Pagi itu aku mencari beberapa telur untuk ku goreng, setelah menemukan yang kucari dalam kulkas. Aku cepat-cepat menutupnya, dan segera memasak sekaligus membuat bekal sendiri, agar tidak terus makan di kantin.
Bukannya aku tidak suka makanan di kantin tapi agar aku bisa menghemat uangku, bulan ini uang ku agak menipis jadi aku berusaha menghematnya.
Selesai membuat sarapan dan bekal dengan segera aku memakan sarapanku agar tidak terlambat.
Baru saja beberapa suap aku memakan sarapanku, tiba-tiba kurasakan semilir angin berhembus di hadapan wajahku. Padahal meja makan tidak berdekatan dengan jendela.
"Pagi Chloe,"
"Pagi system," sahutku masih fokus dengan sarapanku, tapi angin itu terus berhembus. Tentu saja aku merasa terganggu, kepalaku mendongak melihat apa yang berada di depan wajahku.
"Hai," kulihat sesosok entah itu hewan atau bukan, bentuknya sangat unik dan kecil, hampir seperti peri. Telinganya yang seperti mirip telinga anjing itu bergerak-gerak lucu. Ternyata hembusan angin yang kurasakan berasal dari sayapnya.
Beberapa detik aku diam, memeriksa apakah penglihatanku salah atau tidak. Kulihat lagi lebih lekat, dia memutar tubuhnya seakan memamerkan pakaiannya.
"Bagaimana aku lucu kan Chloe?"
"Kau system?" tanyaku bingung.
"Iya, inilah wujudku yang asli. Setelah kau menyelesaikan misi kemarin aku langsung berevolusi. Dan hasilnya sepertinya ini. Memang sedikit mirip peri tapi aku suka wujud ini,"
"Ini benar-benar system? keren sekali, kupikir kau tidak punya wujud,"
"wujud ini program yang memberikan padaku, agar aku tidak tinggal di kalung itu lagi,"
"Jadi sekarang, system tidak memerlukan kalung ini lagi kan?" kataku sambil melepas kalung yang kupakai, lalu menyimpannya di laci dapur sementara.
"Iya, dan mulai sekarang panggil aku Holy. Program yang memberikan nama itu padaku,"
"Holy, nama yang bagus. Kau akan selalu mengikutiku kan?" kataku sambil meletakkan piring dan gelasku yang sudah kosong dalam wastafel lalu mencucinya sebentar.
"Tentu saja, aku kan memang diperintahkan untuk membantumu,"
"Hm...," aku mengangguk kecil, lalu mengeringkan tanganku yang basah. Ku ambil bekalku dan memasukkannya dalam ransel.
"Chloe, ayo segera berangkat. Sebentar lagi jam 7.30 nanti terlambat,"
"Oh, benar juga," aku sempat melihat jam di dapurku, dan bergegas keluar rumah tak lupa mengunci pintunya.
*************
[Dekat gerbang sekolah...]
Aku segera bersembunyi di samping pohon agar tidak terlihat oleh Alice dan pemeran utama pria saat mereka bertabrakan nanti. Untungnya Satpam sekolah sedang tidak ada di Pos nya.
Aku ingat, Cutscene ini adalah pertemuan pertama Alice dan Devian dalam game nya. Kalau tidak salah nanti mereka bakal enggak sengaja tabrakan terus Devian membantu si Alice. Lalu mereka sama-sama ke kelas tapi sayangnya guru tidak memperbolehkan mereka masuk kelas karna terlambat. Dan akhirnya mereka dihukum berdiri di luar kelas sampai jam pelajaran guru itu berakhir. Terus Devian mengajak Alice bolos. Ups...sepertinya aku terlalu banyak spoiler.
"Inilah yang kutunggu-tunggu sejak kemarin, Cutscene Alice dan Devian," kataku penuh semangat. Tak sabar menunggu pertemuan mereka.
"Semangat banget, padahal kan ini misi mu. Kenapa malah mendukung pemeran Protagonisnya?" Protes Holy yang tidak mengerti kenapa aku malah mendukung pertemuan Alice dan Devian. Dia terbang di samping kepalaku ikut memandangi gerbang sekolah.
"Sejak awal aku lebih penasaran bagaimana pertemuan awal mereka yang sebenarnya. Jarang-jarang kan bisa nonton Live kayak gini,"
Kupandangi jam Arjoliku, beberapa menit lagi Alice pasti datang. Dan aku akan sangat senang kalau mereka benar-benar bertemu seperti alur cerita Aslinya.
Dan Benar saja, kulihat sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di depan gerbang. Itu mobilnya Alice. Alice keluar dari mobilnya dengan buru-buru lalu segera masuk melewati gerbang dengan berlari.
Dari arah berlawanan seorang pria berambut merah dengan pakaian khas berandalan berlari keluar koridor menuju gerbang, pria itu tidak memperhatikan di depannya karna terus menoleh ke belakang seakan ada sesuatu yang mengejarnya.
Saat itulah tabrakan tidak bisa dihindari, Alice yang tidak sempat mengerem kakinya akhirnya bertabrakan dengan sang pria hingga keduanya sama-sama terjatuh.
Tunggu! Apa ini!? Pria itu bukan Devian, warna rambut Devian bukanlah merah. Ini bukan Cutscene yang kuinginkan, seharusnya Alice bertabrakan dengan Devian dan bukan pria itu.
"lho kok, begini jadinya? Kenapa Alice malah bertemu pria itu," Protesku tak terima.
Holy yang terbang di sampingku hanya memutar bola matanya bosan.
"Sudah kubilang, alur ceritanya sudah berubah sejak kau masuk game ini. Dan program tidak memberitahukan hal ini padamu,"
"mana bisa begitu! Aku ingin bertemu dengan program, aku ingin protes padanya,"
"Tidak bisa! kau karakternya Chloe. Karakter tidak bisa menemui program,"
"Tapi aku–" kataku agak kecewa. Aku bahkan tidak bisa merangkai kata-kataku sendiri.
"Kau bilang ingin membantu Chloe Amberly untuk mengubah takdirnya, kau ingat dengan perkataanmu kemarin," peringat Holy sambil berkacak pinggang.
Aku diam membisu tak bisa menjawab perkataan Holy, kualihkan pandanganku pada Alice dan sang pria yang ditabraknya.
Pria itu membantu Alice berdiri, aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan karna jarak tempatku dengan mereka agak jauh. Tapi sekilas kulihat pipi Alice merona ketika pria itu membantunya berdiri. Mereka terlihat membicarakan sesuatu lalu keduanya berpisah.
Alice menuju kelasnya, sedangkan sang pria keluar melewati gerbang sekolah. Sepertinya pria itu berniat membolos.
Aku pun keluar dari tempat persembunyianku, menuju dekat gerbang sekolah tempat dimana Alice dan pria tadi tabrakan. Aku berhenti disana dan memandangi punggung Alice yang menjauh seiring dia berlari di koridor kelas.
Aku teringat ketika pertama kali memainkan Otome game, Di alur cerita aslinya sejak pertama kali Alice bertemu Devian. Aku sudah berpikir untuk menjodohkan keduanya karna mereka berdua terlihat seperti pasangan yang cocok dibanding Alice dengan ke-4 karakter utama pria lainnya. Lebih tepatnya aku ingin mendekatkan Alice pada Devian saja.
Tapi saat aku masuk ke dalam gamenya, alur ceritanya sudah berubah. Alice malah bertemu dengan pria lain yang bahkan bukan dari ke-5 karakter utama pria. Pria itu bahkan tidak pernah muncul saat aku memainkan game system prince charming ini.
"Huft...Program sepertinya sengaja mengubah alur ceritanya agar aku tidak terlalu terikat dengan alur cerita yang aslinya," gumamku pelan, agak sedikit sedih.
Sepertinya untuk waktu yang akan datang aku harus bertindak dengan caraku sendiri agar bisa melewati alur cerita yang sudah berubah ini, kalau-kalau di masa yang akan datang aku akan mendapatkan alur yang tak terduga.
DUK!
"AAAAAA!" Seseorang tiba-tiba dengan sengaja menendang kakiku hingga aku yang tidak siap ini hampir terjatuh, dan tentu refleks berteriak.
Untungnya sebuah tangan menahan bahuku agar aku tidak terjatuh menghantam tanah.
"Kau lemah sekali, padahal aku tidak menendang terlalu kuat," sindir sosok yang masih menahan bahuku ini.
Sontak aku menoleh pada sang pelaku, kutatap tajam sambil menepis tangannya di bahuku.
"Devian!? Kau sengaja ya ingin menjatuhkanku?" seruku kesal pada Devian yang kini berada di hadapanku sambil menenteng ranselnya.
"iya, memang sengaja," katanya cuek. "Lagian ngapain, melamun di depan gerbang. Kalau mau melamun di tempat lain aja sana! Ganggu orang lewat aja,"
Seperti biasa, nada nya selalu ketus dan dingin begitu. Kadang aku harus menahan amarahku agar tidak termakan emosi ketika menghadapi Devian.
"Terserahku, memangnya kau siapa? Ibuku?" balasku balik, enak saja dia pikir aku tidak bisa membalas sindirannya itu apa.
Kulihat ekspresi wajahnya sedikit berubah kesal, hanya sesaat kemudian kembali ke ekspresi datar andalannya.
"Tidak ke kelas? sudah telat 10 menit,"
Seketika aku bisa merasakan berton-ton batu menjatuhi kepalaku, oh tidak! Aku lupa kalau saat Cutscene Alice dan pria tadi itu sudah telat masuk kelas. Aku benar-benar akan dihukum guru untuk pertama kalinya dalam hidupku di game ini. Telat 5 menit masih mending lha ini 10 menit.
"Huuwwaaa...kelasnya!" seruku panik. Lalu aku berlari secepat kilat menuju kelas, meninggalkan Devian sendirian yang masih berdiri di depan gerbang.
Chloe POV END
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
kambing terbang
olah raga pagi dong:v
lari!
dan berlari!
kapten tsub- ehem
kapten tisu basah
2021-03-22
9
senja
wah syukurlah bs temenan sm Alice karna satu cwo~
2021-03-19
3
Agnes Orindo
kerennn
2021-03-18
0