"kenapa lo?". Riko melirik Aksa yang terlihat begitu kesal
"kekenyangan gue". Aksa kembali mengingat berapa banyak suapan yang tadi dia makan.
'gara-gara cecunguk itu'
"lagian lo kenapa makan kalo emang kenyang?". Riko mengulum bibirnya agar tidak tertawa
"udah lah nyetir yang bener!".
"bilang aja kalo lo cemburu".
"cemburu?", Aksa menoleh
"ya, lo cemburu kan Karin deket sama cowok itu?".
"ngapain juga gue cemburu? gue cuman gak mau karin deket sama cowok yang gak bertanggung jawab".
"gak bertanggung jawab darimananya? dia kayaknya orang baik, terus juga sayang banget sama Karin".
"bosen idup lo?". Aksa mulai bereaksi
"hahahaha.. tu kan lo mulai lagi. kalo gak cemburu lo gak bakal marah kali".
"banyak omong lo".
"terus kenapa lo nyuruh mang ucup buat jemput dia ke mol? kan si cowok tadi bilang mau nganter karin ke rumah".
"cowok itu baru di Jakarta, karin juga gak mungkin hapal jalan ke rumah".
"Aksa,, Aksa,,, lo hidup di jaman apa? sekarang ada maps bro, tinggal ketik aja alamatnya. sampek deh"
"capek gue denger lo ngomong, gue mau tidur. sampe apartemen bangunin gue!". Riko hanya tersenyum melihat tingkah laku sepupunya itu.
"eh buaya bangun, udah sampe".
"telepon karin, dia sudah sampai apa belum". Aksa dengan nada tegasnya menyuruh Riko, padahal matanya belum terbuka.
"kenapa gak lo telepon sendiri? gue gak ada nomernya."
"gue juga gak punya". Aksa turun dari mobilnya.
"hubungi mang Ucup!".
Riko dengan malas menghubungi mang ucup. beberapa kali dihubungi tapi tidak ada jawaban
"gimana?"
"gak diangkat".
"lagi!"
"ya ini udah gue coba. udah ke empat kalinya".
"lagian kenapa lo gak telepon tante aja sih?"
"males gue, entar yang ada malah nanyain pacar mulu". Riko memutar malas matanya mendengar jawaban Aksa.
"halo mang ucup, sudah sampai belum?", Aksa mendekatkan telinganya ingin mendengar jawaban mang ucup
"baru pulang? dari tadi kemana?". Aksa mengomel. Riko menyuruh Aksa diam karena dia sangat berisik
"oh iya mang, terimakasih". Riko menutup panggilannya dan menatap Aksa
"lo mau tau kenapa karin baru sampek rumah?".
"hm, kenapa?"
"dia dan cowok itu habis belanja ATK",
"bukan langsung pulang malah keluyuran, lagian tu cowok kenapa ikut segala".
"ya namanya juga berjuang", Riko menggoda Aksa dan langsung ditatap tajam olehnya
•••••••••••••••••••
"Jes, menurut lo kalo suka sama cowok tapi cowok itu punya pacar dan gak suka sama kita gimana?"
"yaelah neng, lo pan dah tau jawabannya. gak usah kejar kecuali tu cowok gak cinta sama ceweknya".
"maksud lo?"
"kalo tu cowok sama ceweknya saling suka ya lo mundur alon-alon, mau lo dipanggil cewek pelakor?"
"ih gak mau gue".
"makanya, mending gaet yang pasti-pasti aja deh. yang single"
"kalo gak cinta sama yang single gimana dong?". Karin cemberut
"itu dia masalahnya, gue heran kenapa kebanyakan cowok kalo udah punya pacar magnetnya kayak lebih menarik gitu ya", Jessi terkekeh
"padahal waktu dia jomblo biasa aja," dia melanjutkan
"iya gue heran, apa ini yang kata orang rumput tetangga lebih hijau?", Karin menghela nafasnya dan menghembuskannya lesu
"padahal mah kata orang rumput kita yang hijau, intinya rin jangan sampe lo dicap pelakor".
"lagian mereka belum nikah,"
"ya intinya jangan sampe lo dianggep perusak hubungan orang lain".
'apa aku harus menyerah? aku bahkan belum berjuang'
"ya udah entar malem temenin gue ya nyanyi di cafe, sekalian sama Lea juga".
"oke siap. tugas pak Farhan lo udah kelar?", Jessi mengeluarkan beberapa bukunya
"belum, ini gue lagi garap".
~ cafe B ~
"Hon, kamu mau makan apa?" Clara membuka buku menu
"terserah kamu aja", Aksa menjawab asal
"aku pilihin yang ini sama yang ini ya", tunjuknya pada gambar Nachos dan ice cream. Aksa hanya mengangguk
Clara menggeser kursinya bersebelahan dengan Aksa. dan menggenggam tangan Aksa.
bertepatan dengan Karin, Jessi dan Lea yang masuk ke dalam cafe.
karin mematung melihat Clara dengan manjanya menyenderkan kepala di bahu Aksa.
dunianya seakan berhenti, hatinya begitu sakit. tidak mau dua temannya curiga, Karin segera masuk ke ruang istirahat.
sedangkan kedua temannya duduk di kursi cafe.
'dulu waktu om Aksa berduaan sama pacarnya hatiku gak sesakit ini', batin karin sambil menghapus air matanya
'sepertinya mereka saling mencintai, benar kata Jessi aku gak boleh rebut om Aksa dari pacarnya itu'
'apa aku pergi aja. tapi gimana bilangnya ke Jessi dan Lea. kenapa mereka harus dinner disini sih. dari sekian banyak cafe di Jakarta kenapa harus disini'
'hati, apa kamu baik-baik saja hm?kuat ya.. sebentar saja. aku akan berusaha melupakan om Aksa. walaupun aku tau ini sangat sulit'
"Hon, apa makanannya enak?", Aksa hanya mengangguk
"Hon besok aku pengen ke mol ya? aku pengen beli tas Hermes terbaru".
'apa Ramon sudah jatuh miskin sampai tidak mampu membelikan pacarnya tas itu?'Aksa menatap tajam Clara
"kenapa hon? apa ada yang salah dengan wajahku?"
"tidak ada, aku transfer saja ke rekeningmu".
"kita bisa sambil jalan-jalan hon, ayolah". Clara berbicara sangat manja
'apa dia sudah putus dari ramon? aku harus cari tau'
"aku liat jadwalku dulu, kalau kosong kita jalan". Aksa menyelesaikan makanannya
"makasih hon", Clara hendak mencium Aksa tanpa Aksa sedikit mendorongnya
"ayo kita pulang". Aksa mulai berdiri
"sebentar dulu, setelah ini ada penyanyi yang bakal tampil. suaranya bagus hon". Aksa terpaksa duduk kembali.
sepuluh menit kemudian. Karin keluar dan berjalan menuju panggung mini. matanya yang sedikit sembab membuat kedua temannya keheranan
"Jes, perasaan tadi nyampeknya biasa aja. kenapa jadi sembab gitu matanya?"
"iya, kenapa?"
"udahlah ntar kita tanyak kalo dia udah selesai nyanyinya".
Karin menetralkan detak jantungnya. mengumpulkan sisa tenaganya. karena tidak mudah baginya berada di situasi seperti ini
'om, ma'afkan aku yang hanya mampu mencintaimu dalam diam' karin melirik kearah Aksa, tapi Aksa tidak menyadarinya.
Kuakui
Aku memang cemburu
Setiap kali kudengar
Namanya kau sebut
Tapi ku tak pernah bisa
Melakukan apa yang seharusnya kulakukan
Karena memang kau bukan milikku
Aksa mencari asal suara yang akhir-akhir ini selalu terngiang di pikirannya. dilihatnya karin sedang bernyanyi dan melihat kearahnya.
Kuakui
Aku merindukanmu
Meski ternyata tak pernah
Kau merindukanku
Tapi ku tak pernah bisa
Melakukan apa yang seharusnya kuinginkan
Karena memang
Kau bukan milikku
Aksa tidak berkedip sedikitpun, ini bukan pertama kalinya dia mendengar Karin bernyanyi, tapi untuk saat ini nyanyian karin benar-benar menghipnotisnya.
Sesungguhnya
Ku tak rela
Jika kau tetap bersama dirinya
Hempas janji cinta yang kuberi
Woo-woo
Semampunya ku mencoba
Tetap setia
Menjaga segalanya
Demi cinta
Yang tak pernah berakhir
Woo-fo-yee
Karin tetap melihat kearah Aksa, begitupun sebaliknya. lama saling memandang, detak jantung mereka berdua berdetak hebat.
Clara berdiri dan mencium bibir Aksa, lolos sudah air mata karin yang sedari tadi ditahannya.
Karin berdiri dan segera keluar dari cafe disusul Lea dan Jessi.
sedangkan Aksa yang kaget dengan perlakuan Clara mendorongnya dan segera berlari mengejar karin.
"Karin, tunggu!".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
dasar clara ga tau mslu ya mai sosor aja..wah bisa berabe nih
2022-06-25
0
Sudaryanto
jujur lah bila kamu mencintai aku
2022-05-30
0
Dora Revoluna
😭😭😭
2021-12-17
0