Dalam perjalanan ke puncak mobil Arsen berpapasan dengan Linda. Linda yang saat itu sedang membuang sampah melalui jendelanya bisa melihat dengan jelas kalau itu adalah Arsen. Linda membelokkan mobilnya dan mengikuti Arsen. Sebenarnya Linda masih ada keperluam Lain, tapi melihat Arsen membuat dirinya merasa harus mengikuti Arsen.
Satu jam kemudian, Arsen menepikan mobilnya. Arsen melepas sabuk pengamannya dan berniat untuk membangunkan Arini. Tapi sepertinya ia kalah cepat dengan Rendi. "Rin bangun, udah sampe"
Arini membuka matanya sambil menguap, Rendi terkekeh geli melihat wajah bantal Arini yang terlihat menggemaskan. "Keluar yuk" lanjut Rendi. Arsen menghela nafasnya lalu ia turun dari mobil bersama mereka. Sesuai dengan janjinya, Arsen tidak akan mengganggu mereka berdua. Arsen hanya mengawasinya saja. Meskipun hati nya sedikit tidak terima.
Tepat saat Arsen turun dari mobil, mobil lain juga berhenti di sampingnya. Pemilik mobil yang ternyata adalah Linda langsung keluar dan menghampiri Arsen. "Saaayang......Kamu ngapain sih malam malam kesini?" Linda langsung bergelayut manja di lengan Arsen.
Arini mengalihkan pandangannya. "Itu mungkin calon istri Daddy" batinnya. Arsen melepaskan tangan Linda dari lengannya dengan risih. "Ngapain kamu kesini?" tanya nya. Linda tersenyum lebar. "Tentu saja mengikuti calon suami aku"
Arini semakin sesak mendengar hal itu. Ternyata benar, dia adalah calon istri Daddy nya. "Ren, ayo katanya kau nunjukin tempat yang indah" Arini mengalihkan perhatiannya pada Rendi yang merasa bingung dengan dua orang itu. "Eh iya, ayo" Rendi menggandeng tangan Arini dan pergi menjauh.
Arsen akan mengikuti mereka tapi wanita yang berada di sampingnya ini terus mengganggunya. "Mau kemana sih? Aku boleh ikutan gak. Hari ini aku bosen di rumah terus. Boleh yaa...." Arsen merasa jijik dengan Linda, di usianya yang ketiga puluh ia masih bisa bersikap kekanakan seperti itu.
"Terserah" jawab Arsen. Arsen berjalan dan mencari keberadaan Arini dan Rendi. Linda bersorak kegirangan, ini adalah pertama kalinya Arsen tidak menolak keberadaannya. Dengan langkah cepat Linda berjalan di samping Arsen.
"Jangan buka mata dulu, nanti kalau aku udah bilang boleh baru kamu buka mata" Arini mengangguk. Ia sedikit tidak sabar dengan apa yang ingin ditunjukkan Rendi. Arini tidak pernah seantusias ini jika bersama teman cowoknya yang lain. Mungkin karena Rendi orangnya lembut jadi Arini sangat sangat antusias.
Rendi menuntun Arini ke tempat yang ditujunya, Rendi tersenyum tak sabar melihat reaksi gadis itu. "Nah sekarang kamu boleh buka mata" Arini membuka matanya dengan perlahan. Arini tersenyum sumringah. Di depannya ia melihat gedung gedung tinggi yang menjulang. Bukan hanya itu, lampu lampu yang bersinar dari sana semakin indah jika dilihat dari puncak. "Suka gak? Ini adalah keindahan malam. Cuma karena sekarang masih jam enam sore. Jadi lampu lampu belum terlihat dengan jelas. Tunggu aja satu jam lagi kamu akan melihat keindahannya"
Arini mengangguk, begini saja pemandangannya sangat indah. Apalagi kalau hari sudah benar benar gelap. Arini tidak sabar menunggu gelap tiba. Arini menoleh pada Rendi. "Makasih ya Ren udah ngajakin aku kesini." Rendi tersenyum dan mengacak acak rambut Arini dengan gemas. "Sama sama"
Mereka sibuk mengobrol dan tertawa berdua sementara Arsen, ia harus bersama Linda yang berisiknya minta ampun ini. Arsen menghela nafasnya. Ia melihat ke arah Arini. Belakangan ini ada yang aneh dengan dirinya. Contohnya adalah Arsen tidak rela jika Arini bersama dengan Rendi. Apalagi tertawa karena Rendi.
Arsen selalu menegaskan dirinya agar ia tidak menyukai Arini. "Sayang, gak enak ah kalau disini cuma berdua. Yuk gabung sama putri kamu juga" Linda memang mengetahui kalau Arsen punya anak perempuan dan itu adalah Arini.
"Males" jawab Arsen dengan singkat. Tapi bukan Linda namanya jika ia tidak berhasil mengajak Arsen. Linda terus merengek dan memaksa Arsen. Hingga Akhirnya Arsen menyetujuinya. Linda tersenyum kemenangan.
Arsen dan Linda berjalan ke arah mereka dan duduk di samping Rendi. Arini menoleh pada Arsen dan melihat Linda yang masih bergelayut manja di lengan Arsen. Saat Arsen balik menatapnya Arini malah memalingkan wajahnya. Tak terasa satu jam sudah berlalu, hari sudah benar benar gelap, Arini sangat menyukai suasananya. Benar benar sepi ditambah lagi dengan pemandangan yang ada di depannya.
Udara semakin dingin, Rendi membuka jaketnya dan melampirkannya pada Arini. "Biar gak kedinginan" ucapnya sambil tersenyum. "Kalau aku pake jaketnya, kamu gimana?" Rendi menggelengkan kepalanya. "Aku tidak apa apa yang penting itu kamu"
Linda mencibir melihat romansa anak muda di sampingnya itu. Seandainya Arsen juga seperti dia mungkin Linda akan senang. Tapi sayangnya Arsen berwajah tembok jadi sulit buat dia untuk meluluhkannya. "Arsen, aku kedinginan nih. Kamu gak ada niatan buat minjemin jas kamu gitu?"
Arsen meliriknya sebentar tapi tak mempedulikannya. "Tunggu sebentar ya aku mau beli sesuatu" ucap Rendi. "Ikuttt" Rendi tertawa sambil mengacak acak rambut Arini. "Kamu disini sama Om Arsen, aku cuma sebentar kok"
"Udah disini aja sama Daddy, lagian dia gak akan hilang kok" Arini tersenyum kecut lalu ia menganggukkan kepalanya dan membiarkan Rendi pergi. Linda yang merasa diabaikan oleh Arsen bersikap Agresif. Ia langsung duduk di pangkuan Arsen padahal tahu Arini sedang melihat mereka berdua. "Aku ngikutin kamu jauh jauh masa dicuekin sih"
Dari pada melihat pemandangan yang membuatnya kesal, Arini memilih bermain ponselnya dan mengirim pesan pada teman temannya. "Gue lagi di puncak nih bareng Rendi, gak ada yang mau nyusul?" Arini mengirimkan foto yang ia ambil bersama Rendi tadi.
Shila: Eh ae n jaye lo ke puncak gak ngajak ngajak kita?
Gabriel: 2 in mentang mentang perginya sama cogan, kita yang hanya kentang gak diajak"
Arini terkikik geli. "Lagian gak cuma ada gue sama Rendi doang, Daddy gue sama calon istrinya juga ikut?"
VIA: OM ARSEN UDAH PUNYA CALON ISTRI?"
Shila: (2)
Gabriel: (3)
Arini membalas lagi. "Iya, tapi menurut gue sih, calon istri Daddy gue itu kayak cabe. Agresif banget. Masa dia duduk di pangkuan Daddy padahal gue masih berada di samping mereka. Udah putus urat malunya tuh tante tante"
Gabriel: Cantik gak calon istri Daddy lo?"
Shila: Lebih cantik mana sama lo sendiri
Arini: JELAS LEBIH CANTIK gue lah"
Via: Lo gimana Rin?"
Melihat pesan Via Arini tak membalasnya, ia meletakkan kembali ponselnya dan bertepatan dengan kembalinya Rendi. Rendi kembali dengan membawa empat bungkus makanan. Rendi membeli empat jagung bakar.
Rendi memberikan dua nya pada Arsen dan Linda. Rendi menatap Arsen yang memangku Linda dengan tenangnya. Bahkan tak segan tangannya juga melingkar di pinggang Linda. "Nih jagung buat Om dan Tante"
"TANTE TANTE, GUE MASIH MUDA GAK PANTAS DIPANGGIL TANTE" Rendi mejatap Linda dengan acuh tak acuh. Kemudian ia kembali duduk di samping Arini. "Ini buat kamu, yang punya kamu spesial karena aku yang membakarnya sendiri"
"Enak gak nih?" ledek Arini. "Ya jelas enak dong" jawab Rendi. Sebenarnya Arsen keberatan Linda duduk di pangkuannya, ia ingin melihat reaksi Arini. Tapi yang ia lihat Arini malah sibuk dengan dunianya sendiri. Apalagi dengan Rendi. "Linda"
"Ya?"
"Jadi calon istri pura puraku mau?"
Linda yang menggigit jagung bakarnya seketika tersedak. "Kenapa harus pura pura? Kenapa tidak beneran saja?"
"Pura pura atau enggak sama sekali?" ancam Arsen. Seperi dicocok hidungnya Linda mengangguk begitu saja. Mungkin hari ini mereka akan pura pura tapi siapa tahu besok besok Arsen akan jatuh cinta padanya. Arsen tersenyum tipis. Arsen melirik ke arah Arini yang mengobrol dengan Rendi. "Kamu gak boleh jatuh cinta sama Daddy" Gumamnya.
Arsen juga akan melupakan getaran aneh di dalam hatinya, ia akan bersikap seperti ayah dan anak pada umumnya. "Dad, walaupun aku tahu Daddy sudah punya calon istri, tapi tidak ada salahnya kan aku tetap berjuang. Berjuang untuk membuat Daddy jatuh cinta padaku" batin Arini.
"Bersiaplah untuk hari esok" lanjutnya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Berdo'a saja
heemmmm sakitnya
2022-06-12
1
ainunlita28122019
jangan bikin Arini pergi cukup bikin Arini sifat Arin dingin cuek sama Arsen biar arsen yang ungkapin perasan nya sendri kepada Arini..
2022-05-21
1
Dewi Zahra
semangat Arini
2022-02-09
0