Setelah kejadian di kantin, banyak siswa-siswi yang memperhatikan Chloe dan Alice yang sekarang sudah berteman, sejak keluar dari kantin mereka terus memperhatikan dua orang itu. Bisik-bisik pertemanan mereka terdengar di seluruh penjuru sekolah. Kalau diperhatikan lagi tinggi badan Chloe dan Alice sangat berbeda jauh saat mereka berjalan beriringan.
Bahkan sampai salah satu siswi nyeletuk pelan disana. "Si Chloe kayaknya enggak cocok deh berteman dengan Alice, liat aja tuh tinggi mereka yang beda jauh. Tinggi badan aja beda jauh apalagi derajatnya,"
"Hihihi, paling Chloe cuma mau memanfaatkankan kekayaan Alice," kata siswi yang lainnya.
Tentu saja bisik-bisik itu bisa didengar Chloe yang kebetulan berpapasan dengan kedua perempuan itu, Netra biru milik Chloe memandang tajam. Berusaha tidak terpancing emosi, lalu kembali melanjutkan jalannya bersama Alice.
Chloe sebenarnya agak risih mendapat gosip-gosip yang tersebar itu, Dia berusaha mengacuhkannya.
"Alice, kalau ada yang menjelek-jelekanmu lagi. Acuhkan saja jangan diladeni, kalau enggak nanti mereka makin ngelunjak," Nasihat Chloe, memandang datar siswa-siswi yang memperhatikan mereka.
"Eh? Apa Chloe gak malu jadi pusat perhatian ya? Soalnya ini pertama kalinya bagiku jadi bahan gosip satu sekolah," Alice sedikit menunduk malu di samping Chloe, tidak berani menatap lurus ke depan selama berjalan di koridor itu.
"Iya iyalah, wong aku langganan ruang BK dulu semasa di dunia asliku," pikir Chloe seakan mau menjawab perkataan itu dari pikirannya tadi tapi yang keluar malah kata yang berbeda dari yang dia pikirkan.
"Aku sudah biasa jadi pusat perhatian dan bahan gosip," balas Chloe, bahkan telinganya sudah kebal mendengar gosip-gosip mengenai dirinya.
"Wah keren, apa Chloe sangat terkenal ya jadi kebal begitu?"
"Enggak ah, Aku berasal dari keluarga sederhana. Aku kebal karna sudah dari SMP aku jadi bahan gosip siswa-siswi, jadi ya sudah terbiasa," kata Chloe berbohong.
"Oh gitu, enggak apa-apa Chloe. Walau Chloe berasal dari keluarga sederhana, aku tetap mau berteman dengan Chloe kok," sahut Alice yang kini menunjukkan senyum manisnya.
"Yakin nih? Apa Alice gak malu punya teman sepertiku yang tidak selevel denganmu?" tanya Chloe mencoba menguji keyakinan dari Alice, tulus atau tidak berteman dengannya.
"Yakin kok, karna Alice merasa Chloe teman yang baik dan berbeda dibanding siswa-siswi lainnya,"
"Hehehe, gitu ya. Makasih pujiannya," Chloe terkekeh kecil, sikap Alice yang terlihat tulus padanya membuat Chloe lega.
Alice mengangguk sebagai balasan, senyum manisnya masih terlihat ketika keduanya sampai di kelas Chloe.
"Sampai nanti Chloe, kuharap kita bisa bertemu lagi saat jam pulang,"
"Tentu, akan ku usahakan,"
Chloe dan Alice berpisah disana, Alice pergi ke kelasnya dan kebetulan Alice dan Chloe satu angkatan cuma beda kelas aja. Chloe pun memasuki kelasnya yang sebagian terdapat siswa-siswi, ia mendudukkan dirinya dengan tenang lalu menyiapkan buku untuk pelajaran selanjutnya.
"Chloe, kupikir kau akan merasa takut ketika jadi bahan gosip tadi. Aku mendengarnya mereka menggosipkan kalau kau dekat dengan Alice hanya karna ingin kekayaannya saja,"
"Tidak usah dipedulikan system, mereka hanya iri karna tidak bisa berteman dengan Alice. Aku tahu rasa sakitnya dijadikan bahan gosip dan dibully, itulah kenapa aku mendiamkan mereka,"
"Hehehe, aku bangga dengan Chloe yang sekarang tidak takut dengan apapun lagi,"
"Tentu saja, siapa dulu dong. Chloe gitu lho," balas Chloe dalam hati yang tiba-tiba menjadi narsis.
"Nyesel aku tadi memujimu, kalau tahu ujung-ujungnya bakal narsis gini,"
"Siapa suruh muji,"
Obrolan itu terhenti saat seorang guru memasuki kelas, Chloe pun memutuskan untuk memfokuskan pikirannya pada mata pelajaran sekarang.
*************
[Pulang sekolah...]
Chloe melangkahkan kakinya melewati gerbang sekolah, ia bersenandung kecil menikmati hari pertamanya yang begitu lancar. Setidaknya hari pertama sekolahnya dia melawati dengan baik dan mendapatkan teman yaitu sang Protagonis wanita sendiri, Alice Brisken.
Alice dan Chloe tidak pulang bersama karna Alice di jemput supirnya tadi, jadilah Chloe pulang sendiri.
"Chloe, apa kau tidak merasa hari ini begitu tenang?"
"Hm...benar juga, aku juga merasa ada yang kurang. Oh iya, sejak pagi tadi aku tidak melihat Evelyn dimana pun bahkan saat Tour sekolah sendiri pun dia tidak terlihat,"
"Mungkin ada acara keluarga jadi dia tidak masuk hari ini,"
"Kau kan system game ini, masa kegiatan para karakter sendiri saja tidak tahu!?" Protes Chloe dalam hati, sesekali pandangannya tertuju pada jalan yang dia lewati.
"eeiiyy, aku bukan peramal yang serba tahu apa saja. Bagaimana pun juga aku cuma diperintahkan untuk membantumu, disini aku juga dibatasi agar tidak memberitahukan semua informasi padamu, nanti kau malah malas-malasan,"
"Katanya mau bantu, tapi sejak tadi enggak bantuin tuh,"
"Belom mulai misinya, kan jadwalnya besok,"
"Ck, aku benar-benar harus menunggu esok hari,"
Chloe mendengus kecil, ekspresi wajahnya agak kesal. Langkahnya terhenti di depan sebuah toko perbelanjaan, karna perhatiannya kini tertuju pada sebuah lemari berisi es krim. Menatap dari luar kaca toko perbelanjaan.
Di sisi lain seorang pemuda sedang berlari dengan cepat, seolah-olah sedang menghindari sesuatu. Wajahnya begitu pucat dan lelah.
PIPIPIPI!
"Chloe, aku merasakan target sedang berlari mendekat!"
"Hah!? target apa?"
"Tentu saja salah satu pemeran utama pria, coba lihat sekitarmu,"
Baru saja Chloe ingin melihat sekitarnya sesuai permintaan System tapi sebuah suara nyaring mengagetkannya, bahkan Chloe belum sempat menghindar.
"HEI, MINGGIR!"
BBRRUUKK!
"Aaaww! jidatku!" Seru Chloe yang terjatuh sambil memegangi keningnya yang agak merah karna tabrakan itu. Gadis itu meringis menahan sakit, dalam hati dia mengumpat pada sang pria yang menabraknya.
"Sialan, apa dia gak punya mata. Orang segede gaban gini masa gak liat sih!"
"Maaf, kau baik-baik saja? Aku benar-benar minta maaf," sang lelaki berlutut dari samping Chloe, memeriksa apakah Chloe terluka. Ekspresi wajahnya tidak bisa ditebak.
Chloe menggeram kesal, gadis itu mendelik menatap tajam pada sang pria. "Apa aku terlihat baik-baik saja? Lihat ini, jidatku sampai merah gini gara-gara kau!"
Seru Chloe ketus, dia mengusap keningnya beberapa saat. Sang pria memandangnya tanpa bersuara dan ekspresi datar yang dia tunjukkan.
"Maaf, biar kubantu," pria itu mengulurkan tangannya pada Chloe, berniat ingin membantu sang gadis. Chloe tidak tahu apakah pria di sampingnya ini tulus dengan minta maaf nya atau tidak karna Chloe tidak bisa menebak ekspresi sang pria.
Chloe menerima uluran tangan itu. Walau raut wajahnya masih merengut, sang gadis berdiri perlahan.
Baru saja beberapa detik yang lalu keduanya berbicara, tiba-tiba sekelompok perempuan datang dari arah sang pria lari tadi. Mereka tampak berteriak meneriaki nama seseorang.
"KKKYYAAA, DEVIAN JANGAN LARI,"
"DEVIAN KAMI FANS SEJATIMU,"
"KAMI MENCINTAIMU DEVIAN,"
Suara teriakan nyaring itu, sontak membuat Chloe dan sang pria menoleh. Wajah sang Pria langsung memucat, ketika sekelompok perempuan itu berlari mendekatinya. Bahkan situasi itu sampai menarik perhatian beberapa pejalan kaki.
"Sial, mereka datang," kata sang pria pelan tapi masih bisa didengar Chloe.
karna takut jadi ayam geprek lagi seperti kejadian berdesak-desakkan dikantin terlebih lagi Chloe memiliki tubuh yang pendek dan kecil. Otomatis Refleks Chloe malah lari dari sana.
"Huuuwaaa! tolong ada sekumpulan serigala," seru Chloe katakutan sambil lari menjauh dengan cepat.
"Hei, tunggu aku!" Sang pria yang melihat Chloe lari langsung mengikuti sang gadis tanpa pikir panjang.
Padahal yang dikejar adalah sang pria, tapi kenapa Chloe malah ikutan lari?
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
⎯⎯꯭ᷤ💕Sisk𝚊⃤𝐊𝐔ˢ⍣⃟ₛ꙳❂͜͡✯:≛꯭➛
hahahaha 🤣🤣🤣🤣,,, ngakak aku thor bacany... sero nih ceritamu.... aku baru mampir coz...
2022-06-13
1
Dwi DwiMarsanda
lah iya juga ya.... hahahaha (´⊙ω⊙`)
2021-11-21
2
laveyy
awokawok 😭
2021-06-23
2