"Hachu!" Chloe menutup mulut dan hidungnya ketika dia tiba-tiba bersin memakai tisu yang dibawanya.
Chloe merasa badannya kurang enak hari ini, dia agak merasa meriang. Sang gadis memeluk dirinya sendiri, padahal Chloe sudah memakai jaket tambahan.
"Chloe, kau baik-baik saja? Kayaknya hari ini gak usah sekolah dulu deh. Muka mu pucat tuh," Holy di samping Chloe, menatap cemas sang gadis.
"Tanggung Holy, sebentar lagi sampai kok. Nanti aku bisa istirahat di kelas sebentar," sahut Chloe pelan, ah dia merasa badannya lemas.
"Tapi Chloe, nanti kalau kau tiba-tiba pingsan gimana? Lagian kenapa malah ngasih payung ke orang gak dikenal sih kemarin!? Kau kan jadi sakit begini, gara-gara hujan-hujanan,"
"Lebay, aku gak akan pingsan semudah itu hanya gara-gara sakit. Lagipula aku kasihan lihat orang itu hujan-hujanan, kayaknya dia beneran gara-gara galau deh. Yah maksudku orang aneh mana yang tidak hujan-hujanan ketika sedang galau,"
"Hah...tetap saja Chloe, itu sama saja membahayakan dirimu sendiri. Kalau kau sakit, aku juga yang repot," keluh Holy sambil mengerucutkan bibirnya.
"Hehehe, aku memang sengaja," sahut Chloe sambil terkekeh pelan, mengerjai Holy membuat Chloe sedikit memiliki tenaga untuk berjalan.
Langkahnya memasuki area sekolah yang elit itu, Selain area sekolah ternyata disini juga menyediakan Asrama cewek dan cowok yang dipisah. Para siswa-siswi yang tidak ingin jauh dari sekolah bisa tinggal di Asrama, fasilitasnya pun sangat lengkap di sana. Hanya saja Chloe tidak ada niatan tinggal di Asrama itu, lagipula dia memiliki rumah.
Di koridor kelas, Chloe berpapasan dengan Evelyn yang kebetulan sedang berjalan sendiri. Chloe sejenak mengerutkan keningnya.
"Tumben si Evelyn sendirian, biasanya dia bersama antek-anteknya itu?"
Chloe memutuskan berpura-pura tidak melihat Evelyn, tatapannya lurus kedepan. Sayangnya disana Evelyn hanya meliriknya, sepertinya Evelyn menyadari kehadiran Chloe. Keduanya sama-sama tidak menyapa dan saling menghindari tatapan satu sama lain.
Usai perjalanan yang agak lama itu Chloe akhirnya sampai di kelasnya, Chloe bergegas duduk di kursinya, menghiraukan suara gaduh kelas yang berasal dari teman-temannya. Napasnya memburu seperti habis lari maraton, padahal Chloe berjalan biasa saja tapi lelahnya kayak habis lari maraton berpuluh-puluh meter.
"Kenapa hari ini aku lelah banget sih, badanku meriang," gumam Chloe menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.
"Aku sudah bilang, kau sakit Chloe. Jangan memaksakan diri kalau tidak kuat, udah dibilangin lebih baik kau bikin surat sakit, biar bisa istirahat di rumah,"
"Nanti aku ketinggalan pelajaran, aku gak maksain diri. Ini keinginanku sendiri," elak Chloe dalam hati.
"Iihh, keras kepala banget sih. Kalau ada apa-apa nanti jangan salahin aku ya. Aku udah menasihati Chloe lho,"
Chloe tidak menyahut perkataan terakhir Holy, sang gadis memilih memejamkan matanya. Matanya terasa agak perih dan panas.
"Hei, jangan tidur. Masih pagi,"
Suara seseorang yang tidak perlu kemampuan cenayang bagi Chloe untuk menebaknya, Dan sedikit pergerakan di samping kursi Chloe. Tentunya siapa lagi kalau bukan suara Devian.
"Aku tidak tidur, Aku hanya memejamkan mata," balas Chloe sambil membuka kelopak matanya, tapi Netra birunya malah bertemu dengan Netra coklat muda milik Devian dalam jarak yang dekat.
Astaga bahkan jantung Chloe rasanya mau copot karna jarak mereka yang sedekat ini, sang gadis heran kenapa Devian suka sekali mendekatkan wajahnya begitu pada Chloe.
"Devian...," Chloe mengerjapkan matanya bingung, seketika kata-kata yang sudah dia rangkai dalam otaknya hilang begitu saja akibat tingkah Devian yang menurutnya aneh.
"Dalam jarak 10 cm ini, apa yang Devian pikirkan? Dia sejak tadi hanya diam saja," pikir Chloe masih diam mematung.
Devian mendekatkan waiahnya tepat di samping kuping Chloe, dan sang pemuda berbisik di sana.
"Kak Chloe, kau pakai merek parfum apa? Wanginya harum sekali, aku jadi ingin memakanmu~,"
Dan tindakan Devian selanjutnya malah membuat Chloe ingin pingsan saja. Sang gadis merasa syok dengan perkataan sang pemuda. Jantung Chloe berdegup kencang, bukan karena malu tapi karena Chloe merasakan perasaan takut. Seakan Devian adalah sosok menyeramkan yang bisa muncul kapan saja di hadapannya.
Devian menjauhkan wajahnya, sesaat sang pemuda menyerigai dan menjilat bibirnya sendiri dengan sensual seolah-olah menggoda Chloe. Menikmati bagaimana ekspresi syok Chloe kerena perkataannya.
kemudian ekspresi sang pemuda kembali datar, dengan santai nya Devian keluar dari kelas sambil membawa seragam olahraganya. Seolah-olah sang pemuda tidak melakukan tindakan apa-apa pada Chloe.
Chloe masih terlihat syok, bahkan Chloe merasa tidak bisa menggerakkan tubuhnya sendiri. Sampai akhirnya Chloe menyadari kalau sejak tadi teman-teman sekelasnya melihat interaksi antara dirinya dan Devian. Pipinya merona tipis, Chloe merasa sangat malu dan semua itu gara-gara Devian.
"Apa-apaan ucapannya itu!? Apa dia tidak malu dilihat semua orang? Devian sialan!" Umpat Chloe dalam hati. Ingin sekali Chloe memukul wajah sok tampan milik Devian.
Holy yang terbang di samping kepala Chloe hanya terkekeh, si System pun meruntuki kepolosan dari sifat Chloe.
"Dasar Chloe tidak peka,"
***************
[Lapangan Olahraga]
Kelas Chloe tergabung dengan kelas Alice, karna pelajaran pertama adalah olahraga. Maka semua siswa-siswi diminta pemanasan oleh guru mereka.
"Hari ini kita akan penilaian, siswa cowok akan bertanding basket dan siswi cewek lari maraton 3 kali," ucap sang guru olahraga.
Para siswa cowok pun mulai melakukan pertandingan basket mereka, sedangkan para siswi cewek berdiri di samping lapangan menyemangati siswa cowok terutama Devian karna Devian adalah idolanya sekolah.
Chloe dan Alice cuma duduk memperhatikan saja, sambil menunggu giliran penilaian mereka.
"Chloe, kulihat selama beberapa hari kau dekat dengan Devian? Apa kalian berdua punya hubungan?" Alice menoleh penasaran pada Chloe.
"Tidak, kami dekat hanya sebagai teman,"
"Begitu ya, kudengar kau suka Devian. Makanya kalian begitu dekat,"
"Gosip miring dari siapa tuh?" Chloe melirik Alice yang terkekeh kecil.
"Biasa, dari cewek-cewek penggosip sekolah,"
"Enggak benar, suka sama dia? Cih, amit-amit. Muka standar gitu aja disukain," Sahut Chloe agak sinis saat membicarakan Devian, apalagi Chloe masih merasa jengkel mengingat kejadian di kelas tadi.
Alice yang mendengarnya hanya mengulum senyum, dia mengerti sekarang Tipe Chloe orang yang seperti apa. Chloe tipe orang yang sepertinya tidak mudah terpesona atau luluh pada fisik seseorang.
"Hehehe, yakin? Devian itu most wanted lho di sekolah,"
"Gak peduli!" Chloe menggidikkan bahunya acuh, moodnya menjadi buruk saat membicarakan Devian.
Alice menggeleng pelan, pandangan Netra Caramelnya kembali memperhatikan siswa cowok yang masih bertanding. Yang membuat Alice tertarik adalah Cowok bersurai merah yang pernah bertabrakan dengannya.
"Aku sepertinya menyukai cowok bersurai merah itu," kata Alice malu-malu, pandangan Alice masih terarah pada sang cowok bersurai merah yang masih bertanding basket.
Sejenak Chloe diam, ikut memperhatikan cowok bersurai merah yang di sukai sama Alice. Apa Chloe gak salah dengar tadi? Alice suka sama karakter figuran yang bahkan Chloe gak tahu itu karakter figuran atau bukan, bahkan Cowok bersurai merah itu saja tak pernah muncul saat Chloe memainkan game nya.
"Gak salah Alice suka sama tuh cowok? Ini mah sudah melenceng jauh dari cerita aslinya, masa nanti Alice pacaran sama karakter figuran sih?" pikir Chloe yang bingung dan heran.
Kalau begini ceritanya, Chloe gak bakal bisa berbuat apa-apa lagi. Kerena ceritanya sudah melenceng jauh dari cerita aslinya.
"Alice, Chloe, Evelyn, dan Chelsia. Giliran kalian,"
Mendengar panggilan dari sang guru, ke-4 gadis itu mulai menuju lapangan yang dimana khusus untuk olahraga lari saja. Mereka bersiap-siap, sebelum peluit di bunyikan.
Sesaat Chloe merasa kepalanya pusing, Namun sang gadis menghiraukannya dan tetap fokus dengan penilaian maratonnya.
"PPRRIITT!"
Peluit di bunyikan, mereka mulai berlari saling mendahului. Dengan cepat Chloe berniat menyusul Evelyn yang paling depan hanya saja lama kelamaan tenaganya semakin melemah, di tambah badannya sejak pagi tadi sudah meriang membuat kondisi Chloe semakin memburuk.
Lari Chloe melambat, tertinggal dari Alice, Evelyn, dan Chelsia. Napasnya semakin tak beraturan, rasa pusing semakin menyerangnya, Dan Pandangan Chloe tiba-tiba menjadi kabur.
Yang terakhir Chloe ingat adalah badannya tiba-tiba linglung, terjatuh di antara rerumputan. Dan semuanya menjadi gelap.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
gk punya nama
thor d lart ini aku sdkt trsnggung dngn kata kata chloe "org aneh mna yg tdk hujan2nan ktka lgi glau" soalnya ak srng hujan hujanan tapi gk galau, berarti ak org aneh dong?😭
oke sekian terimakasih, semangat buat up x, d tnggu trs oke😇
2021-03-16
19
Sabrina Hasna
🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙
2021-03-14
3