Chloe bersembunyi di sebuah gang sempit, kepalanya menyembul dari balik tembok memastikan apakah situasinya aman atau tidak. Keningnya sedikit berkeringat efek lari tadi.
"Chloe, yang dikejar kan pria tadi. Kenapa kau ikut lari?"
"Aku tidak ingin dikira lagi cari perhatian sama Fans nya, fans nya serem banget. Kayak kumpulan serigala tadi,"
"Ya elah, kan bisa menghindar,"
"Percuma, bagaimanapun aku harus sembunyi dulu. Menunggu sampai situasinya aman,"
"Ada-ada saja deh Chloe,"
Chloe masih memperhatikan sekitarnya sampai Netra birunya menangkap sosok pria yang menabraknya tadi, tampaknya sang pria seperti kebingungan mencari tempat sembunyi. Chloe tidak tahu kalau pria itu mengikutinya sedari tadi.
"Ngapain dia celingak-celinguk begitu? Nyari apaan sih?" kata Chloe pelan memperhatikan tingkah aneh sang pria yang kebetulan berdiri tak jauh darinya.
"Tadi dia ngikutin kita Chloe, dan dia kehilangan jejakmu,"
"Lha ngapain ngikuti aku? Kan dia bisa pergi ke tempat lain?"
"Entah lha, refleks mungkin pas liat kau lari,"
"Dia ngikutin orang yang salah tuh," kata Chloe tersenyum geli, masih memperhatikan sang pria.
PIP!
"Chloe ada misi nih dari program,"
"Misi apaan? bukannya misinya sudah ya?"
"Itu misi utama, yang ini misi sampingan. Dan kalau kau kerjakan bisa mendapatkan hadiah dan kejutan dari program,"
"Hadiah?" sepertinya Chloe lebih tertarik dengan hadiah dan kejutan yang dimaksud. Penasaran dengan hadiah yang akan dia dapatkan kalau mengerjakan misi sampingan yang diberikan program.
"Apa misinya?"
"Bantu pria itu keluar dari kejaran fans nya sekaligus minta nomor teleponnya. Jika berhasil kau akan mendapatkan poin dari target pertamamu dan kejutan di rumahmu,"
"Ck, merepotkan. Padahal aku penasaran kalau dia ketangkap sama fans nya bakal diapain,"
"Jahat juga Chloe, bantuin napa. Kasihan tuh anak orang,"
"Iya iya,"
Segera Chloe keluar dari persembunyiannya dengan cepat, walau merasa ogah mengerjakan misi sampingan ini tapi demi hadiah yang dimaksud Chloe bakal lakuin apa saja.
Bergegas Chloe mendekati sang Pria sebelum para sekelompok perempuan itu datang, sang gadis langsung memegang tangan pria tersebut.
Merasa ada yang memegang tangannya sang pria menoleh, alisnya mengernyit tak suka saat tahu ada yang memegang tangannya tanpa izin.
"Ikut aku," kata Chloe tanpa peduli menarik tangan sang pria menuju tempat persembunyiannya tadi.
"Hei! Apa yang kau lakukan, lepaskan tanganmu!" Sang pria tak terima ditarik menuju suatu tempat yang tidak dia kenali.
Chloe menghentikan langkahnya di tempat persembunyiannya tadi, dia melepaskan tangan sang pria lalu menatap tajam sebentar walau perbedaan tinggi badan mereka yang cukup jauh membuat Chloe harus mendongak menatap sang pria. Dia menempelkan jari telunjuknya di bibir.
"Sssttt...kau mau lolos atau tidak dari para fans mu, kalau mau diam sebentar," Pinta Chloe yang kini menyembulkan kepalanya dari balik tembok agar bisa melihat situasi di luar.
Pria itu terdiam, Netra coklat mudanya terus memperhatikan gerak-gerik Chloe dari dekat. Gang yang cukup sempit membuat tubuh keduanya sangat dekat, itulah kenapa Chloe memilih mengalihkan perhatiannya pada Sekelompok perempuan yang lari melewati gang tersebut dibanding harus kontak mata dengan sang pria.
Setelah suara riuh sekelompok perempuan itu menjauh dan hampir hilang, terjadi keheningan di antara keduanya beberapa detik. Canggung, tentu saja Chloe merasakannya.
"Apa...mereka sudah pergi?" tanya sang pria yang kini wajahnya sangat dekat dengan kepala Chloe yang masih menatap arah luar dari balik tembok.
"Iya, mereka sudah pergi–," Chloe ingin menoleh menatap sang pria tapi menyadari wajah sang pria yang sangat dekat. Dia sontak terkejut.
"Astaga, Wajahmu itu terlalu dekat tau!" Protes Chloe dan langsung keluar dari tepat persembunyiannya, menjaga jarak dari sang pria. Hampir saja 1 cm lagi dia bisa mencium pria di depannya kalau menoleh.
"maaf," Kembali pria itu melontarkan kata maaf dengan ekspresi datarnya, tapi dia masih berdiri dalam jarak yang dekat dengan Chloe, menatap lekat-lekat kembali.
Chloe mengernyitkan alisnya, risih di tatap terlalu lekat seperti itu, pada akhirnya sang gadis menatap balik dengan tajam. Tak mau kalah.
"Tidak sopan menatap perempuan seperti itu!" kata Chloe yang risih, dia berkacak pinggang menunjukkan rasa tidak sukanya. Ekspresinya menatap kesal sang pria.
Sontak pria itu menjauhkan wajahnya, raut wajahnya sedikit berubah terkejut tapi hanya sebentar, setelahnya dia merubah kembali menjadi raut datar andalannya.
"Aku tidak bermaksud menyinggungmu, hanya saja kau terlihat familiar bagiku. Apa benar namamu Chloe Amberly?" Chloe mengerjapkan matanya saat mendengar nama itu disebut, Dia tidak tahu hubungannya Chloe Amberly dengan pria di depannya ini dalam game.
"Ya, itu benar. Memangnya kenapa?"
"Oh, ternyata memang benar Chloe ya. Kupikir kau orang lain yang hanya mirip dengannya, biasanya kau pakai kacamata. Dimana kacamatamu?"
"Hah? memangnya dia kenal ya dengan pemilik tubuh ini? kok aku baru tahu sih?"
"Kurasa mataku baik-baik saja, jadi aku tidak memerlukan kacamata lagi," sahut Chloe tenang, walau kini dia agak bingung hubungan Chloe dan pria di depannya.
"Begitu, Btw terima kasih sudah menolongku Chloe. Aku berhutang budi padamu,"
"Tunggu dulu, kau ini siapa? Apa kita pernah ketemu sebelumnya?" Chloe tidak ingat pernah bertemu pria ini sebelumnya.
"Kau tidak mengenalku!?" terdengar nada heran dari sang pria, sesaat ekspresi itu berubah bingung. "Aku Devian Orlindo,"
"Devian Orlindo?" Chloe mencoba mengingat alur cerita game ini. Seingatnya Chloe Amberly dan Devian tidak pernah bertemu di jalan sampai menolong Devian dari para fans nya.
"Bukankah seharusnya Chloe dan Devian tidak pernah berpapasan di jalan, Devian seharusnya bertemu dengan Alice dekat gerbang sekolah sesuai alur ceritanya, tapi kenapa ada yang berubah ya?" pikir Chloe keheranan.
"Aku mengerti, mungkin karna aku sudah lama absen dari kelas membuatmu lupa denganku," Devian menunduk memperhatikan Chloe yang tampak terkejut.
"Kita sekelas!? Maaf aku lupa tentang itu," seru Chloe pura-pura bersikap biasa, berusaha tidak terlihat mencurigakan.
Di alur ceritanya, Devian dan Chloe tidak sekelas bahkan Mereka berbeda kelas walau satu angkatan. Tapi Chloe merasa ada yang aneh.
"Tentu saja, tidak biasanya kau bersikap lupa seperti ini," Devian menyipitkan matanya sepertinya agak curiga dengan tingkah Chloe yang menurutnya agak berbeda dengan Chloe yang dia temui dulu.
"Ah, seperti yang kau bilang tadi. Saking lamanya kau absen sampai-sampai aku lupa kalau aku sekelas denganmu," Chloe tersenyum kecil, berusaha bersikap biasa.
"Begitu ya," Devian mengangguk kecil, rasa curiganya hilang. Dia mempercayai perkataan Chloe.
"Sebagai permintaan maafku karna aku sudah menabrakmu, akhir pekan bagaimana kalau kau ikut denganku makan di restoran? Hitung-hitung sebagai rasa terima kasihku juga,"
"Eh, yakin? Padahal enggak perlu mengajakku kesana,"
"Yah, kalau nolak sih gak apa-apa. Yang penting aku sudah berbaik hati menawarimu,"
"Ternyata cuma basa-basi doang," pikir Chloe Sweetdrop.
"Iya, aku mau ikut denganmu,"
Sekilas Chloe lihat Devian tersenyum kecil, kemudian sang pemuda mengulurkan tangannya seakan meminta sesuatu.
"Mana HP mu? aku perlu nomor teleponmu untuk kabar selanjutnya,"
Tanpa pikir panjang Chloe memberikan HP nya pada Devian dan membiarkan pemuda itu mengutak-atik HP nya. Setelah itu sang pemuda mengembalikan HP tersebut.
"Kalau begitu sampai Ketemu besok,"
"Aku malahan enggak ingin ketemu kau Devian," pikir Chloe tanpa menyahut perkataan terakhir Devian dan membiarkan pemuda itu pergi menjauh.
"Selamat Chloe, kau berhasil menyelesaikan misinya. Kupikir kau akan menyerah karna itu mustahil,"
"Mana mungkin aku nyerah gitu aja, demi hadiah akan kulakukan apa pun. Yah walau bagian meminta nomor telepon itu Devian yang minta sih, bukan aku,"
"Huuuu~...ternyata cuma mau hadiahnya doang, kukira kau ikhlas bantuin Devian,"
"Sejujurnya kalau bisa aku ingin sekali menjauhi ke-5 karakter utama pria karena bagaimana pun mereka lah yang menyebabkan Chloe Amberly mati,"
"Benar juga sih, tapi ini kan perintah dari program. Yah mau bagaimana lagi,"
Chloe menghela napas, dia mungkin bisa melakukan apa pun dalam dunia game ini tapi dia tidak bisa menjauhi ke-5 karakter utama pria karena sudah terikat misi dengan program. Mana bisa dia menjauhi ke-5 karakter utama pria seperti yang dia inginkan.
"Lalu mana hadiahku?"
"Ada dirumahmu, lebih baik kita pulang dulu. Sebentar lagi sore,"
Chloe pun pergi dari gang sempit itu pulang menuju rumahnya, ups...lebih tepatnya rumah Chloe Amberly yang sudah diberikan alamatnya oleh System.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
senja
si Sistem bilang Devian itu "orang", hmmm
2021-03-19
12
nofi_0611🌹
lanjut Thor
2021-03-12
3