Jasmine mengembangkan senyumnya sepanjang perjalanan menuju kampus. bagaimana tidak, sebulan yang lalu lelaki pujannya memberikan kesempatan untuk bisa menerima cinta Jasmine. Sebulan penuh Jasmine tidak pernah lupa memperhatikan Aksa, mengiriminya pesan disaat libur. Menemani Aksa berolahraga, membawakan bekal, mengingatkan Aksa untuk bersitirahat setelah seharian berkutat dengan pekerjaan kantor dan terkadang juga tugas kuliah.
Aksa yang sedari dulu tidak pernah dekat dengan perempuan merasa hari-harinya kini mulai berwarna. Jasmine benar-benar memahami keadaan Aksa, tidak pernah menuntut Aksa untuk memperhatikannya. Justru Jasmine lah yang mengalah selalu datang ke perusahaan Aksa selepas kuliah, disaat Aksa bekerja.
"Hai sayang, apa kau sudah makan siang?," Jasmine masuk ke ruang Aksa membawa bekal yang dia masak sendiri. Menaruh bekal di meja dan duduk di sofa ruang kerja Aksa.
Aksa yang sudah terbiasa dengan kehadiran Jasmine dengan membawa bekal hanya tersenyum.
"Belum," Aksa beranjak menghampiri Jasmine dan duduk disebelahnya. Ketika Jasmine datang, Aksa akan berhenti berkutat dengan semua pekerjaannya. Aksa berusaha menerima Jasmine, entahlah hanya berusaha menerima atau memang sudah mencintai Jasmine. perempuan yang selalu memikat dengan senyumnya.
"ayo aku suapi".
"Jas..", Aksa menatap Jasmine, Jasmine yang ditatap menjadi salah tingkah. setelah Jasmine mengutarakan perasaannya, Aksa memang belum pernah mengatakan bahwa dia mencintai Jasmine. Jasmine mengerti, dia tidak akan menuntut, karena dia sendirilah yang meminta Aksa berusaha menerima perasannya. Jasmine yakin seiring berjalannya waktu, cinta akan hadir ketika mereka selalu bersama, Jasmine tidak mau memaksa Aksa mencintainya, cukup dengan Jasmine selalu memperhatikan Aksa, perlahan Jasmine akan membuat Aksa menerima ketulusannya.
"i iya..., kenapa kau menatap ku seperti itu? ada yang salah denganku", Jasmine berusaha menormalkan detak jantungnya. Aksa hanya tersenyum, dengan lembut dia meraih tangan Jasmine dan menaruh di pahanya.
"terimakasih."
"untuk?", jantung Jasmine benar-benar berdetak kencang. rona merah di wajahnya sungguh sangat menggemaskan.
"terimakasih karena sudah mengerti aku, sabar dengan sifat dan sikap ku, aku memang belum mencintaimu, tapi aku akan berusaha menerima perasaanmu. aku akan mencoba membuka hatiku untuk menerima cintamu, bersabarlah.. mungkin dengan berjalannya waktu, dengan kau yang selalu ada, selalu mengerti dan tidak pernah menuntut ku, perasan cinta bisa hadir diantara kita". Aksa heran dengan dirinya, dia belum pernah berpacaran sebelumnya, tapi kenapa dengan panjang lebar dia meminta Jasmine untuk bersabar dengannya. perasaannya benar-benar tulus, dia nyaman dengan keberadaan Jasmine disampingnya.
Jasmine terharu, matanya mulai berair, dia bahagia, Aksa mau berusaha mencintainya. spontan Jasmine memeluk Aksa, Aksa yang awalnya kaget, tersenyum dan mengusap rambut coklat Jasmine. Aksa juga bahagia, karena perempuan yang berada dipelukannya adalah perempuan hebat.
'ya, aku akan berusaha mencintaimu Jasmine'. Aksa melepas pelukan Jasmine dan mengecup pucuk kepalanya.
kreeeekkkk....
Riko yang langsung masuk ke ruangan Aksa melongo tak percaya. Pasalnya baru kali ini dia melihat Aksa memeluk perempuan yang tak lain teman kuliah mereka.
"hmmmm,,,, bro, apa aku menggangu? Tapi tidak, ini salahmu yang tidak mengunci pintu. bisakah kalian tidak bermesraan di tempat kerja, kalian hampir membuat aku mengumpat karena kaget. aku hanya mau membacakan jadwalmu hari ini bro...", Riko berhenti berbicara saat melihat raut muka Aksa berubah kesal.
"apa kita ada jam kuliah hari ini? aku terlalu banyak bekerja, untung ada kau yang selalu mengingatkan tugas kampus", Aksa membelai lembut rambut Jasmine, mengabaikan Riko yang keheranan karena dicuekin.
"baiklah, kalian selesaikan dulu, aku akan menunggu diluar", Riko menutup pintu dan mengumpat kesal.
diluar ruangan
"Aksa, apa dia Aksa yang aku kenal? kenapa dia bisa bersikap selembut itu? oh tidak, aku sepertinya harus menyegarkan otak ku". Riko yang melihat segelas minuman di meja sekretaris Shinta langsung mengambil dan meminumnya.
Byuuuurrr... Riko menyemburkan minumannya, minuman apa ini? kenapa rasanya sangat pahit dan aneh. sebentar, selain rasanya yang aneh, minuman ini juga bau. baunya sangat menyengat. Riko mengenduskan hidungnya lalu menaruh kembali minuman tadi.
"pak Riko, kenapa?".
"Shin, ini minuman apa? rasanya pahit, dan baunya sangat aneh," Riko mengernyit
"apa bapak meminumnya?".
"hah... i iya.. aku meminumnya," Riko menggaruk tengkuknya gagap karena dia langsung meminum tanpa izin Shinta.
"pppfftttt... hahahhaha",
"kenapa kamu malah tertawa",
"pak, jelas minuman ini pahit, karena ini jamu pereda nyeri haidl", Shinta yang masih tertawa sambil memegangi perutnya, tidak tahan melihat raut muka Riko
"apaaaa??? jamu pereda nyeri ha..haid???",
Shinta mengangguk, Riko yang kesal langsung berjalan ke ruangannya.
(makanya Riko, jangan asal minum, masih mending jamu, bukan kopi sianida😂😂😂)
-------------------------/////----------------------------
"Jas, hari ini apa yang ingin kamu lakukan?".
"entahlah aku tidak punya rencana apa-apa", Jasmine membolak-balikkan koran yang dibacanya.
"Apa kau ingin jalan-jalan? menonton? atau berbelanja?".
"ummmm,, menonton? boleh, sepertinya seru".
"baiklah, aku selesaikan dulu pekerjaanku, kau tunggulah sebentar, setelah ini kita pergi menonton".
Jasmine mengerjap-ngerjapkan matanya, 'apa aku tidak salah dengar?'. Aksa yang masih fokus dengan layar didepannya, dan Jasmine yang keheranan, menatap Aksa 'sungguh dia laki-laki sempurna, badan tegap berotot, alis tebal, hidung mancung, mata coklat, serta bulu-bulu halus menghiasi dagunya begitu sexy di mata Jasmine.
"ayo kita pergi", Aksa berdiri seraya menggandeng tangan Jasmine
"Rik, aku tinggal dulu, aku ingin menonton bersama Jasmine, pekerjaan aku serahkan kepadamu".
krik.. krik.. krik...
Riko yang sudah sadar dari lamunannya, berdecak kesal
"bisa-bisanya dia meninggalkan kantor, aku bisa memaklumi kalau dia meninggalkan kantor karena kuliah, tapi dia pergi hanya untuk menonton? yang benar saja, harusnya dia juga mengajakku".
sepanjang perjalanan, Jasmine selalu mencuri pandang, melihat Aksa yang fokus menyetir dan membuat suasana menjadi canggung.
"sayang.. bolehkah aku memutar musik?".
"tentu boleh, kenapa kamu meminta izin?".
Sudah lama ku menanti dirimu
tak tau sampai kapankah
sudah lama kita bersama-sama
tapi segini sajakah
entah sampai kapan aaaaa
entah sampai kapan
hari ini ku ingin menyatakan cinta
nyatakan cinta
aku tak mau menunggu terlalu lama
terlalu lama...
Jasmine yang mendengar lagupun tak percaya, bagaimana tidak lagu itu seperti menggambarkan keadannya saat ini. Jasmine mematikannya
"kenapa dimatikan".
"emmm.. aku tiba-tiba tidak ingin mendengarkan musik".
"ada yang salah dengan lagu itu?", Aksa sengaja menggoda Jasmine. Tak kuat menahan malu, Jasmine hanya menggeleng dan melihat keluar jendela. Sungguh sangat memalukan. Suasana di mobil serasa sesak baginya, padahal full AC. Aksa memecah ketegangan Jasmine dengan menggenggam tangannya dan mengecupnya singkat.
'Apa ini Aksa? lelaki yang tidak pernah mengenal cinta kini menjelma menjadi makhluk manis yang sungguh sangat menggemaskan'
Jasmine tersipu dengan kelakuan Aksa dan terus mengembangkan senyumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Nesa Satria
masih nyimak
2022-07-12
0
Sudaryanto
rayuan maut Jasmin mulai beraksi mempengaruhi otak aksa
2022-05-30
0
Cie Mbulls Ramadhani
cinta
2022-05-29
0