115
Penguntit Arsen
116
Bolong
117
Siapakah dia?
118
Bi Mina Hilang
119
Hubungan baru
120
Persiapan kejutan
121
Kejutan untuk Arini
122
Hadiah Arsen
123
Tidak marah
124
Bongkar kado
125
Jambakan dalam bercinta
126
Labil
127
Gabriel
128
Bisikan Via
129
Wanita iblis
130
Licik
131
Mengelabui seseorang
132
terbungkam
133
Waspada
134
Licik atau Cerdas
135
Salah
136
Peringatan awal
137
Via menghilang
138
Mendatangi Via
139
Teror
140
Bukan dibunuh
141
Flasback
142
Manipulasi
143
Check up kehamilan
144
Normal atau Operasi
145
Dani dan Shila
146
Dani
147
Canda dan tawa
148
Pendarahan
149
UGD
150
Keadaan Arini
151
Pikiran Max
152
Mulai membaik
153
Senandung Bi Mina
154
Nikmat yang sesungguhnya
155
Video Call
156
Proyek Arsen
157
Bandara
158
Pulang
159
Macan betina
160
Tidur di luar
161
Arsen sakit
162
Monyet pohon jambu
163
Max yang malang
164
Romansa baru
165
Taman hiburan
166
Duda lagi
167
Kesempatan untuk Angga
168
Ikat pinggang
169
Ketika Arsen mulai bertindak
170
Peringatan Arsen
171
ibu hamil rempong
172
Kelahiran Arsen Junior
173
Aiden, Rei dan Alea
174
Rei sayang Arsen
175
Junior
176
Family time
177
Senyum Aiden
178
Angga dan Gabriel
179
Si kembar rewel
180
Pesta ulang tahun
181
Dansa
182
Kedatangan Shila
183
Bulbul
184
Pesan dari Angga
185
Baby Alea
186
Banting ponsel
187
Ulah Alea
188
Lesung pipi
189
Orang tua kandung
190
dibawa ke kantor
191
Jatah Si kembar
192
Bertemu Shena
193
Aiden dan Rei
194
Niat baik
195
Perdebatan suami istri
196
Menuju misteri
197
Sekedar peringatan
198
Sebuah ciuman
199
Kegelisahan
200
Pingsan
201
Jangan dibaca
202
Kembali lagi
203
Stempel
204
Menuju puncak
205
Siapa?
206
Kekalahan
207
Ayah
208
Masa lalu
209
Pulau pribadi
210
Tanggung jawab
211
Pagi hari
212
Takjub
213
Menjelang Akhir
214
Menjelang akhir (2)
215
Akhir kisah mereka
216
S.2. Eps 1. Pawang Alea
217
S.2 Eps 2. Terlalu tampan
218
S.2 EPS 3. Derita Rei
219
Flasback masa lalu
220
S.2 Eps 4. Suasana pagi hari
221
S.2. Eps.5 Toilet
222
S.2. Eps. 6 Tamu yang tak terduga
223
S.2. Eps 7 Murid baru
224
S.2 Eps 8 Nomor Alea
225
S.2. Eps 9 Gevan
226
S.2. Eps 10 Keceplosan
227
S.2. Eps 11 Aiden posessive
228
S.2. Eps 12 Hadiah untuk Alea
229
S.2. Eps 13 Peduli
230
S.2. Eps 14 Pergi
231
S.2. Eps 15 Lelucon Aiden
232
S.2. Eps 16 Bule
233
S.2. Eps 17 Dijemput Rocky
234
S.2. Eps 18 Pulang liburan
235
S.2. Eps 19 Ngebujuk Alea
236
S.2. Eps 20 Pertemuan Gevan dan Aiden
237
S.2. Eps 21 Rooftoop
238
S.2. Eps 22 Bertemu Rei
239
S.2. Eps 23 Rocky
240
S.2. Eps 24 Rocky gelisah
241
S.2. Eps 25 Datang
242
S.2. Eps 26 Mulai ragu
243
S.2. Eps 27 Rocky antar jemput
244
S.2. Eps 28 Berani
245
Siska
246
S.2 Eps 30 Ketahuan
247
S.2. Eps 31 Lampu hijau
248
S.2. Eps 32 Kelas Alea
249
Klarifikasi
250
S.2. Eps 33 Update lagi
251
S.2. Eps 34 Motor mogok
252
S.2. Eps 35 Tentang Aiden
253
S. 2. Eps 36 Emosi Aiden pada Rocky
254
S.2. Eps 37 Foto Masa Lalu
255
S.2. Eps 38 Sebuah club
256
S.2. Eps 39 Siapa Nana sebenarnya
257
S.2. Eps 40 Pertemuan
258
S.2. Eps 41 Zain Dan Aiden
259
S.2. Eps 42 Kebersamaan
260
S.2. Eps 43 Trio rusuh
261
S.2. Eps 44 Keinginan Nana
262
S.2. Eps 45 Sekolah lagi
263
S.2. Eps 46 Ruang kepala sekolah
264
S.2. Eps 47 XI-Ipa 1
265
S.2. Eps 148 Menuju pertemuan
266
S.2. Eps 49 Mengejar
267
Karya Baru
268
S.2. Eps 50 Pertemuan yang mengharukan
269
S.2 Eps 51 Pawang
270
Pengumuman
271
Kembali
272
Cerita kembali di mulai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!