'aku pasti sudah gila, sungguh gila!'
Karin memandang hotel P yang menjulang tinggi di hadapannya. disinilah dia sekarang, mengumpulkan keberaniannya untuk mengekori om tua menyebalkannya itu. mondar-mandir seperti gosoan, maju selangkah mundur dua langkah. bimbang apa keputusannya ini sudah benar atau tidak.
dari kejauhan Karin melihat Alexa terlihat memainkan ponselnya dan sedang menunggu seseorang.
'aku akan menjadi detective Conan hari ini, ok karin let's go!'
karin memantau dari kejauhan, tampak seorang pria datang menghampiri Alexa, tapi wajah pria itu tidak terlihat karena membelakanginya. meskipun dari jarak jauh karin sekilas melihat postur pria yang tinggi, bahu tegap, dan gaya rambut brush on top yang biasanya memiliki ketebalan di bagian samping kanan dan kiri, belakang juga atas. tapi karena pria itu menggunakan pomade membuat gaya rambutnya sangat rapi.
'apa itu om Aksa?kalau dilihat dari cara berpakaiannya memang itu om Aksa, tidak salah lagi'
Alexa dan pria tersebut berdiri, dan seperti sedang memesan kamar. Karin segera masuk ke lobi hotel, menyembunyikan diri dibelakang tembok. pria itu tidak pernah melepaskan tangannya dari pinggang Alexa, sesekali mengelus pucuk rambutnya. membuat kepala karin mau pecah melihatnya.
setelahnya kedua insan itu segara masuk ke lift. karin yang melihat pintu lift sudah tertutup menuju lantai 30. segara setelah melihat ke lantai berapa mereka tuju, karin memencet lift disebelahnya.
pintu lift terbuka, tepat saat karin melihat mereka hendak masuk ke kamar. tubuh karin menegang, matanya mulai mengembun.
'aku harus bagaimana? kenapa dadaku terasa sesak'
karin memukul dadanya dan duduk menangis di depan lift. merutuki kebodohannya.
'kenapa aku menangisi seseorang yang bahkan orang itu tidak tau aku menumpahkan air mataku untuknya.
apa rasanya sesakit ini, bahkan dia tidak tau perasaanku. aku menanggungnya sendiri.
apa aku mulai jatuh cinta?
ya Tuhan, kenapa sangat sakit rasanya, bahkan mendengar namanya disandingkan dengan perempuan lain, hatiku sakit..
tapi sekarang didepan mataku, dia bermesraan dengan perempuan.
harusnya aku tidak membiarkan perasaanku tumbuh.
apa ini yang dinamakan sakit tidak berdarah?rasanya sungguh menyesakkan'
saat karin menangis, terdengar suara pintu terbuka. pintu dari kamar Alexa tadi, karin mendongakkan wajahnya terlihat sepasang kekasih itu berpegangan tangan, Alexa memakai bathrobe putih, sedangkan si pria hanya memakai boxer. mereka seperti hendak pergi ke kolam renang yang berada di lantai tersebut. diambang keraguan karin berdiri hendak pergi dari hotel itu, tapi kekepoannya sungguh seperti membuatnya gila. akhirnya karin mengikuti mereka ke kolam renang.
terlihat si pria memeluk Alexa dari belakang dan mengecup lehernya. Alexa terlihat sangat menikmati hal itu, sesekali terdengar suara gelak tawanya. sedangkan karin gadis polos yang tidak pernah tau hal yang menurutnya sangat menggelikan itu, hanya diam, dia memejamkan matanya dan berbalik pergi.
'ternyata salah ku mencintaimu Om'
karin kembali tertunduk dan menangis, menangis seperti anak kecil yang kehilangan ibunya.
"karin", suara yang sangat ia kenal, suara bariton itu, suara yang sangat sexy menurutnya. karin mengangkat wajahnya, apa dia salah lihat karena matanya berembun setelah menangis.
'kenapa om Aksa ada disini, bukannya dia ada di kolam renang itu'
"Om?".
"apa yang kamu lakukan disini?".
"aa.. aku mau mandi". jawab karin asal, sontak membuat Aksa menaikkan sebelah alisnya.
"apa di rumah tidak air? sampai kau mandi ke hotel?".
'bodoh! jawabanmu sungguh menggelikan karin, lebih menggelikan dari pemandangan panas tadi'
"bu..bukan begitu om". karin berdiri, tapi pandangan Aksa tidak lepas dari matanya. mata karin yang sembab, hidung memerah dan sesekali masih terdengar dia sesenggukan.
"kamu menangis?".
'ini karenamu Om menyebalkan'
"bukan begitu".
"apa ada yang menyakitimu?".
'sok peduli, om pasti akan lebih tersakiti kalau melihat pacar om sedang bermesraan dengan laki-laki lain di kolam itu'
"om, apa om pacar kak Alexa?".
"Alexa? kau mengenalnya?".
"dia kakak tingkat di kampus, apa om pacarnya?".
"kenapa memangnya?".
"kenapa om menjawabku dengan pertanyaan, om cukup jawab iya atau tidak".
"hei, kenapa kau terlihat sangat kesal?". Aksa terkekeh sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana.
'sok keren'
"iya atau tidak?".
"kalau iya kenapa, kalau tidak kenapa?". Aksa tersenyum seperti sedang menggoda gadis polos didepannya.
'berhenti, berhenti tersenyum seperti itu. jantungku seperti berpacu lebih cepat'
"om kenapa nyebelin banget sih."
"dia...".
"dia ada di kolam itu, bersama seorang pria". karin yang sudah jengkel, langsung meneriaki Aksa sambil menunjukkan keberadaan Alexa dengan telunjuknya.
Aksa berjalan ke tepi kolam, sorot matanya menajam, senyum yang tadi karin lihat sudah menghilang.
'dasar wanita jalang'
Alexa merasa ada yang memperhatikannya. diapun menoleh, nafasnya seperti tercekat segera dia melepaskan pelukan pria yang dari tadi memeluknya. si pria merasa heran karena melihat Alexa seperti ketakutan. dia mengikuti arah pandang Alexa. kaget, tapi dia berusaha menutupinya.
"kak Ramon?", gumam Karin begitu pelan tapi masih bisa Aksa dengar. karin menoleh ke arah Aksa disampingnya. raut wajah yang sulit ditebak, marah? kecewa? rahangnya mengeras, sorot matanya seperti pedang siap menghunus mangsanya.
Alexa berlari ke arah Aksa tergopoh-gopoh sambil memasang bathrobenya.
"sayang, kamu disini? aku bisa jelaskan sayang, apa yang kamu lihat, ini semua tidak seperti yang terlihat". Aksa tidak menjawab satu patahpun, pandangannya tetap tertuju pada Ramon, lagi-lagi pria ini berurusan dengan perempuan yang dekat dengannya.
"sayang, aku hanya berteman dengannya, aku.."
"berhentilah membuang tenagamu, aku tidak membutuhkan penjelasan lagi". Aksa berbalik
"sayang, aku mohon dengarkan aku dulu".
"apa yang mau dijelaskan? ini?". Aksa menunjuk bekas merah di leher Alexa. Alexa menutupi lehernya, sudah tidak ada yang bisa dijelaskannya lagi. dia memang bersalah.
"aku melakukan ini karena terpaksa, kamu tidak pernah mau menyentuhku, kamu tidak bisa memuaskanku", tangis karin pecah beberapa bulan berpacaran dengan Aksa, Aksa bahkan belum pernah menciumnya hanya sekedar berpegangan tangan tidak lebih.
"kau menyalahkanku karena itu?".
"aku juga butuh kasih sayangmu". karin bersimpuh sambil menunduk dan menangis
"dari awal, bahkan aku tidak mau berhubungan denganmu, sudah aku bilang aku tidak bisa menerima cintamu. tapi kamu memberi tahu media dan teman-teman sosialitamu bahwa aku adalah kekasihmu ". Aksa meninggikan suaranya.
"aku mohon, ma'afkan aku, aku tidak akan mengecewakanmu lagi".
"hahaha, kamu pikir aku kecewa? karena kamu bersama pria lain? kamu salah besar Alexa, aku senang karena aku tidak akan berhubungan lagi denganmu, dan kamu tidak perlu lagi menumpang ketenaran kepadaku, segera pergi dari hotelku, bawa pria brengsek itu dari sini". Aksa meninggalkan Alexa yang masih terdiam. memikirkan bagaimana karirnya setelah ini, karena Aksa namanya menjadi terkenal seperti sekarang.
sedangkan karin yang sedari tadi berdiri disamping Aksa menonton perkelahian mantan sepasang kekasih itu merasa kasihan kepada Alexa.
"karin".
"kak Ramon?". karin menoleh ke sumber suara, terlihat ramon sudah berganti tidak lagi memakai boxernya.
"dari tadi kamu disini?",
" iya kak. kak, itu kak Alexa..", belum selesai karin berbicara tangannya sudah ditarik oleh seseorang.
"ayo kita pulang".
"Om?".
"karin, apa dia pacarmu?". Ramon melihat Aksa menggenggam tangan karin.
"dia....".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Daniela Whu
kok karin sih kan alexa pacar x
2022-09-21
0
🌷💚SITI.R💚🌷
bkn pacar tp calon suami ya ramona
2022-06-25
0
🌷💚SITI.R💚🌷
alexa kl thoor bkn karin
2022-06-25
0