Sudah seminggu Jio dan Clarissa tidak pernah bertemu lagi. Walaupun mereka bertetangga, tetapi mereka tidak pernah bertukar nomor ponsel. Sehingga, mereka berdua tidak pernah berkomunikasi melalui pesan ataupun telepon. Begitulah kisah rumit dari dua insan tersebut, walaupun seperti itu, mereka berdua diam-diam saling memikirkan.
Sejak kejadian dirinya mabuk, tak sadar, Jio mulai memikirkan Clarissa. Gadis itu terus menari di angannya. Tanpa bisa ia usir dan tanpa bisa ia batasi.
Begitupun Clarissa yang memang selalu memikirkan Jio, terlebih saat ia pulang dari rumah Gladys dan Vino. Clarissa tidak pernah berjumpa dengan Jio. Beberapa kali Clarissa mampir ke apartemen Jio, tetapi tampaknya lelaki itu tidak pernah ada di apartemennya.
Sejak bekerja dengan Felix, Jio selalu pulang larut malam. Sejumlah kegiatan sehari-hari Felix sangatlah padat. Terkadang Felix menahan nya hanya untuk menjadi teman cerita dan mengungkapkan isi hati lelaki itu.
Felix banyak bercerita kepada Jio, karena menurut lelaki itu, Jio adalah teman baru yang berpotensi untuk menjadi sahabat karibnya. Felix selalu bercerita betapa ia sangat ingin menikah dan memiliki anak dari seorang wanita yang sedang ia dekati dan juga Felix bercerita tentang pekerjaan serta kehidupannya yang terasa sangat membosankan.
Jio adalah pendengar yang baik. Walaupun Jio cukup pendiam dan dingin, ia selalu berusaha menjadi teman dan pendengar yang tanpa memotong cerita dari orang yang telah mempercayai cerita pribadinya kepada Jio. Tidak hanya dengan Felix, sudah banyak client Jio yang menganggap dirinya sahabat dan pendengar yang baik.
Jio tidak pernah keberatan dengan itu semua, walaupun waktunya banyak tersita di luar pekerjaan profesionalnya. Jio berusaha selalu memberikan yang terbaik untuk para client nya yang telah berbaik hati memperkerjakan dirinya.
"Kau tahu, besok aku jadi bertemu dengan gadis impianku. Aku ingin kau ikut dan menilai dirinya untuk ku." Ucap Felix di sela-sela makan malam mereka berdua di rumah Felix.
Jio tersenyum dan menaruh sendok dan garpu nya di atas piring.
"Baiklah." Ucap Jio sambil meraih air mineral yang terletak di sisi kiri nya.
"Kau teman ku sekarang, dia orang Indonesia juga. Aku rasa dia bisa menjadi teman yang asik untuk kita berdua." Ucap Felix.
Jio tersenyum dan mengangguk setuju.
Makan malam itu berakhir pada pukul delapan malam. Karena besok akhir pekan, Jio pun di persilahkan pulang untuk beristirahat sampai esok hari dan bertemu lagi besok, pada pukul lima sore untuk mendampingi Felix makan malam bersama calon kekasih Felix.
Jio yang kini sudah di pinjamkan mobil oleh Felix, bergegas pulang. Ia tampak kelelahan dan ingin segera tiba di apartemennya dan beristirahat.
Satu jam kemudian, tibalah Jio di apartemennya. Ia memarkirkan mobil nya di basemen gedung apartemen itu. Lalu, segera turun dan berjalan menuju lift.
Setiap menuju lift, Jio selalu teringat akan Clarissa. Gadis manis yang ceroboh. Jio selalu tersenyum saat dirinya berada di dalam lift tersebut.
"Kau, ck..!" Gumam Jio sambil tersenyum.
Ting..!
Lift berhenti di lantai sepuluh gedung apartemen itu. Lalu, Jio pun melangkah keluar menuju apartemennya. Saat ia berada di lorong itu, ia melihat Clarissa yang berdiri di depan pintu apartemennya.
Degggg..!
Entah mengapa hati Jio berdegup kencang saat melihat Clarissa si gadis manis yang ceroboh itu.
Clarissa menoleh kepadanya dan tersenyum dengan manis. Sedangkan Jio berusaha bersikap biasa saja tanpa membalas senyuman gadis itu.
"Ternyata kau baru pulang, pantas saja aku membunyikan bell apartemen mu berkali-kali dan tak kunjung kau bukakan. Tenyata kau baru saja tiba." Ucap Clarissa saat Jio berdiri di hadapannya.
Jio menatap Clarissa dengan wajah yang dingin.
"Ada apa?" Tanya Jio dengan nada suara yang datar.
"Hmmm, aku merindukan mu. Apa kabar kamu? dan apakah kamu merindukan ku?" Ucap Clarissa sambil tersenyum menggoda Jio.
Jio menatap kedua mata indah Clarissa. Lalu, ia beranjak membuka pintu apartemennya.
"Jadi, kau bertanya kabarku atau bertanya tentang aku merindukan mu atau tidak?" Tanya Jio sambil membuka pintu apartemennya, lalu ia melangkah masuk kedalam apartemennya tanpa mempersilahkan Clarissa untuk masuk.
"Hmmmm, tentu saja dua-duanya." Ucap Clarissa yang ikut masuk kedalam apartemen Jio.
Jio membalikan tubuhnya dan menatap Clarissa dengan seksama.
"Apakah aku menyuruhmu untuk masuk?"
"Kau tidak menutupnya dan anggap saja kau akan mengajak ku menikmati kopi, sebagai ucapan terimakasih karena aku telah membereskan apartemen mu saat kau mabuk." Ucap Clarissa sambil tersenyum penuh kemenangan.
Jio menatap Clarissa dengan tak percaya. Lalu, ia melangkah mendekati Clarissa.
"Buat sendiri." Ucap nya sambil beranjak ke arah kamarnya.
Clarissa tersenyum geli, ia merasa puas sekali melihat Jio yang kesal kepadanya.
"Baiklah..." Ucap Clarissa sambil beranjak ke dapur.
Jio menutup pintu kamarnya dan menatap Clarissa dari monitor CCTV di kamarnya. Lalu, ia tersenyum kecil dan beranjak ke kamar mandi untuk membilas tubuhnya yang terasa lengket.
Setengah jam kemudian, Jio keluar dari kamarnya dan beranjak menuju ruang tamu apartemennya. Ia melihat Clarissa yang berdiri di balkon apartemen nya sambil menikmati kopi.
Jio menatap Clarissa dari belakang dan ia pun menghampiri Clarissa.
"Mana kopi untukku?" Tanya Jio.
Clarissa menoleh dan tersenyum kepada Jio.
"Itu."
Clarisa menunjuk segelas kopi yang terletak di atas meja beranda.
"Terima kasih."
Jio pun duduk di kursi yang berada di balkon apartemennya dan terus menatap Clarissa dari belakang gadis itu.
"Kabar ku baik," Ucap Jio yang bermaksud untuk menjawab pertanyaan Clarissa saat di depan pintu apartemennya tadi.
Clarissa menoleh dan tersenyum kepada Jio.
"Dan?" Tanya Clarissa.
"Itu saja." Jawab Jio sambil menyeruput kopinya dan membuang pandangannya ke hamparan lampu pemandangan dari balkon apartemennya.
Clarissa mengerutkan dagunya, lalu ia beranjak duduk di samping Jio.
"Tidakkah kamu merindukan ku?" Tanya Clarissa.
Jio melirik Clarissa, lalu ia tersenyum kecil dan kembali membuang pandangannya.
"Kau merindukanku, hanya saja kau tak mau mengakuinya." Ucap Clarissa.
Jio menoleh kepada Clarissa dan membulatkan bola matanya.
"Oh ya? Apa kau ini cenayang atau mirip seperti itu?" Tanya Jio dengan wajah yang tampak serius.
Clarissa membalas tatapan Jio dan tampak sedang berpikir.
"Hmmmm, bisa jadi." Ucap Clarissa sambil menaruh gelas kopinya.
Jio mengangkat kedua alisnya dan menggelengkan kepalanya.
"Hebat sekali."
"Berarti benar?" Tanya Clarissa.
"Maksudku, hebat sekali kau berbohong nya." Ucap Jio sambil tertawa lebar.
Clarissa terpana saat melihat tawa yang menghiasi wajah Jio.
"Kau semakin tampan bila tertawa seperti itu." Ucap Clarissa dengan tatapan yang terpesona saat melihat Jio.
Jio kembali merapatkan bibirnya dan membuang pandangannya.
"Setelah kopi mu habis, pergilah. Aku sangat lelah. Besok aku ada acara." Ucap Jio sambil beranjak dari duduknya.
Clarissa terdiam, ia tidak mengerti mengapa dengan sekejap Jio bisa berubah sikap kepadanya. Clarissa menatap punggung Jio yang berjalan menuju kamarnya. Lalu, tak lama kemudian, terdengar pintu kamar Jio di tutup dengan rapat.
Clarissa menghela napasnya dan beranjak dari duduknya dengan membawa dua gelas bekas kopi ke arah dapur. Lalu, Clarissa pun mencuci gelas itu dan pergi dari apartemen Jio.
Jio yang menatap Clarissa dari monitor CCTV nya pun mengusap wajahnya dengan gusar.
"Apakah aku telah membuat dirinya terluka?" Gumam nya.
"Hmmm, padahal tadi aku ingin berbincang kepadanya. Aku ingin bertanya tentang apa yang terjadi saat aku mabuk dan di kamar bersamanya. Tetapi, mengapa diriku terus menolak untuk akrab dengannya? Apakah ini karena kau Gladys? Aku masih mengharapkan dirimu sehingga aku tidak bisa membuka hati dengan siapa pun..!" Batin Jio.
Jio pun terduduk di tepi ranjangnya dan terus menyesali sikap nya kepada Clarissa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
susi 2020
😍😍😔
2023-06-09
1
susi 2020
🤔🤔
2023-06-09
1
🧸Syasha🔖
"Dan Aku Merindukanmu" harusnya jawabannya begitu kan? haish gengsinya gede amat bang.
2023-01-28
1