NovelToon NovelToon

Hei.. Bodyguard

1#Prolog

Pertemuan dengannya, adalah ketidak sengajaan yang sangat indah. Wajah tampan nya membuat aku terpesona. Lift, disitulah awal pertama aku bertemu dengannya.

Lelaki tampan, dengan tinggi sekitar 187 cm, menggunakan Jas dan potongan rambut yang begitu rapi.

Aku tidak tahu siapa namanya, aku begitu gengsi untuk berkenalan dengannya. Tetapi, bayangan dirinya begitu mengganggu segala aktivitas ku. Maka dari itu, aku putuskan untuk mendekati dirinya.

Lelaki itu, lelaki yang sangat dingin. Tidak banyak bicara dan wajahnya yang selalu terlihat datar tanpa ekspresi. Tetapi, anehnya aku menyukai ekspresi wajah datarnya itu.

Ah.., aku sudah gila. Memang aku sudah tergila-gila dengannya.

Belakangan, aku mengetahui nama lelaki itu dari seorang pengurus gedung apartemen yang sama-sama kami sewa. Dia berprofesi sebagai seorang Bodyguard profesional. Ia sering di kontrak oleh Selebriti, Politikus, Pengusaha dan lain-lain di Negara ini.

Yang lebih membuat aku tak percaya adalah, dia berasal dari Negara yang sama denganku. Ah, betapa bahagianya diriku. Tak perlu berbahasa Prancis dan cukup menjadi diri sendiri saat bertemu dengannya.

Tetapi, lelaki itu begitu sulit aku dekati. Dia benar-benar seperti seseorang yang mati rasa. Mungkin dia pernah mempunyai masa lalu yang kelam atau patah hati yang begitu dalam.

Segala macam aku lakukan demi mencari perhatian dirinya. Tetapi, semua itu NOL besar. Dia tidak bereaksi apa pun bahkan ia tidak sekalipun melirik ku.

Aku, namaku Clarissa. Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak tertuaku bernama Vino. Ia adalah pengganti orang tuaku yang sudah lama tiada. Papa dan Mama ku meninggal dunia karena sakit.

Papa mengalami kebangkrutan karena di tipu oleh sepupunya sendiri. Hal itulah yang membawaku hidup miskin dan sangat menyakitkan. Papa yang frustasi membuat dirinya menjadi sakit-sakitan, hingga meninggal dunia.

Begitupun dengan Mama yang merasa patah semangat karena Papa meninggalkan dirinya begitu cepat. Mama sempat bertahan bertahun-tahun tanpa Papa. Sedangkan yang menjadi tulang punggung keluargaku adalah Kakak ku, Vino. Hingga akhirnya Mama pun menyerah dan meninggalkan kami semua.

Aku dan Adikku yang masih usia sekolah saat itu, sangat membutuhkan biaya untuk pendidikan kami. Vino, Kakak ku lah yang pontang panting bekerja demi sesuap nasi dan pendidikan kami.

Hingga akhirnya, Kakak ku jatuh ke lembah hitam. Ya, Kakak ku menjadi anggota Mafia. Aku tidak bisa marah kepada Kakak ku. Saat mengetahui dirinya menjadi anggota Mafia yang kejam. Karena demi kamilah, ia nekat terjun ke lembah hitam.

Dengan uang yang ia dapati dari lembah hitam itu, ia mampu menyekolahkan aku hingga aku lulus dari Universitas kedokteran. Dan kini aku terpaksa di kirim ke Prancis bersama Adik ku, Kevin. Karena Kakak ku mendapatkan masalah dengan kelompok mafianya sendiri.

Di Prancis, aku melanjutkan pendidikan spesialis ku sambil bekerja menjadi Dokter bantu di rumah sakit di Negara ini.

Perancis, Negara yang terkenal romantis. Disinilah awal mula aku jatuh cinta dengan nya. Seorang Bodyguard bernama Jio yang tidak romantis sama sekali.

Inilah kisah ku, kami dan cinta kami.

Clarissa.

...

"Attendre!" Seru Clarissa saat pintu lift akan tertutup.

Pintu lift itu pun, terbuka kembali saat operator lift gedung apartemen itu membukakan pintu lift itu untuk Clarissa.

Dengan tergesa-gesa Clarissa melangkah masuk kedalam lift itu.

"Merci." Ucap Clarissa kepada operator lift itu.

Operator lift hanya mengangguk dan menekan tombol untuk menutup pintu lift itu.

"Ini semua gara-gara jam beker sialan itu. Ku kira masih berfungsi dengan baik, ternyata rusak! aku jadi terlambat ke kampus deh." Keluh Clarissa.

Seorang lelaki yang berdiri tepat di samping Clarissa melirik nya. Begitupun dengan Clarissa, mereka saling bertemu pandang. Sesaat kemudian lelaki itu pun kembali menatap kedepan.

"Ganteng banget ini cowok, pasti orang Korea. Mau dong jadi pacar mu, Abang ganteng." Gumam Clarissa dengan wajah yang berseri-seri.

Lelaki itu menoleh kembali kepada Clarissa dan menatap Clarissa dengan tatapan yang dingin saat ia mendengar Clarissa bergumam.

"Duh tatapan nya, ughhh." Gumam Clarissa lagi.

Ting!

Pintu lift terbuka di lantai dasar gedung apartemen tersebut. Lalu, lelaki itu pun menunggu Clarissa untuk turun terlebih dahulu. Clarissa yang masih terpana dengan wajah tampan lelaki itu, masih saja berdiri mematung di dalam lift.

"Sudah tiba di lantai dasar Nona, apa Anda tidak mau keluar?" Tanya lelaki itu.

Sontak saja Clarissa terkejut saat lelaki itu bisa dengan fasih berbahasa Indonesia.

"What!" Ucap Clarissa sambil menatap lelaki itu dengan tak percaya.

"Ladies first." Lelaki itu mempersilakan Clarissa untuk keluar terlebih dahulu.

Clarissa mulai tersadar bila lelaki itu pasti mengerti dengan kata-kata yang ia ucapkan selama di dalam lift. Dengan wajah yang menahan rasa malu, Clarissa pun keluar dari lift dengan tergesa-gesa. Lalu, ia langsung berlari keluar dari gedung tersebut.

"Duh, malu banget. Sudah memuji-muji, ternyata orangnya paham dengan bahasa ku." Gumam Clarissa.

Clarissa berdiri di depan gedung apartemen itu sambil menunggu taksi untuk ia tumpangi. Sambil menunggu, Clarissa terus menatap jam tangannya.

Sebuah taksi melintas dan berhenti beberapa meter dari Clarissa. Tanpa membuang waktu, Clarissa pun langsung beranjak mendekati taksi itu. Saat itu juga lelaki yang bertemu dengan Clarissa membuka pintu taksi itu.

Mereka pun saling bertatapan dan mengernyitkan dahi mereka.

"Hey, ini taksi ku." Ucap Clarissa.

"Ini taksi ku Nona." Ucap lelaki itu.

"No, ini taksi ku."

Lelaki itu tampaknya malas berdebat. Ia langsung membuka pintu taksi itu dan masuk ke dalamnya.

"Hey..!" Clarissa tampak kesal, karena taksi nya di tumpangi oleh orang lain.

Tidak usah berdebat, apakah supir ini bisa membaca pikiran mu dan berhenti begitu saja tanpa kamu berhentikan sebelumnya?" Tanya lelaki itu.

Clarissa terdiam. Lalu, ia mengingat bahwa taksi itu memang berhenti begitu saja.

"Aku yang memberhentikan nya, so?"

Wajah Clarissa memerah, lalu ia membanting pintu taksi itu dengan kencang.

"Dasar menyebalkan..!"

Taksi itu pun bergerak meninggalkan Clarissa. Masih dengan bersungut-sungut, ia pun memberhentikan taksi selanjutnya.

Di kampus, Clarissa terus teringat wajah lelaki itu.

"Siapa sih dia? penghuni baru? Atau lelaki panggilan yang biasa memuaskan wanita di gedung itu?" Gumam Clarissa.

Tanpa sadar, Clarissa menggambar wajah lelaki itu di atas buku miliknya.

"Clarissa, que faites-vous?" Tanya Dosen yang tengah menerangkan materi hari itu.

"Ha.." Clarissa menggelengkan kepalanya dan tersenyum kikuk.

Dosen itu pun, menggelengkan kepalanya dan menunjuk matanya dan mengarahkannya kepada Clarissa.

Clarissa menundukkan wajahnya dan menatap bukunya.

"Astaga..!" Pekiknya.

Semua mata pun kini menoleh kepadanya.

Di atas kertas di buku itu terlukis wajah lelaki yang bertemu dirinya di lift pada pagi ini.

"Kenapa aku melukis wajahnya?" Gumam Clarissa sambil merobek kertas itu.

2# Jio, nama lelaki itu

La Défense merupakan sebuah distrik bisnis besar untuk Kota Paris. Di salah satu gedung di sanalah, Jio bekerja untuk mendampingi salah satu pengusaha bisnis terbesar di Kota itu. Ia di sambut dengan baik oleh client nya.

"Faire bon accueil, Jio." Ucap Ulrich, Boss baru Jio.

"Merci, Monsieur Ulrich." Ucap Jio sambil menjabat tangan Ulrich.

Mereka pun berbincang beberapa saat sebelum mereka meninggalkan kantor itu.

Hari ini adalah hari pertaman Jio bekerja di Paris. Baru dua hari, Jio tiba di Kota ini.

Jio yang sedang patah hati dengan gadis bernama Gladys, bertekad untuk melupakan gadis itu dan bekerja di Paris, Perancis.

Patah hati Jio begitu dalam, karena ia sangat menyukai Gladys. Perjuangan nya selama beberapa bulan mendampingi Gladys, sebagai Bodyguard gadis itu pun menumbuhkan benih-benih cinta di hati Jio.

Gladys sengaja menyewa Jio sebagai Bodyguard nya, karena Gladys sedang dalam masalah keluarga dan bermasalah dengan kelompok mafia the strongest yang melibatkan Gladys dan kekasihnya yang bernama Vino. Saat itu Gladys sedang terpisah dengan Vino. Karena Vino dalam tahanan kelompok mafia itu.

Tetapi, nasib kurang beruntung bagi Jio, kekasih Gladys kembali dan ia pun merasa patah hati. Gladys yang sudah dekat dengannya kini kembali dengan lelaki bernama Vino, kekasihnya.

Cinta yang terasa begitu dalam, membuat Jio pun memutuskan untuk berhenti bekerja dengan Gladys. Di samping Gladys sudah ada yang menjaga, Jio juga merasa harus melupakan Gladys, agar dirinya tidak merasa semakin sakit.

Kota Paris pun menjadi pilihan Jio. Jio yang mempunyai relasi begitu luas, dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan di Negara ini. Karena rekomendasi dan prestasi dirinya yang tak terbantahkan.

..

"Hey..! Clarissa..!" Panggil Naomi seorang gadis asal Indonesia yang juga berkuliah di Universitas yang sana dengan Clarissa. Naomi dan Clarissa memutuskan untuk bersahabat setelah mereka saling mengenal dan mengetahui berasal dari Negara yang sama.

"Hey Nom-Nom." Ucap Clarissa saat melihat Naomi berlari menghampiri dirinya.

Nom-Nom adalah panggilan kesayangan Clarissa untuk Naomi.

"Mau ke Hospital sekarang?" Tanya Naomi yang juga menjadi tenaga medis di rumah sakit yang sama dengan Clarissa.

"Ya." Ucap Clarissa sambil mengangguk.

"Bareng ya."

"Tapi lu yang bayar Bus nya ya." Ucap Clarissa.

"Eh, dasar." Ucap Naomi sambil menatap Clarissa dengan kesal.

Clarissa hanya tertawa lebar dengan wajah yang konyol.

Begitulah Clarissa, gadis ceroboh yang konyol. Dia adalah gadis yang ceria dan menarik juga baik di mata teman-temanya. Tidak hanya dimata Naomi, tetapi di mata teman-teman mereka yang orang asli di Negara itu. Walaupun di Negara itu orang-orang tidak terlalu banyak bergaul. Tetapi, Clarissa termasuk mempunyai banyak teman disana.

Mereka berdua pun, menumpangi Bus menuju rumah sakit. Sepanjang perjalanan, Clarissa pun tersenyum seperti tampak sedang bahagia.

"Lu kenapa sih?" Tanya Naomi.

"Gak kenapa-kenapa." Ucap Clarissa.

"Kenapa hayo, lagi jatuh cinta ya?" Tanya Naomi.

"Ih, kata siapa? enggak kok. Jadi begini, Kakak gue baru saja tiba disini sama istrinya. Ya gue senang aja, merasa punya saudara di Negara yang orang nya jarang senyum ini." Ucap Clarissa.

Naomi pun tertawa menanggapi ucapan Clarissa.

"Yakin hanya itu?" Tanya Naomi.

"Iya yakin, justru gue juga lagi merasa sebal sama kejadian tadi pagi." Ucap Clarissa.

"Kenapa?"

"Jadi begini, tadi pagi itu, gue ketemu sama cowok ganteng banget. Kita satu lift di unit apartemen gue. Nah, karena dia ganteng, gue kayak bergumam gitu. Ternyata dia orang Indonesia. Ya gue malu dong..! dia ngerti bahasa gue."

"Terus?"

"Ya terus yang bikin gue sebel, di depan apartemen kita rebutan taksi." Ucap Clarissa.

"Malah gak mau kalah lagi itu laki-laki." Sambungnya lagi.

Naomi tertawa terbahak-bahak. Hingga beberapa penumpang Bus yang merasa terganggu menatap mereka berdua.

Dengan cepat, Clarissa mencubit paha kiri Naomi.

"Hust..! di liatin orang tuh. Bikin malu aja lu." Ucap Clarissa.

Naomi pun menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

"Upssss...!"

Lalu, mereka berdua pun cekikikan.

Hampir empat puluh menit kemudian, mereka pun sampai di rumah sakit tujuan mereka. Mereka pun bergegas masuk dan langsung menuju ruangan locker yang di sediakan di rumah sakit itu, khusus pegawai.

Mereka langsung memakai baju dinas mereka dan langsung bertugas di ruang UGD.

...

Tik Tok Tik Tok Tik Tok..!

Clarissa memperhatikan jarum jam yang beranjak dengan lambat. Ia menunggu jam beker bergantinya shif.

Kringggggg...!!

Akhirnya jam beker itu pun berbunyi.

"Yeayyyyy...!" Seru Clarissa saat jam beket pergantian shif berbunyi.

Beberapa orang yang sedang menunggu di pindahkan ke ruang rawat inap. Menatap Clarissa dengan tatapan tak suka.

"Je suis désolé." Ucap Clarissa sambil tersenyum kikuk.

Lalu, dengan cepat ia menyambar berkas-berkas yang ada di atas meja dan berlari ke arah kantor untuk kembali absen.

Setelah absen, Clarissa pun bergegas ke ruang locker dan mengganti bajunya.

"Gue duluan ya." Ucap Clarissa kepada Naomi.

"Okay."

Clarissa berlari menuju keluar rumah sakit dan segera menuju ke halte Bus terdekat.

Entah mengapa, kini ia merasa sangat bersemangat untuk pulang ke apartemennya. Entah karena besok hari off nya, atau karena ia ingin bertemu lagi dengan lelaki yang tadi pagi bertemu dengan dirinya di lift.

"Ah, lelaki itu?"

Clarissa tersenyum sendiri. Lalu, ia mengeluarkan secarik kertas yang sudah ia remas hingga berbentuk bola kecil dari tasnya.

Clarissa merapikan kembali kertas yang sudah remuk tersebut lalu ia memandang wajah yang terlukis di atas kertas itu.

Clarissa memang jago melukis. Karena itu adalah salah satu hobby nya. Hingga, melukis sebuah wajah yang hanya terlintas dalam bayangannya itu adalah hal yang sangat mudah baginya.

Clarissa tersenyum dan menyentuh guratan pensil yang berada di atas kertas itu.

"Siapa kamu?" Bisik nya.

Clarissa tersenyum-senyum sendiri.

Ting..!

Pintu Bus itu terbuka. Dengan bersemangat, Clarissa pun turun dan langsung melangkahkan kakinya menuju ke gedung apartemen nya.

Sambil mengunyah permen karetnya. Clarissa tampak bersenandung kecil sambil menuju pintu apartemen itu.

Saat itu juga ia melihat pengurus gedung yang sedang berjalan keluar dari gedung itu. Dengan Cepat, Clarissa menghampiri pengurus gedung. Lalu bertanya tentang lelaki yang bertemu dengannya tadi pagi.

Sempat merasa bingung, akhirnya Clarissa pun menunjukan lukisan wajah lelaki itu kepada pengurus gedung. Pengurus gedung itu pun paham siapa yang di maksud oleh Clarissa. Akhirnya pengurus gedung pun memberi tahu Clarissa nama lelaki itu.

"Jio." Itu lah namanya.

Nama lelaki yang bertemu dengan Clarissa tadi pagi. Lelaki, yang membuat Clarissa tak sadar telah melukis wajahnya. Lelaki, yang dingin dan sedikit menyebalkan.

Jio, iya... dia adalah Jio.

3# Pertemuan keluarga

"Jio.. oh itu namanya." Gumam Clarissa sambil menatap kelap kelip lampu di Kota itu dari lantai 10 apartemen nya.

Di bibirnya terselip sebuah sikat gigi lengkap dengan odolnya. Lalu, Clarissa pun menyalakan televisi dan menonton acar televisi sambil menyikat giginya.

Cklekkk!

pintu apartemen itu pun terbuka. Terlihat Kevin yang baru saja pulang menatap Clarissa yang sedang menyikat giginya di depan televisi.

Kevin adalah Adik kandung Clarissa yang tinggal bersamanya. Kevin juga berkuliah di Negara ini. Ia mengambil program S1 nya di bidang Arsitektur dan pembangunan.

"Ckckckck!" Ucap Kevin saat melihat tingkah Kakak perempuan nya itu.

"What?" Tanya Clarissa merasa tak bersalah.

"Sampai kapan kelakuan buruk Kakak akan berhenti? ini ruang tamu Kak! Kakak itu adalah seorang Dokter!" Ucap Kevin yang memandang Clarissa dengan jijik.

Clarissa tersenyum lebar, terlihat mulut nya dipenuhi oleh busa yang berasal dari pasta gigi.

"Oh God! mengapa aku memiliki Kakak perempuan seperti ini!" Keluh Kevin saat ia berjalan menuju kamar nya.

"Yeee..biarin!" Ucap Clarissa sambil tersenyum menatap Kevin yang sedang kesal melihat tingkah laku nya.

"Buruan mandiiii, kita mau kerumah Kak Vino." Teriak Clarissa.

"Iyaaaaa.." Sahut kevin.

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, Kevin dan Clarissa pun bergegas keluar dari apartemen mereka dan berjalan menuju lift.

Mereka berdua harus bersabar saat menunggu lift yang masih berada di lantai dasar gedung itu.

Setelah beberapa menit menunggu, Clarissa pun mulai mengeluh.

"Mengapa lama sekali?" Ucap Clarissa saat lift tersebut kerap kali berhenti di lantai-lantai bawah mereka.

"Sabar, jadi orang tidak sabaran sekali." Ucap Kevin yang tampak kesal melihat Clarissa yang terus mengeluh.

Clarissa menggandeng lengan Kevin dan bergelayutan manja, sambil terus mengeluh.

"Jadi Dokter tidak sabar begini, bisa di pastikan Kakak akan asal vonis sama penyakit orang!" Ucap Kevin dengan kesal.

Clarissa menatap Kevin dengan tak percaya.

"Kamu ini! Aku hanya tidak sabar dengan lift. Kalau dengan profesi ku aku pasti sabar!" Ucap Clarissa sambil menjewer telinga Kevin.

Kevin tertawa jahil sambil mengeluh kesakitan.

Ting!

Pintu lift pun terbuka. Semua mata memandang Clarissa dan Kevin yang tampak sedang bercanda layak nya sepasang kekasih di depan pintu lift tersebut.

Clarissa menatap semua orang yang berada di dalam lift itu. Hingga pandangan nya pun tertuju kepada seorang lelaki tampan yang sedang berdiri di sudut lift itu.

"Hah! dia lagi!" Gumam Clarissa sambil menutupi wajahnya.

Semua orang yang akan ke lantai itu pun keluar dari lift. Termasuk lelaki tampan itu. Ia sempat menghentikan langkah kaki nya di depan Clarissa, yang membuat jantung gadis itu berdegup tak beraturan.

Lalu, lelaki itu pergi dari hadapan Clarissa. Dengan segera, Clarissa menarik tangan Kevin untuk masuk kedalam lift.

"Astagaaaa, Astagaaaa..!" Gumam Clarissa.

"Ada apa?" Tanya Kevin.

"Tidak ada apa-apa." Sahut Clarissa sambil berusaha untuk tenang.

"Dasar aneh." Gumam Kevin.

...

"Dasar gadis jaman sekarang, mentang-mentang hidup di Negeri yang bebas, terus dia merasa bebas bermesraan di muka umum." Gumam Jio sambil melangkahkan kakinya ke apartemen nya.

Jio membuka pintu apartemen nya. Lalu, ia membuka sepatunya dan menatanya dengan rapi di atas rak sepatu. Lalu, ia melangkah masuk sambil membuka Jas nya dan menaruhnya di atas sofa.

Jio membuka dasinya, lalu membuka kancing kemejanya hingga terlihat dada bidangnya. Jio berjalan mendekati jendela. Ia memandangi kelap kelip lampu Kota pada malam hari itu.

Jio termenung, ia kembali teringat dengan senyuman Gladys yang begitu ia rindukan.

"Apa kabar kamu? apakah kamu baik-baik saja disana?" Gumam Jio.

Jio terduduk di sofa. Lalu, ia mengeluarkan dompetnya dan membuka dompet itu. Jio memandangi sebuah foto yang terselip di balik dompetnya.

"Gladys, maaf aku masih memikirkan kamu." Ucap Jio.

Jio merebahkan tubuhnya di atas sofa. Ia memeluk erat foto Gladys di dadanya.

"Andai kita bertemu sebelum kamu mencintai dia." Bisik Jio.

Jio memejamkan matanya dan ia pun tertidur dengan memeluk foto Gladys.

..

"Jadi sekarang Kakak kerja apa?" Pertanyaan Clarissa membuat Vino, Kakak kandung Clarissa, tersedak saat ia mendengar pertanyaan Clarissa.

"Hmmm.. sedang dipikirkan." Ucap Vino sambil sesekali terbatuk-batuk.

Vino dan istrinya yang kemarin baru saja tiba di Paris. Belum memikirkan akan bekerja apa di Negara ini.

"Kakak kalian akan menjalankan bisnis ku dari jauh dan akan mengembangkan usaha disini. Kamu mau usaha apa sayang?" Tanya Gladys, istri Vino.

"Restauran." Sahut Vino.

"Hah? dari Mafia ke restoran?" Tanya Gladys. Lalu, dengan cepat ia menutup mulut nya dengan telapak tangan nya.

"Aku ahli dalam memasak. Aku mempunyai teman disini yang bisa di ajak kerja sama." Ucap Vino.

"Baiklah, asal itu yang terbaik untuk kamu." Ucap Gladys.

Vino tersenyum ragu dan menatap istrinya, Clarissa dan Kevin.

"Bagaimana kuliah kalian?" Tanya Vino.

"Kalau aku, baik dan lancar, aku juga bekerja di rumah sakit." Ucap Clarissa.

"Tetapi, tidak tahu deh, kalau si Kevin." Sindir Clarissa.

Kevin yang suka bermalas-malasan saat kuliah pun nyengir saat Clarissa menyindir dirinya.

"Baik kok." Sahut kevin.

"Kok seperti tidak yakin begitu?" Tanya Vino.

"Yakin lah, masa tidak yakin." Ucap Kevin sambil tertawa lebar.

"Kalian menginap disini ya." Pinta Gladys.

"Iya, lagian udah kangen banget sama Kakak." Sahut Clarissa.

Gladys tersenyum dan merangkul Adik iparnya itu.

"Ngomong-ngomong, kamu sudah punya kekasih belum di sini?" Tanya Gladys.

"Be-belum." Ucap Clarissa sambil tersenyum malu.

"Kalau Kevin?" Tanya Gladys lagi.

"Dia mah pacaran terus." Ucap Clarissa sambil menunjuk Kevin dengan wajah yang terlihat sebal dengan Adik nya itu.

Kevin hanya tersenyum sambil menundukkan wajahnya.

"Benar kamu sudah mempunyai kekasih disini?" Tanya Vino.

Kevin kembali tersenyum dan mengangguk pelan.

"Tidak apa-apa, asal kamu serius dalam kuliah mu. Jangan pernah sia-siakan waktu. Karena waktu tidak akan pernah kembali." Ucap Vino.

Kevin pun mengangguk saat mendengar nasihat Vino.

"Ya sudah, kita lanjut besok ngobrol-ngobrolnya. Sekarang kita beristirahat dulu." Ucap Vino.

"Yahh..." Ucap Clarissa yang masih ingin bercerita panjang lebar dengan Kakak dan Kakak iparnya.

"Besok, lagi. Ayo bubar." Ucap Vino sambil beranjak dari duduknya.

"Aku tidur sama Kak Gladys ya." Ucap Clarissa.

"Ya sudah, kalian di kamar. Biar Kakak dan Kevin yang tidur diluar." Ucap Vino.

"Asiiikkkkk..!" Seru Clarissa.

Gladys pun tersenyum dan merangkul Clarissa. Mereka berdua pun masuk kedalam kamar.

"Aku tahu kamu ingin bercerita tentang lelaki..!" Ucap Gladys.

Clarissa pun tersenyum malu. Lalu, dengan bersemangat ia duduk di atas ranjang empuk milik Gladys.

"Kak, aku bertemu dengan cowok ganteng yang cool abissss...!" Ucap Clarissa.

"Oh ya? orang mana?" Tanya Gladys.

"Orang Indonesia, dia sepertinya baru pindah ke unit ku." Ucap Clarissa.

"Jadi kamu naksir dia?" Tanya Gladys.

"Ya enggak, cuma dia sedikit membuat ku penasaran. Dia dingin sekali. Seakan-akan dia tidak selera dengan wanita."

Gladys tertawa saat mendengar cerita Clarissa.

"Apa jangan-jangan dia memang tidak selera dengan wanita." Seloroh Gladys.

"Normal kok kayaknya. Cuma ya dingin aja gitu."

"Mungkin dia pernah patah hati." Ucap Gladys.

Clarissa pun terdiam.

Gladys seperti teringat dengan seseorang. Lalu, ia tersenyum sendiri.

"Kenapa Kak?" Tanya Clarissa.

"Tidak apa-apa, hanya teringat tentang seseorang." Ucap Gladys.

"Siapa?" Tanya Clarissa penasaran.

"Ada, mungkin dia juga berada di Negara ini saat ini. Terakhir dia bilang dia akan pindah ke Negara ini, tetapi Kakak tidak tahu benar atau tidak."

"Oh ya? Apakah dia mantan kekasih Kakak?" Tanya Clarissa.

"Bukan, aku tidak mempunyai hubungan dengan nya. Hati ku hanya untuk Kakak mu. Hanya saja, dia mencintai aku. Dia hadir di saat yang tidak tepat. Itu saja " Ucap Gladys.

"Oh, pasti tampan ya?"

"Masih lebih tampan Kakak mu kok." Sahut Gladys sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Clarissa tersenyum, lalu ia ikut merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Ya sudah, sekarang Kakak istirahat. Besok kita cerita-cerita lagi. Aku besok libur."

"Ok." Sahut Gladys.

Lampu pun di padamkan oleh Gladys.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!