"Bonjour, comment ça va ?" (Red- selamat siang, bagaimana kabarmu?) Tanya Clarissa, saat ia mengunjungi ruangan Jio pada siang itu.
Jio menatap wajah Clarissa dengan seksama. Siang ini, Clarissa tidak menggunakan masker medis di wajahnya. Maka, Jio dapat menatap wajah Clarissa secara keseluruhan.
"Cantik." Ucap Jio.
"Apa?" Tanya Clarissa yang sempat mendengar Jio yang sedang bergumam.
"Baik." Ucap Jio.
"Oh, good." Ucap Clarissa.
Lalu, gadis itu menghampiri Jio dan memeriksa tensi darah Jio.
Clarissa menyingkap lengan baju pasien yang di kenakan Jio. Lalu, memasukan ban tensimeter ke lengan Jio.
Jio terus menatap Clarissa dengan wajah dinginnya.
Clarissa berusaha untuk profesional, ia tidak memperdulikan Jio yang terus menatap dirinya.
"Kurang normal tensi mu. Perbanyak makan." Ucap Clarissa sambil melepaskan ban tensimeter dari lengan Jio yang berotot.
Clarissa sempat menelan salivanya saat melihat lengan kekar Jio yang begitu menggoda nya. Lalu, ia tampak salah tingkah saat akan menyingkap baju Jio untuk memeriksa luka lelaki itu.
Clarissa menyingkap baju Jio dan melihat otot perut Jio yang begitu kokoh. Clarissa kembali menelan salivanya. Lalu, ia mencoba untuk tidak perduli dan mencoba melihat luka tersebut.
"Baik, tidak ada yang harus di khawatirkan." Ucap Clarissa.
"Aku bilang juga apa, aku baik-baik saja dan tidak ada yang perlu di khawatirkan. Aku mau pulang saja." Ucap Jio sambil beranjak dari ranjangnya.
Clarissa menahan tubuh Jio sambil menatap lelaki itu begitu dekat.
"Dasar anak bandel." Ucap Clarissa sambil menatap Jio dan mengangkat kedua alisnya.
Jio mengernyitkan dahinya. Lalu, ia kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
"Kau kan tetangga ku. Kalau ada apa-apa, aku bisa meminta pertolongan mu." Ucap Jio.
"Oh, begitu?" Sahut Clarissa sambil membereskan peralatan medisnya dan memberikan kepada perawat yang baru saja masuk kedalam ruangan itu.
"Kau tahu, di rumah aku bukan Dokter. Aku tidak perduli." Ucap Clarissa.
Clarissa sengaja mengatakan hal itu, agar Jio tidak bersikeras untuk pulang. Karena Jio harus di rawat maksimal tiga hari lamanya.
Clarissa menatap Jio, lalu ia tersenyum kecil kepada lelaki itu.
"Kecuali kau mau membayar ku dengan mengajak ku jalan-jalan di lain hari." Ucap Clarissa.
Jio mengangkat kedua alisnya saat mendengar ucapan Clarissa yang tak dapat ia percaya.
"Mempunyai kekasih tetapi masih menggodaku?" Gumam Jio di dalam hatinya.
Jio menyangka Kevin adalah kekasih Clarissa. Dan saat ini, Clarissa dan Kevin tinggal bersama seperti layak nya orang luar pada umumnya.
"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" Tanya Clarissa.
Jio tetap memandangi Clarissa tanpa perduli dengan pertanyaan gadis itu.
"Tidak mau ya sudah." Ucap Clarissa. Lalu, ia beranjak keluar dari ruangan Jio.
Clarissa yang berusaha jual mahal pun menjadi kesal sendiri, saat Jio membiarkannya keluar dari ruang perawatan lelaki itu.
"Ishhh..! Dasar laki-laki sombong..!" Gumam Clarissa yang tampak kesal dengan sikap Jio yang dingin.
Jio tertawa saat Clarissa keluar dari ruangannya. Lalu, ia menggelengkan kepalanya dan ia tak habis pikir tentang Clarissa.
"Dia mau mengajak ku jalan-jalan? apa dia sedang berusaha menjadikan aku selingkuhan nya? konyol..!" Gumam Jio.
..
Dreeeettt..! Dreeettt..!
"Allô." Sapa Clarissa saat ia sedang menikmati kopi sore nya di apartemen nya.
"Hah..!" Clarissa tampak terkejut saat seorang perawat melaporkan kepadanya bahwa salah satu pasiennya keluar dari rumah sakit tanpa persetujuan dirinya.
"Bagaimana mungkin?" Gumamnya.
Setelah menerima telepon itu, Clarissa pun beranjak ke apartemen Jio.
Clarissa menekan tombol apartemen lelaki itu berkali-kali. Tetapi, tampaknya Jio belum sampai di apartemen nya.
Clarissa pun menepuk dahinya, ia baru saja teringat bahwa Jio baru saja keluar dari rumah sakit. Sedangkan perjalanan dari rumah sakit ke rumahnya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit.
Clarissa pun berdiri di depan apartemen Jio sambil menunggu lelaki itu pulang.
Clarissa tampak sangat gelisah. Ia pun merasa tak sabar. Lalu, ia beranjak menuju lift.
Clarissa menekan tombol lift, lalu ia berdiri mematung sambil menunggu pintu lift itu terbuka.
Ting..!
Pintu lift itupun terbuka. Terlihat seorang lelaki dengan setelan Jas nya berdiri di dalam lift tersebut.
Clarissa menatap lelaki itu dengan gemas.
Tanpa ekspresi, Jio keluar dari dalam lift itu dan mengacaukan Clarissa.
"Kamu ini..! mengapa begitu keras kepala..!" Ucap Clarissa.
Jio terus berjalan dengan tenang tanpa menghiraukan Clarissa.
"Hei..!" Panggil Clarissa.
Jio tetap berjalan, seakan tidak ada Clarissa disana.
"Hei..! Aku berbicara kepadamu..!" Panggil Clarissa lagi.
Jio berhenti di depan pintu apartemen nya. Lalu, ia membuka pintu apartemen itu dengan card access nya.
"Hei Bodyguard..!" Teriak Clarissa.
Jio yang hendak melangkah masuk kedalam apartemen nya pun menghentikan langkahnya. Ia melirik Clarissa dengan wajahnya yang datar.
"Aku punya nama." Ucap Jio.
Clarissa pun terdiam. Lalu, ia berjalan mendekati Jio. Dengan cepat lelaki itu masuk dan menutup pintu apartemen nya tepat di depan wajah Clarissa.
Clarissa terdiam dan mengigit bibirnya sendiri. Ia merasa gemas dengan lelaki itu.
Clarissa menekan tombol bell apartemen Jio. Karena merasa di abaikan, Clarissa menekan tombol apartemen itu berkali-kali.
Merasa terganggu, Jio pun membuka pintu apartemen.
"Ada apa?" Tanya Jio yang sedang bertelanjang dada.
Clarissa terpana menatap Jio. Clarissa terus memperhatikan tubuh Jio yang begitu atletis.
"A-a-aku......"
"Kelamaan ngomongnya." Ucap Jio. Lalu, ia kembali menutup pintu apartemen nya.
Kini Clarissa hanya terdiam mematung di depan pintu Jio.
"Laki-laki freak..! Teriak Clarissa dari luar apartemen Jio.
Jio yang di dalam Hanya tersenyum sambil mengintip dari lubang intip yang ada di pintu apartemen nya.
Jio berjalan menuju sofanya. Sesekali ia meringis menahan rasa sakit yang di sebabkan luka di perutnya.
Jio merebahkan tubuhnya di atas sofa. Lalu, ia kembali menatap foto Gladys yang ia simpan di dompet nya.
"Apa kabar kamu hari ini? bila kamu tahu aku terluka, apakah kamu akan khawatir juga seperti kamu khawatir saat melihat Vino terluka?" Ucap Jio kepada foto Gladys.
"Aku tahu, kau sebenarnya sedikit mempunyai perasaan kepada ku Gladys. Aku dapat menangkapnya dari tatapan matamu. Tetapi, kau sungguh gadis yang setia. Kau menutup hati saat lelaki yang kau harapkan ternyata masih hidup." Ucap Jio lagi.
"Aku benar-benar merindukan kamu Gladys. Aku Rindu senyuman manis mu, tatapan tajam mu. Dan indahnya tawamu."
Jio memeluk foto Gladys yang selalu menemani kesendirian nya.
"Aku cinta kamu, mungkinkah kita akan bersatu?"
Air mata meleleh di sudut mata Jio. Walaupun Jio adalah seorang Bodyguard, Tetapi, Jio mempunyai hati yang begitu lemah dan kosong. Hal itulah yang membuat dirinya gampang sekali menangis bila menyangkut masalah hati.
Jio memejamkan matanya. Seperti biasa, foto Gladys ia taruh di dadanya dan menemaninya saat tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Euis Ummu Zain
badan Rambo hati hello Kitty atuh ya jio 😁
2021-04-18
6
Muh. Yahya Adiputra
move on donk gio,masih banyak kok wanita lain.
2021-04-09
1
fhayy
ikhlas kan cinta mu jio,,, karena ga dapat Gladys dapat iparnya aja 🤣🤣🤣
2021-03-10
1