Chloe keluar dari kantin berniat menyusul Devian yang sudah pergi terlebih dahulu, Holy terbang mengikuti Chloe. Merasa percuma Holy segera menghentikan Chloe dengan terbang tepat dihadapan sang gadis.
"Chloe berhenti! Jangan kejar Devian,"
"Kenapa Holy? Devian bersikap aneh, dia bahkan tidak mengatakan apapun tentang tindakannya tadi," balas Chloe dalam hati memandang Holy di hadapannya.
"Biarkan saja dia seperti itu dulu, dia perlu menenangkan dirinya,"
"Memangnya Devian kenapa?"
"Rahasia~,"
Holy tahu kalau Devian sebentar lagi mungkin akan jatuh hati pada Chloe, tapi Holy memilih tidak memberitahukannya agar itu bisa jadi kejutan untuk sang gadis.
Chloe yang mendengarnya hanya mengernyitkan alisnya, oh bahkan sekarang Holy menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi semua pikiran itu dia kesampingkan terlebih dahulu, karna pikiran Chloe penuh pertanyaan kenapa Devian terlihat seperti menjauhinya tadi.
"oh iya, poin hati Devian bertambah 5 poin jadi sekarang totalnya 11 poin,"
"Apa karena kebersamaan saat di kantin tadi?" tanya Chloe sambil melewati siswa-siswi yang berlawanan arah dengannya menuju kantin.
"Yup benar,"
"Ternyata masih jauh untuk mencapai 30 poin,"
TING! TING!
Suara pesan masuk membuyarkan lamunan Chloe, sang gadis mengambil HP nya dari saku rok, ia berhenti dekat Lab Komputer. Membaca 2 pesan yang baru masuk itu. Satu dari Devian dan satu lagi dari Program.
From: Devian
To: Chloe
Kak Chloe, untuk kelas selanjutnya aku tidak bisa hadir. Managerku tiba-tiba menelpon kalau hari ini ada latihan dance untuk persiapan Performa ku nanti. Tolong kau beritahu gurunya kalau aku izin.
Ah, pantas saja tadi Devian terlihat buru-buru, Chloe pikir terjadi sesuatu dengan Devian tapi ternyata sang pemuda ada latihan mendadak. Segera Chloe membalas pesan Devian.
From: Chloe
To: Devian
Baiklah, nanti akan kuberitahu pada guru.
Sejenak Chloe melihat biodata Devian, lebih tepatnya melihat poin yang tertera dalam Love itu. Di dalamnya total poinnya sudah 11%.
Chloe pun mengusap layarnya untuk membaca pesan dari program tanpa menunggu jawaban Devian.
From: Program
To: Chloe
Jadwal Cutscene Alice hari ini:
1.) Pertemuan Alice dan Evelyn dekat toilet.
Seketika Chloe teringat dengan alur cerita aslinya, Cutscene bagian ini kalau tidak salah saat Evelyn cemburu dengan kecantikan Alice. Lalu Evelyn menarik Alice ke toilet bersama kedua teman Evelyn. yaitu Chelsia dan Viola. Untuk membully Alice.
"Chloe, itu artinya Alice dalam bahaya!" seru Holy saat ikut membaca pesan program.
"Ah, seharusnya di cerita aslinya. Devian yang menolong Alice saat itu. Tapi sekarang Devian sedang pergi," jawab Chloe sambil buru-buru menyimpan HP nya kembali.
"Ayo cepat, sebelum terlambat,"
Chloe bergegas lari sepanjang koridor menuju toilet yang dimaksud, dia tahu tempatnya dimana. Dengan tubuh kecilnya, Chloe menghindari beberapa siswa-siswi yang menghalangi jalannya.
Chloe sampai di dekat gudang tempat penyimpanan alat-alat kebersihan, tepat disamping gudang tersebut terdapat Toilet paling ujung dekat taman.
Benar saja dugaan Chloe, Alice di sana dengan rambut yang kusut akibat di jambak oleh Evelyn. Gadis berambut coklat potongan pendek itu tampak mengatakan sesuatu yang sepertinya mengancam Alice. Sedangkan kedua teman Evelyn di belakang hanya terkikik kecil, menertawakan penderitaan Alice.
Devian tidak ada saat ini, Dan Cutscene ini bukanlah keinginan Chloe. Chloe berpikir dia harus menggantikan posisi Devian di cerita Aslinya.
"Berhenti!"
"Chloe jangan gegabah!" Holy ingin menghentikan Chloe tapi terlambat, Chloe sudah pergi ke tempat Alice dan Evelyn berada.
Chloe dengan cepat menepis tangan Evelyn dari rambut Alice, dan langsung memasang badannya sebagai pelindung Alice. Evelyn terkejut begitu pun Chelsia dan Viola.
"Jangan ganggu Alice!" seru Chloe membentak Evelyn agar tidak mendekat selangkah lagi.
"Chloe, kenapa...?" lirih Alice yang kini bersembunyi di belakang Chloe dengan badan agak gemetar, dia memegangi seragam Chloe dengan erat. Bahkan Alice merasa mulutnya terlalu kelu untuk mengatakan sepatah kata pun.
Evelyn menunduk memandang rendah Chloe yang hanya setinggi lehernya, kemudian dia memasang senyum sinis.
"Wah wah wah, siapa ini? Apa sekolah ini menerima Anak SD? Mau jadi pahlawan kesiangan, huh!?" Kata Evelyn menekan kata anak sd mengejek tinggi Chloe yang hanya sebatas lehernya.
"Alice adalah temanku, sudah sewajarnya aku melindunginya dari nenek lampir seperti kalian!" balas Chloe tak mau kalah, dia tidak menggubris ejekan dari Evelyn. Karna Chloe sudah kebal dengan ejekan seperti itu semasa dia hidup di dunia aslinya.
Chloe juga sudah membaca biodata Chloe Amberly yang sering di ejek anak sd, jadi Chloe tidak akan terkejut lagi sewaktu-waktu ada yang mengejeknya begitu.
Sesaat Netra Caramel milik Alice melebar mendengar perkataan Chloe, Teman katanya? Entah kenapa hati Alice merasa tersentuh mendengarnya.
Mendengar Hinaan yang diberikan Chloe pada Evelyn, Chelsia, dan Viola membuat wajah ketiganya memerah karna marah. Chelsia langsung mendekati Chloe dan mengangkat tangan kanannya menampar Chloe.
"Sialan, berani sekali kau berkata begitu pada kami!" seru Chelsia marah.
Sebelum tamparan itu mengenai pipinya Chloe bergerak lebih cepat, menahan tangan Chelsia. Netra birunya memandang tajam tepat di Netra Chelsia, lalu Chloe melepaskan tangan Chelsia dengan kasar tak lupa mendorong sang gadis menjauhinya.
Hingga Chelsia jatuh terduduk menghantam lantai marmer, Evelyn dan Viola panik saat melihat teman mereka terjatuh.
Viola segera membantu Chelsia berdiri. Sedangkan Evelyn memandang Chloe tak percaya. Netra biru yang terlihat menyeramkan, tidak seperti biasanya.
"Tidak sia-sia aku belajar bela diri semasa di dunia asliku," pikir Chloe memandang tajam pada Evelyn.
"Chloe cukup! Kau bisa terlibat masalah kalau melakukan kekerasan lebih dari ini," Holy yang terbang agak jauh dari Chloe langsung mendekati Chloe dan berhenti di samping kepala Chloe dengan ekspresi cemas.
"Aku akan baik-baik saja, lagipula aku tidak mendorongnya terlalu keras,"
"Ugh...tapi mereka–," Holy tidak habis pikir dengan tindakan Chloe yang menurutnya terlalu gegabah, akan sangat berbahaya jika Evelyn melaporkan kejadian ini pada kepala sekolah.
"Pergi! Jangan ganggu aku dan Alice lagi!" Kata Chloe dengan ekspresinya yang kini berubah datar.
Evelyn diam sesaat, melirik sebentar pada Alice yang menunduk di belakang Chloe. Menghindari tatapan Evelyn padanya.
"Aku tidak akan melupakan kejadian ini, camkan itu!" ancam Evelyn lalu dia membopong Chelsia bersama Viola, pergi dari sana. Meninggalkan Alice dan Chloe berdua.
Alice melepaskan pegangannya pada seragam Chloe, rambut coklat muda nya terlihat kusut akibat jambakan Evelyn.
"Terima kasih Chloe, aku tidak tahu harus melakukan apa tanpa bantuanmu," Alice terlihat sedih menunduk kecil.
Chloe tersenyum tipis lalu dia berjinjit untuk merapikan rambut Alice yang terlihat kusut. "Tidak perlu dipikirkan, yang penting Alice sudah aman sekarang,"
Alice hanya diam memandangi Chloe yang merapikan rambutnya, sang gadis tidak menolak perlakuan Chloe padanya. Rona tipis menghiasi pipi Alice, begitu bersyukurnya Alice memiliki teman yang baik dan perhatian seperti Chloe.
"Oh, Alice keningmu berdarah!?" seru Chloe kaget saat dia merapikan poni Alice.
"Benarkah? Aku juga merasa agak pusing–"
BBRRUUKK!
"Alice!"
Chloe dengan sigap menahan tubuh Alice dengan tubuh kecilnya. Walau Chloe merasa keberatan karna tubuh Alice agak berat dibanding tubuhnya.
"Waduh, gimana nih? Alice pingsan," Holy terbang bolak-balik di dekat Alice dengan panik.
"Ugh...jangan diam saja Holy! Panggil siapa saja untuk membantuku," Kata Chloe yang masih menahan tubuh Alice.
"Mana bisa! yang bisa melihat wujudku kan cuma kau Chloe!"
"Ck, aku lupa tentang itu,"
Chloe mencoba membopong tubuh Alice dengan perlahan, agak kesulitan karna tubuhnya kecil. Padahal UKS masih jauh.
Netra Chloe tak sengaja menangkap sosok pria bersurai merah yang sempat menabrak Alice tadi pagi, pria itu menuju gudang ingin mengembalikan peralatan kebersihan.
"Hei, kau yang rambut merah," Karna tidak tahu namanya, Chloe pun memanggil sesuai warna rambutnya.
Pria itu menoleh, menatap Chloe sebentar lalu segera menghampiri sang gadis setelah meletakkan peralatan kebersihan.
"Ada apa?"
"Tolong bantu aku membawa temanku ini ke UKS,"
"Dia gadis yang tadi pagi kutabrak!" seru sang pria kaget melihat keadaan Alice. "Biar aku yang membawanya,"
Chloe dan sang pria pun bergegas membawa Alice menuju UKS, agar Alice segera di tangani.
***********
[Pulang sekolah....]
Karna keadaan Alice yang tidak memungkinkan, Chloe pun menelpon keluarga Brisken dengan telepon Alice. Alice yang dalam keadaan pingsan pun di jemput oleh supir keluarga Brisken.
Dan seperti kemarin Chloe pulang sendirian, bedanya di bawah guyuran hujan deras yang menghantam tanah. Untungnya Chloe membawa payung lipat untuk berjaga-jaga.
Hujan terus berjatuhan dari langit seakan-akan langit sedang bersedih, Chloe tidak keberatan dengan hal itu karna dia memakai payung sebagai pelindungnya.
TING!
Suara pesan masuk menghentikan langkah Chloe, dia mengambil HP nya dan membaca pesan dari Program.
From: Program
To: Chloe
Selamat Chloe kau kembali mendapat penghargaan, karna kau meminta tidak perlu memakai Title maka program akan menghapus Title di game ini.
Penghargaan:
"Menolong Alice"
Sesaat Chloe tersenyum bangga, karena mendapatkan kembali penghargaan. Lalu dia menyimpan HP nya dan kembali melanjutkan perjalanannya.
Selama perjalanan sesekali kaki Chloe bermain dengan genangan air yang dia lewati, dia bahkan bersenandung kecil menikmati suara rintik hujan yang mengenai payungnya. Sampai Netra birunya melihat sosok seorang pemuda yang tengah duduk di sebuah bangku di bawah guyuran hujan sendirian.
Entah apa yang dilakukan sang pemuda, pemuda itu bahkan tidak bergeming dari tempatnya meski hujan terus membasahi seluruh pakaiannya, Rambut coklat tua milik sang pemuda pun juga basah.
Chloe mengangkat sebelah alisnya heran dengan kegiatan sang pemuda yang tidak dikenalnya itu. Tapi sekilas Chloe lihat tatapan pemuda itu tampak kosong.
"Aneh, apa dia tidak takut sakit hujan-hujanan begitu?" Gumam Chloe kecil, masih memperhatikan pemuda tersebut dari jauh.
"Kenapa Chloe?" Holy yang terbang di samping kepala Chloe ikut memperhatikan.
"Tidak apa-apa, hanya saja dia...,"
"Mau kau dekati? Dia terlihat seperti orang galau,"
Chloe agak ragu, namun karena merasa kasihan. Chloe mendekati pemuda itu lalu menyodorkan payungnya, berniat melindungi tubuh sang pemuda dari guyuran hujan.
Merasa tidak ada rintik hujan lagi yang membasahi pakaiannya, sang pemuda mendongak. Netra Aqua milik sang pemuda bertemu dengan Netra biru milik Chloe.
"Kenapa malah hujan-hujanan disini? Nanti bisa sakit, ini pakai payungku," Chloe masih menyodorkan payungnya ke hadapan sang pemuda. Membiarkan rambut birunya terkena rintik hujan.
Namun tidak ada tanggapan dan pergerakan dari pemuda itu, dia hanya menatap payung milik Chloe dengan tatapan kosong.
Merasa di abaikan, Chloe tanpa berkata apa-apa lagi meraih tangan kanan sang pemuda. Memaksa tangan pemuda itu menggenggam payungnya, lalu Chloe mundur beberapa langkah menjaga jarak.
Kini sang gadis sepenuhnya terkena rintik hujan, pemuda itu hanya memandang Chloe kebingungan. Sesaat Chloe tersenyum tipis.
"Sampai jumpa," kata Chloe terakhir kalinya.
Chloe pun berlari pergi menuju rumahnya, menerobos hujan deras dan melindungi kepalanya memakai ransel miliknya.
Sedangkan Pemuda itu masih diam tak bergeming sambil memegangi payung milik Chloe, memandang punggung kecil Chloe yang semakin menjauh dari pandangan Netra Aqua nya.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
kambing terbang
netranya ada tulisam aqua gitu?
bisa di minum?
2021-03-22
21
Cita Rahma
next thorrr
ceritanya seru banget😭🤧
2021-03-14
34