Clarissa berdiri menunggu Bus tak jauh dari apartemennya. Hari ini ia berangkat kuliah agak pagi, karena ada tugas praktek yang harus ia persiapkan di kampus. Clarissa melirik arlojinya dan terlihat tidak sabar saat menunggu Bus yang tak kunjung tiba.
Sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depannya, jendela mobil itu pun terbuka, Clarissa pun terperangah saat melihat Jio yang berada di dalam mobil itu.
"Kau?"
"Masuk," Ucap Jio.
Clarissa menoleh ke kiri dan kanan nya, Clarissa takut dirinya hanya terlalu percaya diri bila Jio mengajaknya masuk kedalam mobil Jio.
"Aku?" Tanya Clarissa.
"Terus siapa lagi?" Tanya Jio.
Clarissa mengulum senyumnya dan bergegas masuk kedalam mobil Jio. Setelah Clarissa berada di dalam mobil, Jio pun segera mengendarai mobil tersebut.
"Mau kemana? Kampus atau Hospital..? Tanya Jio.
"Kampus."
"Oh." Jio mengangguk.
"Kau tahu kampusku?" Tanya Clarissa.
"Tidak." Sahut Jio.
Clarissa tersenyum dan menyebutkan kampusnya.
Jio hanya mengangguk layaknya seorang supir.
"Mengapa kau baik kepadaku pagi ini?" Tanya Clarissa.
Jio melirik Clarissa, lalu ia kembali menatap jalan Kota Paris yang lancar pada pagi itu.
"Bukan baik, aku hanya ingin bertanya. Saat aku mabuk, kau berada cukup lama di dalam kamarku. Apakah sesuatu terjadi di antara kita?" Tanya Jio tanpa basa-basi.
Clarissa terperanjat dan menatap Jio dengan tak percaya.
"Sesuatu apa maksudnya?" Tanya Clarissa.
"Sesuatu yang intim," Ucap Jio sambil menghentikan mobilnya saat lampu merah menyala.
Clarissa hanya mampu menatap Jio dengan tak percaya. Lalu, ia tertawa terbahak-bahak.
"Astaga! kamu menuduh ku memperkosa kamu gitu?" Tanya Clarissa.
Jio terdiam, lalu ia mengigit bibirnya sendiri.
"Aku tidak secabul itu." Ucap Clarissa.
"Lalu, bagaimana kau kenal dengan Felix?" Tanya Jio lagi sambil menatap Clarissa dengan tajam.
"A-aku..... Aku sudah lama mengenal dirinya."
"Kenal dimana?"
"Di restoran yang sama." Jawab Clarissa.
"Apakah kau menyukainya?" Tanya Jio.
Clarissa membulatkan matanya dan menatap Jio yang mulai menjalankan mobilnya saat lampu hijau menyala.
"Mengapa kau ingin tahu urusan pribadiku? Apa kau menyukai aku?" Tanya Clarissa sambil tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke wajah Jio.
Jio menjauhi wajahnya saat Clarissa mendekati wajahnya.
"Kau menyukaiku ya...... apa kau ternyata mencintaiku..?" Ucap Clarissa sambil tersenyum menggoda.
Jio melirik Clarissa dan menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah Clarissa yang berlagak manja dengan dirinya.
"Jangan memberikan harapan bila kau tidak menyukainya. Karena patah hati itu sangat sakit dan membuat orang lain terpuruk."
Clarissa terdiam saat Jio mengatakan hal itu.
"Seperti kau saat ini?" Tanya Clarissa.
Jio menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan menatap Clarissa dengan tak percaya.
"Apa yang sedang kau katakan!"
Clarissa terkejut saat Jio membentak dirinya.
"Maaf, kau mengoceh saat kau mabuk. Makanya aku mengetahui itu semua." Ucap Clarissa.
Jio pun terdiam dan memijat pelipisnya.
"Apa saja yang telah aku katakan?" Tanya Jio, kali ini nada suara Jio pun melemah.
Clarissa menundukkan wajahnya, lalu ia bergegas membuka pintu mobil Jio.
Jio langsung menahan tangan Clarissa dan menatap gadis itu dengan mata yang sayu.
"Kau orang yang tidak bisa menerima kekalahan. Bila dia tidak menerimamu, harusnya kau melupakan dirinya. Kau berhak bahagia, karena masa depan mu masih panjang. Kau berharap dengan satu wanita yang membuat mu merasa tercampakkan? buat apa?" Tanya Clarissa.
Jio melepaskan cengkraman nya dari lengan Clarissa.
"Begitupun aku, aku menyukaimu. Tetapi, bila kamu tidak menyukaiku untuk apa aku terus berharap? Aku bukan sedang memberi harapan kepada Felix. Bila dia lelaki yang baik, aku tidak masalah untuk belajar dekat dengannya." Ucap Clarissa sambil keluar dari mobil Jio.
Jio terdiam seribu bahasa. Kata-kata Clarissa cukup memukul dinding hatinya yang paling dalam.
"Terima kasih tumpangannya," Ucap Clarissa. Lalu, gadis itu menghentikan sebuah taksi yang akan membawanya ke kampus.
Jio masih terdiam, ia menjatuhkan dahinya di atas kemudi. Apa yang dikatakan Clarissa benar semua. Sudah jelas Gladys memilih Vino, lalu untuk apa ia masih memelihara perasaan itu kepada Gladys hingga ia tidak bisa membuka hati kepada wanita manapun.
Jio mulai menangis mengingat Gladys yang begitu ia cintai. Jio adalah seorang loser yang tidak mau menerima kekalahannya.
...
Pagi ini, Felix terlihat begitu bersemangat. Layaknya orang yang sedang jatuh cinta, dunia terasa indah baginya.
Jio yang mendampingi Felix yang sedang meeting dengan client nya pun hanya memandangi Felix yang terlihat percaya diri saat berbicara. Lelaki itu tampak lebih hidup dari pada biasanya.
"Begitu hebatnya pengaruh gadis itu?" Batin Jio.
Setelah selesai meeting, Felix keluar dari ruangan meeting dengan senyum yang mengembang, karena hasil meeting yang begitu memuaskan baginya.
Lalu, sambil berjalan, ia menelpon Clarissa hanya sekedar memberikan perhatian kepada gadis itu. Jio terus menguping pembicaraan Felix dan Clarissa yang tampak sangat menyenangkan bagi Felix.
"Oh iya, malam ini kamu ada waktu?" Tanya Felix.
"Aku akan pulang malam, karena habis dari kampus aku ada tugas di rumah sakit," Ucap Clarissa.
"Oh begitu, kapan ada waktunya. Aku ingin mengajak mu jalan-jalan."
"Besok," Ucap Clarissa.
"Baiklah, besok aku akan menjemputmu. Pukul berapa kamu bisa?" Tanya Felix lagi.
"Pukul enam."
"Ok, see you tomorrow."
"See you.."
Felix mengakhiri panggilan teleponnya dengan Clarissa. Ia tampak tersenyum dan masuk kedalam mobilnya di susul oleh Jio yang mulai merasa gelisah melihat Felix yang tampak sangat bahagia setelah menelpon Clarissa.
"Hei, dia menerima ajakan aku lagi. Aku akan mengatakan cinta ku kepadanya saat bertemu nanti," Ucap Felix.
Jio tersenyum dan mengangguk.
"Kau layak bahagia Boss," Ucap Jio dengan suara yang tercekat.
"Terima kasih Jio, kau memang sabahat baik ku." Ucap Felix sambil menepuk pundak Jio.
Jio tersenyum ragu. Lalu, ia terdiam dan membuang pandangannya lurus kedepan.
Jio tidak tahu apa yang sedang ia rasakan. Hatinya hampa dan terasa dingin. Lalu, terngiang kembali kata-kata yang telah dilontarkan oleh Clarissa kepadanya tadi pagi. Kata-kata Clarissa yang begitu tegas membuat ia merasa tertampar dan tak berdaya.
"Dia bilang dia menyukaiku. Tetapi, karena sikapku ia mencoba membuka hati dengan Felix. Mengapa ia tidak berjuang membuatku jatuh cinta? Dasar gadis itu..!" Batin Jio.
Jio terus memikirkan Clarissa yang membuat ia tampak gelisah sepanjang waktu.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Felix.
"I-iya." Sahut Jio.
"Apa kau butuh cuti? Bila kau membutuhkan cuti, aku akan memberikan kau cuti," Ucap Felix.
"No need." Sahut Jio dengan cepat.
"Oh, ok. Semoga kau baik-baik saja. Bila ada masalah, jangan sungkan untuk membicarakan nya kepadaku."
Jio kembali tersenyum dan mengagumi Felix yang sangat perhatian kepada dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-06-09
1
um 7098355
klo clrssa jdiam ma flix jio bklan jd pcndang abdi 😁😁
2021-12-13
1
Cha_Cha🌈 (Si Ratu BL)
Ah jio, clarissa baru PDKT saja sudah bikin hati kamu hampa. Gimana klau dia beneran sudah jadian sama Felix, bisa mati rasa kamu nya😏😏😏
2021-07-13
1