KKRRIIINNGG!
Aroma kopi tercium jelas ketika Felix dan Chloe memasuki dalam Cafe, sama seperti kemarin. Cafe ini penuh dengan pelanggan. Banyak selebaran potongan diskon tertempel di sebuah mading, dalam Cafe ini.
Felix menutup payungnya dan meletakkan di dekat meja pesanan, senyum ramah dia berikan pada Teman-teman barista yang menyapa sang pemuda.
Dia berjalan menuju ruang kerja nya diikuti Chloe, mempersilahkan sang gadis masuk. Lalu keduanya duduk di tempat masing-masing.
"Nah, jadi Chloe. Aku sudah menyiapkan surat kontraknya," Felix mengambil sebuah kertas di laci meja kerja nya. Lalu menyodorkan pada Chloe.
"Biar aku baca dulu ya,"
Chloe bukan nya tidak percaya pada Felix hanya saja sang gadis perlu waspada saja, dia tak ingin nanti malah salah menandatangani sesuatu.
"Silakan,"
Perlahan Netra biru itu membaca satu persatu kalimat yang tertera di kertas tersebut, sampai akhir kalimat.
"Di surat ini, calon pegawai Cafe Bitte boleh yang masih SMA sampai kuliahan tapi tidak menerima yang di bawah 16 tahun. Bagi yang masih pelajar jam kerja dari jam 4 sore sampai 9 malam, untuk yang masih kuliah jam 3 sore sampai 9 malam," Chloe menatap lekat peraturan di surat kontrak itu.
"Bagaimana Chloe, kau sanggup kerja jam segitu?" Holy memandang kertas kontrak tersebut.
"Hm...sanggup sih, lagipula di sini tertulis Cafe libur hari sabtu dan minggu. Besok kan hari sabtu," balas Chloe.
"Kalau sanggup terima aja, disana juga tidak tertulis yang aneh-aneh kok,"
"Hm...oke, akan kuterima,"
Chloe kemudian meletakkan kertas tersebut di meja lalu mengambil pulpen dan menandatanganinya.
"Sudah kak Felix, aku menerimanya,"
"Terima kasih sudah mau menerima tawaran ini, mulai hari senin Chloe bisa bekerja," Felix tersenyum lalu mengambil kertas kontrak itu dan menyimpannya.
"Tentu, akan aku usahan agar datang lebih cepat, kak Felix," Chloe mengangguk kecil sebagai jawaban.
Hening, suasanya tiba-tiba berubah sepi. Chloe diam, tak tahu harus berkata apa lagi, sedangkan Felix masih tersenyum tipis memandang Chloe sebentar.
"Oh, aku baru ingat. Hari ini kami menyediakan potongan harga, dan menu special nya adalah Cake brownies with White Coffe. Mungkin Chloe mau mencobanya?"
"Sepertinya enak, aku akan memesan nya satu. Btw memangnya ini hari apa sampai Cafe menyediakan potongan harga?"
Felix tertawa kecil sesaat, menertawakan betapa polosnya wajah Chloe ketika menanyakan hal itu. Chloe hanya mengangkat sebelah alisnya heran, apa ada yang salah dengan perkataan nya?.
"Hari ini hari Valentine, kami hanya menyediakan potongan harga bagi pasangan yang datang ke sini. Hehehe, sekali-kali aku ingin datang bukan sebagai Owner tapi pelanggan," Felix tekekeh kecil dengan pemikirannya itu.
Chloe terbengong-bengong mendengarnya, Felix kan Owner Cafe ini tapi kenapa malah ingin datang sebagai pelanggan? Pantas saja saat bertemu tadi Felix memakai pakaian santai.
"Chloe, kau baik-baik saja?"
"Oh, iya, aku baik-baik saja," Chloe tersentak beberapa saat lalu segera berdiri dari duduknya ketika Felix membuka pintu ruang kerja, mempersilahkan Chloe keluar terlebih dulu.
*************
"Finnian, tolong buatkan Cake Brownies with White Coffe dan Coffe Latte untuk kami berdua," pesan Felix pada salah satu barista nya.
"Oke, aku akan segera kembali,"
Barista itu pun pergi, meninggalkan Felix dan Chloe berdua di salah satu meja. Chloe sejujurnya tidak percaya akan berduaan begini dengan Felix, Apakah ini kencan? Chloe rasa tidak, mereka belum sedekat itu sampai menganggap ini kencan.
Tidak ada pembicaraan, Felix tampak sibuk dengan HP nya karna sejak tadi terdengar pesan masuk terus menerus di HP sang pemuda. Sedangkan Chloe memandang sekelilingnya, banyak pasangan yang berdatangan ke Cafe ini.
Di langit-langit atap Cafe pun terpasang banyak balon hati. Sampai Netra biru Chloe terpaku pada sosok gadis bersurai coklat panjang dengan pria bersurai merah yang baru saja memasuki dalam Cafe.
"njir, Alice sama tuh cowok masuk ke Cafe ini. Kalau sampai ketahuan mereka, aku bisa ejek nih," Buru-buru Chloe memalingkan wajahnya menatap luar Cafe agar tidak terlihat oleh Alice.
Dan parahnya Alice dan cowok itu ternyata duduk berdekatan dengan Chloe dan Felix. Felix sih biasa aja, sang pemuda masih sibuk dengan HP nya. Sedangkan Chloe udah ketar ketir gak karuan saat Alice duduk berada dekat dengannya.
"Haduh, aku gak nyaman kalau begini," pikir Chloe gelisah.
"Alice gak liat ke kamu kok Chloe,"
"Iya, tapi kan dia pasti sadar keberadaanku,"
"Udah tenang aja,"
Chloe menunduk kecil, tak ingin melihat sekelilingnya lagi.
"Permisi, ini pesanan kalian,"
Felix menoleh sesaat lalu dia tersenyum ramah. "Terima kasih Finnian,"
"Yo'i, semoga sukses,"
Chloe mendongak mendengar kata 'Sukses' itu. Sang gadis menatap heran salah satu teman Felix yang baru saja pergi setelah mengantar makanan.
"Apa nya yang sukses?" pikir Chloe heran.
"Bodo, gak usah dipikirin Chloe,"
"Nyahut mulu, system,"
"Biarin, aku duduk disini buat mantau kalian," Holy mendudukkan dirinya di atas meja memandangi Chloe dan Felix.
"Chloe, ini punya mu," Felix menyodorkan pesanan Chloe pada sang empunya.
"Terima kasih,"
Sang pemuda hanya mengangguk kecil sambil tersenyum tipis lalu perlahan mulai memakan bagiannya.
Ah, Chloe pikir kalau Felix orang yang ramah pasti banyak bicara tapi ternyata sama-sama pendiam sepertinya. Mungkin sang pemuda merasakan Aura canggung antara mereka berdua.
Netra Chloe memandang lapar pada makanan di hadapannya, tanpa banyak basa-basi Chloe langsung mengambil sendok dan garpu yang tersedia dan memakannya dengan lahap. Tidak peduli dengan cara makannya yang tidak elegan, yang penting Chloe merasa kenyang. Akhirnya Chloe bisa merasakan rasanya makan direstoran, kalau di dunia aslinya ke restoran pun tak pernah. Karna Chloe sibuk menjaga adik-adiknya dibanding keluar rumah untuk jalan-jalan.
"Hahaha, laper banget ya. Sampai berlepotan begitu,"
Felix tertawa lepas memandang bibir Chloe yang berlepotan remahan kue. Sontak Chloe mendongak, baru sadar kalau Felix bisa tertawa lepas begitu. Biasanya sang pemuda hanya tertawa kecil, atau tersenyum. Tapi kali ini beda dari biasanya.
Sang pemuda mengusap bibir Chloe yang berlepotan remahan kue dengan ibu jarinya. Menurut Felix, Chloe adalah gadis sederhana dan apa adanya, berbeda dengan para perempuan yang mendekatinya selama ini hanya karna fisik dan kekayaannya. Hal itulah yang membuat Felix tertarik dengan Chloe, walau sang gadis memiliki kekurangan yaitu tinggi badannya yang hanya sebatas dada Felix. Dia tak masalah.
Chloe mengerjapkan matanya sesaat setelah perlakuan Felix padanya, jantungnya sesaat berdetak kencang. Hanya karna kaget. Oh, dia melupakan Cutscene ini, seharusnya ini Cutscene Alice bersama Felix.
"Maaf kak Felix, makanku berantakan ya," Chloe nyengir sambil mengusap tengkuknya malu.
"Tidak apa-apa, Chloe sangat manis saat seperti itu, mirip kelinci. Chloe mau jadi adik angkatku? habisnya Chloe sangat menggemaskan," tanya Felix dengan senyum lebar, bahkan tak sungkan sang pemuda menggenggam kedua tangan Chloe erat dengan semangat. Netra Aqua nya memandang teduh Netra biru Chloe.
Hampir Chloe tersedak seliva sendiri mendengar permintaan Felix, adik angkat katanya? Felix serius mengatakan hal itu pada Chloe. Chloe pun merasakan tangannya di genggam oleh Felix, beberapa detik Chloe melongo diam di tempat.
"Hah!? Adik angkat? Kak Felix serius mengatakannya? Tapi aku kan cuma orang asing yang baru bertemu dengan kak Felix, aku bahkan tidak kaya seperti kak Felix," Chloe mencoba menjelaskan, berharap Felix tidak serius dengan perkataannya. Bisa-bisa Chloe repot sendiri nanti kalau sampai hal itu terjadi.
"Aku serius Chloe, Aku tidak memiliki saudara dan cuma punya sepupu menyebalkan. Jadi Chloe mau kan jadi adik angkatku? Chloe mau apa agar mau menjadi adikku? Aku bisa belikan boneka, motor, atau Chloe mau mobil? Aku bisa belikan semuanya,"
Perkataan Felix seperti mau melamar perempuan saja, walau maksud Felix bukan itu.
Sungguh sebenarnya itu adalah tawaran yang sangat menggiurkan, tapi Chloe merasa tawaran itu terlalu berlebihan. Ditawari pekerjaan saja Chloe sudah senang. Chloe melepaskan genggaman Felix di tangannya sambil menggeleng pelan.
"Maaf kak Felix aku tidak bisa, kebahagian itu tidak bisa di beli dengan uang atau pun harta. Walau kak Felix tidak memiliki saudara tapi setidaknya kak Felix masih memiliki keluarga," Chloe tersenyum lembut, dia perlu membuat Felix percaya padanya.
Felix diam, senyum di wajahnya luntur. Tatapan Netra Aqua nya sesaat meredup. Mendengar kata keluarga dari Chloe.
"Tapi bahkan keluargaku tidak sempurna seperti keluarga orang lain. Kadang aku...merasa iri dengan orang lain. Sejujurnya kadang aku berharap di lahirkan di keluarga sederhana saja," lirih Felix pelan, pandangannya tertuju pada makanan di hadapannya yang tinggal setengah.
Dari cerita Felix sendiri, Chloe menebak kalau keluarga Felix sedang bermasalah. Bukannya Chloe sok tahu atau apa hanya saja Chloe, pernah merasakannya.
Tangan Chloe terulur mengusap rambut berwarna coklat tua itu dengan lembut, sang gadis menunjukkan senyumnya agar Felix tersenyum kembali. Hati sang gadis tergerak untuk menjawab permintaan Felix tadi. Sepertinya Chloe berubah pikiran.
"Kak Felix jangan sedih, aku disini membantu kak Felix. Aku mau kok jadi adik angkat kak Felix, Aku tidak ingin apa pun dari kak Felix. Ditawari pekerjaan saja sudah membuatku senang," sahut Chloe dengan ceria.
Felix tertegun beberapa saat, sikap Chloe yang perhatian dan sederhana membuat perasaan Felix tersentuh. Netra Aqua itu mendongak menatap Netra hitam Chloe, membiarkan Chloe mengusap rambutnya. Pipi sang pemuda sempat merona tipis menerima perlakuan lembut Chloe padanya.
Lalu Felix memegang tangan Chloe yang mengusap rambutnya, memindahkan tangan Chloe ke pipi kiri sang pemuda. Felix memejamkan matanya sebentar meresapi kehangatan dari tangan Chloe.
"Aku berjanji akan melindungi Chloe dari siapa pun dan apapun yang akan melukai Chloe. Jadi Chloe tetaplah di sisi kakak dan jangan pernah tinggalkan kakak ya?"
DEG!
mendengar hal itu Chloe merasakan jantungnya berdetak kencang, tetaplah di sisi Felix dan jangan pernah meninggalkannya? Chloe tidak yakin bisa berjanji pada Felix, karna suatu saat nanti pun jika semuanya sudah berakhir. Chloe juga akan pergi ke dunia aslinya. Memikirkan hal itu saja membuat Netra biru Chloe sesaat meredup.
"Aku bersedia kak Felix, apa itu sudah cukup?" tanya Chloe balik sambil mengangguk, Chloe tahu bahwa itu bukan jawaban yang Felix inginkan tapi dia terpaksa mengatakannya karena alasan tertentu.
"Maaf kak Felix, aku tidak bisa berjanji. Karna suatu saat aku takut membuat kak Felix kecewa denganku," batin Chloe sedih.
"Iya, sudah cukup. Terima kasih Chloe, sudah menerima tawaranku," Felix tersenyum lembut, walau sebenarnya agak sedih Chloe tidak berjanji padanya.
"Sama-sama. Btw kenapa kak Felix ingin sekali aku menjadi adik angkat kak Felix?"
"Karna aku suka Chloe," sahut Felix dengan senyum dan perkataan yang jujur. Dengan polosnya mengatakan hal tersebut hingga membuat Chloe rasanya mau pingsan saja.
Chloe dan Felix tidak menyadari Alice sejak tadi memperhatikan interaksi keduanya. Alice tersenyum lembut sambil menopang dagu nya dengan tangan, memandangi Chloe dan Felix.
"Besok, kau harus menceritakan semua nya padaku Chloe, sahabatku ini ternyata keren juga," pikir Alice masih tersenyum.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Chusna Ameliya
emm, btw tangan chloe itu yang berdarah masak Felix kagak tau
2021-03-28
2
kambing terbang
meanwhile, aku yg liat salah satu temen sekelasku mesra mesraan bilek:
"hmm kira kira nanti pas mereka putus plot cerita nya kek mana yah?hmm penasaran aku"
✌
2021-03-22
2
Siii_
Ditunggu kelanjutannya😗
2021-03-16
5