Arini berangkat ke kampus dengan diantar Rendi, setelah kejadian Arini yang keseleo tadi Rendi memaksanya untuk mengantar Arini. Arini merasa tidak enak dengan Rendi jika terus terusan menolak. Alhasil ia menerima tawaran Rendi untuk menjemput dan mengantarnya ke kampus.
Mobil Rendi berhenti di depan kampus, Rendi membuka sabuk pengamannya dan segera turun untuk membukakan pintu buat Arini. "Hati hati, kaki kamu masih belum benar benar sembuh" Arini tersenyum, ia menurunkan kakinya di atas tanah kemudian berdiri dengan bantuan Rendi. "Makasih Ren, lo sudah banyak membantu gue"
Rendi mengacak acak rambut Arini. "Tapi habis ini jangan menghindar dari aku ya dan kalau bisa jangan pakai lo gue lagi." Arini menatap Rendi, ia tidak akan menghindar lagi. Rendi sangat baik padanya. "Iya, aku tidak akan menghindar lagi." Rendi tersenyum. "Janji?"
Arini mengangguk.
"Kalau begitu aku masuk dulu, kamu tidak ada jadwal kuliah kan hari ini?" Tanya Arini. Rendi mengangguk. "Hari ini aku free, ya udah sana. Kuliah yang benar, jangan nakal nakal sama Dosen." "Siap, Ren." Arini masuk ke dalam kampus dengan berjalan terpincang pincang, meskipun rasa sakitnya sudah tidak sesakit tadi tetap saja Arini merasa ngilu. Mungkin pulang dari kuliah nanti Arini mau pergi ke tukang urut.
Setelah Arini masuk ke dalam kampusnya, Rendi masuk ke dalam mobilnya. Ia senyum senyum sendiri. Arini sudah bisa menerimanya meskipun sebatas teman, tapi itu sudah cukup bagi Rendi. Yang paling penting adalah Rendi harus menaklukan hati Daddy Arini terlebih dahulu, karena tadi ia melihat ada tatapan tidak suka dari Arsen. "Semangat Ren, kamu harus bisa jinakin induknya dulu baru bisa dapat anaknya" ucapnya pada dirinya sendiri.
Arini masuk ke dalam kelas disambut oleh ketiga temannya. "Tuh Arini dah datang." Tunjuk Via pada Arini. Shila dan Gabriel segera menarik Arini dan membuatnya duduk di tengah tengah mereka. "Ada apa?" Polos Arini.
Shila menampol kepala Arini yang dengan entengnya menjawab ada apa ada apa. Sejak kejadian nonton drakor itu, mereka masih menunggu Arini selama satu jam meskipun drakornya sudah selesai ditonton. Ditambah lagi Max terus berusaha mendekati Via. "Enak banget lo ya? Kita nungguin lo di ruang tamu lo malah keenakan kelonan sama Daddy lo"
"Hah kok lo tahu?" Via menyipitkan matanya dengan curiga. "Lo ngapain aja sama om Arsen di dalam kamar, gue bukannya ngintip tapi uncle Lo sendiri yang melihat semuanya. Dia mendobrak pintunya dan melihat om Arsen tidur sambil meluk Lo" Via sangat menyukai Arsen, makanya dia selalu protektif dengan orang yang dekat dengan Arsen, apalagi wanita."
"Cepat jawab Oneng, kita penasaran nih" Mood Arini tiba tiba hancur karena mereka membahas hal itu. "Gue lagi gak mood buat nyeritainnya, gue kesini mau kuliah. Jadi lain kali aja ceritanya" Shila dan Gabriel menatap Arini dengan aneh.
Lain dengan Via, Via masih ingat dengan jelas racauan Arsen yang mengatakan Arini menyukai dia. Apa benar sahabatnya ini menyukai Daddy nya sendiri? Kalau pun memang benar, Via terpaksa harus membuang jauh jauh perasaannya pada Arsen. Via tidak ingin persahabatannya hancur hanya gara gara pria.
"Selamat siang anak anak" Pembicaraan mereka terhenti karena Dosen pengajar mereka sudah datang.
Arsen mengecek semua laporan yang ia terima, namun semuanya membuyar karena teringat dengan Rendi yang memeluk Arini semesra itu. Arsen yang sebagai Daddy nya saja tidak pernah melakukan itu. Ini Rendi dengan gampangnya ngelakuin hal itu.
Suara ketukan High heels menggema di kantor Arsen, seorang wanita masuk ke dalam kantor Arsen tanpa mempedulikan tatapan semua karyawan yang mengarah kepadanya. Wanita itu akan masuk ke dalam ruangan Arsen tapi dicegah oleh Rocky, sekretaris Arsen. "Maaf, Anda tidak diperkenankan untuk menemui pak Arsen"
Wanita itu menatap Rocky seolah mencemooh. "Saya mau masuk dan kamu tidak berhak melarang saya" Rocky masih kukuh dengan pendiriannya. Bahkan ia menghalangi jalan Wanita itu dengan menghadang pintu ruangan Arsen.
Wanita itu berdecak pelan, kemudian mengambil kartu namanya.
"Saya adalah Linda, Ceo dari perusahaan Love entertainment. Dan saya kesini ingin membahas pekerjaan dengan Arsen, jadi silahkan minggir dan biarkan saya masuk" Linda mendorong Rocky pelan hingga dirinya bisa masuk.
Linda membuka pintu ruangan Arsen dan masuk ke dalamnya. Linda tersenyum melihat laki laki pujaannya sedang berada di hadapannya. Linda berjalan ke arah Arsen dan memeluknya dari belakang. "Sayang...." Arsen yang tadinya fokus membaca laporan mengangkat kepalanya. Arsen melepaskan tangan Linda yang memeluk leherya. "Lepasin tangan kamu sebelum aku mematahkannya"
Linda mengerucutkan bibirnya yang membuat Arsen semakin jijik padanya. Selama ini hidup Arsen sudah tenang tanpa kehadiran Linda dan sekarang dengan tiba tiba wanita itu datang kembali padanya. Linda adalah wanita yang terobsesi dengan Arsen. Bahkan ia pernah menggoda Arsen dengan tubuhnya.
Berulang kali Arsen mencoba mengusir Linda namun Linda masih tetap dengan obsesinya. Ia tidak mau meninggalkan Arsen. Sampai akhirnya Arsen mengakalinya dengan membuat Linda pergi ke London selama dua bulan. Tentu saja dengan alih bisnis, kalau tidak begitu Linda pasti akan tetap merecokinya.
Dan dua bulan sudah berlalu, sekarang Linda sudah kembali. Linda duduk di kursi yang ada di depan Arsen. "Aku dengar kamu akan mencari calon istri? Gimana kalau aku yang menjadi calon istrimu. Pasti kamu sangat bahagia mendapatkan istri cantik sepertiku"
Arsen tidak mempedulikan Linda, ia terus membaca laporannya hingga selesai. Karena merasa dicueki Linda merebut kertas laporan itu dan membantingnya di meja. "Gimana?"
Arsen menghela nafasnya, ia memang mencari calon istri untuk dirinya, tapi kalau modelnya seperti ular keket di depannya ini. Arsen pun tak mau.
"Kamu kalau mau menawarkan diri jangan padaku, pergi lah ke club dan tawarkan pada pria hidung belang. Aku yakin mereka tidak akan menolakmu" Arsen menatap Linda dengan tatapan yang datar. Tidak ada ekspresi di wajahnya. Wajah Linda memerah menahan amarah. Ia mendengus kesal lalu pergi dari hadapan Arsen, Linda tidak mau berdebat yang akan menyebabkan dirinya sakit hati karena Arsen.
Arsen mengusap wajahnya dengan kasar, sampai sekarang ia masih belum bisa mendapatkan wanita yang pas untuknya. Drrrtttt Ponsel Arsen bergetar, Arsen mengambilnya dan mengecek pesan daru Arini. "Arini pulang sama Uncle Max, Daddy tidak usah jemput Arini"
"Kenapa sekarang aku merasa ada yang berbeda dari diriku"
"Carilah laki laki lain yang lebih baik dari pada Daddy"
Arsen menyesal mengatakan itu pada Arini, ia mulai gelisah karena perkataannya sendiri. Tidak, Arsen tidak menyukai Arini. Arsen hanya ingin Arini tidak melupakannya sebagai Daddy nya. Arsen menggelengkan kepalanya. "Arghh apa yang aku pikirkan sebenarnya" padahal baru dua hari yang lalu Arsen menolak Arini. Sekarang Arsen menjadi kepikiran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Berdo'a saja
tuh kan Daddy gelisah
2022-06-12
1
Dewi Zahra
semangat kak
2022-02-09
1
Olla Messakh
lanjut thor...
2021-12-08
0