Pagi ini, sinar mentari begitu hangat menyeruak masuk kedalam ruangan Jio. Jio yang tampak lebih baik dari kemarin, baru saja selesai membersihkan tubuhnya. Lelaki itu keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan celana panjang setelan Jas nya. Sedangkan kemeja dan Jas nya masih tergeletak di atas ranjang, belum di pakai oleh Jio. Jio yang sedang mengeringkan rambutnya membelakangi pintu masuk ruangan itu.
Sreekkkkk..!
Pintu ruangan Jio terbuka, Clarissa masuk dan menatap Jio yang menoleh kebelakang, mencari tahu siapa yang telah masuk ke ruangannya.
"Selamat pagi." Sapa Clarissa.
Jio diam saja, ia kembali mengeringkan rambutnya memakai handuk kecil.
"Selamat pagi." Sapa Clarissa lagi sambil menghentikan langkah kakinya di depan Jio.
Jio melirik Clarissa, lalu mengangguk dan menaruh handuk kecil yang lembab itu di atas ranjang.
Clarissa menatap Jio dengan gemas.
Jio meraih kemejanya dan memakainya, di susul dengan Jas nya yang berwarna hitam pekat.
Jio kembali melirik Clarissa yang menatapnya sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Ada apa?" Tanya Jio.
"Ini resep untuk mu. Di tebus dan di minum dengan rutin, sampai luka mu sembuh. Hari Senin depan kamu harus kontrol." Ucap Clarissa sambil menaruh secarik kertas di atas ranjang.
Lalu, ia beranjak keluar dari ruangan itu. Jio menatap secarik kertas yang bertuliskan resep di atasnya. Jio meraih kertas itu dan mengantonginya di saku Jas nya. Lalu, ia pun melangkah keluar dari ruangan itu.
Jio melangkah menuju apotek di rumah sakit itu. Lalu, ia memberikan resep itu kepada apoteker. Selang beberapa menit kemudian, Apoteker memberikan dirinya obat yang sesuai dengan resep dari Clarissa. Lalu, ia pun melangkah keluar dari rumah sakit itu.
Jio menghentikan sebuah taksi. Setelah taksi berhenti, Jio pun langsung masuk kedalam taksi tersebut dan meminta kepada supir tersebut untuk mengantarkan dirinya ke apartemen nya.
Jio termenung saat kembali mengingat Gladys. Cukup menjadi misteri baginya, mengapa Gladys berdiri di depan gedung apartemen nya. Ada keperluan apa Gladys hingga berada di sana pada malam itu.
Jio kembali risau saat mengingat Gladys dan betapa dirinya merindukan gadis itu. Jio membuka dompetnya dan memandangi foto Gladys. Ia mengusap foto itu dengan penuh perasaan.
"Aku berusaha melupakan dirimu. Tetapi, kenapa begitu berat." Ucap Jio.
Jio membuang pandangannya ke luar jendela. Taksi pun berhenti di lampu merah. Saat itu juga sebuah mobil mewah berhenti di samping taksinya. Jio pun terpana, saat melihat Gladys di dalam taksi itu. Ia juga melihat Gladys sedang tertawa bahagia bersama dengan lelaki yang duduk disampingnya. Jio berusaha melihat siapa lelaki yang sedang bersama dengan Gladys. Ya, dia adalah Vino. Gladys dan Vino terlihat sangat bahagia.
"Mereka? Apa yang mereka lakukan disini? Apa mereka sedang berbulan madu atau.......
"Atau mereka tinggal di gedung yang sama dengan ku?" Gumam Jio yang terus menatap Gladys dan Vino.
Lampu merah pun menyala. Mobil Vino dan Gladys langsung melesat begitu cepat. Sedangkan taksi yang di tumpangi Jio baru bergerak maju.
Jio pun langsung meminta supir taksi itu untuk mempercepat laju mobilnya dan mengejar mobil hitam yang melaju di depan mereka.
Vino terus memperhatikan mobil Gladys dan Vino. Ia juga menghafal nomor kendaraan mobil itu.
Mobil itu begitu cepat melaju, hingga taksi Jio tertinggal sangat jauh dan kehilangan jejak. Jio hanya mampu menghela napasnya dengan berat. Lalu, ia meminta supir taksi itu kembali ke tujuan awal, yaitu ke apartemennya.
Tiga puluh menit kemudian, Jio tiba di gedung apartemen nya. Ia pun membayar ongkos taksi dan berdiri di depan gedung itu. Ia mengira-ngira bila Gladys dan Vino juga tinggal di gedung yang sama dengan dirinya.
Setelah dua jam lamanya Jio menunggu, tetapi Vino dan Gladys tak tampak hadir di apartemen itu. Jio pun melangkah dengan gontai menuju lift di lobby apartemen itu. Lalu, ia pun naik menuju apartemennya.
...
Hari berganti, Jio sudah semakin pulih. Ia pun beranjak keluar apartemen nya. Jio berniat untuk pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhan sehari-harinya. Jio berjalan kaki menyusuri jalanan pada senja hari di Kota itu.
Jio berjalan beberapa blok hingga akhirnya ia sampai di supermarket tujuannya. Seperti kebanyakan pria single di Kota itu, Jio membeli bahan-bahan makanan yang akan ia masak sendiri untuk dirinya.
Saat semua kebutuhannya ia dapat, Jio pun beranjak ke kasir, untuk membayar semua barang yang ia beli. Jio memberikan debit card nya kepada kasir. Setelah selesai, ia pun beranjak keluar supermarket untuk kembali ke apartemennya.
Saat Jio keluar dari supermarket itu, Jio melihat Gladys yang hendak masuk ke dalam supermarket itu. Mereka saling bertatapan.
"Jio?"
"Nona Gladys."
Gladys tersenyum dan menatap Jio dengan tak percaya. Sedangkan Jio merasa akan menangis saat melihat gadis yang ia cintai dan ia rindukan kini berdiri di depannya.
"Nona." Sapa Jio lagi dengan suara yang tercekat.
"Tidak ku sangka, akhirnya kita bertemu disini." Ucap Gladys.
Jio mencoba untuk tersenyum. Ia menatap Gladys begitu dalam, ia mencoba menyampaikan kerinduannya kepada gadis itu dengan tatapan matanya.
Gladys berjalan mendekati Jio yang berdiri terpaku di depan pintu supermarket itu. Lalu, Gladys menghentikan langkahnya di depan Jio.
"Apa kabar?" Tanya Gladys sambil mengulurkan tangannya.
"Ba-baik." Ucap Jio sambil memindahkan paper bag nya ke tangan kirinya. Lalu, ia menjabat tangan Gladys begitu erat.
"Nona tinggal disini sekarang?" Tanya Jio.
Gladys mengangguk dan terus menatap Jio. Jio dapat merasakan kerinduan Gladys kepada dirinya.
"Apa kabar Tuan Vino?" Tanya Jio dengan suara yang bergetar.
Gladys melepaskan tangannya dari tangan Jio. Sekilas Jio menatap cincin pernikahan di jari manis Gladys.
"Dia baik." Ucap Gladys.
"Oh, syukurlah." Ucap Jio yang tampak semakin canggung setelah melihat cincin di jari manis Gladys.
"Oh iya, selamat atas pernikahan nya." Ucap Jio, sambil melirik cincin itu.
"Terima kasih." Ucap Gladys sambil tersenyum manis kepada Jio.
"Kamu tinggal dimana?" Tanya Gladys.
"Beberapa blok dari sini."
"Oh." Gladys kembali tersenyum dan menatap Jio.
"Nona tinggal di mana?" Tanya Jio.
"Kurang lebih tiga puluh menit dari sini."
"Kenapa Nona berbelanja disini? bukankah terlalu jauh?"
"Saya sengaja belanja disini. Disini jauh lebih lengkap." Ucap Gladys.
Jio mengangguk paham. Lalu, ia mencoba mencari sosok Vino di parkiran yang tak jauh dari pintu masuk supermarket itu.
"Vino? Dia tidak sedang bersama denganku. Dia sedang mengurus barang-barang dari apartemen ke rumah baru kami." Ucap Gladys.
"Oh begitu."
"Kamu sudah mau pulang ya?" Tanya Gladys.
"Hmmm, saya akan menemani Nona berbelanja." Ucap Jio.
Gladys tersenyum.
"Apakah boleh? Sekalian saya menjaga Nona." Ucap Jio sambil tersenyum canggung.
"Saya tidak mau membayar mu." Seloroh Gladys.
"No problem." Ucap Jio.
Gladys hanya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
Dengan bersemangat, Jio menitipkan belanjaannya ke penitipan barang. Lalu, ia mengiringi Gladys menyusuri lorong demi lorong. Mereka berbicara banyak hal selama Gladys berbelanja, hingga Gladys selesai berbelanja.
Merasa tidak cukup, mereka pun melanjutkan perbincangan mereka di coffe shop terdekat hingga malam menjelang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
susi 2020
😘🥰😍
2023-06-09
1
susi 2020
😍😍😍
2023-06-09
1
um 7098355
ksian jio brtpuk sblh tngan sadar jio jngan jd pembinor dia dah bhgia wlupun ada rasa sikit hehehehe sok tahu 😁😁😁
2021-12-13
1