Hot Daddy
"DADDY GAUN YANG AKU BELI ADA DIMANA?" Hari masih pagi tapi Arsen harus mendengarkan teriakan putrinya yang membahana. Arsen melipat korannya lalu berjalan menuju ke kamar Arini.
Arini Putri Casanovia adalah putri semata wayangnya. Semenjak istrinya meninggal Arini sangat bergantung padanya. Arini memang bukan putri kandungnya, Arsen menemukannya di jalan ketika usia Arini masih 10 tahun. Dan kebetulan saat itu Istri Arsen sangat menyukainya hingga mengangkatnya sebagai putrinya.
Arsen masuk ke dalam kamar Arini dan menemukan Arini yang sedang membuka semua isi lemarinya hingga menjadi berantakan. "Apa yang kamu lakukan dengan dengan semua ini Arini?"
"Aku mencari gaun yang aku beli kemarin Dad, Daddy melihatnya tidak? Itu harganya sangat mahal. Sayang kalau hilang begitu saja" Arini masih terus membongkar lemarinya. Arsen hanya geleng geleng kepala.
"Kamu cari gaun berwarna putih dan tembus pandang itu?" Arini langsung menoleh kepada Arsen. "Iya itu maksudnya Dad" Arsen mangut mangut saja. "Gaun yang itu sudah Daddy bakar" Arsen berjalan keluar dari kamar Arini.
Arsen selalu protektif dengan pakaian yang dibeli Arini. Karena Arini selalu membeli pakaian yang kurang bahan. Kemarin saja ia menemukan beberapa gaun yang kurang bahan lagi apalagi tembus pandang. Arsen membakarnya tiap kali ia menemukannya lagi.
Arini mengejar langkah Arsen, ia memeluk Arsen dari belakang. "Kok Daddy tega sih sama aku, ini udah kesekian kalinya Daddy bakar baju aku. Lama lama aku gak pake baju juga nih kalau Daddy masih membakar pakaian yang aku beli"
Arsen berbalik menghadap Arini. Matanya menyorot tajam pada Arini. "Daddy tidak akan membakar pakaianmu kalau pakaian yang kamu beli sopan. Kamu beli gaun tebus pandang buat apa? Mau pamerin tubuh kamu?"
"Ya enggak gitu juga Dad, Aku kan diundang ke pesta ulang tahun Shila temanku. Dan pestanya akan berlangsung di Club. Aku butuh pakaian seperti itu Dad. Masa aku ke Club pakai Celana panjang dan kaos doang sih, iyuww itu bukan gaya ku banget Dad"
"Gak ada ke club ya, kamu gak usah datang sekalian. Kalau sampai Daddy tahu kamu datang semua fasilitas yang Daddy berikan akan Daddy sita. Mobil, Handphone, Laptop, Dan uang saku kamu juga akan Daddy potong"
"Dad plisss kali ini aja, Arini sudah gede. Arini tahu mana yang baik dan buruk untuk Arini" Arsen terus berjalan tanpa mempedulikan Rengekan Arini. Karena merasa di acuhkan Arini mendahului langkah Arsen dan menghadangnya.
"Dad, ayolah. Kali ini aja, kalau perlu ditemani Daddy aja deh biar aman." Arini mengeluarkan puppy eyes nya pada Arsen meskipun ia tahu itu tak akan mempan. "Sekali enggak tetap enggak, kalau kamu ngotot siap siap fasilitas kamu Daddy cabut"
Arini mendegus kesal, gagal sudah ia membujuk Daddy nya. Lalu tebersit sebuah ide dalam pikirannya. Arini tersenyum sambil tangannya memutar mutar rambutnya yang ikal. "Sorry Daddy"
Selepas dari kamar Arini, Arsen langsung pergi ke kamarnya. Seharian ini ia mengerjakan pekerjaan kantor di rumah. Arsen adalah seorang Duda yang ditinggalkan istrinya karena meninggal. Istri nya meninggal karena punya penyakit kanker otak. Di usia nya yang ke 35 tahun, Arsen mengurus Arini yang berusia 20 tahun.
Arsen membuka pintu kamarnya, ia menatap ruangan dalam kamarnya. Arsen masih mengingat semua kenangan istrinya bila ia ada di kamarnya. Arsen duduk di atas kasurnya dan mengambil foto istrinya di nakas samping tempat tidurnya.
Arsen mengusap foto kenangannya bersama istrinya dulu. Sampai detik ini Arsen masih belum bisa melupakannya. Arsen masih teringat dengan wasiat istrinya sebelum meninggal. Sampai detik ini ia belum bisa melakukan wasiat itu. Arsen tidak sanggup jika harus mencintai wanita selain istrinya.
Di sisi lain, Arini mengendap endap dari satu ruangan ke ruangan lainnya, ia menggendong sebuah tas sekolahnya dulu. Arini berencana untuk kabur sebentar, kalau tidak ia pasti tidak akan datang ke pesta itu
"Non Arini mau kemana?" Arini berdecak dalam hatinya. Kenapa ia harus ketahuan saat dirinya sudah mulai dekat dengan pintu utama. Yah, Rumahnya memiliki banyak pintu.
Bahkan jika dihitung total pintu yang ada di rumahnya hampir mencapai lima puluh. Itu semua karena rumahnya yang sangat luas, untuk pergi ke kamar saja harus pakai lift. Arini menatap Bi mina, pembantu di rumahnya. "Aku cuma mau buat tugas kuliah aja bi, gak usah bilang Daddy ya. Aku juga udah ijin kok"
"Tapi Non Arini kenapa bawa tas, biasanya kalau buat tugas cuma bawa buku doang?" Arini bingung harus mencari alasan apa lagi, seandainya ia tak banyak berbohong pasti Bi Mina percaya saja pada alasannya saat ini.
Yah, Arini memang sudah membohongi Bi Mina berkali kali. Hingga Bi Mina dimarahi Daddy nya akibat ulah dirinya. Kali ini ia harus mencari akal agar Bi Mina percaya padanya.
"Ya masalahnya aku bawa buku banyak Bi, jadi harus bawa tas biar gak ribet. Eh aku telat nih, Bi aku berangkat dulu. Dadah" Dengan cepat Arini langsung pergi meninggalkan Bi Mina yang terbengong bengong.
Arini memang lolos dari Bi Mina, tapi ia lupa jika rumahnya memiliki keamanan yang ketat. Tiga orang Body guard berdiri tegak di depan rumahnya. Arini berusaha untuk melewati ketiga body guard tanpa harus kelihatan oleh mereka. Aha, Dia punya ide. Arini tersenyum licik dan bersiap untuk melakukan ide nya itu.
.
.
Di sinilah Arini sekarang, di tengah tengah keramaian pesta ulang tahun. Ia berhasil lolos dari tiga body guard yang menjaga rumahnya, dengan akal bulusnya ia mengerjai mereka. Arini sangat menikmati pestanya, ia bahkan berjoget di antara para pria lainnya. Lekukan tubuhnya yang sempurna membuat banyak pria yang mendekatinya hanya untuk sekedar meraba raba.
"Gila, Dada lo benar benar menantang Rin. kapan kapan boleh lah main sama gue di hotel. Punya gue gak kalah gede dari dada lo kok. gue yakin lo pasti puas" ucap salah satu pria yang suka dengan keelokan tubuh Arini.
"Gue gak niat main gituan, bisa ngamuk Daddy kalau sampe tahu gue melebihi batas" Arini menyudahi untuk berjoget. ia mengambil segelas Vodka dan meminumnya dengan cepat.
"Rin, Si Bagas nyariin lo noh?" ucap Via, salah satu teman Arini di kampus. Dengan setengah sadar Arini menatap Via. "ngapain dia nyari gue?" Via hanya mengendikkan bahunya. lalu segera pergi dari hadapan Arini.
Lalu seorang pria datang mendekatinya, pria itu langsung merangkul Arini dengan tidak tahu malunya. Arini sudah tahu siapa itu, siapa lagi orang yang bisa menyentuhnya bebas selain seorang Bagas Wardana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Mamah Kekey
hadir
2024-06-12
0
Ida Lailamajenun
baru mampir
2022-10-24
0
Jeon Jimin💜
Mampir thor
2022-08-23
0