Selesai kuliah hari ini, Arini menunggu Arsen di halte biasa ia menunggu. Ia membuka ponselnya dan mengirimkan pesan pada Arsen. Selain mengirimkan pesan pada Arsen, Arini melihat lihat akun instagram Rendi yang baru ia ketahui dari Shila tadi.
Arini terus mengscroll postingannya dan matanya tertuju pada satu gambar. Arini mengezoom gambar itu agar terlihat jelas. Dan ternyata itu adalah foto Rendi bersama seorang wanita. Arini tidak tahu apa hubungan Rendi dengan wanita itu.
Tapi melihat caption love sepertinya Arini tahu apa hubungan mereka. Arini menghela nafasnya ia mematikan ponselnya dan memasukkan ke dalam tas nya. Arini menundukkan kepalanya, ada yang berbeda dari raut wajahnya.
Rendi melihat Arini dari kejauhan, ia memutuskan untuk menghampirinya dan berniat mengajak pulang bersama. "Rin, kamu belum pulang?" Arini mengangkat kepalanya dan menatap Rendi. "Belum, gue lagi nungguin Daddy"
"Kok Gue, bukannya kemarin kemarin kamu pake aku-kamu ya sama aku. Kenapa sekarang gue" Rendi menaruh tas nya di bangku samping Arini kemudian ia duduk di sebelah Arini sampil memperhatikan wajahnya.
"Memangnya kenapa kalau pake gue? Toh lo gue itu wajar kalau buat teman. Setelah gue pikir pikir kita enggak terlalu dekat buat ngomong aku-kamu" Arini menjawabnya dengan ketus, matanya tidak melihat ke arah Rendi.
"Kamu kenapa sih Rin? Aku ada salah sama kamu? Kenapa tiba tiba kamu ngomong gini" Rendi tidak mengerti, karena pagi tadi mereka masih baik baik saja, lalu kenapa sekarang Arini berubah.
Sebelum Arini sempat menjawab, Arsen sudah datang menjemputnya. Arsen membunyikan klaksonnya. "Daddy datang, gue pulang dulu ya" dengan cepat Arini masuk ke dalam mobil dan duduk di sampig Arsen. "Ayo jalan Dad"
Arsen mengangguk lalu ia menjalankan mobilnya. Meskipun begitu Arsen penasaran kenapa wajah Arini seperti orang yang sedang menahan kesal. Apalagi tadi Arsen melihatnya bersama Rendi. Harusnya kan Arini senang.
"Kamu lagi berantem sama Rendi atau gimana? Daddy tahu kamu lagi kesal, coba cerita sama Daddy" Arsen mengelus puncak kepala Arini sambil tersenyum. "Arini patah hati Dad Ternyata Rendi sudah punya pacar, lalu buat apa dia ngedekatin Arini selama ini? Apa dia cuma mau ngebaperin Arini doang"
Ciiiittttt Arsen mengerem mobilnya dengan mendadak menbuat tubuh Arini mental ke depan. "Kamu mau Daddy apakan Rendi? Mau Daddy hajar atau Buat dia koma sekalian." Jangan salahkan Arsen kalau dia berubah menjadi singa, salahkan saja umpannya yang terlalu sedap untuk disantap.
Arini melihat ke arah Arsen lalu memeluknya dengan erat. "Jangan Dad, lagian ini bukan salah Rendi kok. Salahkan saja Arini yang terlalu baper sama dia" Arsen mengelus rambut Arini beberapa kali. "Kalau begitu lupakan dia, masih banyak laki laki yang mengantri untuk kamu"
Arini melepaskan pelukannya. "Arini gak mau pacaran sama orang lain, ujung ujungnya sakit hati. Mending pacaran sama Daddy aja, selalu merasa terlindungi" Arini melepaskan sabuk pengamannya yang menghalanginya kemudian ia mengecup pipi Arsen. Mungkin ciuman itu biasa bagi Arini tapi bagi Arsen efeknya luar biasa terlebih karena kata kata Arini tadi.
"Pacaran yuk Dad" Arini menyengir di hadapan Arsen. Membuat Arsen mati kutu. "Kamu ngelantur aja, baru patah hati sekali udah makin ngaco" Arini menyandarkan dirinya di dada bidang Arsen. "Ya makanya, Arini mau pacaran sama Daddy aja biar gak patah hati. Mau gak?"
Arsen menggelengkan kepalanya mendengar Arini mengatakan hal itu. Bisa bisa ia di cap pedofil jika pacaran dengan Arini. Lagian Arsen tidak butuh pacaran, ia terlalu dewasa untuk berpacaran.
"Daddy gak mau pacaran, maunya langsung nikah" yah, Arsen memang memutuskan untuk menuruti wasiat almahumah istrinya dulu untuk menikah lagi. Dan sekarang ia masih dalam proses pencarian calon, tapi belum ada yang cocok"
"Ya udah nikah aja" Arini pikir tidak ada salahnya jika ia berpacaran dengan Daddy nya sendiri. Arini punya alasan yang kuat kenapa ia berani mengatakan hal itu pada Arsen. Dan alasannya masih berhubungan dengan Bunda nya. Orang yang menjadi ibu Arini selama ini.
"Makin ngaco kamu, udah kita pulang aja. Pakai sabuk pengamanmu kembali" Arini menatap Arsen sekilas lalu memakai sabuk pengamannya kembali. Seandainya Arsen tahu tentang rahasianya bisa kah Arsen menolak?
Arsen menghidupkan mesin mobilnya dan pulang ke rumah.
Arsen membunyikan klakson menunggu gerbang dibuka, satpam yang tadinya tertidur langsung membuka matanya lebar lebar dan bergegas membukakan gerbang untuk Arsen. Setiap kali Arsen datang ia pasti mendegar suara klakson.
Setelah pintu gerbang terbuka, Mobil Arsen masuk ke dalam halaman rumahnya yang luas. "Ayo turun" Arini mengangguk ia membuka sabuk pengamannya. Tapi saat akan membuka pintu mobilnya, tiba tiba saja pintunya macet dan tidak bisa terbuka.
"Dad, pintunya Daddy kunci yah kok gak bisa dibuka" "Enggak, coba kamu buka lagi" Arini mencobanya bahkan sampai berkali kali namun masih tidak bisa. Karena terlalu lama Arsen mencoba untuk membantu membukakan pintunya.
Arsen mencondongkan tubuhnya ke arah Arini hingga jarak mereka sangat berdekatan, bahkan Arini sampai lupa bernafas. Dalam jarak sedekat ini Arini baru menyadari bahwa Daddy nya itu tampan. Selama ini Arini tidak pernah memperhatikannya sama sekali. Arsen membukanya dengan sekali hentakan dan pintunya pun terbuka.
Arsen akan kembali ke tempatnya tapi ia baru sadar jika dirinya sedekat ini dengan Arini. Arsen bahkan merasakan nafas Arini di telinganya. Mereka hanyut dalam tatapannya masing masing. "Ini jantung kenapa jedag jedug sih, gak mungkin kan gue suka sama Daddy. Gak, ini gak mungkin. Gue sukanya Rendi bukan Daddy."
Arini menggelengkan kepalanya mengusir pikiran negatif itu. Tapi saat matanya kembali menatap Arsen, jantungnya semakin berdetak kencang. Arini berusaha mengalihkan perhatian Arsen. "Emm Dad, kita sudah sampai. Kapan Daddy turun. Arini mau turun juga"
"Cantik" ucap Arsen kemudian turun dari mobil tanpa memikirkan efek dari perkataannya tadi. Arsen tidak tahu mengapa ia memuji Arini seperti itu, meskipun Arini benar benar cantik tapi Arsen bukanlah orang yang suka memuji secara jelas seperti ini.
"Barusan Daddy bilang gue cantik? Daddy benar benar aneh. Tidak biasanya dia memuji gue seperti ini" Arini menghela nafasnya lalu turun dari mobil dan menyusul Arsen ke dalam.
Arini menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, hari ini adalah hari yang paling sial baginya, selain tugas tambahan dari Bu bela Arini juga mendapatkan kenyataan yang menyakitkan. Rendi sudah punya pacar. Selama ini Rendi memang tidak kelihatan bersama pacarnya, jadi Arini mengira Rendi masih sendiri.
Arini membuka ponselnya dan melihat banyak pesan dari nomor Rendi, Arini hanya membiarkannya ia tidak membalasnya dan memilih untuk memejamkan matanya melepas lelah untuk hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Berdo'a saja
mungkin itu adik Rendi loh jangan negatif thinking dulu
2022-06-08
0
Eri Ningsih
wah mulai seru nich....
2022-03-16
0
Dewi Zahra
aku suka
2022-02-09
0