"Hei, seperti apa dia?"
Clarissa tersentak dari lamunannya saat Naomi menepuk pundaknya.
"Nom Nom, bikin kaget aja sih." Ucap Clarissa sambil menghela napasnya.
"Aku lihat, kamu itu bengong melulu akhir-akhir ini, heran deh." Ucap Naomi.
Clarissa tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Apanya yang lucu?" Tanya Naomi.
"Kamu yang lucu, kamu itu ya selalu memperhatikan aku ya ternyata." Ucap Clarissa.
"Sadar gak sih? kamu itu baru ini loh suka bengong, jadi penasaran seperti apa sih ganteng nya lelaki yang sedang kamu pikirkan itu." Ucap Naomi.
"Ganteng sih, tapi sumpah, jutek banget itu laki-laki. Judes dan kalau ngomong nyelekit. Wajahnya tanpa ekspresi dan pelit senyum. Pokoknya dia menyebalkan." Ucap Clarissa.
"Segitunya?" Tanya Naomi.
Clarissa mengangguk dengan cepat.
Naomi hanya mengangkat kedua alisnya dan berekspresi ilfill.
"Tetapi, dia itu sejatinya baik kok, aku yakin sekali." Ucap Clarissa.
"Kenapa begitu?" Tanya Naomi penasaran.
"Dia sedikit peduli kepadaku saat aku terluka dan tidak bisa masuk ke apartemen ku." Ucap Clarissa.
Naomi membulatkan matanya dan menatap Clarissa dengan tak percaya.
"Gak bisa masuk apartemen? terus? kamu tidur di apartemen dia?" Tanya Naomi.
Clarissa tersenyum sambil membenamkan wajahnya di atas meja.
"Lalu, apa yang terjadi? Kalian melakukannya?" Tanya Naomi.
Clarissa mengangkat wajahnya dan menatap Naomi dengan tak percaya.
"Ngawur aja..!" Ucap Clarissa, memasang wajah sebal.
"Terus apa yang kalian lakukan?" Tanya Naomi penasaran.
"Ya tidak ada yang terjadi. Dia justru selalu berkata yang ngeselin." Ucap Clarissa.
Naomi tergelak dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Mungkin dia tidak normal atau dia jeruk makan jeruk maybe?" Ucap Naomi.
Clarissa terdiam, ia tidak berpikir sampai kesana.
"Ya sudah, jangan dipikirkan. Ayo kerja, kerja, kerja..!" Seru Naomi.
Clarissa hanya tersenyum, lalu ia kembali terdiam saat Naomi berlalu dari hadapannya.
Clarissa terbayang ekspresi dingin Jio, lelaki itu benar-benar terlihat normal, hanya saja lelaki itu terlihat tidak perduli.
"Ahhhhh....! kamu..!" Ucap Clarissa sambil menyusul Naomi ke ruangan UGD.
..
"Apa kabar?"
Gladys terkejut saat mendengar suara dari belakangnya. Ia pun langsung menoleh dan menatap lelaki yang sedang berdiri dengan keranjang dorong di belakangnya.
"Kamu!" Seru Gladys sambil menatap Jio dengan tak percaya.
Jio tersenyum dan membalas tatapan Gladys.
"Kita bertemu lagi."
Jio terlihat salah tingkah sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Jio, kamu tidak sedang mengikuti ku kan?" Tanya Gladys sambil tersenyum.
Jio tersenyum dan mengulurkan tangannya. Gladys pun menyambut uluran tangan Jio dan menjabatnya dengan erat.
"Sendirian lagi? kemana Vino?" Tanya Jio.
"Dia ke Belgia, ada urusan." Ucap Gladys.
Jio mengangguk perlahan dan terus menatap Gladys.
"Apakah dia masih menjadi mafia?" Tanya Jio tanpa berbasa-basi.
Gladys terdiam dan menundukkan pandangannya.
"Maaf," Ucap Jio.
"No problem."
"Aku temani berbelanja ya," Ucap Jio.
Gladys hanya tersenyum.
Mereka pun berjalan berdua menyusuri lorong di antara rak-rak yang ada di supermarket itu.
"Masalah catatan yang pernah Nona berikan kepadaku, dari mana Nona tahu?" Ucap Jio mengawali pembicaraan nya sambil berjalan di samping Gladys.
Gladys menghentikan langkahnya dan menatap Jio dengan seksama.
"Aku sudah lama tahu." Ucap Gladys.
Jio terdiam dan terus menatap Gladys.
"Maaf," Ucapnya.
"Tidak masalah." Sahut Gladys.
"Andai aku tidak hadir di saat yang tak tepat." Ucap Jio.
Gladys menatap Jio dengan seksama. Lalu, ia menundukkan wajahnya.
"Nona, andai Nona tahu, hingga detik ini aku belum bisa melupakan Nona." Ucap Jio berterus terang.
"Jio."
Gladys terperangah menatap lelaki di depan nya itu.
"Pergilah bersama ku Nona." Ucap Jio lagi.
Gladys mengerutkan keningnya dan menatap Jio dengan tak percaya.
"Benar, ini memang gila, tetapi aku ingin Nona tahu, aku sangat mencintai Nona."
Gladys terdiam membisu. Ia tak tahu akan mengatakan apa kepada lelaki yang kini sudah buta akan cinta kepada dirinya.
"Aku berjanji tidak akan melakukan kesalahan dan meninggalkan Nona."
"Jio....."
Lalu hening.
Gladys menundukkan wajahnya di hadapan Jio. Begitupun Jio yang terlihat bodoh dengan dirinya yang sudah berterus terang kepada Gladys.
"Jio...."
Jio mengangkat wajahnya dan menatap Gladys dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ya."
"Lupakanlah aku."
Jio tertunduk dalam saat mendengar ucapan Gladys.
"Aku sudah bersama Vino dan aku sangat bahagia bersama dirinya. Bila kau benar-benar mencintai aku, biarkan aku bahagia bersama lelaki pilihanku." Ucap Gladys.
Dada Jio terasa sesak. Ia terus menundukkan wajahnya.
"Selama ini, perjuangan dan pengorbanan yang aku lakukan untuk Vino itu benar-benar tulus. Aku sangat mencintai dirinya. Hanya dia lelaki yang mampu membuatku bahagia dan dia pun berjanji, untuk tidak akan pernah mengecewakan aku lagi."
"Jio, masa depan dan kebahagiaan mu sedang menantimu. Kau akan menemukan wanita yang benar-benar tulus dan berkorban untukmu. Percayalah itu Jio." Sambung Gladys lagi.
Jio meneteskan air matanya dan menatap Gladys dengan tatapan kecewa.
"Aku duluan ya," Ucap Gladys.
Lalu, Gladys berlalu dari hadapan Jio yang berdiri mematung tanpa kata.
Jio hanya mampu menatap punggung Gladys yang menjauh dari dirinya.
"Aku mencintaimu, sungguh aku sangat mencintaimu." Ucap Jio lirih.
..
Clarissa menatap arloji di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Clarissa pun bergegas ke locker room untuk mengganti pakaiannya. Setelah itu ia pun bergegas untuk pulang dengan wajah yang tampak sangat bersemangat.
Setelah berpamitan dengan rekan sejawatnya, Clarissa pun berjalan menuju halte Bus yang berada di depan rumah sakit tempat dirinya bekerja.
Setelah menunggu beberapa saat, Bus pun tiba dan Clarissa pun masuk kedalam Bus yang akan membawanya menuju apartemen nya.
Akhir-akhir ini Clarissa sangat bersemangat untuk pulang ke apartemen. Entah mengapa, ia merasa ingin selalu bertemu dengan Jio sang Bodyguard yang telah menyita perhatiannya.
Beberapa puluh menit kemudian, Clarissa tiba di halte yang tak jauh dari apartemen nya. Ia pun turun dan berjalan menuju apartemen nya.
Sesampainya di gedung apartemen nya, Clarissa pun langsung menuju ke lift dan menekan tombol lift tersebut.
Sesampainya di lantai tujuannya, Clarissa menatap Apartemen Jio dan tersenyum. Lalu, ia pun melangkahkan kakinya menuju apartemen Jio.
Saat Clarissa tiba di depan pintu Jio, terdengar benturan kaca yang menghantam dinding apartemen itu.
Lalu, Clarissa pun merasa khawatir, Ia pun bergegas hendak menekan tombol bell di samping pintu apartemen Jio.
Tetapi, Clarissa mengurungkan niatnya saat ia mendengar Jio yang sedang meracau dengan bahasa Prancis. Clarissa pun menempelkan telinganya di depan pintu apartemen Jio. Untuk mendengarkan kata-kata yang sedang Jio katakan.
Clarissa pun terdiam, Kini Clarissa tahu, mengapa Jio begitu dingin kepadanya. Jio adalah lelaki yang sedang berharap dengan wanita impiannya. Tetapi, cinta Jio tidak tersambut yang membuat lelaki itu harus menerima kenyataan yang pahit.
Clarissa mengurungkan niatnya untuk mengganggu Jio. Ia pun melangkah kembali ke apartemennya dengan gontai.
"Siapa wanita itu, yang begitu membuat Jio patah hati?" Gumam Clarissa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
um 7098355
krang profesinal atw krang bruntung ksihan jio thor gmna ngbatin,a hehehe 😁😁
2021-12-13
1
Lea Binar
Jio, cinta dan obsesi itu beda tipis. 11.12
2021-04-13
2
Muh. Yahya Adiputra
addduuuhhhh capek deh ,jio jio jio,cinta kan tdk bisa dipaksakan.lagian masih banyak kok gadis lain.
2021-04-10
1