Kembali dikisah Rosalinda dan Fernando.
Eh Renata dan Fabian 🤧
Untuk beberapa part kedepan berisi flashback kisah masa lalu mereka yaa.
Happy reading ❤️.
Flashback On.
Renata POV.
Kuregangkan badanku untuk mengurangi sedikit penat. Sudah berjam-jam berkutat dengan berbagai kertas laporan keuangan yang membuatku sedikit pusing.
Jam menunjukkan pukul 12.23 dan aku duduk di ruangan ini sendirian. Jam makan siang sudah lewat dari beberapa menit yang lalu. Audit internal akan dilaksanakan 2 hari kedepan membuat volume pekerjaanku bertambah.
Namaku Renata Oktalia. Usiaku 23 tahun. Sudah 2 tahun aku bekerja sebagai staf akuntansi di perusahaan ini. Aku anak tunggal dari keluarga sederhana. Ayahku bekerja sebagai buruh swasta dan ibuku hanya ibu rumah tangga biasa. Tapi aku bahagia karena tumbuh dalam keluarga penuh cinta.
Sudah 2 tahun pula aku menginjakan kaki di ibu kota. Mencoba mengais rezeki, dengan berbekal ijazah sarjana.
"Jahat banget pada ninggalin," gumamku
Ku buka ponsel ku dan mengirim pesan digrup genk kantorku.
Grup "Cecan bingit 💋"
Renata : ooii kalian dimana tega banget ninggalin 😭
Debby : kita makan bakso ditempat biasa lagian lo lama banget.
Sarah : Sini Ren kita belom bayar kok bahhahahahaha.
Renata : Dih ogah bayarin. Masih lama gak ?. Mau nyusul neh.
Rindu : Sini lah kita tungguin.
Renata : oke meluncuuur 🏃♀️🏃♀️🏃♀️.
Kurapihkan meja kerjaku. Mengambil dompet, ponsel, kurapihkan rambutku dan mengoles sedikit lip tint di bibirku. Bisa saja nanti dijalan ketemu cowok ganteng iya kan ?.
Ku tekan tombol no 1 di lift untuk membawa diriku ke lantai satu. Ketika pintu lift terbuka terlihat lobby kantor yang sedikit lenggang, pasti karena setiap pegawai sedang menikmati makan siang mereka.
Terdapat sebuah coffee shop yang cukup ternama dilantai 1 ini. Kebetulan tempat ku bekerja berada di kawasan daerah Jl. Sudirman yang terkenal sebagai kawasan perkantoran. Seperti nya segelas minuman dapat me re-charge energi.
Kulangkahkan kaki menuju meja pemesanan.
"Matcha latte 1," ucapku berbarengan dengan seorang pria di sebelahku.
Spontan saja kepalaku menoleh ke arah suara. Berdiri seorang pria di sebelah ku dengan tinggi yang menjulang, wajah tampan dan setelan jas berwarna gelap yang dengan sempurna membelit tubuhnya.
Pria itu tersenyum padaku, untuk beberapa saat aku terpesona dengan pemandangan indah yang dianugerahkan Tuhan padaku saat ini. Tersadar ketika pramusaji di depanku bertanya.
"Jadi pesanannya matcha latte 2 ?" Tanya pramusaji itu kepada kami.
"Iya." Jawab pria di sebelahku dengan cepat sehingga aku terlambat untuk protes.
"Take away atau minum disini ?"
"Minum disini," jawabku dan pria di sebelahku berbarengan lagi. Ya Tuhan harusnya take away (bawa pulang) kenapa jadi minum disini sesalku dalam hati. Banyak pekerjaan membuatku kurang konsentrasi sepertinya.
"Oke ditunggu ya kak," ujar pramusaji itu dan pergi meninggalkan kami.
Aku hanya terdiam menunduk melihat ujung kakiku.
Tak lama pesanan datang.
"Semua jadi Rp.65.000," ucap pramusaji.
Aku segera membuka dompet, tapi pria disebelah ku lebih cepat mengeluarkan uang pecahan seratus ribu dan menyerahkan pada pramusaji tersebut.
"Terimakasih," ucap pria disebelah ku setelah dia menerima 2 minuman matcha latte yang dipesan dan uang kembalian.
Kemudian dia menyerahkan satu cangkir matcha latte kepadaku dan mengucapkan "Sama-sama." Seolah-olah aku berterima kasih padanya.
"Next bagian kamu ya." Sambil mengedipkan sebelah matanya padaku.
"Jadi kita duduk dimana ?" Tanya nya.
"Hah ?" Aku terkesiap dengan pertanyaan nya.
"Seharusnya kita pesan take away kan ?" "Tapi sepertinya kita sama sama ingin minum bareng nih," ucapnya.
"Ih siapa yang mau minum bareng," Ucapku, dan aku yakin wajahku sudah merah padam.
Pria itu tersenyum mendengar responku. Kemudian matanya berkeliling melihat lihat tempat duduk yang kosong.
"Nah itu dipojok kosong."
"Ayok." Ajaknya.
Bagai kerbau yang dicocok hidungnya aku berjalan mengikuti pria ini dengan sukarela.
Dan disinilah kami duduk berdua.
"Aku Fabian, Fabian Nugraha," ucapnya sembari mengulurkan tangan nya padaku untuk berjabat tangan.
"Renata," uapku dan meraih jabatan tangannya.
Jabatan tangan yang hangat dan kokoh. Sekali lagi aku terpesona.
Fabian orang yang sangat menyenangkan. Supel dan cerdas walaupun baru pertama bertemu tapi tak ada rasa canggung ketika berbicara seolah kita telah lama saling mengenal.
Fabian bercerita tentang pekerjaannya, begitupun aku. Bahkan aku bercerita tentang audit yang akan dilaksnakan. Meskipun hanya berbicara seputar pekerjaan tapi sungguh mengesankan.
Waktu menunjukkan pukul 13.25 dan aku harus segera kembali. Sungguh tak dapat dipercaya aku dan Fabian sudah menghabiskan waktu bersama hampir 1 jam.
"Aku harus kembali ke kantor," ucapku pada Fabian.
"Ya aku juga."
"Boleh minta nomor mu Renata?"
"Ingat kamu masih berhutang 1 minuman latte padaku." Fabian menggodaku.
Kemudian Fabian menyerahkan ponselnya padaku agar aku memasukan nomor ponselku.
Ku raih ponsel itu dan kuketikan nomorku. Kukira Fabian akan langsung menghubungi ku untuk memberi tahu nomornya tapi ternyata tidak.
Sungguh seperti orang bodoh aku menunggunya. Aku pamit dengan salah tingkah dan Fabian hanya tersenyum saja.
Setibanya di ruanganku.
"Ya ampun Neng dari mana aja?" Tanya Sarah dan Rindu.
"Habis ketemu cowok ganteng."
"Alah paling abang abang kang cilor." Debby menimpali.
"Kita nungguin ampe lumutan."
"Hahahaha sorry, tadi dijalan ketemu teman," ujarku dengan wajah tersenyum bahagia mengingat waktu yang ku habiskan bersama Fabian.
***
Hingga malam tak ada satu pun pesan atau panggilan dari Fabian. Kecewa ? Ya entah kenapa aku merasa kecewa. Mungkin karena terlalu berharap. Untuk ukuran pria seperti Fabian pasti banyak perempuan yang antri pikirku.
Aku menyerah tak lagi memeriksa ponselku. Dengan membaringkan badan dan menutupi wajahku dengan bantal aku merutuki diriku sendiri. Bodoh bodoh bodoh..
Tak lama notif pesan masuk diponselku
0812107xxxx
Malam Renata, ini aku Fabian.
Ingat kan ? The latte guy :)
Save nomorku ya.
Ingat ya kamu masih punya hutang satu minuman latte untuk diminum bersama :)
Good night.. sleep tight.
Sumpah demi apapun aku berteriak bahagia. Bagai anak kecil mendapatkan permen aku menari nari dengan ponsel ditangan.
Renata : Ok Fabian :)
Dan pesan pun terkirim tanpa balasan apapun. Setidaknya aku bisa tidur nyenyak malam ini.
***
Waktu berlalu dan hari audit pun tiba. Selama dua hari ini tak ada pesan apapun dari Fabian, dan aku pun tak punya keberanian untuk mengirim pesan terlebih dahulu. Tak nyaman saja rasanya.
pagi ini semua orang terlihat sibuk di ruanganku mempersiapkan kebutuhan untuk audit dan terkejut ketika tiba - tiba seorang memanggil ku karena ada kiriman go food.
"Lo belom sarapan?"
"Pagi pagi pesen go food segala." Rindu bertanya padaku.
"Nggak, kayanya salah orang".
"Bentar gue cek dulu".
Seseorang dengan jaket hijau memberikan kantong plastik yang berisi 1 cup minuman hangat
"Dengan ibu Renata Oktalia?"
"Ya,saya pak tapi sepertinya bapak salah orang."
"Saya tak pesan apapun."
Pria yang mengantarkan pesanan itu kembali memeriksa aplikasi di ponselnya untuk memastikan.
"Hmmm.. tapi ini tujuannya benar kemari bu coba dicek lagi," ujarnya
Ku periksa lagi ternyata ada sebuah kartu kecil disana.
Semoga auditnya berjalan lancar.
Aku yakin kamu bisa.
Semangat :)
X.o.x.o
Fabian
Ps : kamu berhutang 2 latte untuk diminum bersama sekarang :)
Dan hari ini pun ku lalui dengan penuh senyuman.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Herlina Riansyah
Fabian trnyata manis diawal tp nyesek diblkng
2022-11-02
0
Sunarti
Febian sdh berhubungan sama Lea setelah bertemu Renata
2022-10-03
0
fiendry🇵🇸
😂😂😂😂
2022-07-12
0