Chloe POV
Hari ini cukup menyenangkan bagiku, sekolah yang berjalan lancar dan berteman dengan sang protagonis wanita, rasanya aku tidak percaya tapi yang kurasakan itu semuanya nyata. kecuali bagian bertemu Devian.
Aku membuka pintu kamarku, dalamnya sangat rapi seperti tak pernah disentuh saja. Chloe Amberly tinggal di rumah seluas ini sendirian? Aku jadi merasa kasihan dengan hidupnya.
Kuputuskan untuk meletakkan ranselku lalu melepas seragamku dan segera membersihkan tubuhku di kamar mandi. Usai membersihkan diri dan berganti pakaian, aku mengistirahatkan diri di tempat tidur sambil memandangi langit-langit kamarku.
"Chloe, kau tidak penasaran dengan hadiahmu?"
"Nanti dulu, aku masih ingin istirahat," kataku malas, mataku memperhatikan sekitar kamarku. Lalu pandanganku tertuju pada sebuah Trophy yang tiba-tiba saja sudah berada di atas rak.
Aku meranjak dari tempat tidurku mendekati Trophy berwarna emas tersebut dan mengambilnya.
"Kapan Piala ini disini? Perasaan pas masuk kamar gak ada deh," kataku memandangi Piala di tanganku dengan heran.
"Oh, itu kau dapat penghargaan dari program. Karna kau berhasil Menjadi teman pertama Alice dan mengeluarkannya dari rasa kesepian,"
Sebentar aku mengerjapkan mataku, mencerna perkataan System. Piala ini adalah penghargaan untukku? Apa begitu berartinya menjadi teman sang Protagonis Wanita?
Aku menunduk membaca sebuah tulisan di piala itu 'Trophy teman pertama Alice'. Aku tidak mengira program akan menambahkan hadiah penghargaan juga di game ini, Sepertinya Program Game System Prince Charming berkembang pesat setelah aku masuk kedalamnya.
"Wow, sepertinya di waktu yang akan datang aku memiliki firasat akan mendapatkan piala lagi," Canda ku sambil terkekeh, lalu kuletakkan kembali piala itu di rak.
"Mungkin, piala ini akan muncul secara tak tertuga alias acak. Jadi kita tidak tahu kapan akan mendapatkan piala lagi,"
"Tapi aku penasaran,"
"Penasaran kenapa?"
"Jika aku berteman dengan Evelyn dan bukan Alice, apa yang akan terjadi?"
"Hm...mungkin kau akan ketularan sifat jahatnya, dan akan dibenci ke-5 karakter utama pria. Sama saja kau akan membuat Chloe Amberly mati seperti alur cerita aslinya,"
"Benar juga, untung saja aku memilih berteman dengan Alice," Aku bergidik ngeri sesaat.
"Coba lihat HP mu, bisa jadi ada pesan masuk dari program,"
Aku mengambil HP ku di nakas sesuai perintah system, benar saja ada 1 pesan masuk yang belum kubaca dari program.
From: Program
To: Chloe Amberly
Selamat Chloe, tindakanmu mengubah sedikit takdir Chloe Amberly dengan memilih berteman dengan Alice. Terimalah Title dan penghargaan ini.
Title:
"Pertemanan Alice dan Chloe"
Penghargaan:
"Trophy teman pertama Alice"
"Apa gunanya title?" tanyaku setelah membaca pesan masuk itu.
"Gak ada sih, cuma buat pamer doang,"
"Kalau gitu, gak usah pakai title cukup penghargaan aja,"
"Oke, nanti kukasih tau Program,"
"Lha bisa begitu!?" kupikir aku tidak bisa memberitahu program. "Kalau begitu sekalian kasih tau, besok-besok pakai Cheat aja biar ke-5 karakter utama pria langsung takluk padaku, capek kalau harus deketin mereka satu-satu,"
"Mana bisa gitu woi!?, memangnya kau pikir game ini bisa pakai Cheat apa!?"
"Ya bujuk program lha, jadi aku gak usah berusaha keras menaklukan ke-5 karakter utama pria," kataku dengan santai.
"Gak bisa! Harus usaha dong, siapa suruh pas mau mati berpikir bisa masuk ke dalam Otome Game!? Jadi Chloe harus terima saja hukumannya dari program,"
"Nyesel aku berpikir bisa masuk ke dunia Otome Game pas mau mati, kalau tahu begini aku tidak akan memikirkan hal itu,"
"Telat menyesalnya, udah nikmati aja hidupmu disini Chloe. Nanti kalau berhasil bakal bisa balik lagi ke duniamu yang asli,"
Aku menghembuskan napas kasar, salahku juga sih kenapa harus memikirkan Otome Game pas sudah sekarat begitu. Aku jadi harus pasrah menerima hukumannya dari program.
TING!
Sesaat aku merenungi nasib ku sebuah pesan masuk dari program muncul di layar HP ku. Aku melihat pesannya, sebuah biodata salah satu dari karakter utama pria.
Nama: Devian Orlindo
Umur: 16 tahun
Ciri-Ciri: Memiliki rambut hitam kecoklatan, mata berwarna coklat muda, kulit putih pucat, tinggi 170 cm, dan sering membawa Headphone kemana-mana.
Note: Devian adalah anak pertama dari 2 bersaudara di keluarga Orlindo, memiliki sifat yang agak dingin dan kadang perhatian (hanya untuk orang terdekatnya). Keluarganya memiliki satu perusahaan yang bekerja di bidang Ambassador, tapi Devian sejak kecil lebih tertarik dengan dunia musik dibanding meneruskan perusahaan keluarganya. Dan saat ini dia menjadi solo idol terkenal yang sedang naik daun sekaligus model majalah Pria.
"Kedengaran keren sekali, masih muda tapi sudah sangat terkenal. Dia sepertinya sangat berbakat dalam bidang musik," komentarku dengan mata berbinar.
"Tentu saja, bagaimana menurutmu? Pilihan Program pada salah satu karakter utama pria tidak salah pilihkan? Dia juga tampan,"
"Biasa aja sih, aku tidak tertarik dengan wajah tampannya, saat pertama bertemu pun dia juga dingin. Aku tidak suka dengan sikapnya,"
"Awas lho, nanti malah senjata makan tuan, Jangan suka pada Devian ya kalau sudah ngomong begitu. Hihihi...,"
"Aku Gak bakalan suka," sahutku merasa tertantang. Kulihat lagi biodata Devian, jadi ini ya dimaksud oleh system hadiah yang kudapat saat aku sudah menyelesaikan misi sampingan.
"Oh iya, karna kau sudah menolong Devian tadi, kau mendapat 3 poin sebagai awalan,"
"3 poin doang? sedikit sekali,"
"Ya mana kutahu, kan program yang mengatur,"
"Huh!" Aku menatap kembali layar HP ku yang terdapat biodata Devian, disamping biodatanya terdapat sebuah Love berbentuk hati dengan angka 3% di dalamnya.
"Btw, Devian lebih muda satu tahun dariku. Tapi kenapa dia bilang sekelas denganku?"
"Devian termasuk siswa yang pintar, memang seharusnya dia masih kelas 10 sebagai adik kelasmu. Tapi karna kepintarannya di atas rata-rata dia langsung loncat kelas atas permintaan dari kepala sekolah, dan kebetulan dia sekelas denganmu,"
"Aneh, di cerita aslinya seingatku Chloe Amberly dan Devian tidak sekelas, mereka bahkan beda kelas,"
"Mungkin alurnya sudah berubah sejak kau masuk dalam game, Program bahkan tidak mengatakan apa pun soal ini,"
Sejujurnya aku curiga dengan program yang menjalankan game system Prince Charming ini, Apa tujuan sebenarnya program mengubah alur cerita game ini dari ceritanya yang asli?
Namun aku tak ingin lama-lama ambil pusing, kuletakkan HP ku di nakas setelah mematikan layarnya. Aku tak ingin memikirkan hal itu lama-lama, otakku sudah terlalu lelah untuk berpikir.
Kurebahkan tubuhku di tempat tidur, mengistirahatkan diri dari rasa lelah.
"Chloe, ingat malam ini kau ada kerja di toko hewan, jangan sampai lupa. Kalau tidak nanti gaji mu berkurang,"
"Iya, aku takkan lupa," sahutku pelan.
Aku bangun untuk memasang alarm sebentar, setelahnya aku terlelap dalam mimpi yang nyenyak.
*************
[Malam hari, 10.00 P.M]
Aku membereskan beberapa kandang hewan, meletakkannya di sudut-sudut toko agar terlihat rapi. Beberapa kucing kadang bermanja-manja pada kakiku saat aku sibuk.
"Chloe,"
"Ya?"
Suara panggilan refleks aku menoleh pada pemilik suara ini, memandangi seorang wanita paruh baya yang sedang memegangi sebuah keranjang parcel berisi buah-buahan.
"Nak Chloe, tadi ada seorang pelanggan memberikan donasi pada toko ini. Sebagai rasa terima kasih tolong kau antarkan buah-buahan ini, Dan ini alamat rumahnya," kata sang pemilik toko.
"Baik bu," sahutku menerima keranjang parcel dan alamatnya itu.
Aku pun pamit dan bergegas pergi menuju alamat yang dimaksud agar tidak pulang terlalu malam.
************
TING TONG!
Kutekan bel rumah besar ini, halamannya sangat luas bahkan sudah seperti lapangan bola, Rumahnya juga sangat besar. Aku penasaran siapa pemilik rumah ini.
Kkrriiet!
Pintu terbuka menampakkan sosok perempuan berpakaian pelayan.
"Anda siapa? Ada yang bisa saya bantu?"
"Ah, saya dari perwakilan toko Cat Moon, sebagai rasa terima kasih kami atas donasi yang diberikan. Kami memberikan buah-buahan ini,"
Pelayan itu tampak bingung sepertinya dia tidak paham maksud tujuanku disini.
Seorang pemuda muncul dibelakang sang pelayan, wajahnya terlihat familiar bagiku.
"Ada apa ini?"
"Tuan muda Devian," Pelayan itu terkejut beberapa saat lalu dia menunduk. "Ini, dia katanya perwakilan dari toko Cat Moon, sebagai rasa terima kasih mereka atas donasi yang diberikan tuan muda. Mereka memberikan buah-buahan ini,"
"Pergilah," sahut Devian datar.
"Baik tuan muda," pelayan itu menunduk beberapa saat lalu pergi meninggalkan kami berdua.
"Devian i-ini rumahmu?" kataku agak terkejut, aku tidak menyangka Devian tinggal di rumah seluas dan sebesar ini.
"Hm...Pergilah, bawa buah-buahan itu juga. Aku tidak membutuhkan hadiah timbal balik, aku berdonasi karna keinginanku sendiri," usirnya dingin, dia berbalik ingin masuk ke dalam rumahnya.
"Huh, mentang-mentang orang kaya. Bisa seenaknya menolak barang-barang murah kayak buah-buahan ini," pikirku jengkel dengan sikapnya yang dingin itu.
"Tunggu!" seruku menahan ujung bajunya, sebelum dia benar-benar menutup pintunya. Meski aku harus mendongak karna tinggiku hanya mencapai bahunya. "Setidaknya tolong terima buah-buahan ini, aku sudah capek-capek mengantarnya ke rumahmu!"
Devian menatap tajam ke arahku, entah karena aku tidak sopan memegang pakaiannya atau karna hal lain entahlah.
"Apa kau tidak mengerti juga! Aku sudah bilang aku tidak membutuhkan timbal balik!"
"Tapi setidaknya hargai aku yang sudah mengantarnya, kau tahu? Kakiku jadi pegal-pegal tau!" seruku tak mau kalah, aku melepaskan peganganku pada ujung bajunya. Emosiku naik turun berdebat dengan Devian.
"Siapa suruh untuk mengantarnya, cepat pulang sana!"
Aku menggeram kesal, keterlaluan sekali dia mengusirku dengan nada tinggi seperti itu. Bahkan dia sama sekali tidak berkata terima kasih karena aku sudah berbaik hati mengantar buah-buahan ini.
"Tolong terimalah, kalau tidak pemilik toko kami akan merasa sedih dan kecewa karna pelanggannya tidak menerima hadiah yang diberikan," kataku akhirnya dengan memelas.
Sejujurnya aku tidak mau menurunkan harga diriku di depannya, ini sangat memalukan. Aku bisa saja melemparkan buah-buahan ini ke wajahnya kalau dia tidak menerima. Tapi kalau sampai dia mengadu pada pemilik toko karna sikapku bisa-bisa aku akan dipecat dan nasibku ke depannya akan kacau.
Sekilas kulihat ekspresi wajahnya sedikit berubah, entah apa yang Devian pikirkan. Lalu tanpa berkata-kata dia tiba-tiba saja melepaskan Syal berwarna coklat muda yang dipakainya dan memakaikannya di leherku.
Sontak aku terkejut menatapnya, di alur cerita Aslinya Devian tidak pernah berperilaku lembut di depan perempuan, jangankan berperilaku lembut didekati perempuan saja dia akan menjadi sinis. Kecuali setelah dia mengenal Alice dan dia hanya berperilaku lembut di depan Alice saja, tapi kenapa Chloe Amberly ini....?
Devian tiba-tiba mengambil keranjang Parcel di tanganku, dia menunduk menatapku sambil memperlihatkan keranjang parcel yang dipegangnya.
"Lihat, aku sudah menerimanya bukan? cepatlah pulang, ini sudah hampir larut malam. Kau pakai saja dulu Syalku, di luar dingin," katanya datar.
Aku sempat sedikit salah tingkah, bahkan mulutku rasanya kelu untuk menjawab perkataannya.
"Terima kasih," Aku menoleh ke arah lain, berusaha menghindari kontak mata dengannya.
"Hm...,"
Sempat terjadi keheningan beberapa detik, setelahnya aku sedikit membungkuk kecil.
"Kalau begitu aku pergi dulu Devian, maaf mengganggu waktumu,"
Aku buru-buru pergi dari sana, tidak bisa berlama-lama karna hampir larut malam. Untungnya aku sempat menaiki bus terakhir malam itu.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
•••anime ku dashi😅•••
Semangat thor...
2021-06-10
7
Gz'baker
mirip komik sistem percintaan prince charming kalau gk salah ada adegan gini juga tapi beda latar tempat doang
2021-04-26
11
Eyato Selvi
msih nyimak
2021-03-22
0