Ting!
Pintu lift terbuka, Clarissa dan Kevin yang baru pulang dari apartemen Vino dan Gladys segera masuk ke dalam lift. Saat pintu akan tertutup. Terlihat seseorang menahan pintu lift tersebut.
Pintu lift terbuka kembali. Saat itulah seorang lelaki berkulit putih dengan tinggi sekitar 187 cm, masuk kedalam lift tersebut. Lelaki itu sempat menatap Clarissa yang terkejut saat melihatnya. Lalu, lelaki itu menatap Kevin yang terlihat biasa saja dan tak perduli dengan lelaki itu. Lelaki itu berdiri di samping Clarissa. Clarissa tampak salah tingkah.
Jio, ya lelaki itu adalah Jio. Ia menatap Clarissa lewat pantulan bayangan Clarissa di pintu lift tersebut. Begitupun Clarissa yang terus melirik lelaki itu.
Clarissa yang memiliki tinggi 165 cm harus mendongak saat melirik lelaki itu. Jio menyadari bila dirinya terus di lirik Clarissa. Ia pun menangkap basah Clarissa yang sedang melirik dirinya. Jio menatap mata Clarissa, yang membuat gadis itu tampak gelagapan.
Tanpa ekspresi, Jio terus menatap Clarissa. Bagaikan terhipnotis, Clarissa tak ingin membuang pandangannya. Jio kembali menatap kedepan. Ia mencoba tidak perduli dengan gadis yang terus menatap dirinya.
Ting..!
Pintu lift pun terbuka. Saat itu juga Kevin dan Clarissa melangkah keluar, sedangkan Jio menunggu mereka keluar terlebih dahulu.
Setelah itu, Kevin dan Clarissa berjalan menuju pintu apartemen mereka. Jio yang berjalan pelan di belakang mereka terus menatap Clarissa dari belakang.
Kevin membuka pintu apartemen. Sedangkan Clarissa memberanikan diri untuk melirik Jio yang berjalan melewati dirinya. Clarissa terpana, ya, gadis itu terpana melihat sosok tampan tersebut.
"Ngapain Kak? kok gak masuk?" Tanya Kevin.
Clarissa pun tersadar. Lalu, ia hendak melangkah masuk kedalam apartemen nya. Tetapi, ia menahan langkahnya dan kembali menatap Jio yang sedang membuka pintu apartemen nya yang hanya berjarak tiga pintu dari apartemen Clarissa.
"Oh, dia menempati apartemen itu." Gumam Clarissa.
Clarissa pun masuk ke apartemen nya setelah memastikan Jio masuk terlebih dahulu ke apartemen lelaki itu.
"Kakak, naksir ya sama lelaki itu?" Tanya kevin.
"Hah? yang mana?"
"Itu tetangga baru kita." Celetuk Kevin lagi.
"Ah, enggak. Dia tidak berarti apa-apa." Ucap Clarissa.
Kevin hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya. Lalu, lelaki berusia dua puluh dua tahun itu hanya menggelengkan kepalanya dan masuk kedalam kamarnya.
Clarissa pun beranjak kedalam kamarnya. Ia terbayang wajah Jio yang begitu dingin dan tenang. Wajahnya seperti air yang tenang tetapi mempunyai arus yang sangat kencang di bawahnya.
Tatapan lelaki itu seperti menyimpan luka yang mendalam. Entah apa itu, yang jelas, Clarissa dapat merasakan betapa pilu nya kisah masa lalu Jio.
"Aku penasaran dengan lelaki itu." Gumam Clarissa.
...
Hari berikutnya, Jio sedang mendampingi Ulrich berkunjung ke salah satu pertemuan. Dengan tatapan tajamnya, Jio turun dari mobil dan memperhatikan keadaan sekelilingnya. Setelah di kira aman, Jio pun membukakan pintu untuk Ulrich.
Ulrich dan Jio melangkah masuk menuju sebuah gedung. Ulrich akan bertemu dengan rivalnya dan membicarakan tentang persaingan bisnis mereka yang belum juga ada titik temu.
Ulrich setuju bertemu dengan rivalnya di suatu tempat yang netral. Ulrich dan rivalnya baru saja mengeluarkan produk yang sama dengan merk yang sama. Rivalnya bernama Karl. Karl adalah tidak lain saudara kandung Ulrich sendiri yang pernah membangun usaha yang sama, peninggalan orang tua mereka.
Awalnya pertemuan Ulrich dan Karl berjalan dengan baik dengan ditengahi oleh masing-masing pengacara. Selain pengacara, Karl juga membawa serta empat orang Bodyguard nya. Sedangkan Ulrich hanya membawa dua orang Bodyguard salah satu di antaranya adalah Jio.
Setelah perdebatan yang panjang, masing-masing kubu merasa benar. Hingga merekapun bersitegang. Perkelahian pun tak dapat dihindari. Karl memukul Ulrich dengan tinjunya. Hingga Ulrich terjatuh di atas lantai.
Melihat hal itu tentu saja Jio dan Bodyguard Ulrich yang lain nya pun bereaksi. Mereka berusaha melindungi Ulrich dengan melawan Karl. Tak hanya itu, merasa Boss nya di serang, para bodyguard Karl pun tak terima.
Baku hantam di meeting room itu pun tak dapat dihindari. Serangan demi serangan menghampiri Jio dan Jio pun berusaha mengelak dan menghajar Bodyguard Karl.
Karena merasa tidak puas, Karl pun memecah botol minuman dan menghunuskan ke arah Ulrich. Beruntung Jio melihatnya dan Jio pun berusaha melindungi Ulrich.
Jio menarik Ulrich dan sialnya, salah satu bodyguard Karl menendang Jio yang sedang fokus dengan Ulrich. Perut Jio pun tertancap pecahan botol anggur tersebut.
Darah segar mulai membanjiri kemeja Jio. Bahkan pecahan botol itu masih tertancap di perut sebelah kirinya. Jio pun sempat terdiam sambil menatap Karl dengan amarahnya.
Tak menyerah, Jio menghajar Karl dan anak buahnya dengan membabi-buta. Mereka semua pun berhamburan keluar dari ruangan tersebut. Kini tinggal Jio yang mulai merasa nyeri di perutnya. Jio berlutut dan mencoba menarik pecahan botol anggur itu.
Kressss...!
Lalu, ia melemparkan pecahan botol anggur itu dan berjalan keluar dari ruangan itu.
Ulrich dan Bodyguard nya menghampiri Jio.
"Je vais bien." Ucap Jio saat melihat ekspresi wajah Ulrich yang sangat khawatir saat mereka melihat jio terluka.
Mereka pun langsung membawa Jio ke rumah sakit terdekat dari gedung itu saat melihat darah tidak berhenti mengalir dari balik kemeja Jio.
Jio di bawa ke UGD, seorang dokter wanita yang sedang menggunakan masker diwajahnya, menyambut kedatangan Jio. Dokter wanita itu tampak sangat khawatir dan langsung menggunting kemeja Jio dan memperhatikan luka di perut Jio.
"Habis ngapain sih? Kok bisa luka begini..!" Gumam Dokter wanita itu.
Jio yang tenang, walaupun dirinya sedang terluka, menatap kedua mata Dokter wanita itu lekat-lekat saat mendengar Dokter itu berbahasa Indonesia.
Dokter wanita itu membersihkan luka Jio dengan hati-hati. Jio terus menatap Dokter itu. Dokter itu pun mulai grogi karena menyadari dirinya terus menerus di tatap oleh jio.
Setelah melakukan segala rangkaian pemeriksaan. Ternyata luka yang dialami Jio tidak sampai melukai organ dalam. Jio hanya mengalami luka yang hanya butuh di jahit saja. Dan Dokter itulah yang bertugas untuk menjahit perut Jio.
"Ternyata kamu Dokter." Ucap Jio saat Dokter wanita itu sedang menjahit perutnya.
Dokter wanita itu tersentak dan menatap Jio sesaat, lalu ia kembali fokus dengan pekerjaannya.
"Kamu, gadis yang di apartemen itu." Ucap Jio lagi.
Kali ini Dokter itu mengacuhkan Jio. Ia tetap fokus menyelesaikan jahitan di perut Jio.
"Kebetulan sekali." Ucap Jio sambil tersenyum kecil.
Dokter wanita itu melirik Jio, lalu ia menggunting benang dan merapikan alat-alat medisnya. Setelah itu, ia memperban luka Jio sampai rapi. Lalu, Dokter itu melepaskan sarung tangan karetnya dan mencuci tangan di wastafel. Lalu, mengeringkan tangan nya dan menggunakan hand sanitizer.
Dokter itu berjalan mendekati Jio dan menatap Jio dengan seksama.
"Dari mana kamu mendapatkan luka ini?" Tanya Dokter itu.
"Kau, gadis yang di apartemen kan?" Tanya Jio tanpa menjawab pertanyaan Dokter itu.
Dokter wanita itu membuka maskernya dan menatap Jio dengan seksama.
Jio pun tertawa kecil sambil membuang pandangan.
"Kebetulan macam apa ini." Gumamnya.
Clarissa kembali memakai masker di wajahnya dan terus menatap Jio.
"Beruntunglah tidak ada yang serius. Jadi, kamu hanya butuh waktu dua hari saja di rawat di sini." Ucap Clarissa.
"Aku ada pekerjaan, tidak bisakah aku langsung pulang saja..?" Tanya Jio.
Clarissa menghela nafasnya dan menatap Jio dengan seksama.
"Silahkan pulang bila kamu memaksa. Tetapi, bila terinfeksi, kamu harus kembali ke sini dan akan lebih lama lagi di rawat di sini." Ucap Clarissa.
Jio terdiam. Lalu, ia memperhatikan name tag di dada Clarissa.
Dr. Clarissa
"Ternyata namanya Clarissa." Batin Jio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Mariam R RIa
aku suka Thor
2023-12-27
0
susi 2020
😍😍😍
2023-06-09
1
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-06-09
1