"Hah~...," Chloe menghela napas berat, dia menyandarkan punggungnya pada dinding kelas. Berdiri di luar kelas menunggu sampai kelas berakhir. Sesekali gadis bersurai biru potongan pendek itu menggerakkan kakinya.
Sedangkan Devian di samping Chloe hanya cuek bebek dengan keadaan mereka berdua, pemuda itu dengan santainya mendengarkan lagu dari Headphone nya. Dirinya menyandar pada dinding tembok kelas, Sesekali pandangannya menatap arah lain, kedua tangannya di masukkan dalam kedua saku celananya. Khas Cool Boy.
Chloe tidak tahu harus menyalahkan siapa, saking semangatnya menanti-nanti Cutscene pertemuan Alice dan Devian yang bahkan alurnya sudah berubah. Dia melupakan kelas dan akhirnya malah di hukum berdiri di luar kelas bersama Devian yang juga terlambat.
Dari sini Chloe harus mengingatkan dirinya sendiri agar tidak mengikuti Cutsene Alice saat jika akan masuk kelas lagi ke depannya. Ini pertama dan terakhir kalinya Chloe dihukum, gadis itu bertekad tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
"Ugh...bosan!" keluh Chloe pelan, menunggu sampai kelas berakhir itu sangat membosankan menurut Chloe.
TAP TAP TAP!
Suara langkah kaki yang tampak menjauh menarik perhatian sang gadis, Chloe menoleh memperhatikan Devian yang berjalan pergi entah kemana.
"Devian mau kemana?"
"Kantin," sahut Devian dingin, tidak menghentikan langkahnya.
"Kantin?" Chloe agak heran dengan sikap Devian yang kadang suka berubah-ubah, entah kadang menjadi dingin, perhatian, ketus, dan menjadi dingin kembali. Apa memang cuma Devian yang punya sikap berubah-ubah seperti itu?
"Memangnya boleh ke kantin saat masih jam belajar begini?" tanya Chloe lagi, dia tanpa sadar mengikuti langkah Devian menuju kantin juga.
"Enggak, kalau ketemu guru tinggal lari aja. Apa susahnya sih!?" kata Devian agak ketus.
"eeiiyy, aku cuma nanya aja kali. Enggak usah ketus gitu," Kata Chloe balik, sang gadis mendengus kecil. Padahal cuma bertanya doang tapi jawabannya malah ketus.
"Ck! Berhenti mengikutiku di belakang, aku bukan induk ayam!"
Sesaat Chloe mendengar decakan lidah sampai akhirnya Netra birunya bertemu Netra coklat muda milik Devian yang menoleh menatapnya tajam.
"Huh! dari tadi marah-marah mulu, kayak cewek pms aja," pikir Chloe kesal. Dia mengerti maksud Devian dan gadis itu pun maju menyamakan langkahnya dengan langkah sang pemuda, beriringan menjaga jarak 1 meter. Tanpa mengucapkan apa pun lagi.
Chloe sudah lelah berdebat dengan Devian yang sejak tadi terus menjawabnya dengan ketus, saat di depan gerbang sekolah dan saat mau menuju kantin.
************
Mereka sampai di kantin yang cukup sepi, tidak ada siswa-siswi lainnya selain mereka berdua.
Devian lalu memesan sesuatu tanpa bertanya pada Chloe, sedangkan Chloe langsung duduk di tempat duduk pilihannya.
Sang gadis mengingat-ingat cerita aslinya, dia merasa Deja vu dengan situasi yang dialaminya sekarang. Kalau tidak salah di alur cerita aslinya Alice dan Devian mendapatkan hukuman berdiri di luar kelas, lalu Devian mengajak Alice bolos ke kantin.
Seperti yang Chloe alami sekarang, dia tadi dihukum lalu mengikuti Devian ke kantin meski sang pemuda tidak menolak atau mengatakan apa pun. Oh, bahkan hal ini harusnya Alice yang mengalami, kok malah tiba-tiba Chloe yang sebagai karakter figuran ini sih yang harus mengalami situasi ini?
"Ugh...semuanya jadi terlihat membingungkan," pikir Chloe yang terlihat pusing. Sang gadis memegangi kepalanya yang agak berdenyut-denyut karna mengingat cerita aslinya.
"Chloe, aku lupa memberitahu mu sesuatu," Holy mendudukkan dirinya di atas meja tepat di hadapan Chloe yang tengah menunduk sambil memegangi kepalanya lemas.
"Memberitahu apa?" balas Chloe dalam hati memandang sejenak Holy.
"Kemarin malam, saat kau mengantar buah-buahan itu kerumah Devian. Kau mendapatkan tambahan 3 poin jadi sekarang poin hati Devian sudah 6 poin,"
"Aku tidak tahu kejadian kemarin malam, bisa menambah poin hatinya. Bahkan aku belum memberikan syalnya kembali, karna masih dicuci,"
"Aku yakin Chloe bisa kok, walau pun sikap Devian dingin dan ketus tapi hal itu tidak mempengaruhi poin hatinya,"
"Yah, kuharap begitu. Aku sudah susah-susah menaikkan poin hatinya,"
TAK!
Chloe agak terkejut ketika tiba-tiba sepiring sandwich sudah berada di meja nya, Sang gadis mendongak menatap sang pelaku.
"Kau melamun lagi, apa sih yang dilamunkan? Hobi banget," kata Devian datar, sambil mendudukkan dirinya berhadapan dengan Chloe dan mengambil Sandwich bagiannya.
"Hanya memikirkan pekerjaanku saja," elak Chloe, melirik sandwich di hadapannya. "Kau yang beli?"
Devian mengangguk kecil. "Hm...Sekali-kali ku traktir,"
Chloe mengangkat sebelah alisnya, walau agak heran dengan tingkah Devian. Gadis itu terima-terima saja. Dia mengambil satu sandwich nya dan memakannya perlahan.
"Terima kasih, maaf sudah merepotkanmu hari ini,"
"Hm...," Chloe sudah biasa mendengar jawaban Devian yang tidak jelas itu.
Mereka sama-sama diam dalam hening, menikmati makanan masing-masing. Aura yang terlalu canggung agak membuat Chloe tidak nyaman, sang gadis mencari topik agar mencairkan suasana yang canggung itu.
"kudengar kau loncat kelas, aku baru tahu. Kenapa bisa begitu?" tanya Chloe menatap sebentar Devian. Chloe sudah tahu Devian loncat kelas dari system/Holy, hanya saja dia ingin mendengarnya dari sang pemuda langsung.
Sejenak mulut Devian berhenti mengunyah, sang pemuda diam beberapa detik seperti memikirkan sesuatu lalu kembali mengunyah makanannya sampai menelan sepenuhnya. Barulah dia membuka suara.
"Tahu dari mana?" tanya Devian dingin.
"Dari gosip yang tidak sengaja kudengar," bohong Chloe berusaha tidak dicurigai.
"Hm...benar, memang seharusnya aku masih kelas 10 sebagai adik kelasmu. Tapi ya karna kepintaranku, aku langsung loncat kelas sesuai permintaan kepala sekolah,"
"Memangnya kau pernah dapat prestasi, sampai loncat kelas begitu?"
"Pernah, juara 1 umum berturut-turut dari kelas 7-9 saat SMP,"
Hampir saja Chloe ternganga mendengarnya, ia bahkan tidak sepintar Devian dulunya saat chloe masih di dunianya yang asli. Eh, tapi Chloe juga termasuk siswi yang pintar di dunia aslinya, iya pintar membuat masalah sampai jadi langganan ruang BK.
"Buset! Aku aja gak sepintar itu, Devian belajar pakai metode apa ya? jadi bisa juara 1 umum berturut-turut begitu?" pikir Chloe kagum sekaligus penasaran.
"Hebat-Hebat, pantas saja kau langsung loncat kelas. Tidak diragukan lagi kemampuanmu dalam belajar Devian," seru Chloe sambil bertepuk tangan pelan.
Devian memandang Chloe sebentar lalu sang pemuda memalingkan wajahnya ke arah lain, entah karena malu atau apa.
"Itu tidak seberapa dibanding, karirku di bidang musik,"
"Devian suka menyanyi ya?"
"Iya, suka sekali," sesaat Chloe bisa merasakan Aura Devian tidak sedingin dan secanggung tadi. Aura sang pemuda sekarang lebih santai saat mereka sudah membicarakan tentang musik.
"Aku juga suka mendengarkan musik, tapi lebih ke genre Pop dan jazz. Sebagai seorang idol Devian pasti tahu kan genre itu?"
"Tahu sih, tapi aku jarang mendengarkannya. Aku lebih sering mendengarkan musik buatanku," Sahut Devian yang kini tersenyum tipis, tak ada aura kaku dalam dirinya lagi saat menatap Netra biru milik Chloe.
"Kapan-kapan kalau bisa, boleh aku mendengarkan lagu buatanmu?" tanya Chloe dengan senyum cerianya.
"Yakin? Aku masih tahap belajar dan proses,"
"Tidak masalah, aku akan menunggu,"
Sesaat Devian tampak ragu, sang pemuda berpikir sejenak. Kemudian dia mengangguk kecil.
"Oke, tapi aku tidak bisa janji,"
"baiklah,"
Mereka kembali melanjutkan makan mereka yang tinggal setengah, sejujurnya Devian ingin mengatakan sesuatu kembali tapi dia urungkan karna merasa ini bukan waktu yang tepat.
"Devian, boleh aku meminta sesuatu?"
"Hm...bilang saja,"
"Bisakah kau memanggilku kakak?"
Devian hampir saja tersedak sandwich yang sedang dikunyah nya mendengar permintaan Chloe, sang pemuda buru-buru minum jus Anggurnya.
"U-Untuk Apa?"
Sekilas Chloe melihat pipi Devian merona tipis mendengar permintaannya tadi, pemuda itu tampak menutup mulutnya dengan punggung tangan kanannya. Rona merah itu masih menghiasi pipi sang pemuda, Chloe rasanya ingin tertawa melihat tingkah Devian yang malu-malu itu.
"Hehehe, kau kan lebih muda satu tahun dariku. rasanya jadi ingin di panggil kakak," Sekaligus Chloe berpikir bisa mengobati rasa Rindunya pada adik-adiknya di dunia asli karna sudah dua hari tidak bertemu mereka.
Devian masih tak bergeming dari tempatnya, rona merah tipis itu masih menghiasi wajahnya. Devian menunduk kecil lalu berlahan dia menurunkan tangannya agar Chloe bisa melihat wajahnya dengan jelas.
"Ka-Kakak...," katanya agak pelan.
Awalnya Chloe terkejut, karna sang gadis berpikir Devian tidak akan melakukannya. Tapi ternyata malah sebaliknya, Chloe tersenyum jahil, mengerjai Devian sebentar dia rasa tidak apa-apa.
"Hm...tadi Devian bilang apa? Kurang jelas, coba katakan sekali lagi,"
"Kakak," Kini suara nada Devian sedikit tinggi dibanding sebelumnya, sang pemuda tidak menunduk lagi melainkan tepat menatap Netra biru Chloe meski wajah Devian masih dihiasi rona merah tipis itu.
"ppfftt...," Chloe menahan tawanya, lalu sang gadis tanpa sadar mengusap rambut milik Devian dengan sedikit berjinjit karena perbedaan tinggi mereka.
"Ya ampun, adik kelasku ternyata imut juga," kata Chloe tertawa pelan dan tersenyum ceria.
Wajah Devian masih merona, sang pemuda menunduk membiarkan Chloe mengusap rambutnya. Satu-satu nya perempuan yang tidak bisa membuatnya berkutik hanyalah Chloe, gadis yang menurutnya kadang bersikap menyebalkan. Anehnya Devian merasa Chloe gadis yang berbeda.
"Sudah cukup kak Chloe, kau membuat rambutku berantakan," Devian menahan tangan Chloe yang mengusap rambutnya.
"Hehe, maaf abisnya aku gemas dengan tingkahmu," Chloe terkekeh, menarik tangannya kembali.
Melihat Chloe yang tampak ceria dengan tingkahnya tadi, membuat Devian merasa darahnya berdesir, entah kenapa jantungnya terasa berdegup kencang. Perasaan yang menurutnya sangat aneh namun menyenangkan disaat yang bersamaan ketika dekat dengan Chloe.
"Perasaan aneh macam apa ini, aku tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya," pikir Devian menunduk kecil, dia mencengkeram seragamnya dimana letak jantungnya berada. Jantungnya terus saja berdegup kencang hingga Devian merasa membuat napasnya sesak.
Chloe menyadari ada yang tidak beres dengan Devian, merasa bingung dan panik. Terlebih sejak tadi Devian tidak bicara apa-apa setelah perkataan terakhir Chloe.
"Devian kau baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" tanya Chloe panik, karna sang gadis lihat Devian terus mengcengkeram seragamnya dimana letak jantung sang pemuda berada.
KKRRIINGG!
Bunyi bel tanda istirahat berbunyi nyaring, Chloe sedikit menoleh menatap keluar kantin. Suara riuh siswa-siswi pun mulai terdengar dari jauh.
"Aku harus pergi,"
Devian segera meranjak dengan cepat dari duduknya. Tangannya masih mencengkeram seragamnya. Lalu dengan tergesa-gesa sang pemuda keluar dari kantin, meninggalkan Chloe yang masih heran dan bingung dengan tingkah sang pemuda.
"Dia kenapa sih? Aneh sekali," gumam Chloe yang kebingungan.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
nuna yunki🌻
Bismillahirahmanirahim headshottt🦶
2021-06-09
0
𝓓𝓲𝓼𝓼𝓪𝓪𝓪_𝓭𝔀𝓼
Hayolo jgn" Devian udh mulai suka sama Chloe lgi
2021-04-29
4
kambing terbang
di saat mc tidak peka
di situlah readers merasa greget
2021-03-22
103