Terikat Dusta
"Happy 6Th anniversary sayang." bisik seseorang ditelingaku dengan tangan yang melingkar di pinggangku dan sebuah kotak beludru biru ditangannya. Ku putar badanku menghadapnya kini mataku bertatapan dengan mata coklat bening yang selalu membuatku tenggelam dalam tatapannya.
Ya dialah Fabian Nugraha suamiku yang manis dan romantis tak pernah sekalipun Fabian melewatkan hari jadi kami. Aku merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia. Ku buka kotak beludru biru itu terdapat sebuah kalung cantik dengan liontin inisial F ❤️ R. Mataku berkaca-kaca karena bahagia.
"Kamu suka ?" Tanya Fabian.
"Tentu saja sayang." Jawabku dengan tersipu. Entah kenapa walaupun telah menikah selama 6 tahun Fabian selalu sukses membuatku merona dengan perasaan cinta membuncah.
Fabian memasangkan kalung di leher jenjangku menatapku dalam "Seperti dugaanku, kamu akan cantik sekali dengan kalung ini," ucapnya. Fabian mencium dahiku lalu dengan lembut mencium kedua kelopak mataku, turun ke hidungku dan kemudian mencium bibirku dengan penuh perasaan. ciuman manis ini menjadi sentuhan sentuhan manis dan berhenti ketika suara pekikan nona kecil kami yang mengejutkan secara tiba tiba.
"Morning Mommy and Daddy.," teriaknya.
Celia sudah cantik dengan seragam TK nya dan rambut pony tail dengan poni yang menutupi dahi.
"Morning princess." Fabian melepaskan pelukan nya padaku dan kemudian mengangkat tubuh Celia ke udara dan diakhiri ciuman bertubi-tubi di wajah anak cantik itu.
Celia anak perempuan kami yang kini berusia 5 tahun dan sudah duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Kadang aku sering merasa iri, aku yang mengandung Celia selama 9 bulan, melahirkannya, begadang berbulan bulan tapi lihat wajahnya begitu cetakan Fabian. Alis mata yang tegas, hidung mancung dan bibir yang mungil tapi berisi. Celia ini Fabian versi hawa. Sungguh tak adil rasanya.
"Ayo kita turun sarapan."
"Mommy buat pancake untuk sarapan," ucapku
"Yeaaayy we love you mommy," ucap Fabian dan Celia. Mereka memang kompak astaga.
"Aku mau pancake dengan madu," ujar Fabian dan Celia. Ya untuk selera makanan saja mereka sama. Benar benar membuat ku merasa heran.
"Sayang aku dinas ke Surabaya hari ini, seperti yang sudah ku bilang sebelumnya. Mungkin sekitar 3 hari aku disana. Kalau kamu bosan boleh main ke rumah mami. Maaf harus pergi dihari jadi kita. Aku janji weekend ini kita habiskan waktu berdua," ucap Fabian beruntun menjelaskan sembari menggenggam tanganku.
" Its oke, maaf aku belum memberimu hadiah," jawabku
"Hadiah semalam cukup bagiku." Goda Fabian.
Mengingatkan tentang percintaan panas kami semalam.
"Dan aku ingin hadiah yang sama ketika aku kembali. Fabian mengerlingkan matanya nakal.
"Oke aku harus pergi sekarang, jadwal pesawat jam 10.00 nanti aku telepon bila sudah sampai. Baik - baik dirumah jangan nakal," kata Fabian lagi sambil mencium pipiku.
"Ayo princess kita harus pergi. Say goodbye to mommy." titah Fabian pada Celia.
Celia mencium tanganku dan beranjak pergi dengan Fabian. Aku mengantar kepergian mereka sampai ke pintu.
Fabian kembali ke arahku dan memelukku hangat tidak seperti biasanya.
"Aku sayang kamu Renata," ucap nya sebelum pergi. Belum apa apa aku sudah merindukannya.
Ya Tuhan semoga tak ada hal buruk yang terjadi doaku dalam hati.
***
Pukul 12 aku jemput Celia. Sudah beberapa kali ku cek ponselku belum juga ada notif pesan atau telepon masuk dari Fabian. Mungkin Fabian sibuk atau masih jet lag aku berusaha berpikiran positif.
Aku tak pernah menghubungi Fabian duluan ketika Fabian dinas luar kota takut mengganggu pekerjaan nya.
"Mommy aku pengen es krim dan ayam goreng . Boleh ya mommy please," ucap Celia dengan wajah memohon yang menggemaskan.
"Oke princess," jawabku.
"Pak Wito tolong mampir dulu ke.mall terdekat ya. Celia mau beli es krim nih," ucapku pada Pak Wito supir pribadi yang disediakan Fabian untukku.
Semenjak menikah Fabian tidak mengizinkanku untuk mengemudi sendiri. Sungguh Fabian terlalu memanjakan aku dan Celia
Celia memakan es krim nya dengan belepotan tapi terlihat begitu menggemaskan. Aku tersenyum dan mengambil beberapa photo Celia yang akan ku kirimkan pada Fabian.
Ah Fabian.... Kenapa belum memberi kabar juga ya. Hati mulai cemas tapi selalu ku tepis segala fikiran buruk.
Tiba tiba terdengar bunyi ponsel dari tasku. Ku lihat nomor tidak dikenal dengan kode daerah Bandung. Bandung ? siapa ya? hanya beberapa teman dan saudara jauh yang tinggal diBandung dan itu pun jarang sekali menghubungi.
"Halo," ucapku menjawab panggilan telepon.
"Dengan nyonya Fabian Nugraha ?".
"Apakah ini dengan ibu Renata istri dari Tuan Fabrian Nugraha ?" Tanya nya
"Iya benar, maaf ini dengan siapa ?" Tanyaku
"Saya Voni dari RS. Santosa Bandung. Maaf ibu saya ingin mengabarkan bahwa suami ibu mengalami kecelakaan dan kini dalam kondisi kritis. Saya harap ibu dapat segara datang ke rumah sakit."
Ponsel dalam genggamanku terjatuh begitu saja, kakiku terasa tak bertulang, air mata jatuh berhamburan. Ah aku harus kuat bisa jadi ini penipuan aku mengumpulkan sisa sisa kesadaranku. Aku harus segera mengecek kebenaran nya.
"Ayo sayang kita harus pulang."
"Tapi mommy es krim ku belum habis."
" Kita makan dimobil aja. Ayo, Nak !" Bujukku.
Ku gendong Celia untuk mempercepat gerakku. Setengah berlari mencari pintu keluar dari mall ini. Ketika kulihat Hendrik asisten Fabian menghampiri kami.
"Bu, bapak mengalami kecelakaan lalu lintas. Kehadiran ibu diperlukan di rumah sakit, sebaiknya kita segera kesana." Hendrik berkata padaku
"Ibu ikut mobil saya saja biar cepat." ucap Hendrik lagi. Rasa panik tak bisa ia sembunyikan dari wajahnya
Aku menuruti apa yang Henrik ucapkan.
Ketika tak lama ada panggilan lain dari Sakti yang merupakan kaka Fabian.
"Halo Renata, Fabian kecelakaan. Apa kamu udah tau?" tanya Sakti langsung
"Ya kak ini aku udah dijalan mau ke Bandung." jawabku
"Oke baiklah aku nanti ke Bandung ini lagi di bandara dari Surabaya Sabar ya Renata, semoga semua baik baik saja." Suara Sakti pun terdengar bergetar, aku yakin ia sama takutnya denganku.
"Iya Kak, semoga. Kak tolong sampaikan pada pihak Rumah Sakit lakukan segala tindakan yang diperlukan agar Fabian selamat," ucapku sambil terisak.
"Ya, tentu saja," jawab Kak Sakti mengakhiri panggilan telepon kami.
***
Waktu berjalan terasa begitu lama. Doa terucap berkali kali dari hati semoga Fabian selamat, walaupun dalam hati bertanya tanya kenapa Fabian berada di Bandung.
Pukul 4 sore kami sampai di Bandung. Jarak antar a Jakarta - Bandung memang cukup jauh dah jalanan yang agak padat sehingga kami sedikit lebih lama diperjalanan.
Kulangkahkan kaki dengan tergesa ke ruang ICU dimana Fabian terbaring tak sadarkan diri, dengan baju khusus pasien dan berbagai alat penunjang hidup. Fabian ku sayang. Ya Tuhan... tubuhku lemas serasa tak bertulang.
" Fabian.. Fabian aku disini sayang.. kumohon bukalah matamu sadarlah sayang.. aku dan Celia membutuhkanmu.. kami mencintaimu... Bertahanlah sayang, aku tau kamu kuat," bisikku ditelinga fabian dengan air mata berhamburan.
"Daddy bangun, Celia kangen." Celia menggenggam tangan Fabian dengan mata berkaca-kaca.
Aku keluar dari ruangan Fabian dengan wajah merah dan mata bengkak. Dokter yang menangani Fabian ingin bertemu denganku.
"Selamat sore saya dokter Carlos yang menangani suami ibu." ucap dokter itu memperkenalkan dirinya.
"Suami ibu mengalami benturan di kepala yang menyebabkan beliau tak sadarkan diri. akan ada tindakan lanjutan bila diperlukan."
"Lakukan apapun yang terbaik untuk suami saya dok," ucapku terisak.
"Dan untuk nyonya Lea Tamara maaf kami tidak bisa menyelamatkan bayi yang dikandung nya" ucap dokter itu penuh sesal, tapi apa yang ia ucapkan membuat ku terkejut.
" Maaf siapa dok ?" Tanyaku terheran.
"Nyonya Lea, bukankah ibu Renata sudah diberi tahu bila tuan Fabian mengalami kecelakaan bersama nyonya Lea."
"Si siapa dok?" Tanyaku dengan dada yg rasanya sakit.
"Nyonya Lea Tamara, beliau juga berada di ruang ICU."
Mendengar apa yang dokter itu jelaskan membuatku terdiam tak bisa berkata kata..
TBC
Ini pertama kali aku nulis novel. Mohon maaf kalau masih banyak kekurangan dan typo.
Terimakasih yang sudah mau baca. Ditunggu saran dam kritiknya yaaa.
Love u all so much
Mangat ayank 🤩🤩🤩
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Puput Siti marpuah
bulak balik baca novel nie Renata Fabian sakti kirana
2024-05-03
1
Aysana Shanim
Balik lagi baca renata fabian. Kangen smaa mereka
2024-03-17
0
Alfi Fatmayani
semangat thor
2023-10-29
0