Bahkan saat sampai di kelas, Chloe sudah tidak menemukan Devian. Yang ada hanya kursi kosong tanpa pemiliknya. Chloe menatap kursi di sampingnya lalu menghela napas.
"Kayaknya aku terlambat," gumamnya sambil menyembunyikan wajahnya di antara lipatan tangan.
Chloe melihat salah satu cowok teman dekat Devian, sang gadis memutuskan untuk bertanya.
"Hei, kau teman dekatnya Devian kan?"
Cowok itu menoleh pada Chloe lalu mengangguk. "Iya, memangnya kenapa?"
"Apa kau tahu Devian kemana? Dia pagi tadi masih disini kan?"
"Oh, Devian hanya belajar sebentar setelahnya dia izin absen lagi habis dari UKS, Ada latihan katanya, kumat lagi tuh sifat bolosnya,"
Chloe diam sesaat, merasa bersalah sudah membuat sang pemuda kecewa. Sayangnya sang pemuda sudah pergi lagi dari kelas.
"Oh, gitu ya. Makasih,"
"sama-sama,"
Cowok itu pun pergi menjauhi Chloe. Gadis bersurai biru itu kembali menyembunyikan wajahnya di antara lipatan tangan.
"Kayaknya biarin dulu Devian menenangkan diri, soalnya Devian kelihatan kecewa banget tadi," Holy mendudukkan dirinya di pundak Chloe sambil mengusap rambut biru Chloe.
"Aku tahu itu, mungkin aku akan menghindarinya beberapa hari. Aku juga perlu memikirkan langkah selanjutnya dari game ini. Dan tentunya target yang lain,"
"Iya, kurasa itu ide yang bagus untuk sekarang. Oh, iya aku baru menyadari pemuda yang kemarin kau kasih payungmu ternyata target selanjutnya,"
"Benarkah? kenapa Holy tidak langsung memberitahuku kemarin?"
"Entah kenapa aku tidak bisa mendeteksi target dalam keadaan cuaca buruk, sepertinya cuaca buruk mempengaruhi systemku hingga tidak bisa mendeteksi target,"
"System bisa begitu juga ternyata,"
"Yah, mana kutahu. Kan program yang membuat ku," Holy menggidikkan bahunya, lalu terbang di samping kepala Chloe.
CLEK!
Pintu kelas terbuka menampakkan seorang gadis bersurai Silver tengah berjalan mengitari kelas sambil memberikan sesuatu, semua siswa di kelas dibuat heran karna kedatangan gadis itu.
"Vivian, ini apaan?" tanya salah satu siswa, menunjukkan benda yang tadi diberikan gadis bernama 'Vivian' itu.
"Itu tiket konser, teman-teman nanti kalian datang ya ke konsernya HE@VEN malam minggu nanti. Aku sudah mengundang kelas 10 sampai kelas 12. Karna hari ini aku ulang tahun, dan sebagai ketua OSIS yang baik. Aku mengundang kalian semua," katanya dengan senyum angkuh.
"YEEY!"
"Yuhuu asik, bisa nonton Boyband kesukaanku dari dekat,"
"Akhirnya impianku terkabul, ingin nonton konser HE@VEN secara Live!"
Kelas pun menjadi ribut dengan penuh kegembiraan dari seisi kelas kecuali Chloe. Ada yang gembira, Menangis haru, sampai ada yang loncat-loncat girang. Saking senangnya bisa menonton konser nanti.
Chloe ingat, Vivian adalah salah satu karakter figuran juga. Dia dikenal sebagai Anak pemilik sekolah sekaligus ketua OSIS yang paling tajir di sekolah, walau kekayaannya masih agak jauh dengan Alice dan Evelyn. Hanya saja sifat Vivian sangat angkuh dan arogan. Kalau tidak salah seingat Chloe, Vivian sangat mengidolakan salah satu dari ke-5 karakter utama pria hanya saja Chloe lupa namanya, apalagi Chloe masih belum bertemu dengan ke-4 karakter utama pria lainnya.
Kelas masih gaduh setelah Vivian pergi, beberapa siswa-siswi membicarakan tentang konser itu, namun Chloe menghiraukannya dan tetap diam di kursinya.
Pandangan Netra biru Chloe mengarah pada tiket konser di tangannya, datang ke konser tidak buruk. Lagipula Chloe juga menyukai musik. Chloe masih memiliki 2 hari sebelum konser dimulai.
"Jadi rencananya kita akan ke konser malam minggu nanti kan? dan hari minggunya pergi ke Restoran bersama Devian?"
"Iya, kita akan ke konser malam minggu nanti. Mungkin juga bisa bertemu salah satu karakter utama pria. Dan soal pergi ke Restoran itu aku tidak tahu. Entah jadi atau tidak,"
"Kalau misalnya tidak jadi, tidak apa-apa. Kau bisa bicara baik-baik dengan Devian kan,Chloe?"
"Kuharap sih begitu, yang penting kita fokus dulu dengan target kedua,"
TING!
Chloe mengambil HP nya secara diam-diam dan membaca sebuah pesan disana.
From: Program
To: Chloe
Cutscene Alice hari ini:
1.) Pertemuan Alice dan target kedua di Cafe
Sang gadis mendengus kecil, dengan cuek dia kembali menyimpan HP nya. Dia bahkan tidak tahu Cafe mana yang dimaksud.
"Bodo amat, paling alurnya gak sesuai cerita aslinya lagi. Percuma memberitahuku Cutscene nya program," cibir Chloe pelan dengan kesal.
Sang gadis memutuskan tidak mengikuti Alur cerita aslinya lagi, daripada nanti ujung-ujung nya Chloe malah salah langkah, lebih baik dia bertindak dengan caranya sendiri.
Tapi saat ingin kembali mengistirahatkan dirinya, dia malah di panggil guru olahraga. Dan terpaksa harus mengikuti penilaian susulan karna tadi Chloe sempat demam.
************
[Pulang sekolah]
"Aduh kakiku keram!" ringis Chloe sambil sesekali memijit kakinya yang kesemutan selama perjalanan pulang.
"Lagian ngapain langsung lari maraton gitu, bukannya pemanasan dulu kek," Holy dengan santainya duduk di pundak Chloe, memperhatikan para pejalan kaki di sekitar mereka yang berlalu lalang.
"Aku gak mau lama-lama di lapangan sendirian, mana lagi guru olahraganya killer," gerutu Chloe sambil melipat kedua tangannya depan perut. Menghiraukan tatapan aneh dari pejalan kaki, karna Chloe seperti bicara sendiri.
"Siapa suruh sampai demam begitu, padahal sudah ku peringati untuk tetap istirahat di rumah, ngeyel sih. Jadi ngerepotin orang disekitarmu kan,"
"Iya, iya. Lain kali akan aku ingat,"
Chloe menendang kecil kerikil yang berada di depannya, sekarang perutnya merasa lapar. Wajar karena dia sempat lari maraton saat jam pelajaran terakhir.
"Mungkin membeli beberapa cemilan untuk makan di rumah pasti menyenangkan," pikir Chloe dengan senyum lebar.
Netranya menangkap sebuah Cafe yang tak berada jauh darinya, Coffe Bitte, itulah nama dari dari Cafe itu. Menurut informasi yang Chloe dapat, Cafe itu baru buka 3 bulan yang lalu dan masih tergolong baru. Namun sudah terlihat banyak sekali pelanggan dari luar kaca Cafe, penuh sesak sepertinya. Meski tergolong baru tapi Cafe ini sudah kayak Cafe terkenal.
Chloe penasaran bagaimana rasa makanan di sana sekaligus ingin membeli makanan yang dia pikirkan tadi, Kakinya melangkah mendekati Cafe itu dan masuk ke dalamnya.
KKKRRIINGG!
Bel Cafe berbunyi ketika Chloe masuk kedalamnya disertai aroma kopi yang sangat harum dan menenangkan, seperti dugaannya Cafe ini penuh dengan pelanggan dan rata-rata pelanggannya adalah perempuan, dari yang remaja sampai dewasa. Sepanjang Chloe memandang hampir tidak terlihat tempat duduk yang kosong saking penuhnya.
Dan Chloe baru menyadari kalau semua pegawai disini adalah laki-laki tampan, pantas saja semua pelanggannya rata-rata adalah perempuan. Pasti nya bakal adem bagi para pelanggan perempuan disini, makan sekaligus cuci mata.
"Semua pegawainya ternyata laki-laki tampan, pantas saja belum genap setahun nih Cafe langsung terkenal," Chloe menggeleng pelan melihat suasana ribut dan berisik di sekitarnya. Bahkan para pegawai disini tidak menyadari kehadirannya. Saking sibuknya para pegawai itu.
PIP!
"Chloe, aku merasakan kehadiran target kedua disini,"
"Siapa orangnya?"
"Entahlah, perhatikan saja sekitarmu,"
Acuh, Chloe lebih memilih melangkahkan kakinya mendekati meja pesanan, terdapat sosok pemuda bersurai coklat tua dengan Netra Aqua sedang membuat kopi disana. Pemuda itu menyadari kehadiran Chloe, dia tersenyum lalu menyerahkan kopi itu pada temannya.
"Ah, selamat datang di Coffe Bitte. Anda mau pesan apa nona?" tanya pemuda itu dengan ramah dan senyumnya.
"Oh, pria yang ramah. Bahkan Devian tidak seramah ini," pikir sang gadis sambil membalas senyum pemuda itu.
"Aku ingin sebungkus kopi bubuk. Dan apa ada dessert nya?"
"Ada kami menyediakan beberapa dessert yang terbuat dari biji kopi, bulan ini yang paling di rekomendasikan adalah dessert Cake Coffe with honey. Ah, tapi jika anda tidak ingin ada kopinya anda bisa memilih Pancake Honey with caramel,"
"Aku pesan Pancake Honey with caramel satu,"
"Baiklah, jadi pesanan anda Pancake Honey with caramel dan bubuk kopi,"
"iya,"
"Akan segera saya buatkan, anda bisa menunggu dulu di meja kami,"
Chloe mengangguk sebagai jawaban, Pria itu pergi menuju dapur untuk membuatkan pesanan Chloe. Chloe merasa familiar dengan warna rambut serta warna mata sang pria, rasanya sang gadis pernah bertemu dengan pria itu tapi dia lupa dimana.
Selama menunggu pandangan sang gadis melihat-lihat sekitar Cafe tersebut, sampai pandangannya tertuju pada seorang gadis bersurai Coklat yang dikenalnya tengah berada di luar Cafe. Itu adalah Alice bersama pria bersurai merah yang pernah Alice tabrak. Entah sejak kapan mereka disana, Chloe cuma berharap Alice dan pria itu tidak melihatnya yang sedang di dalam Cafe.
Mereka terlihat tertawa bersama, dan begitu dekat. Sesekali Chloe lihat pipi Alice memerah ketika sang pria bersurai merah itu mengusap rambutnya. Chloe hanya memandangi dari dalam Cafe sambil terbengong-bengong.
"Yak, aku mencium aroma-aroma akan segera pacaran disini. Alice dan pria itu yang aku tidak tahu namanya," Pikir Chloe menggeleng pelan setelah menyadari, Alice dan pria itu sudah berpisah menuju rumah masing-masing.
PIPIPI!
"Chloe aku mendapatkan misi dari Program, jika berhasil kau akan mendapatkan mode pekerja yang cekatan serta hadiah misterius,"
Perkataan Holy membuyarkan lamunan Chloe, sang gadis melirik Holy yang berada tepat di hadapannya.
"Apa misinya?"
"Bantu mereka melayani pelanggan, karna sepertinya mereka sudah kewalahan menghadapi banyaknya pelanggan yang berdatangan,"
"Oke, aku akan mencoba bicara pada owner Cafe ini,"
Chloe setuju sih dengan pendapat Holy karena dia juga merasa kasihan dengan pegawai dan barista Cafe ini, dimana mereka hanya melayani ber-5 saja termasuk pemuda di meja pesanan tadi.
"Permisi, ini pesanan anda," katanya dengan ramah.
Suara sang pemuda sontak membuat Chloe menoleh, dia menatap pemuda bersurai coklat tua itu.
"Terima kasih, Um...apa Owner nya ada disini? Bisakah saya bertemu dengannya?"
Sesaat pemuda bersurai coklat tua itu terkejut, agak heran kenapa Chloe ingin bertemu sang Owner.
"Ada, saya sendiri adalah Owner nya. Apa ada yang salah dengan pelayanannya nona?" Raut wajah sang pemuda berubah cemas.
"Ah, tidak-tidak. Bukan begitu, sebenarnya saya ingin menawari bantuan. Kelihatannya para barista anda terlihat kewalahan melayani pelanggan," Kata Chloe sambil melirik para barista yang masih hilir mudik mengantar pesanan, beberapa ekspresi para barista itu juga terlihat lelah.
"Begitu ya, sejujurnya kami memang agak kewalahan sekarang karna kami hanya melayani ber-5 saja," Netra Aqua sang pemuda tampak berbinar penuh harapan.
"Tapi kalau anda tidak keberatan membantu kami, saya rasa bisa memperbolehkan anda bekerja sementara disini, Dan saya akan membayar kerja keras anda," Senyum ramah kembali terbit di bibir sang pemuda.
"Tentu, saya tidak keberatan," sahut Chloe penuh senyum. Demi misi dan hadiah dia akan melakukannya. Lumayan juga mendapat bayaran, hitung-hitung tambahan uang saku nya.
"Kalau begitu anda bisa mengganti pakaian anda di ruang staff, saya akan menyimpan pesanan anda dulu selama anda bekerja,"
"Baiklah,"
Chloe pun menuju ruangan staff yang diberitahu oleh sang pemuda, dia mengganti pakaiannya. Tak lupa memberitahu pada pemilik toko hewan tempat Chloe bekerja, kalau dia tidak bisa kerja sampingan hari itu karna Chloe sekarang sedang membantu sang pemuda.
Chloe memperhatikan sebentar seragam baristanya, tidak kebesaran maupun tidak kekecilan di tubuhnya. Sungguh sangat pas untuk Chloe yang memiliki tubuh pendek dan kecil.
"Saatnya bekerja," pikir Chloe dengan semangat.
Sang gadis dengan cekatan membantu mencatat dan mengantar pesanan pelanggan, bahkan ada beberapa pelanggan perempuan yang mengatakan wajah Chloe cakep dan manis. Chloe tidak percaya tapi sang gadis terlihat senang mendapat pujian seperti itu.
kecekatan serta ketelitian Chloe dalam melayani pelanggan membuat teman-teman barista pemuda bersurai coklat tua itu senang dan lega karna mereka mendapat bantuan tambahan. Walau tahu Chloe seorang perempuan mereka tidak mempermasalahkannya.
************
Usai bekerja keras, jam 9.00 P.M akhirnya Cafe itu tutup. Mereka membersihkan sisa-sisa piring yang tertinggal, serta merapikan tempat itu kembali agar terlihat bersih sebelum menutup Cafe itu.
Dan Chloe akhirnya bisa beristirahat dengan santai, dia juga sudah membersihkan beberapa meja.
Pemuda bersurai coklat tua dengan Netra Aqua itu mendekati Chloe dan duduk berhadapan dengan sang gadis di salah satu meja.
"Terima kasih, berkat bantuanmu pekerjaan kami jadi lebih cepat selesai hari ini. Sebagai rasa terima kasih pesananmu tadi ku gratis kan dan ini bayaranmu," kata sang pemuda dengan ramah. Dia menyodorkan pesanan serta beberapa lembar uang pada Chloe.
"Ah, terima kasih kembali. Kurasa bayarannya terlalu banyak, aku jadi tidak enak hati menerimanya," sahut Chloe memandang pesanan serta bayaran yang diterimanya.
"Tidak apa-apa, anggap saja bonus karna pekerjaanmu sangat cekatan sekali tadi. Oh iya, kita belum kenalan. Aku Felix Edricson, santai saja denganku," Felix mengulurkan tangannya berniat menjabat tangan Chloe.
"Chloe Amberly, senang bertemu denganmu," Chloe menjabat tangan Felix dengan senyum cerianya.
Felix mengangguk masih tersenyum ramah lalu melepaskan jabatan tangannya. "Apa kau tidak pulang? Ini sudah terlalu malam untukmu, mau aku antar pulang?"
"Tidak perlu, aku tidak ingin merepotkanmu. Aku akan ganti baju dulu, setelah itu akan pulang," Chloe menggeleng pelan sebagai jawaban.
Felix hanya mengangguk membiarkan Chloe pergi mengganti pakaiannya di ruang staff.
Setelah berganti pakaian Chloe pamit pulang sambil membawa ransel serta pesanannya. Lalu pergi dari Cafe Coffe Bitte itu. Chloe sempat bertanya-tanya dalam hati, apakah Felix yang dimaksud Holy sebagai target kedua? Entahlah hanya Program dan System yang tahu.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
kambing terbang
aku kok jd laper yah
2021-03-22
0
senja
netra aqua yg ujan2an itu?
2021-03-19
7
Duke Floyen
Next thor, semangat 💪🏻
Novel mu sangat bagus!!!!
2021-03-15
6