Jogjakarta

3 tahun berlalu..

Jogjakarta

"Karin.. Karin... kenapa belum bangun juga? ini sudah siang. ayo cepat bangun, kalau bangun kesiangan nanti jodohnya om om lho".

"ini hari libur bu..Karin sudah shalat tadi, jadi biarkan Karin putri ibu yang cantik ini tidur lagi. lagian nggak masalah jodoh karin om om, yang penting sexy dan maco".

'bug bug'

"kamu itu ya... ayo cepat bangun! ada yang mau bapak bicarakan".

"iya..iya.. Karin bangun", dengan malas Karin bangun dan membuka pintu

"eh main nyelonong aja, sikat gigi, basuh muka, anak gadis itu harus pintar merawat diri, yang bersih, nanti jodohnya brewokan!".

malas berdebat dengan sang ibu Karin melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. biasanya setiap ahir pekan ibunya tidak pernah membangunkannya, karena hari sabtu dan minggu adalah hari liburnya. entah kesambet setan apa, sang ibu pagi ini mengomelinya.

biasanya juga anaknya jadi kepompong seharian dibiarkan.

"ada apa pak?", Karin menarik kursi disebelah ibunya. mengambil piring, mengisinya dengan nasi dan penyet terong kesukaannya.

"makanlah dulu".

"bapak sama ibu gak sarapan?".

"anak gadismu lho pak, ini sudah jam berapa Karin, ini bukan lagi sarapan tapi makan siang".

Karin menoleh ke jam dinding disebelahnya. menghentikan kunyahannya keheranan, tidurnya terlalu nyenyak.

'pantes ibu marah-marah, sekarang bahkan sudah jam 11 siang'

"karin sudah selesai, ada apa pak? kelihatannya bapak mau ngomong serius sama Karin". karin mengambil Jus alpukat kesukaannya.

'sungguh ibu ku begitu baik meskipun dia sering memberikan siraman rohani seperti mama dedeh, sekalipun aku bangun kesiangan, ibu membuatkan aku jus alpukat, ahhhhhhh segarnya...'

"bagaimana kalau kamu pindah kuliah ke Jakarta?".

'puuufffftttttt'

Karin menyemburkan jus yang baru sampai di mulutnya. apa dia tidak salah dengar?

'apa bapak mengusirku karena aku sering tidur dan jadi beban keluarga? ya ampun, harusnya di akhir pekan aku membantu mama dedeh bersih-bersih istana ini, bukan malah ngebo'

"apa bapak ngusir Karin?"

"bersihkan itu mulut kamu, minum belepotan".

ibu menyodorkan tisu.

"bukan mengusir, disana ada teman bapak, dia punya beberapa perusahaan besar. kalau kamu mau, kamu bisa kuliah dan sesekali langsung belajar di perusahaannya".

"apa bapak tidak suka Karin tinggal di rumah ini? apa karena Karin bagai menjadi beban kalian?"

"eh ni anak malah ngomong sembarangan." sebundel tissu melayang tepat di kepala Karin

"aw, sakit bu".

"makanya dengerin dulu penjelasan bapak, nyeronyos wae".

"teman bapak punya banyak perusahaan besar, salah satunya perusahaan arsitektur, kamu bisa melihat langsung cara kerja arsitek-arsitek handal disana, carilah pengalaman selagi muda".

"tapi bagaimana dengan bapak dan ibu? meskipun ibu selalu mengomel dan menceramahi Karin bagai mamah dedeh, Karin gak bisa jauh dari kalian". air mata Karin lolos begitu saja, delapan belas tahun dia tumbuh besar di rumah sederhana ini, tidak terbayangkan bagaimana rasanya jauh dari keluarga kecilnya yang penuh dengan kehangatan.

"masih ada kakak kamu, lagian ini hanya ke Jakarta, bukan ke luar negeri. kamu masih bisa sering pulang, atau kami yang akan kesana. dalam hidup kesempatan tidak akan datang dua kali, bahkan berkali-kali. pikirkan dulu, bapak terserah kamu, sak legone atimu."

bapak Karin pergi ke halaman belakang, bersiul dengan burung perkutut peliharaannya. meninggalkan ibu dan anak yang masih terdiam di meja makan.

"bu.. bagaimana menurut ibu? apa Karin harus pergi?", Karin berekspresi melas, berharap mamah dedehnya mencegah untuk pindah ke Jakarta, setidaknya kalau ibunya tidak mau dia pergi, maka dia akan menetap di Jogja.

"iya, pergilah. carilah pengalaman nak".

'jleb'

'ibu bahkan menyuruhku pergi'

"dan juga jangan lupa, berikan ibu calon mantu".

Karin menganga keheranan, disaat dirinya galau segalau galaunya, ibunya malah meledeknya, meminta menantu? emang gampang?

"bu, ibu apa-apaan, belum juga aku mutusin udah minta mantu".

"gak papa Rin, kali aja jodoh kamu orang metropolitan", ibu terkekeh geli.

Sampai malam hari, Karin hanya uring-uringan di kamarnya. mengetuk ngetuk tembok, membolak-balikkan bukunya, menggambar sketsa, bernyanyi tapi dia tidak bisa berkonsentrasi.

'tarik nafas, buang, tarik nafas, buang'

"uhuuk, uhuuk, kok malah batuk sih. kerongkongan kering. perut laper. fix ini tanda-tanda stress, kudu keluar nih, biar gak makin puyeng ni kepala".

"mau kemana Rin?", ibu yang sedang menyiapkan malam malam melihat Karin turun dengan pakaian rapi.

"mau ke cafe bu".

"tumben, biasanya berangkatnya juga entaran".

"mau ke rumah Akhdan dulu bu, sekalian nanti aku jemput Citra".

"hati-hati Rin".

Cafe Watu Amben

"Rin, kamu bisa nyanyi kan malem ini?". Akhdan duduk disebelah karin, Akhdan teman Karin dari SMA, sekaligus pemilik cafe yang menyuguhkan pemandangan indah kota Jogja pada malam hari.

"Rin, woy bengong aja", Citra menepuk bahu Karin, membuyarkan lamunan unfaedahnya.

"apaan".

"Akhdan nanyain tu, kamu bisa nyanyi nggak malem ini?".

"oh, iya bisa".

"kenapa lemes gitu? biasanya juga nyerocos, kayak kereta api".

"hahhhhhh,, aku galau", Karin membolak balikkan kepalanya diatas meja.

"galau? tumbenan,"

"bapak nyuruh aku pindah kuliah ke Jakarta".

"what????". Citra menelan snack kentang yang belum dikunyahnya.

"biasa aja dong".

"terus kamu mau kerja disono?",

"lah ya ini aku belum bisa mutusin, aku pengen kuliah sambil kerja disana, aku bisa belajar banyak hal, tapi disisi lain, aku nggak pengen ninggalin orang tua aku, nggak pengen pisah sama kalian".

Karin memejamkan matanya, memikirkan hal ini, membuatnya lelah. otaknya seperti bekerja tiga kali lipat dari biasanya.

"Dhan, gimana?", Citra mengedipkan matanya, mengisyaratkan agar Akhdan menghibur Karin yang sedang dilema.

"Rin, ini kan cita-cita kamu, ingin menjadi aksitektur handal, kalau kamu ingin mengejar mimpi kamu, kamu harus bisa milih salah satunya, meninggalkan keluarga dan teman bukan berarti kamu tidak bisa menghubungi kami. apalagi sekarang jamannya sudah bukan lagi kirim surat. video call akan sangat mudah. kan cuma di Jakarta, kamu masih bisa sering pulang kesini."

"bener kata Akhdan, so jangan galau-galau lagi ya, fighting!!!", menyemangati Karin, itulah hal yang bisa Citra lakukan sebagai sahabatnya. mau bagaimana lagi, demi cita-cita dan masa depan, dia harus mendukung Karin, walaupun imbasnya dia harus berjauhan dari sahabatnya.

"nyanyi dulu deh sono, banyak penggemar yang nungguin kamu dari tadi".

"iya iya.. takut sepi ni kafe kalo gak ada aku", Karin menggoda Akhdan

Rumah keluarga Santoso

"pak, apa menurut bapak, tindakan kita ini benar?".

"maksud ibuk?".

"bagaimana kalau Karin tau, tujuan kita menyuruhnya pindah kuliah ke Jakarta, karena kita menjodohkannya dengan anak teman bapak itu?".

"keputusan tetap di tangan Karin buk, kita tidak bisa memaksanya, tapi jangan kasih tau Karin masalah perjodohan ini buk, kalau memang mereka berjodoh, mereka akan bersama dengan sendirinya, kita hanya memantau saja".

"iya pak, apa bapak tau bagaimana wajah calon mantu kita?". ibu tersenyum

"belum, tapi setau bapak umurnya kira-kira 28 tahun".

"apa?".

"buk, kenapa ibuk berteriak? bapak gak budek".

"pak, umurnya terpaut 10 tahun sama Karin pak, bapak gak salah? dan bahkan lebih tua dari kakak Karin".

"lalu kenapa buk, jarak umur bukan masalah, selama dia bisa menjaga anak kita, membahagiakannya, itu sudah cukup buk".

'Karin sepertinya akan berjodoh dengan om-om'

"ibuk terserah bapak sajalah".

"assalamualaikum".

"waalaikumsalam".

"bapak sama ibuk belum tidur?".

"belum, kamu sudah menentukan keputusan kamu rin?".

"sudah buk, Karin akan pindah kuliah ke Jakarta".

"alhamdulillah..", bapak dan ibu Karin reflek tersenyum lega

'ya ampun, ini orang tua kayaknya emang pengen aku cepet pergi dari sini, hiks'

Terpopuler

Comments

Santi

Santi

ucapan adalah do'a ya bu😁

2023-02-04

0

Risa Sowarto

Risa Sowarto

cerita nya bgs kak,,, keluarga nya karin kocak🤣🤣🤣🤣

2022-07-08

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

ikut comen ah soaly ceritay lucu dan seru bngt..apa lg tr klu karin ktmu sm aksa wih bagai tom n jerry ini mah

2022-06-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!