"Good morning."
"Ya Tuhan..!" Seru Jio sambil mengusap dadanya. Ia terkejut, saat mendengar ada seseorang yang menyapa dirinya di apartemen nya sendiri.
Clarissa yang sedang memasak sarapan, menatap Jio dengan seksama.
"Kenapa kok sepertinya terkejut begitu?" Tanya Clarissa.
Jio membalas tatapan Clarissa, lalu ia beranjak mendekati Clarissa.
Jantung Clarissa berdetak lebih kencang saat lelaki itu berdiri hanya dua jengkal dari dirinya.
"Awas," Ucap Jio.
Clarissa bergeser dengan perlahan. Jio pun membuka lemari dan mengambil gelas bersih dari dalam lemari. Lalu, ia menuangkan air putih di dalam gelasnya dan meneguknya sampai habis.
"Gaya hidup sehat, bangun pagi langsung minum air putih." Celetuk Clarissa.
Jio menatap gadis itu, lalu ia melirik ke arah panci yang sedang terjerang di atas kompor.
"Masak apa?" Tanya Jio.
"Masak spageti." Sahut Clarissa.
Jio beranjak dari dapur dan berjalan menuju ruang tengah. Jio menyetel musik klasik yang sangat berkelas. Lalu, lelaki itu melakukan peregangan-peregangan ringan di tubuhnya.
Biasanya, Jio akan berolahraga membentuk kekuatan otot nya. Tetapi, karena dirinya masih tidak boleh terlalu ekstrem dalam melakukan aktivitas apa saja. Maka ia memilih peregangan otot biasa untuk tidak membuat tubuhnya yang sudah hampir dua minggu tidak melakukan olahraga tidak terasa sakit dan kaku.
Clarissa mengerutkan keningnya saat mendengar selera musik Jio.
Sambil memasak, Clarissa terus menatap Jio dan aktivitas nya. Terlebih saat Jio melepaskan sweater dan kaosnya, hingga Jio hanya memakai celana panjang training saja. Clarissa pun semakin tidak fokus saat melihat otot-otot yang ada di tubuh Jio.
"Aaaaaargh..!"
Clarissa menjerit saat tangannya tidak sengaja menyenggol panci yang sedang merebus bahan spageti. Clarissa pun buru-buru mengaliri luka nya dengan air mengalir di wastafel.
Jio menoleh dan tersadar bila Clarissa tidak baik-baik saja pun, langsung menghampiri gadis itu.
"Apa lagi yang kamu lakukan?" Tanya Jio sambil mengangkat tangan Clarissa dan melihat luka memerah di kulit punggung tangan kanan Clarissa.
Clarissa diam saja, sambil menatap otot perut Jio yang berdiri di depannya.
"Hei !" Panggil Jio.
Mata Clarissa menyusuri otot perut hingga dada Jio. Lalu, pandangannya beralih ke otot lengan dan bahu Jio dan berakhir ke bibir tipis lelaki itu.
"Selain ceroboh ternyata kamu mesum." Ucap Jio sambil melepaskan tangan Clarissa.
Jio beranjak dari hadapan Clarissa dan memungut kaos nya yang ia taruh di atas sofa, lalu memakainya.
Clarissa yang merasa Jio mengetahui aksinya pun tertunduk malu dan pipinya memerah.
Jio kembali berjalan ke dapur dan mematikan api kompor yang sedang merebus bahan spageti. Lalu, ia meniriskan mie spageti.
Clarissa masih berdiri mematung sambil melirik Jio dengan malu-malu.
Jio menyajikan spageti di atas dua piring dan menaruhnya di atas meja. Lalu, ia kembali menatap Clarissa tampak salah tingkah dan melirik luka di tangan Clarissa.
Jio menggelengkan kepalanya dan melangkah menuju bufet dan mengambil kotak obatnya. Lalu, ia kembali melangkah menuju dapur.
"Obat yang kamu perlukan ada di dalam. Kerjakan sendiri, aku takut dengan tatapan mesum mu." Ucap Jio sambil menaruh kotak obat itu di atas meja.
Lalu, Jio duduk dan mulai menyantap spageti nya tanpa memperdulikan Clarissa.
Clarissa menahan senyumnya dan beranjak duduk di depan Jio. Clarissa terus menatap Jio sambil membuka kotak obat.
"Hei, kamu sudah punya kekasih belum?" Tanya Clarissa sambil tersenyum menggoda.
Jio yang sedang menyantap spageti nya tidak memperdulikan pertanyaan Clarissa.
"Hei..." Panggil Clarissa lagi, sambil membubuhi lukanya dengan salap.
Jio tetap tak bergeming, ia tetap fokus menyantap makanannya.
"Hei.... hei... heiii bodyguard.. heiii... heiii.. " Panggil Clarissa lagi dengan suara yang lembut dan dengan sedikit nada seperti sedang bernyanyi.
Jio menghabiskan makanannya dan beranjak dari duduknya dan menaruh piringnya di wastafel. Lalu, ia beranjak ke kamarnya.
"Hei...Jio.." Panggil Clarissa lagi.
Jio menghentikan langkahnya saat melintas di depan Clarissa. Dengan malas, ia menatap gadis itu dan memasukkan kedua tangannya di dalam saku celananya. Lalu, ia beranjak mendekati Clarissa dengan tatapan yang misterius.
Clarissa begitu terpesona dengan apa pun yang di lakukan oleh Jio. Dengan wajah yang penuh harap, Clarissa membalas tatapan Jio dengan mata yang berbinar.
"Cepat habiskan sarapan mu, lalu mandi dan bersiap-siaplah untuk keluar dari sini. Kamu sungguh merepotkan." Ucap Jio.
Clarissa mengerutkan dagunya sambil menatap Jio dengan tatapan puppy eyes.
"Tapi aku kan belum punya kartu apartemen nya." Ucap Clarissa.
"Kalau kamu tidak mengurusnya terus mau sampai kapan kamu disini? Apa jangan-jangan ini cuma trik agar bisa masuk ke apartemen ku dan menatapku dengan tatapan mesum mu dan kamu mulai berfantasi yang tidak-tidak tentang diriku?"
Clarissa terlihat salah tingkah dan menggelengkan kepalanya.
"Ka-kartu ku memang hilang kok." Ucap Clarissa dengan terbata.
Jio menatap Clarissa dengan seksama. Sebagai seorang bodyguard, ia cukup paham bahasa tubuh dan tatapan seseorang yang berbohong atau tidak.
Jio menghela napasnya dan meraih kotak obat yang terletak di atas meja.
Jantung Clarissa berdegup kencang, saat tubuh Jio begitu dekat dengan dirinya saat meraih kotak obat tersebut.
"Sudah kan?" Tanya Jio sambil mengangkat kotak obatnya.
Clarissa mengangguk dengan ragu.
"Ok, cepat habiskan makanan mu. Sebentar lagi makanan mu akan dingin. Lalu, mandi lah dan keluarlah dari apartemen ku. Cari kartumu, bila tidak ketemu, kamu bisa laporan kepada pengurus gedung." Ucap Jio.
Clarissa terus tersenyum saat melihat lelaki dingin itu sedang berbicara.
Jio yang merasa ucapannya tak di dengar sama sekali oleh Clarissa, pun langsung membalas tatapan Clarissa yang sedang mengangumi dirinya.
"Satu lagi, jangan menatapku dengan tatapan seperti itu." Ucap Jio dengan tatapan tajamnya.
Clarissa mengerjapkan matanya, lalu mengerutkan dahinya.
Jio pun berlalu dari hadapannya dan menghilang di balik pintu kamar lelaki itu.
Clarissa menghela napasnya, lalu ia mulai menyantap spageti nya dengan perlahan sambil tersenyum sendiri.
Di dalam kamar, Jio mulai memperhatikan Clarissa yang sedang duduk sambil menyantap sarapan pagi nya.
"Gadis ini mirip seseorang, tapi siapa ya?" Gumam Jio.
Jio mencoba mengingat-ingat kembali. Tetapi, tak satupun wanita yang pernah ia temui yang mirip dengan Clarissa.
Jio pun menggelengkan kepalanya,
"Ah, mungkin memang perasaanku saja." Gumam nya lagi.
Jio kembali memperhatikan Clarissa dari layar CCTV nya. Entah mengapa, Jio merasa senang melihat gadis itu dari CCTV di bandingkan bila melihat nya secara bertatap wajah.
Jio terus memperhatikan Clarissa, hingga gadis itu menyelesaikan sarapan nya dan mencuci semua piring dan peralatan masak yang kotor dan lalu beranjak dari dapur, menuju ke kamar tamu.
Jio menghela napasnya dan ikut beranjak dari monitor CCTV nya. Lalu, ia pun bergegas untuk mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke kantornya.
*
Dear reader, mohon maaf bila menunggu up nya terlalu lama. Author beberapa hari ini sakit dan baru hari ini dapat kembali menulis. Tapi, mohon maaf bila tidak bisa crazy up. Karena belum bisa mengetik banyak-banyak, masih masa pemulihan dan masih sedikit lemas.
Hehehe, tapi demi readers author tetap usahakan menulis hari ini untuk menebus kekecewaan readers karena menunggu terlalu lama.
Terima kasih sudah menunggu, semoga kita semua diberikan kesehatan dan di limpahkan segala kebaikan. Aamiin..
With love, De'rini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘😘😘
2023-06-09
1
susi 2020
🥰🥰
2023-06-09
1
um 7098355
cpet smbuh thor biar up,a bnyak hehehe sorry mksa seruu sih crita,a😁😁😁
2021-12-13
1