"Hah~, hari ini sangat melelahkan. Jadi begini ya rasanya tinggal sendiri, melakukan semuanya sendirian tanpa ada keluarga lagi. Hidup Chloe Amberly benar-benar berat," kata Chloe sambil menghempaskan tubuhnya di kasur usai mandi.
"Berat kan rasanya, makanya kau harus bersyukur masih punya keluarga di dunia aslimu. Untungnya program juga mengirimku, jadi Chloe gak akan sendirian disini," Holy terbang mengintari kepala Chloe.
"Iya, aku bersyukur masih punya keluarga. Btw keluargaku bagaimana di dunia asli? Apa mereka baik-baik saja,"
"Sejauh ini keluargamu baik-baik saja, ibu dan ayahmu pun, semenjak kau koma mereka mulai mengurangi fokus mereka pada pekerjaan dan sekarang lebih fokus merawat adik-adikmu,"
"Baguslah, setidaknya kedua adikku itu tidak terus merasa sedih karena aku koma, ada ayah dan ibu yang sekarang menjaga mereka," Chloe merasa seakan beban di pundaknya menjadi ringan dan lega saat mendengar keluarganya baik-baik saja di dunia asli.
"Hehe, ya sekarang selamat Chloe kau sudah menyelesaikan misinya. Mode pekerja yang cekatan sudah terbuka, hadiah misteriusnya adalah sekarang kau bisa membuka biodata Felix Edricson, dia adalah target kedua, dan kau mendapat 5 poin,"
"Ternyata memang benar target keduanya adalah Felix," Chloe bangun dari kasurnya, lalu mengambil HP nya di nakas.
TING!
Chloe membuka pesan masuk dari program dan menemukan biodata Felix disana.
Nama: Felix Edricson
Umur: 19 tahun
Ciri-ciri: Memiliki rambut berwarna coklat tua, dengan Netra berwarna Aqua, dan tinggi 180 cm.
Note: Felix berasal dari keluarga Edricson yang terkenal sebagai penyumbang saham terbesar no 3 setelah perusahaan keluarga Brisken dan Redlusia. Felix hanya anak tunggal, tidak memiliki saudara kecuali sepupu seumurannya. Felix memiliki sifat yang sangat ramah dan lembut pada orang asing serta orang terdekatnya. Keluarga Felix memiliki perusahan yang berkerja di bidang perdagangan, dan memiliki banyak koneksi dengan perusahaan lain. Keluarga Felix sangat terkenal, bahkan sering muncul dalam berita. Tapi Felix lebih tertarik dengan dunia memasak sejak kecil dan bercita-cita ingin memiliki Cafe sendiri dibanding meneruskan perusahaan keluarganya, jadi saat ini dia sedang mengelola sebuah Cafe bersama teman-temannya. Dia juga baru saja menjadi Mahasiswa baru di sebuah Kampus terkenal.
"eeiiiyy, kenapa ada anak kuliahan juga woi!?" protes Chloe sambil mendelik menatap Holy yang tengah bersembunyi di atas rak piala seakan sudah tahu kalau Chloe akan protes padanya.
"Hehehe, anak kuliahan tergolong bijak dan dewasa. Jadi mungkin bisa cocok dengan Chloe yang agak kekanakan dan labil," sahut Holy sambil nyengir.
"enak saja aku dibilang kekanakan! Anak SMA kan wajar kalau sebagian masih labil," kata Chloe tak terima. Lagipula alasan system menambahkan anak kuliahan juga gak masuk akal menurutnya.
"Hm...bukannya Felix memang salah satu karakter utama pria di cerita aslinya, jadi wajar kalau dia muncul dalam game ini," jelas Holy sambil terbang mendekati Chloe.
"Tapi aku bahkan, tidak pernah berteman dengan anak kuliahan," keluh sang gadis.
"Tenang, anggap saja Felix itu seumuran denganmu kalau bertemu dengannya nanti. Dia pasti akan mengerti kok,"
Chloe diam, memikirkan perkataan Holy. Yah, tidak ada salahnya Holy menyarankan hal itu, anggap saja teman seumuran.
TING!
From: Program
To: Chloe
Cutscene Alice besok:
1.) Halte bus jam 8.00 A.M
Chloe membaca sebentar lalu memejamkan matanya, mengingat kapan Alice bertemu dengan Felix di cerita aslinya. Kalau tidak salah saat itu harinya mendung dan hujan lalu Alice yang tidak bisa pulang karna mobilnya sedang dibengkel mencoba menelpon salah satu keluarganya tapi sayangnya keluarganya tidak bisa menjemput Alice, jadi Alice terpaksa menunggu di halte bus. Namun karna halte bus tidak memiliki atap pelindung, Alice kehujanan dan hampir basah kuyub, untungnya saat itu Felix melihatnya dan memberikan payungnya pada Alice.
Yah, itu adalah pertemuan pertama Alice dengan Felix di cerita aslinya. Dan Chloe sudah bertemu Felix bahkan sebelum Cutscene itu mulai.
Gadis bersurai biru potongan pendek itu menyimpan HP nya dan kembali menghempaskan tubuhnya di kasur. Menutupi wajah dengan lengan kanannya.
"Holy, untuk kedepannya. Tolong kau buatkan list total poin dari ke-5 karakter utama pria, aku bisa lupa dengan total poin hati mereka,"
"Siap, perintah di terima, Pembuatan list poin hati selesai. Apa Chloe ingin melihatnya sekarang?"
"Nanti saja, aku ingin tidur dulu. Ngantuk,"
"Baiklah, selamat malam Chloe,"
"Selamat malam,"
Lampu di kamar Chloe pun mati secara otomatis, termasuk semua pintu di rumah itu langsung terkunci sendiri. System juga sudah mengaktifkan mode tidur. Jika kalian bertanya-tanya kenapa rumah itu seperti bergerak sendiri, maka jawabannya adalah program yang sudah memodifikasi rumah Chloe agar Chloe betah dan nyaman selama tinggal disana.
****************
[Keesokan paginya...]
Hari ini sekolah di liburkan karna kelas 12 sedang menjalani tes ujian untuk kelulusan. Jadi Chloe punya banyak waktu untuk kerja sampingan di toko hewan, pagi-pagi sekali sang gadis sudah berada di sana, membantu pemilik toko merapikan sudut-sudut toko sebelum toko di buka.
Sesekali sang gadis bersenandung kecil menikmati kegiatannya saat ini, namun sayangnya saat ingin menjangkau bagian atas lemari berisi makanan hewan dengan kemonceng, sang gadis tak sengaja menyenggol akuarium sedang berisi ikan koi sampai jatuh dan pecah.
PPRRAANGG!
"Astaga! Oh tidak, aku pasti akan dimarahi," batin Chloe panik saat melihat pecahan Akuarium berserakan di lantai dengan Ikan koi yang menggelepar sampai akhirnya kehabisan napas dan mati.
Sontak saja beberapa pagawai toko yang juga berada di sana menatap Chloe dengan terkejut, beberapa nya menatap tak percaya saat tahu bahwa Chloe lah yang memecahkan akuarium itu.
Dengan cepat Chloe mengambil pecahan kaca itu dengan terburu-buru, mencoba membersihkannya sebelum pemilik toko ini datang.
"Ukh...tanganku," lirih Chloe saat telapak tangannya tak sengaja terkena pecahan kaca, Namun sang gadis tidak peduli dan melanjutkan membersihkan pecahan kaca itu.
"Chloe, kau ceroboh! Tanganmu juga berdarah,"
"Aku tahu, makanya saat ini aku sedang mempertanggung jawabkan perbuatanku," balas Chloe masih panik.
"Ada apa ini?"
Suara pemilik toko membuat Chloe tersentak, Chloe diam membeku di tempat. Saking takutnya dia sampai tidak bisa menggerakkan tubuhnya.
Semua pegawai disana terdiam, tak ada yang berani bersuara. Sampai salah satu pegawai membuka suaranya.
"Itu bu, tadi Chloe memecahkan Akuarium yang disana," tunjuk salah satu pegawai sambil menunduk.
Pemilik toko itu kelihatan marah, matanya melotot bagitu menyeramkan. "Chloe Amberly! Kesini kamu!"
Chloe meneguk seliva nya susah payah, berlahan dia berdiri dan menghadap pemilik toko sambil menyembunyikan tangannya yang berdarah.
"Maaf bu, s-saya tidak sengaja," cicit Chloe sambil menunduk.
"Tidak sengaja katamu! Kamu tahu tidak, harga akuarium itu berapa!? Berjuta-juta tahu! Ikannya juga persilangan antara ikan macan dan ikan kumbang, dan harganya itu miliaran. Bisa kamu ganti rugi uang segitu, hah!"
Chloe menggeleng pelan sebagai jawaban, tidak ingin menyahut perkataan pemilik toko.
"Mulai hari ini kamu saya pecat! Dan ini gaji kamu selama sebulan, saya potong sebagai ganti rugi," Dengan kasar pemilik toko memberikan sebuah amplop ke tangan Chloe lalu menyeret Chloe keluar dari toko.
"Keluar kamu dari toko saya! Jangan pernah menjejakkan kaki disini lagi!"
Chloe di dorong keluar dari toko dengan kencang, untungnya sang gadis bisa menyeimbangi tubuhnya.
BLAM!
Gadis bersurai biru itu tidak berkata apa-apa, dia hanya memeluk amplok di tangannya dengan erat. Pandangan Netra birunya masih memandangi toko itu sebentar, kaki nya pun melangkah pergi menjauhi tempat tersebut.
*************
ZZRRAAHHSS!
Hujan deras turun membasahi kota, banyak para pejalan kaki berteduh menghindari hujan. Mobil serta motor berlalu lalang di jalan raya, menerobos hujan deras.
Chloe duduk diam sendirian di halte bus, sambil memeluk dirinya sendiri dengan erat, mencoba menghalau dinginnya udara saat itu. Seakan Tuhan belum cukup membuatnya sial hari ini, dengan menurunkan hujan begitu deras. Chloe bahkan tidak memakai jaket sama sekali.
Payungnya juga sudah hilang sejak diberikan kepada pemuda yang pernah Chloe temui, Terpaksa sang gadis menunggu di sana sampai hujan reda.
"Hari ini aku sudah cukup sial, sekarang malah turun hujan. Manalagi aku gak pakai jaket, payungku satu-satu nya juga hilang. Huh, benar-benar nasib sial," runtuk Chloe dalam hati.
Beberapa tetes air hujan sempat mengenai kepalanya, karna sebagian atap halte bus bolong.
Chloe merasakan seseorang berada di dekatnya, bahkan kini Chloe tidak merasakan lagi air hujan yang menetesi kepalanya. Gadis bersurai biru itu menoleh, ingin tahu siapa yang berada di dekatnya.
"Kak Felix!" Sesaat Chloe terkejut karna ternyata yang berada di sampingnya adalah Felix. Pemuda itu memakai pakaian santai, berbeda saat di Cafe kemarin.
Felix tersenyum lembut, dia menyodorkan payung berwarna biru tua melindungi kepala Chloe dari tetesan air hujan. Chloe ingat, payung itu adalah miliknya yang pernah Chloe berikan pada seseorang dan ternyata orang itu adalah Felix sendiri.
"Aku ingat, kau ternyata adalah gadis yang memberikan ku payung ini hari itu, hari dimana aku duduk hujan-hujanan sendirian," Kata Felix masih tersenyum, sang pemuda mendekati Chloe agar mereka berdua bisa terlindungi dari hujan.
"Kenapa berteduh disini? masih banyak tempat berteduh yang lain. Lihat, atap halte ini tidak sepenuhnya melindungimu dari hujan," katanya ramah sambil duduk di samping Chloe.
Netra Chloe sedikit meredup, dia melirik ke arah lain menghindari tatapan Netra Aqua milik Felix.
"Aku hanya sedang ingin sendiri saja, kak Felix,"
"Ah, apa kau ada masalah? Chloe bisa menceritakannya padaku, tapi jika tidak ingin. Aku mengerti keadaanmu, tidak perlu memaksakan diri," Felix memandang lembut Chloe, dia mengerti Chloe sedang sedih saat ini.
Chloe menatap ragu, sang gadis baru saja mengenal Felix. Mereka masih belum mengenal satu sama lain, tapi sikap Felix sangat perhatian pada Chloe.
"Apa aku bisa percaya pada kak Felix? Dia kelihatan baik dan bisa dipercaya sepertinya, lebih baik aku langsung ke intinya saja," Pikir Chloe sambil memandang Netra Aqua milik Felix.
"Aku dipecat dari pekerjaanku, dan saat ini aku ingin mencari pekerjaan baru agar aku bisa menghidupi diriku sendiri,"
"Ah, kau dipecat!? Bagaimana dengan keluargamu?" Sesaat raut wajah Felix berubah terkejut.
"Mereka sudah tiada, dan sekarang aku sebatang kara,"
Felix diam, merasa bersalah menanyakan hal yang seharusnya tidak dia tanyakan. "Maaf aku tidak bermaksud mengingatkanmu pada keluargamu," kata Felix menyesal.
"Tidak apa-apa, itu sudah sangat lama. Sekarang aku ingin mencari pekerjaan baru,"
"Hm...bagaimana kalau kau bekerja di Cafe ku saja? Kami memang sedang membutuhkan karyawan baru, lagipula kemarin teman-temanku suka dengan kecekatan mu dalam melayani pelanggan. Mereka menyarankan agar aku mengajakmu bekerja di Cafe kami," tawar Felix kembali memasang senyumannya.
Netra biru Chloe melebar sebentar lalu matanya berbinar senang. "Wah, beneran? Kalau begitu aku mau bekerja di Cafe kak Felix," sahut Chloe semangat.
Felix membalas senyum Chloe melihat Chloe yang tampak senang, Felix mengacak rambut biru Chloe gemas. Meski Chloe hanya setinggi dada nya.
"Hahaha, baiklah. Pertama-tama kita akan ke Cafe dulu setelahnya kau akan menandatangani kontrak kerja," Felix tertawa kecil usai mengacak rambut Chloe.
Sesaat Chloe merasakan pipinya merona tipis, senyum serta kelembutan Felix membuat Chloe merasa nyaman. Felix benar-benar sangat baik pada Chloe, padahal mereka bahkan belum saling mengenal dengan baik.
"Btw umur mu berapa?" Felix menoleh pada Chloe sambil meranjak dari duduknya.
"17 tahun, masih SMA," sahut Chloe ikut meranjak dari tempat duduk halte bis.
"Ah, masih SMA ternyata. Tapi tenang saja, Cafe ku menerima karyawan yang masih sekolah kecuali dibawah 16 tahun,"
"Hehe, terima kasih kak Felix. Sudah menawariku pekerjaan," Chloe tersenyum ceria.
"Sama-sama, ayo kita ke Cafe dulu. Jangan jauh-jauh, nanti pakaianmu basah," Felix menarik tangan Chloe dengan lembut, dan mendekatkan dirinya dengan sang gadis agar mereka bisa sama-sama berlindung di bawah payung.
Chloe hanya mengikuti perkataan Felix, Chloe akui Felix benar-benar mirip pangeran di dunia dongeng. Sikapnya yang sangat perhatian dan gentleman pada perempuan pasti membuat Felix sangat terkenal dan menjadi rebutan para cewek di luar sana. Chloe tentu saja menyukai sikap Felix, dalam artian teman.
Mereka berjalan bersama menuju Cafe sang pemuda di bawah payung yang sama.
Sedangkan Holy yang terbang di belakang Chloe dan Felix hanya memutar bola matanya, sambil bergumam.
"Berasa jadi obat nyamuk deh,"
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Septi Verawati
holy jd nyamuk beneran klu kayak gitu batal deh jd peri 🤣🤣🤣🤣
2022-06-30
0
kambing terbang
terbang terbang gitu jadinya kan beneran kek nyamuk yah
2021-03-22
35
senja
Holy, sini ku temenin jadi obat nyamuk, wkwk
2021-03-19
12