Di ruangan meeting, pikiran Arsen tidak fokus. Ia duduk dengan tenang sambil memikirkan perkataan Max kemarin. Semuanya menjadi rumit karena Arini tidak ingin memberi tahukannya. Berulang kali Arsen meminta Arini untuk memberi tahunya tapi berbagai cara pula Arini menolaknya.
Arsen menggebrak meja dengan kuat, pikirannya sedang kalut saat ini ditambah lagi ia sedang meeting hari ini. "Maaf pak, apa bapak baik baik saja?" Tanya Rocky, selaku sekretaris Arsen yang saat ini berdiri di sampingnya.
"Meeting sudah cukup sampai disini saja, saya ada urusan sebentar" saat Arsen keluar semua orang yang berada di dalam ruang meeting saling bertatapan. Karena tak biasanya Ceo mereka seperti ini. Arsen selalu tampak tenang dan fokus jika meeting tapi kali ini tidak, sepertinya ada banyak hal yang dipikirkannya.
Rocky menjelaskan kepada mereka bahwa Arsen sedang tidak enak badan, ia tidak enak dengan kepala tim yang telah menjelaskan beberapa hal untuk meeting hari ini. Karena Arsen sama sekali belum memberikan tanggapan.
Arsen membuka pintu ruangannya dengan kasar dan menghempaskan tubuhnya di kursi kebesarannya. Kantung matanya yang menghitam karena semalam ia tidak bisa tidur. "Baiklah tidak apa apa jika kalian masih tidak ingin memberi tahuku, biar aku yang mencari tahunya sendiri" Gumam Arsen.
Kepalanya mendadak pusing karena kurang tidur, Arsen memutuskan untuk masuk ke dalam kamar pribadinya di kantor. Arsen beristirahat disana. Ia tak mungkin melanjutkan pekerjaan dalam keadaan seperti ini.
Shila, Via dan Gabriel datang ke rumah Arini karena hari ini mereka tidak ada jadwal kuliah. Ketiga nya memilih ke rumah Arini karena mereka tahu Arini masih belum dibolehkan keluyuran sampai satu bulan. Sebelum pergi ke rumah Arini mereka terlebih dahulu membeli beberapa cemilan untuk mereka nanti.
Via membunyikan bel rumah Arini tak lama kemudian seorang wanita tua datang membukakan pintunya, siapa lagi kalau bukan Bi Mina. Pembantu rumah ini. "Siapa ya?" Tanya Bi Mina karena ia baru pertama kali melihat ketiga gadis itu.
"Kita temannya Arini Bi, Arini nya ada?" Tanya Shila dengan sopan. Bi Mina mengangguk seraya tersenyum. "Ada Non, mari masuk biar bibi panggilkan Non Arini dulu" "Makasih Bi" ucap mereka bersamaaan.
Shila, Via dan Gabriel menunggu Arini di ruang tamu. Bi Mina naik ke atas kamar Arini dan mengetuk pintunya. Tok tok tok. Arini yang sedang menonton drakor langsung mematikan laptopnya dan membuka pintunya. "Ada apa bi?" Tanya Arini.
"Itu Non, ada teman temannya Non Arini di bawah. Sebaiknya non temui dulu bibi mau buatin minuman untuk mereka" Arini mengangguk lalu kembali masuk ke dalam kamarnya dan mengganti pakaiannya. Arini memilih memakai tank top dan celana hotpans. Lagi pula uncle dan Daddy nya tidak ada di rumah, jadi dia aman untuk saat ini.
Setelah berganti pakaian, Arini segera turun dan menemui mereka. "Kalian datang kesini kok gak ngabarin gue?" Ucapnya ketika baru saja turun dari anak tangga terakhir. "Via yang bermain ponselnya menaruhnya kembali. "Ponsel lo gak bisa dihubungi, gue udah coba berkali kali nelfon tapi tetap gak bisa"
Shila mengangguk. "Pesan kita juga gak lo baca" sambungnya. Arini hanya menyengir di hadapan mereka. "Gue baru ingat ponsel gue lowbat, baru aja di charger tadi" Gabriel mendelik kesal padanya.
"Kalian bawain gue cemilan juga? Memang benar benar ya kalian. Kalian teman terbaik gue" Arini akan mencomot snack chiki namun tangannya dihempaskan oleh Shila. "Ini buat stock kita nonton drakor, jangan dimakan sekarang. Kita kesini juga mau mau ngajak lo nonton drakor." Ucap Shila sambil menatap Arini.
"Hooh, tadinya mau nonton bertiga. Tapi pas ingat lo yang lagi dikurung layaknya rapunzel jadi kita sekalian ke rumah lo deh. Nonton di rumah lo lebih enak" celetuk Via. Arini hanya memutar bola matanya malas. "Oke, gue ambil laptop dulu. Nontonnya disini aja, kamar gue lagi berantakan soalnya" ucap Arini.
Ketiganya mengangguk bersamaan lalu Bi Mina datang dari arah dapur.
Bi Mina menbawa nampan yang berisi empat gelas jus jeruk dan beberapa cemilan untuk teman teman Arini. "Silahkan diminum Non, bibi pergi ke dapur dulu yah. Masih banyak piring yang belum dicuci di dapur" ucap Bi Mina sambil meletakkan empat gelas jus itu di meja berserta dengan cemilannya"
"Terima kasih Bi" ucap Shila. Bi Mina hanya tersenyum kemudian meninggalkan mereka pergi ke dapur. "Ini nih yang gue demen kalau lagi di rumah Arini, ada aja makanan yang siap untuk kita. Beda kalau di rumah Shila, mau makan aja kudu masak dulu" sindir Gabriel sambil melirik ke arah Shila yang meminum jus jeruknya.
"Eh kutu kupret, gak usah nyindir kali. Gue tahu rumah gue gak segede punya Arini, gak punya pembantu juga. Gue kan melakukan semuanya sendirian, masak, nyuci, nyetrika. Emangnya lo anak mami?" Ejek Shila pada Gabriel.
"Iyalah gue anak mami, kalau bukan anak mami emangnya gue anak siapa lagi. Gak mungkin kan gue anak Mama lo" Shila dan Gabriel terus berdebat tentang hal yang tidak penting, Via hanya membiarkannya, ia malah sibuk dengan ponselnya.
Tak lama kemudian Arini datang dengan membawa laptopnya. Arini melihat kedua temannya yang masih ribut. "Kenapa mereka?" Tanya nya pada Via. Via mendongakkan kepalanya dan menatap Arini. "Ribut soal yang gak penting, pisahin gih sebelum terjadi jambak jambakan"
Gabriel dan Shila jika terus berdebat ujung ujungnya mereka saling jambak jambakan, bahkan mereka pernah mencakar wajah masing masing. Tapi setelah selesai jambak jambakan mereka akur lagi, seolah olah mereka tidak pernah bertengkar.
"Stop berdebat, katanya mau nonton drakor. Nih mumpung gue udah ambil laptopnya ayo cepat nonton" Arini duduk di tengah tengah Gabriel dan Shila dan membuat perdebatannya berhenti. Shila dan Gabriel saling melempar tatapan tajam. "Gue colok mata lo berdua kalau sampe gue lihat kalian tatap tatapan kek gitu"
"Iya iya, buruan. Mau nonton drakor apa nih?" Shila memilih menyudahi tatapannya dan beralih menatap Arini yang berada di sampingnya. "Gimana kalau drakor yang lagi booming baru baru ini, judulnya true beauty?" Usul Via, ia mendapat trailer drakor true beauty dari akun instagramnya dan membuatnya tertarik untuk menontonnya.
"Boleh juga, mana aktornya jodoh gue semua lagi" Arini menoyor kepala Gabriel dengan kasar. "Cha eun woo sama hwang in yeop gak mau kali jodohan sama banteng betina kek lo" sarkas Arini. Shila dan Via tertawa dengan keras. "Banteng betina? Emang cocok sih Gabriel disebut banteng betina" celetuk Shila.
Gabriel akan membalas perkataan Shila tapi mulutnya disumpal dengan biskuit oleh Arini. "Berisik, drakornya udah dimulai. Mending fokus aja. Eh bagi dong snack nya, gue pengen makan snack nih"
Via membongkar belanjaan mereka tadi dan melempar beberapa snack pada Arini. Arini mengambil chiki dan Keripik singkong kemudian mereka bertiga fokus menonton drama korea.
Beberapa jam kemudian, Arsen pulang dari kantor dengan wajah kusutnya. Hari ini ia tak bersemangat untuk mengerjakan pekerjaannya. Arsen bertemu Max di halaman rumahnya. "Dari mana kamu?" Tanya Arsen penasaran.
"Habis ketemu teman lama" Arsen mengangguk dan mereka masuk ke dalam rumah bersamaan. Arsen mendengar suara tawa yang menggelegar di ruang tamunya. Max yang penasaran pun berjalan ke arah Ruang tamu.
"Ya ampun, si Seojun ngakakin banget sih. Pake goyang okey dokey lagi." Arini memegang perutnya yang sakit karena terus tertawa. "Hooh, tadi gue salah fokus guys, gue malah melihat boxernya. Penasaran dengan isi di dalamnya ada apaan" ucap Gabriel dengan cengegesan.
"Lagi pada nonton apa? Sepertinya seru banget" Max muncul dengan senyuman manisnya. Ia baru tahu jika Arini mempunyai teman yang cantik seperti mereka. Tatapan Max hanya fokus pada satu arah, yaitu Via. Arini mengangkat kepalanya. "Uncle, sini gabung sama kita. Arini lagi nonton drakor true beauty nih"
Max langsung duduk di samping Via karena tak ada tempat lagi. "Sebelum nonton kenalin dulu uncle, ini Shila sahabat gilaku, ini gabriel sahabat bar bar ku dan ini Via yang paling normal di antara mereka" ucap Arini sambil terkekeh.
Max juga ikutan terkekeh pelan. Kemudian ia melirik ke arah Via yang sedari tadi hanya diam. "Ya udh ayo kita lanjut nonton"
Saat mereka akan kembali menonton, Arsen juga tiba tiba muncul di hadapan mereka. "Apa kamu hanya mengajak uncle mu saja Arini? Apa Daddy tidak kamu ajak?"
Mata Via berbinar melihat Arsen, meskipun di sampingnya ada pria tampan tapi tetap saja Arsen yang paling tampan menurutnya. Arini menatap Arsen dengan tidak percaya, benarkah ini Arsen atau hanya ilusinya saja?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Berdo'a saja
wahhhhh cinta ter
2022-06-08
0
Dewi Zahra
seru kak
2022-02-09
0
Noona Mayya
visual ga ada ya... hehehehe
2021-12-08
1