Terlanjur Mencintai

"karin, sedang apa?".

"eh mama, karin nyari aqua ma". mama erin bengong mendengar jawaban Karin

"ya di dapur rin, masak disini". karin baru sadar kalau dia berlari dari lift ke arah kolam renang.

alhasil karin hanya nyengir kuda dan garuk-garuk kepala

"ii iya.. karin ke dapur dulu ma".

'bener-bener gak sehat nih jantung kalo deket om Aksa mulu. mending balik ke kamar terus tidur'

Karin berjalan mengendap-ngendap, segera masuk ke kamarnya dan beristirahat.

•••••••••••••••

pagi ini, seperti biasa. Karin akan turun untuk sarapan sebelum berangkat ke kampus. bedanya, pagi ini dia sudah melihat Aksa duduk dengan pakaian rapi dengan kemeja putih, celana navy dan jas navy yang bertengger di kursinya. jambang tipis di dagu sampai pipinya, rambut yang selalu rapi dengan pomadenya.

karin berhenti di ruang sekat dapur dan ruang makan. rasanya akan sulit menelan makanannya karena melihat Aksa begitu mempesona.

'tarik nafas,, buang,,,, inhale,, exhale...'

karin mengepalkan tangannya. 'aku bisa!'

"selamat pagi semua!", karin tersenyum dengan lesung pipinya dan segera duduk disamping Arsyi.

"pagi sayang". mama erin tersenyum

hening. itulah keadaan di ruang makan sarapan.

setelah selesai sarapan. Pak Arya langsung menyuruh Aksa untuk diam dulu.

"Aksa, nanti malam bawalah pacarmu kemari! dan perkenalkan kepada kami, atau kalau tidak kami akan menjodohkanmu".

"pa, Aksa bakal bawa pacar Aksa, tapi gak sekarang".

"tidak nanti malam atau selamanya".

"terserah papa saja, Aksa mau ke kantor".

Aksa mengambil jasnya dan segera keluar. sedangkan Karin sudah lemas, terasa tulangnya sudah remuk.

'om Aksa harus membawa pacarnya kesini, atau kalau tidak dia akan dijodohkan. Ya Tuhan, kenapa rasanya sakit sekali. bagaimana ini aku pengen nangis, tapi disini ada mama Erin dan papa Arya'

"Rin, kamu gak kuliah?", Arsyi menepuk bahu Karin

"eh, kuliah kok. aku berangkat dulu". Karin berjalan gontai sampai ke parkiran. kakinya terasa berat digerakkan.

sesampainya di garasi, karin tidak melihat mobil yang biasa mengantarkannya ke kampus.

'tin tin'

bunyi klakson Aksa memekkakkan gendang telinga Karin. Aksa membuka jendela mobilnya, mengisyaratkan Karin untuk naik ke mobilnya.

"mang ucup kemana ya om?".

"nganter Riko ke kantor"

"biasanya kak Riko kan bareng om"

"kamu kelamaan tadi, kasian sama mang ucup kalo lama nunggunya".

"oh"

'biasanya mang ucup nunggu sejam juga gak masalah'

"kenapa?". Aksa mengerutkan alisnya, biasanya Karin sangat cerewet.

"apanya?".

"biasanya kamu cerewet".

'ini karenamu om, huh!'

"apa tugasmu sudah selesai?".

"hm". sungguh karin tidak ada nafsu untuk membukan mulutnya.

tidak ada yang berbicara. dua anak manusia itu sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"halo", karin mengangkat teleponnya

"iya dhan. ini aku mau ke kampus. kenapa?"

"apa? kamu di Jakarta?". karin kegirangan

'lihat dia, daritadi badmood. sekarang mencak-mencak kegirangan'

"siapa?", Aksa menoleh ke arah karin setelah menutup telelponnya.

"temen aku om. aaaaa... aku seneng deh. dia ada di Jakarta, dan akan kuliah satu kampus sama aku".

"cowok?", karin mengangguk. mobil Aksa sudah sampai di depan kampus terkenal di Jakarta.

"ya udah om, aku turun dulu".

"nanti aku jemput".

"gak usah om, nanti aku pulang sendiri. aku mau ketemu temen aku dulu. daaa om". Karin menutup pintu mobil dan melambai ke arah Aksa.

'dasar anak kecil. apa dia menyukai temannya itu? dia tadi terlihat begitu senang saat berbicara di telepon.dan lihat raut wajahnya tadi dia terlihat suntuk, langsung berubah begitu ceria'

~perusahaan Hudaverdi

"eh buaya, lama bener nyampeknya. terus kenapa tadi lo nyuruh pak ucup yang nganter gue jelas-jelas gue udah nyampek rumah lo".

Aksa hanya melirik Riko lalu duduk di kursi kebesarannya.

"nyet, menurut lo kalo cewek yang awalnya manyun, terus dapet telepon habis gitu dia jadi sumringah gitu kenapa?". Riko mendekatkan wajahnya kedepan muka Aksa. ditelitinya setiap inci bagiannya kemudian berbisik

"dia, lagi jatuh cinta".

Aksa langsung melotot dan menggebrak mejanya.

"braaaak".

"eh lu kenapa maen gebrak gebruk meja aja, kaget gue"

"gak bisa!"

"apanya yang gak bisa buaya darat?"

'apanya yang gak bisa! gak bisa, gadis kecil itu jatuh cinta? tidak boleh'

"udah lo balik kerja sono!"

"aneh lo!"

Aksa memijat keningnya, permintaan papanya kembali terngiang-ngiang di telinganya.

'gimana gue mau ngenalin pacar? gue aja bingung pacar gue yang mana gue dan gak ada perasaan sama mereka'

di tempat lain. Karin sedang bernostalgia bersama Akhdan teman semasa SMAnya, Akhdan memutuskan untuk pindah kuliah ke Jakarta.

"Dhan, cafe kamu gimana?".

"disana sudah ada orang kepercayaan aku".

"kamu ngekos disini?".

"aku tinggal di apartemen". karin hanya mengangguk, masalah uang bukan hal sulit untuk seorang Akhdan. karena orang tuanya adalah pembisnis sukses dan hal itu menurun pada Akhdan, selain mandiri dia juga pintar mencari peluang.

"kamu fokus kuliah aja atau gimana?".

"liat aja nanti, kalo ada peluang buat aku buka bisnis aku bakal buka".

"wahhhh,,, hebat emang". karin mengacungkan dua jempolnya

"kamu masih suka nyanyi?"

"masih, aku nyanyi di beberapa cafe".

"kapan-kapan ajak aku kalo mau perform". karin hanya mengangguk.

"kamu sudah punya pacar?", karin menautkan kedua alisnya mendengar pertanyaan Akhdan

"belum, tapi aku menyukai seseorang".

'Dhan, please jangan ungkapin perasaan kamu. aku gak mau pertemanan kita renggang karena itu'

"apakah kita mengenalnya?".

"tidak, hanya aku yang mengenalnya."

"berarti kamu menyukainya sejak kamu di Jakarta?", Karin mengangguk. suasana begitu canggung, karin bukan tidak mengerti sikap Akhdan selama ini karena menyukainya. tapi karin memilih bersikap biasa saja karena teman karin menyukai Akhdan.

"Dhan, aku pulang dulu ya". karin berdiri, lalu akhdan juga berdiri dan menahannya.

"rin, temenin aku ke mol ya. aku mau survei, mungkin ada bisnis yang cocok. hahaha" Akhdan tertawa

'Dhan terimakasih kamu memilih untuk menahan perasaanmu. aku bisa melihat cinta di matamu. tapi ma'af hatiku terlanjur mencintainya'

"let's go!!!"

tibalah Karin dan Akhdan di salah satu mol terbesar di kota Jakarta. Karin sesekali menunjukkan beberapa trend dan merek yang saat ini sedang marak dan digandrungi anak-anak muda hits jaman ini. memang yang ada di mol itu bukan barang-barang yang biasa karin beli karena harganya yang mahal.

Akhdan begitu antusias mendengarkan penjelasan Karin, karin yang begitu ceria, cantik sekaligus manis menurutnya.

'ah, aku tidak mau kehilanganmu rin meskipun hanya sebagai teman semoga pria yang kau sukai orang baik, aku dengan setulus hati akan benar-benar merelakanmu '

"duh".

"kenapa rin?"

"mataku kelilipan", Karin mengucek mata kanannya.

"jangan gitu, sini aku tiup", Akhdan memegang kepala Karin dan meniup mata Karin.

sedangkan diseberang mereka. ada seseorang yang sedang berapi-api melihat pemandangan yang membuatnya mual...

Terpopuler

Comments

Santi

Santi

ternyata om aksa mulai jatuh cinta sama karin

2023-02-04

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

wih sepertiy ada yg cimburi nih..awas gosong aksa jangan luoa di balik..

2022-06-25

0

Kusmiati

Kusmiati

wah sih om cemburu tu

2022-06-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!