Hei.. Bodyguard
Pertemuan dengannya, adalah ketidak sengajaan yang sangat indah. Wajah tampan nya membuat aku terpesona. Lift, disitulah awal pertama aku bertemu dengannya.
Lelaki tampan, dengan tinggi sekitar 187 cm, menggunakan Jas dan potongan rambut yang begitu rapi.
Aku tidak tahu siapa namanya, aku begitu gengsi untuk berkenalan dengannya. Tetapi, bayangan dirinya begitu mengganggu segala aktivitas ku. Maka dari itu, aku putuskan untuk mendekati dirinya.
Lelaki itu, lelaki yang sangat dingin. Tidak banyak bicara dan wajahnya yang selalu terlihat datar tanpa ekspresi. Tetapi, anehnya aku menyukai ekspresi wajah datarnya itu.
Ah.., aku sudah gila. Memang aku sudah tergila-gila dengannya.
Belakangan, aku mengetahui nama lelaki itu dari seorang pengurus gedung apartemen yang sama-sama kami sewa. Dia berprofesi sebagai seorang Bodyguard profesional. Ia sering di kontrak oleh Selebriti, Politikus, Pengusaha dan lain-lain di Negara ini.
Yang lebih membuat aku tak percaya adalah, dia berasal dari Negara yang sama denganku. Ah, betapa bahagianya diriku. Tak perlu berbahasa Prancis dan cukup menjadi diri sendiri saat bertemu dengannya.
Tetapi, lelaki itu begitu sulit aku dekati. Dia benar-benar seperti seseorang yang mati rasa. Mungkin dia pernah mempunyai masa lalu yang kelam atau patah hati yang begitu dalam.
Segala macam aku lakukan demi mencari perhatian dirinya. Tetapi, semua itu NOL besar. Dia tidak bereaksi apa pun bahkan ia tidak sekalipun melirik ku.
Aku, namaku Clarissa. Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak tertuaku bernama Vino. Ia adalah pengganti orang tuaku yang sudah lama tiada. Papa dan Mama ku meninggal dunia karena sakit.
Papa mengalami kebangkrutan karena di tipu oleh sepupunya sendiri. Hal itulah yang membawaku hidup miskin dan sangat menyakitkan. Papa yang frustasi membuat dirinya menjadi sakit-sakitan, hingga meninggal dunia.
Begitupun dengan Mama yang merasa patah semangat karena Papa meninggalkan dirinya begitu cepat. Mama sempat bertahan bertahun-tahun tanpa Papa. Sedangkan yang menjadi tulang punggung keluargaku adalah Kakak ku, Vino. Hingga akhirnya Mama pun menyerah dan meninggalkan kami semua.
Aku dan Adikku yang masih usia sekolah saat itu, sangat membutuhkan biaya untuk pendidikan kami. Vino, Kakak ku lah yang pontang panting bekerja demi sesuap nasi dan pendidikan kami.
Hingga akhirnya, Kakak ku jatuh ke lembah hitam. Ya, Kakak ku menjadi anggota Mafia. Aku tidak bisa marah kepada Kakak ku. Saat mengetahui dirinya menjadi anggota Mafia yang kejam. Karena demi kamilah, ia nekat terjun ke lembah hitam.
Dengan uang yang ia dapati dari lembah hitam itu, ia mampu menyekolahkan aku hingga aku lulus dari Universitas kedokteran. Dan kini aku terpaksa di kirim ke Prancis bersama Adik ku, Kevin. Karena Kakak ku mendapatkan masalah dengan kelompok mafianya sendiri.
Di Prancis, aku melanjutkan pendidikan spesialis ku sambil bekerja menjadi Dokter bantu di rumah sakit di Negara ini.
Perancis, Negara yang terkenal romantis. Disinilah awal mula aku jatuh cinta dengan nya. Seorang Bodyguard bernama Jio yang tidak romantis sama sekali.
Inilah kisah ku, kami dan cinta kami.
Clarissa.
...
"Attendre!" Seru Clarissa saat pintu lift akan tertutup.
Pintu lift itu pun, terbuka kembali saat operator lift gedung apartemen itu membukakan pintu lift itu untuk Clarissa.
Dengan tergesa-gesa Clarissa melangkah masuk kedalam lift itu.
"Merci." Ucap Clarissa kepada operator lift itu.
Operator lift hanya mengangguk dan menekan tombol untuk menutup pintu lift itu.
"Ini semua gara-gara jam beker sialan itu. Ku kira masih berfungsi dengan baik, ternyata rusak! aku jadi terlambat ke kampus deh." Keluh Clarissa.
Seorang lelaki yang berdiri tepat di samping Clarissa melirik nya. Begitupun dengan Clarissa, mereka saling bertemu pandang. Sesaat kemudian lelaki itu pun kembali menatap kedepan.
"Ganteng banget ini cowok, pasti orang Korea. Mau dong jadi pacar mu, Abang ganteng." Gumam Clarissa dengan wajah yang berseri-seri.
Lelaki itu menoleh kembali kepada Clarissa dan menatap Clarissa dengan tatapan yang dingin saat ia mendengar Clarissa bergumam.
"Duh tatapan nya, ughhh." Gumam Clarissa lagi.
Ting!
Pintu lift terbuka di lantai dasar gedung apartemen tersebut. Lalu, lelaki itu pun menunggu Clarissa untuk turun terlebih dahulu. Clarissa yang masih terpana dengan wajah tampan lelaki itu, masih saja berdiri mematung di dalam lift.
"Sudah tiba di lantai dasar Nona, apa Anda tidak mau keluar?" Tanya lelaki itu.
Sontak saja Clarissa terkejut saat lelaki itu bisa dengan fasih berbahasa Indonesia.
"What!" Ucap Clarissa sambil menatap lelaki itu dengan tak percaya.
"Ladies first." Lelaki itu mempersilakan Clarissa untuk keluar terlebih dahulu.
Clarissa mulai tersadar bila lelaki itu pasti mengerti dengan kata-kata yang ia ucapkan selama di dalam lift. Dengan wajah yang menahan rasa malu, Clarissa pun keluar dari lift dengan tergesa-gesa. Lalu, ia langsung berlari keluar dari gedung tersebut.
"Duh, malu banget. Sudah memuji-muji, ternyata orangnya paham dengan bahasa ku." Gumam Clarissa.
Clarissa berdiri di depan gedung apartemen itu sambil menunggu taksi untuk ia tumpangi. Sambil menunggu, Clarissa terus menatap jam tangannya.
Sebuah taksi melintas dan berhenti beberapa meter dari Clarissa. Tanpa membuang waktu, Clarissa pun langsung beranjak mendekati taksi itu. Saat itu juga lelaki yang bertemu dengan Clarissa membuka pintu taksi itu.
Mereka pun saling bertatapan dan mengernyitkan dahi mereka.
"Hey, ini taksi ku." Ucap Clarissa.
"Ini taksi ku Nona." Ucap lelaki itu.
"No, ini taksi ku."
Lelaki itu tampaknya malas berdebat. Ia langsung membuka pintu taksi itu dan masuk ke dalamnya.
"Hey..!" Clarissa tampak kesal, karena taksi nya di tumpangi oleh orang lain.
Tidak usah berdebat, apakah supir ini bisa membaca pikiran mu dan berhenti begitu saja tanpa kamu berhentikan sebelumnya?" Tanya lelaki itu.
Clarissa terdiam. Lalu, ia mengingat bahwa taksi itu memang berhenti begitu saja.
"Aku yang memberhentikan nya, so?"
Wajah Clarissa memerah, lalu ia membanting pintu taksi itu dengan kencang.
"Dasar menyebalkan..!"
Taksi itu pun bergerak meninggalkan Clarissa. Masih dengan bersungut-sungut, ia pun memberhentikan taksi selanjutnya.
Di kampus, Clarissa terus teringat wajah lelaki itu.
"Siapa sih dia? penghuni baru? Atau lelaki panggilan yang biasa memuaskan wanita di gedung itu?" Gumam Clarissa.
Tanpa sadar, Clarissa menggambar wajah lelaki itu di atas buku miliknya.
"Clarissa, que faites-vous?" Tanya Dosen yang tengah menerangkan materi hari itu.
"Ha.." Clarissa menggelengkan kepalanya dan tersenyum kikuk.
Dosen itu pun, menggelengkan kepalanya dan menunjuk matanya dan mengarahkannya kepada Clarissa.
Clarissa menundukkan wajahnya dan menatap bukunya.
"Astaga..!" Pekiknya.
Semua mata pun kini menoleh kepadanya.
Di atas kertas di buku itu terlukis wajah lelaki yang bertemu dirinya di lift pada pagi ini.
"Kenapa aku melukis wajahnya?" Gumam Clarissa sambil merobek kertas itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Mariam R RIa
mampir ya
2023-12-27
0
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-06-08
1
susi 2020
😘😘😍
2023-06-08
1