Dreeettt..! Dreeettt..!
ponsel Clarissa berbunyi saat ia baru saja tiba di rumah Gladys dan meluruskan pinggangnya yang terasa pegal karena seharian berjalan-jalan bersama Gladys.
Dengan malas, Clarissa beranjak dari ranjangnya dan berjalan menuju meja kecil yang berada di dalam kamar Gladys. Lalu, ia membuka tas tangan nya dan meraih ponsel itu dari dalam tas tersebut.
Clarissa mengerutkan keningnya saat melihat nomor yang tak dikenalnya mengirimkan sebuah pesan untuknya. Ia pun bergegas untuk membaca pesan tersebut.
Hai cantik, ini aku Felix. Save nomorku ya.
Clarissa tersenyum dan membalas pesan tersebut.
Ok Felix
Lalu, ia mengirimkan pesan tersebut kepada Felix.
Clarissa berjalan sambil menenteng ponselnya ke arah dapur. Di dapur, ia melihat Gladys yang sedang membuat segelas kopi.
"Kau mau kopi?"
Clarissa tersenyum dan mengangguk.
"Ok, aku buatkan ya." Ucap Gladys.
Clarissa kembali mengangguk dan duduk di meja makan.
Dreettt..! Drettt..!
Ponsel Clarissa pun kembali berbunyi. Gadis itu pun menatap layar ponselnya dan membaca balasan pesan dari Felix.
Hai Clarissa, apakah kamu punya waktu untuk ku akhir pekan depan? aku ingin mengajak mu makan malam. Aku harap kamu bersedia, karena aku ingin mengenal kamu lebih jauh.
Clarissa terdiam dan termenung sejenak.
"Ada apa?" Tanya Gladys yang beranjak duduk di depan Clarissa dengan membawa dua gelas kopi panas.
"Felix mengajak ku makan malam weekend minggu minggu depan." Ucap Clarissa.
Gladys tersenyum dengan mata berbinar.
"Bagus dong." Ucap Gladys.
Clarissa hanya tersenyum kecil dan meraih gelas kopi nya.
"Itu tandanya dia sangat menyukai kamu." Ucap Gladys.
"Iya kah?" Tanya Clarissa sambil menyeruput kopi nya.
Gladys mengangguk dengan bersemangat.
"Aku jadi malu."
Pipi Clarissa bersemu merah dan kembali menaruh gelas kopinya di atas meja.
"Apa kau juga menyukainya?" Tanya Gladys penasaran.
"Hmmm, kami baru saja dua kali bertemu. Untuk menyukai aku rasa belum. Tetapi....."
Mata Clarissa menerawang kosong. Ia kembali teringat sosok Jio yang begitu mengusik hari-harinya.
"Tetapi apa?" Tanya Gladys.
"Tetapi, aku rasa aku menyukai lelaki dingin itu." Ucap Clarissa.
Gladys tertawa lebar, lalu ia menatap Adik iparnya itu lekat-lekat.
"Kau tau, kadang kita tidak benar-benar paham dengan perasaan kita sendiri. Lelaki dingin itu seperti tidak perduli denganmu. Bagaimana kalau kamu menerima tawaran Felix dan mengenal dia lebih jauh, mana tahu dia adalah lelaki yang menyenangkan." Ucap Gladys.
"Dan.... aku rasa Felix memang lelaki yang menyenangkan, selain itu dia sangat tampan dan mapan. Sangat sesuai dengan mu yang seorang Dokter cantik." Sambung Gladys lagi.
Clarissa terdiam, lalu tersenyum dengan ragu.
"Jadi begitu?"
Gladys mengangguk dan membenarkan pendapat nya.
Gladys kembali menatap layar ponselnya.
"Coba saja, kan hanya makan malam." Ucap Gladys.
Clarissa kembali tersenyum dan mengangguk dengan ragu.
"Baiklah." Ucap nya.
Lalu, Clarissa pun membalas pesan dari Felix.
Ya, aku bersedia.
Lalu, Clarissa pun mengirimkan pesan tersebut kepada Felix.
...
Felix yang tampak gelisah menatap ponselnya yang berada di atas meja kerjanya. Ia menunggu jawaban dari Clarissa yang tak langsung membalas pesan darinya.
Felix menggigit bibirnya sendiri dan memainkan ballpoint yang terselip di antara jari jemarinya.
"Mengapa lama sekali ia membalas pesanku? Apakah dia berniat untuk menolak ku?" Gumam Felix.
Felix menghela napasnya dan melirik arlojinya. Lalu, ia pun beranjak dari duduknya, mengantongi ponselnya dan bergegas untuk pulang.
Felix membuka pintu ruangannya dan menatap Jio yang sudah bersiap untuk mendampingi dirinya.
Felix tersenyum ramah dan berjalan mendahului Jio dan satu orang Bodyguard lain nya.
Jio mengikuti langkah kaki Felix dan mengiringi lelaki berusia 30 tahun itu.
Felix adalah lelaki tampan yang sangat ramah, ia adalah anak satu-satunya dan kaya raya. Felix mempunyai tubuh yang tinggi dan sangat atletis.
Felix mempunyai sepasang mata yang sangat indah berwarna hijau. Serta rambut yang berwarna cokelat dengan model pompadour fade bertekstur, menambah pesonanya yang membuat wanita manapun sangat tergila-gila kepadanya.
Jio membukakan pintu untuk Felix. Lalu, setelah Felix masuk kedalam mobil, Jio pun menyusul dan duduk di samping Felix di kursi penumpang.
Dreeettt..! Dreeettt..!
Ponsel Felix berbunyi saat mobil baru saja di jalankan oleh supir pribadi Felix. Lelaki itu pun merogoh saku Jas nya dan membaca pesan yang baru saja ia terima dengan bersemangat.
Tampak senyum mengembang di wajah Felix. Lalu, ia pun membalas pesan tersebut.
Jio melirik Felix yang tampak sangat bahagia dan membalas pesan itu dengan bersemangat. Lalu, Jio kembali menatap ke depan.
"Kau tahu? dia menerima undangan makan malam ku..!" Seru Felix sambil mengantongi kembali ponselnya.
"Selamat.." Ucap Jio sambil tersenyum.
Felix menepuk bahu Jio dan tersenyum dengan semringah.
Flashback on
Felix yang sedang makan malam di sebuah restoran mewah yang terletak di pilar selatan menara Eiffel, melihat segerombolan wanita cantik yang sedang makan malam di restoran yang sama, tak jauh dari mejanya.
Mata Felix tertuju kepada seorang gadis yang memakai gaun berwarna grey terang tak berlengan dengan bahan yang tampak berkilau dan high heels berwarna putih yang semakin membuat gadis itu terlihat lebih menarik. Rambut gadis itu tampak di gulung dengan rapi dan riasan wajah yang tampak sederhana tetapi membuat dirinya semakin terlihat berbinar.
Felix benar-benar terpesona dengan nya. Gadis itu benar-benar seperti bintang yang bersinar di antara gadis lainnya. Felix benar-benar penasaran, hingga akhirnya ia pun menuliskan sebuah pesan untuk gadis itu yang ia titip kan kepada salah satu pegawai di restoran itu.
Gadis itu menoleh kepadanya saat pegawai restoran memberikan catatan itu. Lalu, gadis itu pun tersenyum manis dan membalas pesan tersebut dengan memberitahukan namanya.
Kini, Felix pun tahu. Nama gadis itu adalah Clarissa. Saat Felix ingin menghampiri Clarissa, tampak para wanita itu terlihat sibuk dengan meniup lilin ulang tahun salah satu teman Clarissa.
Felix pun merasa tak enak hati bila ia mengganggu Clarissa. Maka ia kembali menitipkan nomor ponselnya kepada pegawai restoran itu untuk Clarissa sebelum ia beranjak pergi meninggalkan restoran itu untuk meeting bersama client nya.
Entah mengapa, Clarissa tidak pernah menghubungi dirinya. Ia pun merasa penasaran dengan gadis itu. Bayangan gadis itu selalu mengisi hari-hari nya yang membuat ia menyesal karena tidak bertanya nomor ponsel gadis itu.
Flashback off
Kini, hati Felix begitu bahagia. Pertemuan yang tidak di sengaja, membuat harapan nya tumbuh kembali. Ia benar-benar ingin mengenal gadis itu lebih jauh. Ia benar-benar terpesona dengan mata indah dan senyuman gadis yang terlihat polos itu.
Felix kembali tersenyum, ia merasa tidak sabar untuk segera bertemu dengan Clarissa pada minggu depan nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-06-09
1
susi 2020
🤭🤭🤭
2023-06-09
1
Suri Hadassa
yuk singgah di karyaku Thor"buka hati"
thx
2021-04-24
2