"Ahhhhhhhh...! Aku capek sekali." Gumam Clarissa saat ia berada di dalam lift yang membawanya naik ke lantai unit apartemen nya.
Hari ini Clarissa sangat sibuk dengan aktivitas nya di rumah sakit tempat dirinya bekerja. Terutama karena adanya kecelakaan lalulintas, tabrakan beruntun yang terjadi pada siang hari tadi. Ruang UGD jadi penuh pasien, karena kecelakaan itu memakan korban luka-luka sebanyak sepuluh orang, termasuk pejalan kaki.
Ting!
Pintu lift pun terbuka. Clarissa langsung melangkah untuk keluar dari lift tersebut.
Brukkkkk!
Clarissa menabrak tubuh seseorang yang baru saja hendak masuk kedalam lift tersebut.
"Je m’excuse !" Ucap Clarissa, ia meminta maaf kepada orang yang telah ia tabrak.
Clarissa memunguti satu persatu buku dan tas nya yang terjatuh di atas lantai. Setelah itu, Clarissa berdiri dan menatap orang yang baru saja ia tabrak.
"Hah!" Seru nya.
Jio menatap Clarissa dengan tatapan yang dingin.
Clarissa menundukkan wajah nya, lalu dengan cepat ia melangkah menuju pintu apartemen nya.
Lelaki itu hanya menatap Clarissa yang tampak terburu-buru meninggal dirinya yang telah di tabrak oleh gadis itu.
Jio hanya menggelengkan kepalanya dan melangkah masuk kedalam lift yang sudah menunggu nya.
"Aduhhhhh...! bertemu dia lagi, dia lagi. arghhhhh!" Gumam Clarissa sambil merogoh tas nya untuk mencari kartu kunci apartemennya.
"Hah! duh, sial..!" Gumam Clarissa lagi.
Lalu, ia menyenderkan punggung nya di pintu apartemen nya sambil mengacak-acak rambut nya dengan panik.
"Itu kartu ada dimana? kok bisa hilang? malah Kevin sedang ke luar Kota pula. Terus, aku masuk pakai apa dong?" Gumam Clarissa.
Clarissa mencoba mengingat-ingat dimana kartu apartemen nya tercecer.
"Apa ketinggalan di dalam ya? Apa di locker? Aduh gimana dong?" keluh Clarissa yang tampak sangat panik. Saking panik nya ia mondar-mandir di depan pintu apartemen nya.
Dua jam kemudian, Jio yang baru saja dari supermarket menatap Clarissa yang sedang terlihat panik di depan pintu apartemen nya.
"Dia kenapa?." Gumam Jio saat melihat Clarissa masih di depan pintu apartemennya setelah dua jam lebih saat terakhir kali ia bertemu dengan Clarissa.
Jio melewati gadis itu tanpa melirik nya sedikitpun. Sedangkan Clarissa menatap Jio dengan mengerutkan keningnya.
Clarissa terus menatap Jio hingga lelaki itu masuk kedalam apartemen nya. Clarissa mengerutkan dagu nya dan duduk di lantai, tepat di depan pintu apartemen nya. Lalu, ia menenggelamkan wajahnya di antara kedua lutut nya.
"Duh, bodohnya aku." Sesal Clarissa.
Ia merogoh ponselnya dari dalam tas, ia berniat untuk menghubungi Vino dan meminta untuk di jemput. Tetapi, lagi-lagi nasib sial menghampiri nya. Baterai ponselnya habis dan tak bisa menyala.
"Duhhhhhh!" Clarissa semakin panik. Hari sudah cukup malam untuk keluar dan sangat berbahaya bila ia keluar sendirian. Selain wajah nya yang tidak seperti orang lokal, tingkat kejahatan di malam hari pun lumayan menggila di Negara itu.
Clarissa hanya bisa pasrah dan bersender di daun pintu apartemen nya.
Kruyukkkkk! kruyuuuukkk!
"Duh laparrrrrr..!" Gumam Clarissa.
..
Jio menaruh paper bag nya di atas meja makan. Lalu, ia mengeluarkan belanjaan nya dan memasukan nya kedalam kulkas dan menyisakan beberapa belanjaan nya di atas meja dapur untuk Jio olah untuk makan malam nya.
Jio pun mulai menyiapkan bahan-bahan untuk dimasak, setelah itu ia mulai bersiap-siap untuk memasak.
Ting! Tong!
Terdengar seseorang menekan tombol bell apartemen Jio. Jio yang hendak mulai memasak berhenti sejenak dan berpikir siapa yang datang ke apartemen nya malam-malam seperti ini. Sedangkan ia belum ada kenalan dekat di Negara ini.
Ting! Tong!
Bell apartemen nya berbunyi kembali. Dengan malas, Jio beranjak ke pintu depan apartemen nya.
Setelah sampai di depan pintu, Jio melihat dari monitor siapa orang yang bertamu ke apartemen nya. Jio mengeryitkan dahinya saat melihat wajah Clarissa disana.
"Dia? ngapain dia kesini?" Gumam Jio.
"Ah, dia bukan urusan ku." Gumam Jio, lalu lelaki itu mengabaikan Clarissa dan kembali menuju ke dapur nya.
Ting! Tong! Ting! Tong! Ting! Tong!
Dengan tidak sabar, Clarissa menekan tombol bell apartemen Jio berkali-kali.
Jio menghela napas nya dan mendengus kesal.
"Apa sih!" Gumam nya, sambil beranjak ke depan pintu dan membuka pintu apartemen nya dengan kesal.
Cklekkk!
Jio membuka pintu apartemen dan menatap Clarissa dengan wajah yang kesal.
"Hai." Sapa Clarissa.
"Ada apa?" Tanya Jio sambil menahan rasa kesal nya.
"Boleh numpang makan?" Tanya Clarissa sambil menundukkan wajahnya.
"Numpang makan?" Tanya Jio sambil memandangi Clarissa dengan tak percaya.
"Aku kehilangan card accses ku, aku tidak bisa masuk ke apartemen ku." Ucap Clarissa.
"Kau bisa menghubungi kekasih mu." Ucap Jio sambil hendak menutup pintu apartemen nya.
"Tinggu! tunggu! Kekasih?" Tanya Clarissa sambil menahan pintu apartemen Jio.
"Iya, kekasih mu yang waktu di depan lift itu." Ucap Jio.
Clarissa memutar bola matanya sambil mencoba berpikir siapa yang di maksud oleh Jio.
"Astagaaaaaa...! Itu Adik ku. Justru dia tidak pulang malam ini. Dia sedang di luar Kota." Ucap Clarissa.
Jio menatap Clarissa yang memandang dirinya dengan puppies eyes. Tatapan Clarissa benar-benar membuat dirinya merasa tidak tega. Lalu, Jio membuka pintu apartemen nya lebar-lebar.
"Aku boleh masuk?" Tanya Clarissa.
"Boleh, asal jangan merepotkan ku." Ucap Jio.
Clarissa pun tersenyum dengan manis, lalu ia masuk kedalam apartemen Jio.
Jio menghela napas nya sambil menutup pintu apartemen nya.
"Masuk dan duduk di sana." Ucap Vino sambil menunjuk sofa ruang tamunya.
"Terima kasih." Ucap Clarissa sambil membungkukkan badannya.
Jio kembali ke dapur yang berada tepat di sebelah ruang tamu apartemen itu. Jio menatap Clarissa, gadis itu tampak kikuk dan melihat kesekeliling ruang tamu Jio.
"Kau tinggal sendirian?" Tanya Clarissa.
Jio mengangkat tangan nya dan menatap Clarissa dengan tatapan tajam.
"Kita tidak saling mengenal, jangan banyak bertanya." Ucap Jio.
Clarissa menutup mulut nya rapat-rapat. Lalu, menundukkan pandangannya.
Jio membuka kulkasnya dan mengambil tambahan bahan makanan yang akan ia masak untuk tamu yang tak di undang nya itu.
"Ada yang bisa aku bantu?" Tanya Clarissa.
"Cukup diam, duduk disana dan jangan menyentuh apapun." Ucap Jio.
"Sombong..!" Gumam Clarissa.
"Apa?" Tanya Jio yang mendengar Clarissa bergumam tidak jelas.
"Ah, tIdak apa-apa." Ucap Clarissa.
Jio mulai memotong-motong sayuran dan beberapa bahan yang lainnya. Setelah itu ia mulai memasak. Aroma masakan Jio begitu menggoda. Perut Clarissa pun menjerit-jerit seiring bunyi suara kuah sayur yang mendidih.
Angan Jio kembali kepada Gladys. Gladys begitu kuat menguasai pikirannya.
Prang...!
Clarissa terkejut saat melihat Jio menyenggol piring kaca yang kini sudah hancur berkeping-keping di atas lantai.
"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Clarissa sambil membantu Jio memunguti pecahan kaca di atas lantai.
"Ya." Sahut Jio yang tampak sedang tidak berkonsentrasi.
"Apa yang kamu rasa? apa perutmu sakit lagi? atau kau pusing?" Tanya Clarissa.
"Tidak."
"Lalu?" Tanya Clarissa dengan wajah yang khawatir.
Jio menatap Clarissa dengan lekat. Ia tidak tahu Clarissa benar-benar peduli atau hanya karena Clarissa seorang Dokter saja.
"Ah...!"
Clarissa tergores pecahan kaca. Darah segar mengalir di ujung jarinya.
"Maaf," Ucap Clarissa.
"Dokter mana yang ceroboh?" Ucap Jio sambil meraih tisu dari atas meja.
Clarissa menatap Jio dengan seksama.
"Di balik sikapnya yang dingin, ternyata dia masih punya rasa peduli." Gumam Clarissa di dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘🥰
2023-06-09
1
um 7098355
ntar pas d tnggal ma clarissa jdi prjaka tua lho. jio. lpain gladys dia dah bhagia ma ka2,a clarrSA. 😁😁
2021-12-13
1
Komisah Izah Izah
mantap thor aq suka dgn karya mu...jelas...😁😁
2021-06-06
4