Aku diam mamatung, rasanya tubuhku tidak bisa bergerak saat Netra pria di hadapanku menatap tajam. Kondisiku masih dalam keadaan panik jadi aku tidak menyahut pertanyaannya.
"Kutanya sekali lagi siapa kau!? Dan kenapa kau ada disini, nona kecil?" Suara nya yang berat membuatku bergidik sesaat.
"Ak-Aku...Aku hanya...," Ah, di saat keadaanku terdesak begini kenapa tidak ada kata satu pun yang terpikirkan!? seolah-olah otakku langsung Blank saking paniknya.
"Jangan-Jangan kau penyusup!? Berani sekali memasuki area panggung tanpa sepengetahuan penjaga!" Katanya marah, dia memegang salah satu tanganku bermaksud agar aku tidak kabur. Kemudian menoleh ke luar.
"Penjaga ada penyusup–"
"Tidak! Jangan panggil mereka. Aku kesini hanya ingin minta tanda tangan Raizel Freymon," potongku dengan cepat, agar dia tidak sempat memanggil penjaga di luar.
Sejenak pria di depanku memandangku dengan waspada. "Apa kata-katamu bisa dipercaya?"
"Ya, aku janji setelah mendapatkan tanda tangannya, aku akan pergi dari sini," Dengan cepat aku mengangguk berusaha membuatnya percaya.
Sesaat Netra hijaunya masih memandangku tajam, lalu dia melepaskan pegangannya pada tanganku. "Baiklah, aku akan mengantarmu menemui Raizel. Tapi jika kau macam-macam disini, kau akan tahu akibatnya!"
"A-Aku berjanji," sahutku cepat, memegangi tanganku yang agak berbekas karna dia sempat memegang erat.
"Kau Fans yang beruntung karna aku mengizinkanmu menemui HE@VEN secara dekat," katanya sambil membelakangiku dan berjalan menuju suatu tempat, menyuruhku untuk mengikutinya.
Aku menghembuskan napasku, sambil mengikuti pria di depanku ini. Setidaknya aku masih selamat disini. Dalam hati aku menyangkal perkataannya.
"Aku bukan Fans kalian tahu! Aku cuma ingin minta tanda tangan saja buat misi!"
Kuperhatikan punggungnya yang tegap, Aku ingat, kalau tidak salah dia adalah salah satu idol dari HE@VEN yang kulihat di panggung tadi. Entah apa yang dia lakukan di back stage, dan akhirnya malah memergokiku sedang berada di belakang panggung. Huft...ketahuan sih, tapi untungnya masih selamat dan tidak ditendang secara paksa dari Studio.
Aku tidak berniat membalas perkataan terakhirnya, Karna dari nada suara pun aku sudah tahu kalau dia tipe orang yang tidak banyak bicara kecuali saat aku kepergok tadi aja.
Kami sampai pada sebuah ruangan bertuliskan 'Idol Room' sepertinya ruangan ini tempat dimana para idol beristirahat setelah selesai Perform. Pria itu membuka pintunya sedikit kencang.
"Orang ini, punya etika gak sih!? Gak sopan banget!" Pikirku sambil melirik Pria disampingku ini.
Kulihat dalam ruangan itu terdapat 3 orang idol yang kulihat tadi, ditambah Pria di sampingku jadinya 4. Satunya hilang entah kemana, padahal tadi mereka ber-5 kok, ah sudahlah aku tidak perlu memusingkannya. Aku cuma ingin misi ini segera selesai.
"Ah, Revan kemana saja tadi? Kami nungguin kau lho," kata salah satu idol bersurai hijau pada Pria di sampingku.
"Hanya pergi menemui manager sebentar, lalu aku tidak sengaja bertemu Salah satu Fans ini," Sindir Pria disampingku, melirikku sinis.
Aku meliriknya balik, lama-lama bisa ku tonjok wajah nya itu. Udah dibilangin kalau aku cuma mau bertemu Raizel doang, huh sepertinya pria disampingku yang bernama 'Revan' ini tidak suka dengan keberadaanku disini.
Pria bersurai hijau dan pria bersurai biru kemudian menatapku, sedangkan Pria satu nya lagi yang bersurai hitam bercampur coklat cuek bebek sambil memainkan HP nya.
"Dan Anak kecil di sampingmu siapa Revan?" tanya si Pria bersurai biru.
JJDDEERR!
Seakan ada petir di siang bolong, tiba-tiba jantung ku menjadi sakit sekali, Sakit banget di katain anak kecil.
"Kejam, mentang-mentang tubuhku kecil dan pendek. Aku malah dikatain anak kecil, sakit tau," batinku yang hanya bisa menangis dalam hati.
"Ppfftt...sabar Chloe, yang penting fokus ke misinya," Holy yang terbang di samping kepalaku menahan tawa, dan berakhir tertawa ngakak.
"Huh, awas kau Holy pas di rumah nanti!" sahutku dalam hati sengit.
"Hanya salah satu Fans yang ingin minta tanda tangan Raizel," Sahut Revan dingin sambil mendekati Sofa di sana, dia mendudukkan dirinya dengan angkuh.
Raizel yang merasa nama nya di panggil langsung mengalihkan perhatian nya padaku, Dia mengulurkan tangannya. Oh ternyata yang bernama Raizel Freymon adalah Pria bersurai hitam campur coklat tadi.
"Mana pulpen dan kertasnya?" Katanya dengan wajah datar dan intonasi juga sama datarnya dengan wajahnya.
Segera aku mengambil pulpen dan kertas yang dimaksud dalam tas selempangku, memberikan pada Raizel agar segera di tanda tangani.
Dia menerimanya, menandatangani nya dengan cepat lalu mengembalikan semuanya padaku tanpa bicara apa-apa. Mungkin aku harus memberi Raizel julukan. Si muka Tripleks mungkin.
"Terima kasih, Aku senang bertemu kalian. Aku pulang dulu," Sedikit aku membungkuk memberi salam perpisahan.
"Tidak ingin foto sama kami sekalian? Jarang-jarang lho ada Fans yang beruntung seperti kau," Aku mendongak ketika mendengar suara dari Pria bersurai hijau itu. Dia tersenyum manis.
"Ah, tidak terima kasih. Tapi tanda tangan ini saja sudah cukup," Aku menggeleng pelan menolak tawaran itu dengan halus.
"Hm...tidak seru, masa cuma tanda tangan Raizel aja. Sini biar aku beri bonus sekalian, bagaimana kalau bonus nya adalah ciuman perpisahan dariku?" Kini pria bersurai biru yang membuka suara, dia mendekatiku sambil menempelkan tangannya pada kedua pipiku. Memaksa aku mendongak padanya.
Dia tersenyum menggoda, mengedipkan salah satu matanya khas cowok playboy. Aku menatap horror pria bersurai biru di hadapanku.
"Apa-apaan ucapannya itu!? Dia pikir aku cewek apaan! Ucapannya mengesalkan sekali," pikirku sambil menatap nya tajam.
Lagipula kenapa 3 cowok lainnya yang diruangan ini hanya diam tidak menghentikan pria bersurai biru di depanku!? Mereka ber-3 dengan cuek melakukan aktivitas masing-masing, menghiraukan keberadaanku dan pria bersurai biru di depanku.
"Ck! Kalau sudah begini situasinya. Aku tidak akan segan-segan menendangnya kalau dia berbuat macam-macam meski dia adalah seorang idol terkenal sekalipun,"
Mungkin pesona playboy nya akan berpengaruh bagi cewek lain termasuk Fans HE@VEN tapi tidak denganku, aku rasa situasi ini sangat mengancam. Ditambah dalam ruangan ini ada 4 Pria dan aku sendirian cewek disini. Aku benar-benar harus waspada.
Kudorong tubuhnya agak kencang hingga jarak kami menjauh beberapa meter. Kutatap Netra ungu nya yang membulat terkejut, tidak menyangka aku akan menolak pesona nya.
"Maaf tapi aku hanya ingin pulang sekarang, urusanku sudah selesai," Kataku dingin, Netra biru ku menatap nya tajam.
"Oh, kau tidak terpesona. Wah, hebat sekali. Aku tidak menyangka Nona kecil sepertimu bisa menolak pesona ku ini," Pria itu kemudian menyerigai, tersenyum penuh arti.
Aku ingin membalas perkataannya tapi Pria bernama Revan memotong pembicaraan kami.
"Al, jangan menggoda nya terus. Sudahlah biarkan dia pergi. Kau tidak ingin kan dimarahi oleh direktur karna menggoda Fans yang ke sekian kalinya,"
Aku tidak tahu Revan membelaku atau tidak karna ekspresi wajahnya terlihat jengah dengan tingkah Pria bersurai biru yang bernama 'Al' ini.
Oke cukup, aku sudah gerah berlama-lama disini. Kuputuskan untuk membungkukan badanku sedikit memberi salam perpisahan pada mereka tanpa mengatakan apa pun.
"Sampai ketemu lagi nona kecil," Kata Al sambil mengedipkan satu matanya padaku.
Aku melirik Al kesal, jelas sudah kalau aku tidak ingin bertemu dengannya lagi atau pun grup HE@VEN ini. Tidak akan pernah. Aku mengacuhkan Perkataan Al dan berbalik menuju pintu keluar.
BBRRUUKK!
"Aawww! Aduh!" ringis ku pelan.
Baru saja aku ingin keluar dari ruangan ini tapi sepertinya aku tidak sengaja menabrak badan seseorang, dengan segera aku mengusap jidatku yang sempat terbentur sebentar. Mendongak ingin melihat siapa yang kutabrak karna saat ini aku hanya setinggi perut nya.
"Siapa kau nona kecil!? Bagaimana bisa masuk ke sini?" Suara berat dan serak itu membuat anggota badanku langsung meremang. Dia sangat tinggi sekali, di matanya mungkin aku terlihat seperti seekor semut yang bisa kapan saja diinjak-injak.
"M-Maaf, saya hanya seorang Fans yang ingin minta tanda tangan saja pada Raizel Freymon," kata ku berbohong tentang Fans itu.
"Dan bagaimana bisa masuk ke sini?" Netra berwarna orange nya menatapku penuh selidik.
Aku sedikit menunduk, agak takut sekarang karna dia begitu tinggi seperti raksasa. Tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
"Aku tidak sengaja bertemu dengannya di Back Stage, Sepertinya dia nekat pergi ke sana demi meminta tanda tangan Raizel. Jadi aku membawanya ke sini," Aku sedikit menghela napas lega karna Revan yang menyahut pertanyaan itu. Meski aku merasa tertekan karna Aura suram yang berada pada pria Bernetra orange di hadapanku.
"Lebih tepatnya demi misi," tambahku dalam hati, meralat ucapan Revan.
"Nyali mu berani juga nona kecil," Sesaat kulihat dia melipat kedua tangannya depan dada. Tatapan tajam dan menusuk bisa kurasakan dari semua orang yang ada diruangan ini, tatapan mereka seakan bisa membunuhku berlahan-lahan.
"Ma-Maaf," lirihku pelan, entah semua orang dalam ruangan ini bisa mendengarnya atau tidak. Aku benar-benar dalam masalah sekarang, menyesal sudah menerima misi ini dari System.
"Siapa namamu?"
"Chloe Amberly,"
"Umur?"
"17 tahun,"
Seketika semuanya menjadi hening setelah jawaban terakhirku.
"AAPPAA! 17 tahun!" teriakan tak percaya kudengar dari Pria bersurai hijau dan Al yang memandangku.
"Kenapa? Tidak percaya?" Tanyaku memandang bingung kedua orang itu.
"T-Tapi tubuhmu kecil dan pendek, kupikir tadi umurmu 15 atau 16 tahun," Kata Al sambil menunjukku, yang hanya kubalas dengan raut tenang.
Pria bernetra orange di hadapanku hanya menghela napas. Lalu menunduk menatapku yang tingginya hanya sebatas perutnya.
"Baiklah, kau boleh pergi nona kecil. Kali ini kumaafkan," Dia kemudian membungkukkan badannya, menjajarkan wajah pada wajahku lalu berbisik di kupingku. "Tapi ingat, kau sudah terlanjur memasuki area ini tanpa izin dariku. Jangan berharap kau bisa lepas dari pengawasanku, nona kecil. Aku akan selalu mengawasimu, karna kini kuanggap kau sebagai tawananku. Sekarang pergilah sebelum aku berubah pikiran,"
Aku diam mematung saat dia berbisik dengan suara serak dan berat nya itu, kata-kata itu tidak salah lagi itu adalah sebuah ancaman. Rasanya kakiku sudah sangat bergetar mendengar ancaman itu. Aku merasa hidupku tidak akan sama lagi mulai sekarang dan seterusnya.
Dia menjauhkan wajahnya setelah memberikan ancaman padaku, dia memasang wajah dingin seolah-olah tidak melakukan apapun yang membahayakan hidupku.
Dengan susah payah, aku meneguk selivaku beberapa detik lalu mengangguk pelan sebagai jawaban karna sekarang mulutku sepertinya tidak mau mengeluarkan suara saking takutnya.
Seketika dengan kecepatan kilat aku langsung buru-buru pergi menjauhi ruangan itu, berlari kencang meninggalkan Area Studio.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
🌸 althea (◕ᴗ◕✿)
crazy up dong Thor ♥️
2021-03-19
0
shana 3108
lanjut lagi ya thor tapi jangan sampai tidak makan dan minum dulu baru boleh buat ceritanya lagi ya thor tapi jangan sampai tidak tidur nyenyak ya thor tapi jangan sampai sakit dan jaga kesihatan dirimu ya thor tapi saya tunggu dan up up up banyak lagi kali ya thor.☺😃😄🤗😀😁😭😞😣😣😣😣😣😣😣😣😣😣
2021-03-19
1
Nur LloVve
Di tunggu feedback nya yah kak.Kalo udah feedback komen aja yah,ntar aku kasih vote karya kakak.
#I'm A Special Girl
2021-03-19
1