Arini dan yang lainnya masih menikmati nonton drakor, kali ini dengan tambahan Daddy dan uncle nya. Kedua laki laki dewasa itu menonton drakor dengan tak minat. Arsen berdecih melihat aktor nya yang digila digilai oleh Arini.
Arini menggigit jarinya saat Suho mencium bibir Jukyung, Arini tidak dapat menahan teriakannya lebih lama lagi. "OMG My bebeb suho, malah nyium Si jukyung. Kan gue jadi mau dicium juga" Arsen menatap Arini dengan tajam. Karena Arini berdiri sekarang Arsen melihat dengan jelas pakaiannya.
Arini masih belum menyadari kesalahannya, Max mengisyaratkan Arini agar menoleh pada Arsen, Arini pun menoleh pada Arsen. Lalu ia melirik pakaiannya sendiri. "Mampus gue" Arsen berdiri dan menarik Arini entah kemana. Membuat Via yang sedari tadi menatap Arsen terpaksa menonton drakornya kembali.
"Daddy" lirih Arini. Arsen menbawa Arini ke kamarnya sendiri. Mata elangnya masih menghunus Arini. "Kamu tahu apa kesalahanmu hari ini?" Arsen mendorong Arini ke tembok dan mengurungnya dengan kedua tangannya.
Arini meneguk ludah, kesalahan yang dimaksud Arsen mungkin karena pakaiannya. Arini tidak berani menatap Arsen, tubuhnya juga tidak nyaman karena Arsen masih menempel dengannya. "Kenapa? Apa kamu takut sama Daddy kamu sendiri hmm?"
Arini mengangkat kepalanya dan menatap mata Arsen. "Tidak, Arini tidak takut. Arini akui Arini salah karena memakai pakaian seperti ini di rumah, tapi A..." "Selain itu apa ada lagi?" Tanya Arsen dengan dingin. Kalau di depannya ini bukan Arini sudah pasti sejak tadi ia menerkamnya.
Arini berpikir sebentar dan mengingat kesalahan apa lagi yang ia buat hari ini. Perasaan Arini hanya nonton Tv, tiduran, main ponsel dan mengerjakan tugas. Itu kan bukan kesalahan tapi aktivitasnya. "Arini pikir tidak ada Dad" jawab Arini.
"Bukannya kamu juga ingin dicium suho tadi?" Arini menahan tawanya mendengar Daddy nya mengatakan hal itu. Padahal Arsen masih menatapnya dengan tajam tapi terasa lucu ketika Arsen yang bicara seperti itu.
"Iya sih Dad, bukan cuma aku. Via, Gabriel dan Shila juga bakal mau kalau laki lakinya setampan suho. Daddy lihat sendiri tadi kan, bibir suho yang seksi itu ******* bibir jukyung..kyaaaa" Arini menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan jangan lupakan wajahnya yang memerah karena malu.
Arsen memegang tengkuk Arini dan mendekatkan pada wajahnya. "Jangan berani berani mengatakan hal seperti itu" nafas Arsen terasa menggelitik di bagian hidungnya. Arini menahan sesuatu, tidak, ia tidak boleh menunjukkannya sekarang. Ini bukan saatnya.
Ponsel Arini berbunyi dengan nyaring membuat Arsen bersikap seperti semula. Arini mengambil ponselnya dan mengangkatnya, ia bersyukur karena selamat dari tatapan Arsen tadi. "Iya, kenapa Ren?" Arini melirik Arsen yang sedari tadi masih terus mengawasinya.
"Nggak Ren, gue gak bisa ketemu lo lagi. Cukup sampai disini saja" lirih Arini. Seiring berjalannya waktu Arini bisa menerima kalau Rendi sudah mempunyai pacar. "Kenapa?" Tanya Rendi. Arini menghela nafasnya. "Nggak apa apa, udah ya gue lagi belajar. Bye" Arini mematikan telfonnya.
"Daddy cuma mau bicara itu kan? Arini mau keluar. Mau lanjut nonton lagi" Arsen tak bergeming, Arsen mengunci pintu kamarnya dan menaruh kuncinya di saku celananya. Arsen berjalan ke tempat tidur dan tidur di atas kasur dengan menggunakan lengannya sebagai bantal.
"DADDY, KOK DIKUNCI SIH. Arini mau lanjut nonton nih? Lagian kan masih ada teman Arini di luar" Arsen menepuk kasur di sebelahnya yang masih kosong. "Sini" ucapnya. Arini masih tetap diam, ia kesal dengan Arsen yang seenaknya mengunci pintu kamarnya. "Sini Arini, atau Daddy akan marah sama kamu"
Dengan tak ikhlas Arini tidur di samping Arsen. Ia masih ingat waktu ia kecil dulu ia selalu tidur di pelukan Arsen. Tapi sekarang sepertinya ia canggung karena sekarang ia sudah dewasa "Ada apa Dad?" Tanya nya.
"Daddy membelikanmu peralatan melukis, mulai besok kamu bisa melukis untuk mengisi waktu kosong di rumah, Daddy mengembalikan laptop kamu karena tahu kamu pasti butuh laptop juga. Tapi nyatanya kamu gunain buat nonton orang mesum kayak suho suho itu"
"Suho bukan orang mesum Dad, lagian itu cuma drama doang. Bukan beneran. Nama aslinya adalah Cha eun woo, selain aktor dia juga boyband Astro. Hebat kan Dad? Masih muda udah sukses dan mapan. Siapa coba yang gak mau sama dia"
"Hmmm"
Arsen tidur menyamping dan membawa Arini ke dalam dekapannya. Arini sedikit melonggarkan tangan Arsen dari perutnya. Ia merasa tidak nyaman setidaknya untuk saat ini.
Sedangkan di luar Gabriel, Via dan Shila masih terus menonton. "Arini kenapa belum keluar juga sih? Apa Om Arsen menghukum Arini lagi?" Gabriel dan Shila saling berpandangan. "Tapi masa iya dihukum cuma gara gara nonton drakor, gak mungkin lah. Pasti ada alasan lain kenapa Arini tidak keluar juga"
"Dihukum? Jadi Arsen pernah menghukum Arini?" Batin seseorang. Max memang mengetahui semuanya tentang Arini tapi perihal hukuman ia masih belum tahu. Maka dari itu ia penasaran, hukuman apa yang Arsen berikan pada Arini.
"Via, boleh saya meminta nomor telfonmu?" Max menyerahkan ponselnya di hadapan Via, ia tidak boleh menyianyiakan kesempatan ini. Selagi gadis yang menarik perhatiannya itu masih ada disini, Max harus mendapatkan nomor telfonnya dulu."
"Buat apa om?" Via tahu Max meliriknya dari tadi tapi dia bersikap bodo amat. Via pikir mungkin wajahnya mengingatkan Max pada seseorang yang dicintainya, makanya ia terus memperhatikannya.
"Buat tanya tanya soal Arini semasa di kampus" Shila berbisik pada Gabriel. "Kayaknya om nya Arini suka deh sama Via, tadi kamu liat kan tatapannya gimana gitu sama via? Beda kalau melihat kita" Gabriel mengangguk. "Kalau memang benar bagus deh, dari pada Via suka sama om Arsen, Daddy teman kita. Itu lebih buruk"
Akhirnya Via menuliskan nomor telfonnya di ponsel Max. "Ini om" Max mengambil ponselnya kembali. "Thank you"
Di tempat lain,Selama satu minggu Charles sudah berusaha mencari pelaku pembakaran hotelnya namun ia masih belum menemukannya. Bahkan semua orang suruhannya juga tidak dapat mendapatkannya. Charles menjadi frustasi sendiri. "Siapapun dia, dia pasti bukan orang sembarangan, dia pasti sudah menghapus jejaknya"
Charles mengambil ponselnya kemudian mengecek sebuah pesan dari orang suruhannya. Charles pikir ia akan mendapatkan kabar baik tapi malah sebaliknya.
085671234XXX: Maaf Bos, perusahaan yang di jepang semua pemegang saham mencabut sahamnya, semua kerja sama juga dibatalkan. Perusahaan kita di ambang kebangkrutan. Dan satu lagi, ada penghianat di kantor kita. Dan saya berhasil menangkapnya.
[Foto]
Seorang wanita yang sedang terikat dengan kuat.
Charles melempar ponselnya ke lantai sampai hancur berkeping keping, nafasnya memburu dengan kuat. Masalah hotelnya saja masih belum selesai sekarang perusahaannya juga kena imbasnya. Charles akan pergi menemui penghianat itu. Dengan pesawat pribadi nya Charles pergi ke jepang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Berdo'a saja
emmmm🤔🤔🤔🤔
2022-06-08
0
Dewi Zahra
lanjut
2022-02-09
0
Susi Andriani
itu dedi kandung apa bukan ya
2021-12-19
0