Butuh Aqua

Aksa duduk di tepi ranjang, rambut panjang sepinggang dan berwarna hitam hanya itu yang bisa dilihatnya. ada tabung gambar, jangka, rapido, water color, penggaris segitiga, kertas berbagai ukuran, maket, lem, dan alat gambar lainnya.

'sejak kapan dia suka mendesain?'

Aksa tidak asing dengan semua peralatan itu, karena dia sendiri suka mendesain dan sering berkutat dengan alat tempurnya. Aksa beranjak pergi ke kamar mandi.

"Arsyi, kamu sudah makan? kalo belum ayo bangun kita kebawah". karena yang dipanggil tidak bangun juga, akhirnya Aksa menggoyangkannya. merasa ada yang mengganggunya, Karinpun menggeliat. ingin rasanya memejamkan mata kembali.

'eh kayaknya barusan ada yang bangunin gue, tapi bukan mama'

"Karin?", suara seksi yang begitu karin kenal, seketika karin mendudukkan badannya

"om? om pulang?". Aksa hanya menaikkan sebelah alisnya

"pertanyaan macam apa itu? ini rumahku jadi aku mau pulang atau tidak itu terserah aku. dan kamu ngapain tidur di kamarku?".

"eh anu om, itu.. anu". karin tidak menemukan alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Aksa.

'ayo karin berpikir, kenapa kalo lagi berdekatan sama om gini jadi gerogi sih'

"anu anu anu gimana? dan ngapain kamu bawa itu semua?", Aksa menunjuk semua peralatan yang Karin bawa.

"oh ini, aku ada tugas kuliah om. dan aku terinspirasi dari kamar om ini, jadi aku desain disini, eh malah ketiduran".

'untung nemu alasan'

Aksa hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Karin. Aksa berjalan menuju pintu.

"om mau kemana?".

"mau makan".

"ih.. gak ngajak-ngajak", karin segera berdiri dan mengejar Aksa.

setelah pintu lift terbuka. Aksa segera menuju ke ruang makan, sedangkan karin masih mengatur nafasnya. di dalam lift tadi jangan ditanya lagi, jantungnya serasa ingin melompat karena berdekatan dengan Aksa.

Di ruang makan pak Arya, mama Erin, Arsyi dan Riko sedang menunggu mereka. Karin segera duduk disamping Arsyi. ketika akan mengambil nasi, tangannya tidak sengaja bersentuhan dengan tangan Aksa yang ingin mengambil nasi juga.

"om duluan"

"kamu saja duluan".

"gak masalah, om saja duluan".

"kamu saja". karin memutar matanya malas mendengar jawaban Aksa. dia mengambil piring Aksa dan mengisinya dengan nasi, mengambilkan ikan dan beberapa sayuran.

"ini punya om", Aksa heran darimana karin tau ikan dan sayur kesukaan Aksa.

'gila.. kamu gila karin. kamu bertingkah seperti istrinya. ya Tuhan, nafasku seperti tercekat di tenggorakan'

"hmm, ayo semuanya makan", pak Arya yang awalnya juga kaget dengan tingkah karin, mencoba menyembunyikan senyumnya.

"Aksa, papa ingin bicara sama kamu". pak Arya menoleh ke arah Aksa setelah semua selesai dengan makanan mereka.

"bisa gak pa kalo bicaranya jangan malam ini".

Aksa yang sudah selesai, berdiri dan hendak kembali ke kamarnya

"duduk, jangan coba menghindari papa".

"jangan sekarang ya pa, aku mau bantuin karin nugas", Aksa melirik ke arah karin yang sedang minum.

"uhuuk uhukkk".

"ayo kita keatas". karin yang ditatap oleh Aksa segera mengikuti Aksa kearah lift.

"ma, sepertinya kita tidak usah bersusah payah menjodohkan mereka". pak Arya berbisik kearah mama Erin

"iya pa, itu karena Aksa tidak tau kalau yang akan dijodohkan sama dia itu si Karin".

"biarin aja dulu ma sampai Aksa membawa pacarnya kesini". mama Erin memandang pak Arya penuh arti.

'ting'

pintu lift terbuka. karin masih terus mengekori Aksa.

"om, kenapa harus boong sih?". Aksa tidak merespon dan tetap berjalan, sedangkan karin yang berjalan dibelakangnya seperti akan mencakar aksa tentunya tidak sampai mengenainya sungguhan.

'ish, kebiasaan kalo orang ngomong gak ditanggepin.'

"kamu kenapa masuk kesana?". Aksa menegur karin yang berjalan ke kamarnya sendiri.

"ya ke kamar ku om, emang mau kemana lagi".

"tadi kamu bilang mau nugas".

"iya lupa.. hehe. ya sudah aku ambil peralatan tempur aku di kamar om". karin cepat membereskan barang-barangnya.

"mau dibawa kemana?".

"ke kamarku om".

"sini aku bantu, jangan bengong disitu." Karin membulatkan matanya ketika Aksa mengambil peralatan tulisnya dan membawakannya ke ruang kerja Aksa.

Aksa membuka pintu lain disebelah ruang walk in closetnya. nampak susunan buku-buku di belakang meja kerjanya. desain interior dengan warna monocrom, jendela dengan kaca penuh membuat ruangan itu tampak sangat luas.

karin sangat kagum dengan desain interiornya. dia berdecak kagum, desain ruang kerja Aksa memiliki kesan mewah, powerful, berkuasa mewakili sepemilik ruangan ini.

'orang kaya, ruang kerjanya sangat mengagumkan'

"kamu mau sampai kapan terkagum-kagum seperti itu?".

"ruang kerja om bagus, kesan mewah, penuh semangat, berkuasa ada di ruangan ini. apa om yang mendesainnya?". karin berjalan pelan menuju sofa masih menatap kagum ruangan itu.

"apa tugas kampusmu?".

"desain interior minimalis perumahan".

"apa kamu sudah punya gambaran?", karin menggeleng

"lalu?".

'astaga bagaimana aku bisa berpikir jernih, otakku bahkan tidak bisa mencerna apa yang dia bicarakan, bibirnya sungguh sexy. karin, hei bangun!'

"menurut om bagaimana?".

"kenapa malah bertanya? harusnya kamu berpikir. cari ide!. aku akan membantumu memeriksanya". Aksa berdiri lalu mengambil ponselnya. sedangkan karin masih berpikir keras sambil memutar pensilnya. karin dengan serius menggambar, sedangkan Aksa membaca beberapa dokumen. karena lelah, Karin merentangkan tangannya, melemaskan otot-ototnya. dilihatnya Aksa yang begitu serius dengan dokumennya.

'om, diam seperti itu saja kamu begitu tampan, bahkan lebih menawan dari model yang berlenggak lenggok diatas catwalk. hidung mancungmu, mata elangmu, bakal cambangmu sangat menarik. bibirmu sungguh sexy, aku ingin menggigitnya!'

"sudah selesai melamunnya?", Aksa menghampiri karin dan duduk disebelahnya

'kapan dia berdiri dan berjalan kesini? apa dia tau dari tadi aku memandangnya'

"hm hm," karin mencoba menghilangkan gugupnya

"ini gambar yang aku buat om, karena biasanya rumah minimalis di perumahan itu tidak memiliki halaman, tapi memiliki teras yang panjang, aku membuat sedikit ruang di luar jendela agar bisa menanam disana. tipe 36 dengan luas tanah 60 m² aku desain khusus untuk keluarga kecil, biasanya yang menempatinya adalah pasangan pengantin baru, atau pasangan yang mempunyai 1-2 orang anak. aku tidak memakai banyak sekat agar rumah ini terlihat lebih luas, kamar mandi aku rangkap dengan ruang cuci biar tidak memakan banyak tempat. dan aku akan memakai unsur kayu agar rumah ini terasa lebih adem. bagaimana menurut om?".

"untuk ruang tamu, bisa kamu satukan dengan dapur." Aksa menunjuk gambar dapur di desain karin

"apa seperti ini?". karin mencoba mendesain dengan arahan Aksa.

"ya betul. dengan seperti itu, akan menghemat tempat selain itu memudahkan para ibu untuk menyiapkan makanan dan tentunya akan sangat gampang untuk mereka membersihkan dan menata kembali ruang makan. gunakan furniture yang menarik dan elegan itu akan menambah nilai semua desain yang ada di rumah itu". Aksa menjelaskan panjang lebar sedangkan karin melihat Aksa tidak mengedipkan matanya sama sekali.

"kamu paham?".

"i iiya om paham".

"jelaskan apa yang barusan aku jabarkan".

"apa?".

"kamu bilang paham, maka jelaskan!".

'iya aku paham kalau om itu tampan.. hehe'

"ma'af om kayaknya aku butuh Aqua, aku gak fokus. aku ke kamar dulu ya om. daaa... ".

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

aduuh karion kamu kebangeetan polosy..tp ga jg si

2022-06-25

0

Syamsul bahri Riswan

Syamsul bahri Riswan

love

2022-06-24

0

Cie Mbulls Ramadhani

Cie Mbulls Ramadhani

hha lucu

2022-05-30

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!