Chloe datang lebih pagi, kelasnya kini sepi. Hanya terdapat 3 orang siswa yang baru datang, itu pun ketiganya pergi entah kemana menyisakan Chloe sendirian. Chloe duduk di kursinya sambil meletakkan ranselnya di samping meja.
"Chloe, poin hati Felix bertambah 10 poin jadi totalnya 15 poin sekarang,"
"List nya mana woi!? aku udah lupa sama poinnya,"
"Sabar napa, jangan ngegas,"
Holy mengeluarkan sebuah hologram yang terdapat poin hati para ke-5 karakter utama pria tepat di hadapan Chloe, Sang gadis membaca nya dengan teliti.
Poin Hati ke-5 karakter utama pria:
1.) Devian Orlindo: 6 poin
2.) Felix Edricson: 15 poin
3.) Target ke-3:—
4.) Target ke-4:—
5.) Target ke-5:—
Chloe mengangguk kecil, Hologram itu hilang setelahnya.
Kemudian Chloe memandangi tangannya yang sudah di perban bekas terkena pecahan kaca, Dia menopang dagu nya dengan tangan satunya. Teringat dengan permintaan Felix kamarin.
"Hah~, bodohnya aku. Kenapa aku malah berubah pikiran, saat melihat wajah sedih kak Felix? Tapi...dia memang terlihat sedih sih kemarin, dia memang pantas mendapatkan keluarga baru," Pikir Chloe masih memandangi tangannya.
"Tapi apa yang kak Felix suka dariku? Dia kemarin malah bilang suka secara blak-blakan, di tengah keramaian lagi. Akh...aku malu banget,"
Chloe tanpa sadar menyembunyikan wajahnya dalam lipatan tangan, rasanya wajahnya memanas mengingat perkataan suka dari Felix. Chloe sebenarnya paham maksud Felix, suka yang dimaksud mungkin bukan berasal dari hati melainkan karna tingkah Chloe yang menggemaskan dimata sang pemuda. Karna Chloe melihat Felix mengatakan rasa sukanya dengan ekspresi yang polos. Namun tetap saja Chloe merasa malu ketika mengingatnya.
DDRRTTT!
Suara derit kursi yang baru saja bergerak terdengar di telinga Chloe, sang gadis mendongak menatap seseorang yang sedang meletakkan ransel di kursi samping sang gadis.
"Devian...Apa dia akan izin lagi setelah pelajaran pertama selesai?" pikir Chloe memandangi Devian yang baru saja datang.
Pemuda bersurai hitam kecoklatan itu tidak menatap Chloe, jangankan menatap menoleh pun tidak sama sekali. Sang pemuda hanya meletakkan ransel nya di kursi lalu dia berjalan keluar kelas dengan gaya cool nya, sambil mendengarkan musik dari headphone nya.
Chloe hanya diam memandang Devian yang keluar kelas, teringat dengan masalahnya yang belum selesai dengan sang pemuda. Inginnya sih, Chloe bicara dengan Devian baik-baik tapi Chloe merasa ragu karna sang pemuda pun tidak mengatakan apa pun sebelum keluar kelas tadi.
"Kayaknya dia beneran kecewa dan marah sama kamu Chloe, susul gih. Nanti masalah kalian gak kelar-kelar," perintah Holy sambil mendorong pelan bahu Chloe, walau sebenarnya tidak berdampak apapun pada sang gadis.
"Gimana mau nyusul, dia aja kagak ngomong apa-apa tadi sebelum keluar kelas," protes Chloe mengernyitkan alisnya.
"Ya, kau lah yang harusnya bertindak duluan. Kan kau yang bikin Devian kecewa,"
"Idih, sejak kapan Devian baperan. Di cerita asli nya perasaan sifat Devian gak gitu deh,"
"Udah cepetan sono! Keburu dia makin ngambek lagi,"
Sang gadis mendengus lalu dengan ogah dia meranjak dari kursi nya, dan keluar kelas mencari sang pemuda.
***********
[Rooftop sekolah]
Akhirnya setelah mencari Devian ke sana kemari keliling sekolah dan bertanya pada siswa lain, Chloe menemukan sang pemuda di atap sekolah sedang memandangi suasana di sekitarnya.
"Buset, ini atap sekolah atau mall sih. Tinggi bener sampai 4 lantai," gumam Chloe sambil menopang badannya dengan lutut saking capek nya naik tangga cuma buat sampai ke atap sekolah.
Sesaat sang gadis menghirup napas sebanyak-banyaknya untuk mengembalikan oksigen yang sempat terkuras, Kemudian Netra birunya memandangi punggung Devian yang membelakanginya. Pemuda itu berdiri dekat pagar pembatas, sesekali semilir angin bertiup menerbangkan sedikit rambut hitam kecoklatan milik sang pemuda.
Langkah Chloe mendekati Devian, memantapkan hati agar hari ini bisa menyelesaikan masalah mereka berdua.
"Devian...," panggil Chloe dengan nada sedikit tinggi.
Sesaat tak ada sahutan dari sang pemuda, dia masih memandangi pemandangan disana.
"Aku ingin bicara denganmu," tambah Chloe lagi.
"Ayolah, cepat noleh. Aku ingin masalah ini selesai," batin Chloe masih memandangi punggung Devian.
"Bicara apa?" sahut Devian dingin, dia masih tidak menoleh pada Chloe.
"Aku ingin minta maaf karna perkataan ku dulu, aku tahu aku salah dan perkataan ku sudah menyakiti hati mu. Jadi aku benar-benar minta maaf," Chloe benar-benar meminta maaf dengan tulus, karna sang gadis benar-benar menyesal membuat sang pemuda kecewa.
"Enggak,"
"Hah!? Maksudnya?"
"Aku enggak mau maafin kak Chloe," Devian dengan ekspresi datar, menghadap sang gadis.
Seketika Chloe tidak bisa berkata apa-apa, kalau ini anime. Pasti sudah ada perempatan siku-siku di keningnya.
"Sialan si Devian, aku udah minta maaf dengan tulus. Apa ku sogok saja pakai makanan favoritnya agar aku di maafkan?" pikir Chloe kesal setengah mati, padahal dia udah minta maaf tapi malah di tolak mentah-mentah begitu saja.
Devian mendekati Chloe, Netra coklat muda nya memandang Chloe yang agak pendek darinya. Dia berhenti tepat di hadapan sang gadis, menyisakan jarak 20 cm di antara keduanya.
"Kalau kak Chloe ingin ku maafkan, aku punya syarat,"
"Syarat!?" Chloe terkejut sebentar, apa Devian ingin bermain-main? Padahal tinggal memaafkan saja apa susah nya sih, Chloe gak ingin memperpanjang masalah.
"Hm...aku perlu bukti, agar bisa memaafkanmu,"
"Bukti? buat apa!? Devian jangan main-main, aku sudah minta maaf padamu," protes Chloe tak terima, Perasaannya tiba-tiba saja menjadi tak enak saat Devian menyebutkan kata bukti itu.
"Permintaan maafmu kutolak, aku bukan tipe orang yang mudah memaafkan orang lain," Dengan acuh, Devian memalingkan wajahnya.
"Ck! Kau ingin bukti apa? Cepat bicara sebelum aku berubah pikiran," Akhirnya Chloe memilih mengalah, walau sebenarnya dia merasa kesal karna bicara Devian yang berputar-putar.
Sesaat Devian menyerigai senang, berhasil membuat Chloe tak berkutik. Dan seringai itu tak luput dari penglihatan sang gadis. Perasaan Chloe semakin tak enak, dia meneguk selivanya sebentar. Di tambah mereka hanya berdua di atas atap. Oh, Chloe kembali merasa takut sekarang.
"Ugh...Devian ingin bukti apa sih? Semoga aja gak yang aneh-aneh. Jangan sampai kejadian kayak di kelas terulang lagi, aku jadi merinding mengingatnya," pikir Chloe ngeri. Dia sulit menebak jalan pikiran Devian, karna sang pemuda terlihat misterius dan tak terduga.
Devian sedikit membungkukkan badannya agar sejajar dengan wajah Chloe, lalu sang pemuda menunjuk bibirnya sendiri dengan senyum smirk nya.
"Cium aku!"
"APAAA!"
"APAAA!"
Seketika Chloe dan Holy sama-sama berteriak kaget dengan perkataan Devian yang tiba-tiba, jantung Chloe langsung dag dig dug gak karuan saat mendengarnya. Berbeda dengan Holy yang langsung pingsan setelah berteriak, tidak menyangka Devian akan mengatakan hal ambigu seperti itu.
"Njir, sejak kapan Devian bisa agresif kayak gini? Sifat Devian juga melenceng jauh dari cerita aslinya woi!" pikir Chloe masih kaget. Dugaan nya terbukti benar, kalau Devian yang minta sesuatu pasti ujung-ujungnya semua permintaan Devian gak ada yang benar.
"Kenapa? Bukannya kak Chloe ingin kumaafkan? Ayo cium aku kalau ingin dimaafkan," kata Devian lagi masih dengan seringainya.
Chloe gelagapan, panik setengah mati. Bahkan kini jarak wajah mereka hanya tinggal 5 cm. Astaga rasanya jantung Chloe mau copot dari tempatnya.
"Devian, t-tapi aku–"
CUP!
Syok, Chloe benar-benar sangat syok sekarang. Wajahnya benar-benar merah merona saat Devian beralih mencium keningnya, sang gadis diam membeku di tempat. Seperti batu.
"Hahaha, lihatlah wajahmu kak Chloe. Benar-benar mirip tomat,"
Devian tertawa lepas saat melihat ekspresi Syok milik Chloe. Yang menurut sang pemuda sangat lucu karna berhasil mengerjai sang gadis.
"Yah, karna kak Chloe gak mau menciumku. Sebagai gantinya setelah dari Restoran kita akan pergi ke Bioskop akhir pekan, jadi jangan lupa ya,"
Devian tersenyum geli, untuk pertama kalinya dia bisa tertawa lepas seperti ini, setelah bertahun-tahun. Dan ini karna sifat Chloe yang mengubahnya.
Chloe dengan ekspresi horror dan kesalnya tadi memandang tajam Devian, wajah sang gadis masih merona. Dia lalu mengepalkan kedua tangannya.
Devian sejenak terdiam menyadari Aura tak mengenakkan dari sang gadis di hadapannya serta tatapan tajam itu.
"Um...kak Chloe, aku tadi cuma bercanda. Jangan diambil hati, anggap saja ciuman di kening tadi sebagai bonus," kata Devian mencoba menenangkan Chloe yang semakin mendekat padanya, Aura suram dan kesal begitu terasa dari sang gadis.
"BONUS NDASS MU, DEVIAN SIALAN!"
BBUUAAKK!
Alhasil Devian harus merasakan babak belur dan pukulan dari Chloe, meski badan Chloe kecil. Jangan remehkan kekuatan bela dirinya yang besar.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Dewi masyitha Channel
ndassmu😂 tiba e chloe wong jowo to
2021-07-25
3
Tha
sapa sruh lu bikn si Chloe kesal Vian 😌
2021-06-23
2
senja
kl Evelyn bisa baikan sm Alice, bisa jadi yg suka sm ke lima tokoh itu yg musuhan sm si Chloe,
2021-03-19
1