Yi Changyin membereskan beberapa piring dan mangkuk bekas makan malam mereka. Keahlian dalam membersihkan rumah, Yi Changyin dapat menguasainya. Selama di klan rubah, dia di perlakukan sebagai pembantu oleh Feng Chao. Tapi Yi Changyin meraih manfaat dari hal ini. Dia bisa melayani tuannya dengan baik tanpa takut tangannya akan terasa kasar.
Xuan Chen melihat kerja keras Yi Changyin dari kejauhan. Dia dahulu mengira kalau rubah adalah siluman jahat yang penuh tipu muslihat. Tapi setelah melihat ketulusan Yi Changyin, prasangka nya ini menjadi tidak berguna. Di dunia ini, banyak yang kita anggap tidak baik, padahal kenyataannya sangatlah baik.
Dapur itu sudah bersih kembali setelah beberapa kekacauan yang di buat Yi Changyin. Untung saja masakannya enak, tidak sia-sia dia mengacaukan dapur milik orang. Bahkan gadis itu menyegel Xuan Chen di kursi rodanya, supaya pria itu tidak datang membantu.
Yi Changyin selesai melakukan semua tugasnya, dia menghampiri Xuan Chen yang terkunci di kursi rodanya. Bukannya membebaskan, Yi Changyin malah tertawa terbahak-bahak.
"Yang mulia.. kau begitu menurut." Ujarnya di sela-sela tertawa. Entah apa yang lucu.
'Kau tidak mau melepaskanku?' Tanya Xuan Chen sambil berusaha melepaskan ikatan tali tak kasat mata di tubuhnya.
"Mengapa kau begitu bersusah payah?" Yi Changyin mengibaskan tangannya, seketika tubuh Xuan Chen tidak terasa terikat oleh sesuatu lagi. Gadis itu seperti sedang mempermaikannya.
"Yang mulia, kau cepat tidur.." Ujar Yi Changyin lagi sambil mengibaskan tangannya. Sosok Xuan Chen menghilang dari kursi roda, beralih menjadi duduk di atas kasurnya.
Tanpa berkata-kata, Yi Changyin segera melepaskan kaus kaki dan jubah Xuan Chen. Pria itu hanya diam tak berkutik melihat tingkah laku Yi Changyin yang secepat kilat itu. Bahkan yang lebih mengejutkan, Yi Changyin mendorong Xuan Chen hingga terbaring. Lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh pria itu.
"Selesai!" Seru Yi Changyin sambil merenggangkan otot-ototnya.
'Terimakasih..' Ucapan terimakasih itu mengiang di benak Yi Changyin, membuat gadis itu terkekeh pelan.
"Itu sudah menjadi kewajibanku.."
'Tidurlah..'
Yi Changyin sudah lelah, lagipula tidak ada lagi pekerjaan yang harus dia kerjakan. Dia segera merubah tubuhnya menjadi seekor rubah dan melompat ke atas kasur. Lalu Yi Changyin tidur melingkar di samping Xuan Chen.
Tiba-tiba tangan Xuan Chen mengangkatnya, membuat Yi Changyin membuka matanya sambil memekik. Tanpa di duga, pria itu meletakkan Yi Changyin di atas dadanya.
'Tidurlah di sini..'
Tanpa berfikir lagi, Yi Changyin segera melingkarkan tubuhnya di atas dada Xuan Chen. Biarkan bulu-bulu halus itu menghangatkan tubuh tuannya dalam kedinginan malam.
.......
.......
.......
Matahari kembali hadir menghangatkan bumi, menyinari atap-atap di setiap penjuru dunia. Pohon persik di halaman rumah Xuan Chen terlihat segar di terpa sinar matahari. Beberapa bunga turut menemani keindahan halamannya.
Seorang gadis dan dua orang kasim datang ke halaman tersebut. Tampak dua kasim itu membawa tumpukan buku dan gulungan. Mulai dari yang tipis dan tebal, kecil dan besar, kedua kasim itu mengangkutnya. Sementara Xuan Rong yang memimpin perjalanan mereka hanya membawa dua buku saja.
Saat hendak membuka pintu, tiba-tiba seseorang mendahuluinya dari dalam. Tampak kepala Shen Lan menyembul dari dalam membuat Xuan Rong sedikit tersentak.
"Kau mengagetkanku!" Seru Xuan Rong tidak terima. Tangannya melambai kebelakang, memberi tanda pada kedua Kasim untuk mundur beberapa langkah. Kedua Kasim itu hanya menurut, tidak berani menguping pembicaraan tuan putri mereka.
"Kau tidak boleh masuk." Ujar Shen Lan dengan datar, tanpa memperdulikan kemarahan Xuan Rong.
"Memangnya kenapa?" Tanya Xuan Rong penasaran.
"Ini bukan untuk di lihat anak kecil." Jawab Shen Lan.
"Bukan untuk anak kecil?" Gumam Xuan Rong. Tiba-tiba ekspresinya berubah mengerikan. "Siapa yang kau bilang anak kecil?!!"
"Umurmu tiga belas tahun kan?" Shen Lan mendengus. "Jangan bertindak tidak sopan pada mereka berdua yang lebih tua darimu!"
Xuan Rong berdecak kesal. Dia menatap Shen Lan dengan jengkel. Terutama melihat wajahnya yang tiada emosi sedikitpun. Xuan Rong menghentakkan kakinya, mendorong Shen Lan dan memaksa masuk tubuhnya.
Betapa terkejutnya Xuan Rong saat melihat pemandangan di depannya. Xuan Chen yang sudah terbangun terbelalak melihat adiknya menerobos masuk. Posisinya bersama Yi Changyin ini.. sangat memalukan.
Yi Changyin suka keenakan jika sedang tertidur. ketika malam hari Yi Changyin tidak sengaja mengubah wujudnya kembali menjadi manusia. Hingga sesuatu yang menindih badan Xuan Chen lebih berat dan tidak memiliki bulu sehalus sutra.
Xuan Chen tidak berkutik, dia tidak berani membangunkan Yi Changyin. Terakhir kali Xuan Ye datang dan membangunkannya, dia menjadi murka. Xuan Chen tidak mau hal ini terulang. Dia hanya bisa sabar menunggu benda besar ini terbangun.
"Dewi rubah.." Saat Xuan Rong hendak membangun Yi Changyin dengan tangannya, Xuan Chen menghentikan tangannya. Pria itu menggeleng pertanda kalau Xuan Rong tidak boleh membangun rubah yang sedang tertidur ini.
"Kau tidak boleh membangunkannya secara paksa. Atau kau akan di gigit." Sahut Shen Lan sambil menatap pemandangan itu dengan datar.
"Tapi.. kapan Dewi rubah akan bangun?" Xuan Rong mengeluh.
"Kau tidak perlu memanggilku Dewi.." Sahut Yi Changyin dengan suara serak khas bangun tidurnya. Matanya masih terpejam dan tidak sadar sekarang dia di posisi seperti apa. "Panggil saja aku Yi Changyin.."
"Kau bangun!!" Seru Xuan Rong hendak menyadarkan Yi Changyin. Tapi Shen Lan segera menghentikannya, memaksa gadis itu mundur beberapa langkah.
"Kau akan di gigit." Shen Lan memperingatkan Xuan Rong sambil membawanya keluar. Lalu menutup pintu.
"Kau?!"
Sementara di dalam, tubuh Yi Changyin sudah ada pergerakan. Artinya dia sudah setengah sadar.
"Mengapa kasur ini begitu keras.." Gumam Yi Changyin sambil menepuk-nepuk dada Xuan Chen.
Tangan Yi Changyin merayap ke atas, meraba wajah Xuan Chen. Perlakuan Yi Changyin bagaikan kompor dan air panas yang merebus kulit wajah Xuan Chen hingga memerah.
"Mengapa bantal ini mempunyai mulut?" Gumam Yi Changyin lagi. Xuan Chen tersenyum menahan tawanya. Begitupula dengan Xuan Rong yang hampir tertawa lepas mendengarnya.
Badan Yi Changyin mulai terangkat. Rambutnya sangat acak-acakan dan wajah tidak dalam kondisi yang baik. Matanya yang masih setengah tertutup itu menatap Xuan Chen dengan senyuman.
"Kau ini.. pria tampan dari mana?" Gumamnya sambil terkekeh.
'Changyin! Mengapa bangun tidur saja seperti orang yang mabuk?' Tegur Xuan Chen langsung mengiang di benak Yi Changyin.
Teguran batin itu bagaikan petir yang menyambar dan membuat Yi Changyin tersadar. Gadis itu segera tersadar dengan posisinya yang menindih Xuan Chen. Itu sangat memalukan! Yi Changyin segera memindahkan tubuhnya ke sisi kasur yang lain dengan wajah yang syok.
"Yang mulia.. maaf.." Ujar Yi Changyin dengan senyuman tak berdosa.
.......
.......
.......
Matahari beranjak naik, membuat permukaan bumi terlihat lebih cerah. Yi Changyin sibuk membolak-balikan buku yang di bawa oleh Xuan Rong. Dia sedang mempelajari semua penyakit dan cara pengobatannya dalam buku tersebut. Sementara Xuan Chen tengah sibuk merawat tanamannya di luar.
Yi Changyin melihat hal itu merasa terharu. Dengan keterbatasannya, dia tidak pernah mengeluh. Walaupun panah-panah hinaan selalu menembus jantungnya setiap hari, dia tetap tegar berdiri. Melihat hal itu Yi Changyin manjadi ingin cepat-cepat untuk menyembuhkannya. Lagipula, tidak akan mungkin jika harus mengorbankan jiwa dan raganya.
Sementara Shen Lan, pria itu sibuk bermeditasi. Setiap hari dia hanya menyibukkan waktunya untuk berlatih. Umurnya lebih tua ribuan tahun dari Yi Changyin, tentu saja kekuatannya jauh lebih besar. Sebelum mendapatkan tubuh yang kini dia tempati, Shen Lan tidak pernah beralih dari pelatihannya selama ribuan tahun. Sayang sekali kemarin Shen Lan sedang melakukan kultivasi tertutup. Jika tidak, mungkin Xuan Ye dan Xuan Hua sudah habis olehnya.
Di dalam sana, Yi Changyin melemparkan buku yang barusan di bacanya. Wajahnya terlihat frustasi dan hampir putus asa. "Dari pagi aku sudah membaca sepuluh buku, tidak ada satupun yang membahas penyembuhan penyakin bawaan dan kaki yang di segel." Yi Changyin mendesah pasrah. "Tidak!" Matanya kembali berbinar. "Aku tidak boleh menyerah!"
Xuan Chen yang sedang menabur pupuk pada tanamannya berhenti saat mendengar teriakan Yi Changyin. Dia tahu gadis itu sedang apa di dalam. Sejak pagi, tidak pernah berhenti membaca. Wajah suntuk dan ngantuknya seakan lenyap tak bersisa.
'Changyin, maaf merepotkanmu.. tunggu aku menjadi lebih kuat, pasti akan membalas semua kebaikan dan pengorbananmu.'
Yi Changyin tentu saja mendengar kata hati Xuan Chen. Gadis itu tersenyum tipis sambil pura-pura tidak mendengar. Entah Xuan Chen sengaja mengatakan hal itu, atau tidak sengaja. Yang pasti, Yi Changyin yang mendengarnya merasakan kehangatan.
Matahari tenggelam di ufuk barat, di gantikan dengan sinar bulan yang di temani bintang-bintang. Hari ini Yi Changyin dan Xuan Chen menjalani hari yang nyaman. Tidak ada Wen Yuexin yang pastinya akan membuat keributan. Ah! Mungkin dia di marahi selir agung karena diam-diam pergi kemari.
Terutama hari ini tidak ada Xuan Ye, menjadi hari teraman bagi Xuan Chen. Biasanya pria bajingan itu datang setiap hari untuk mengejeknya. Tapi setelah berhadapan dengan Yi Changyin, pria itu sepertinya sudah ketakutan.
Yi Changyin masih larut dalam bacaannya, sudah bertumpuk buku yang dia baca. Tidak ada satu petunjukpun yang dapat menyembuhkan penyakit bawaan itu. Walaupun orang-orang bilang kalau penyakit bawaan sejak lahir tidak bisa di sembuhkan, tapi Yi Changyin yakin di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Dia yakin bisa menyembuhkan Xuan Chen suatu saat. Jika tidak di kehidupan ini, dia akan menunggu sampai kehidupan Xuan Chen yang selanjutnya. Yi Changyin yang bisa hidup jutaan tahun, pasti bisa menemukan sosok Xuan Chen di alam manapun.
'Tidurlah..' Batin Xuan Chen menasihati. Saat itu Xuan Chen sudah terbaring di tempat tidurnya, menatap Yi Changyin yang sibuk membaca sejak pagi. Entah berapa buku yang di kirimkan oleh sang putri itu.
Yi Changyin hanya cemberut. "Tapi.."
"Kau bisa melanjutkannya esok hari.." Shen Lan menyahuti sambil meminum secangkir air. "Akhir-akhir ini kau sudah banyak menderita, biasanya kau langsung tertidur pulas selama berminggu-minggu. Maka tidurlah." Setelah mengatakan hal itu, Shen Lan kembali menghilang di udara kosong.
'Shen Lan benar.. Changyin, menurutlah.'
Yi Changyin sudah tidak punya pilihan lain. Orang-orang di sekitarnya sudah memberi nasihat, dan dia tidak mau menjadi gadis yang keras kepala. Dengan wajah kusutnya, Yi Changyin menutup buku itu dan berdiri dari kursi.
Yi Changyin mengubah dirinya menjadi seekor rubah. Kemudian melompat ke atas kasur dan kembali tidur di atas dada Xuan Chen. Menurutnya, ini sangatlah nyaman. Begitupula dengan pemikiran Xuan Chen.
.......
.......
.......
Bulan semakin bersinar terang diatas langit. Bintang-bintang semakin ramai bertebaran menambah keindahan perhiasan malam hari. Yi Changyin yang masih dalam wujud rubah terbangun dari tidurnya. Rubah itu turun dari kasur dengan hati-hati, tidak ingin membangunkan pria yang sedang tidur itu.
Setelah berada di atas lantai, Yi Changyin kembali kedalam wujud manusianya. Tujuannya terbangun tengah malam adalah untuk membaca buku yang di kirim Xuan Rong. Walaupun sudah hampir semua yang di baca dan tidak ada hasilnya, Yi Changyin tetaplah merasa penasaran.
Yi Changyin menyalakan satu lilin untuk penerangan, kemudian mulai membaca salah satu dari tiga buku yang belum dia baca. Lihatlah, betapa rajinnya dia sehari dapat menyelesaikan beberapa tumpukan buku. Jika dia tidak menggunakan sihir, tidak mungkin dapat di selesaikan dengan sehari. Untung saja dia terlahir sebagai seekor rubah yang cerdik.
Sudah dua buku selesai, tinggal satu lagi. Yi Changyin membuka yang terakhir dan membaca sampul halamannya. "Rubah ekor sembilan?" Gumamnya.
Ingin sekali Yi Changyin mengobrak-abrik semua yang ada di dalam rumah. Dia suntuk seharian dia membaca, ternyata yang dia cari berada di depan mata! Sangat sia-sia! Dia benar-benar emosi walaupun harus menahannya. Dengan kesabaran yang sudah terkumpul kembali, akhirnya Yi Changyin membaca buku tipis itu dengan perlahan.
Tak berselang lama, Yi Changyin sudah selesai membacanya. Wajahnya terlihat murung dengan guratan kesedihan di wajahnya. Yi Changyin menutup buku itu, lalu melirik Xuan Chen yang sedang tertidur pulas. "Apakah benar aku harus melakukan hal itu?" Gumamnya.
Yi Changyin berdiri dari duduknya, bergegas menuju luar ruangan. Dia bergegas menuju tengah-tengah halaman. Emosinya terlihat berkecamuk hanya karena membaca beberapa kalimat yang membuat mentalnya sedikit menurun.
"Kau sudah menemukan caranya?" Tanya seorang pria di belakangnya. Dengan suara datar itu, dia yakin kalau pria itu adalah Shen Lan.
Yi Changyin berbalik untuk menatap bunga rohnya dengan sendu. Dia hanya mengangguk lesu untuk menjawab pertanyaan pria itu.
"Di lihat dari ekspresimu, obatnya adalah hal yang paling membahayakan bagi dirimu." Tebak Shen Lan.
Yi Changyin kembali membelakangi Shen Lan, kemudian menceritakan hal yang bersangkutan. "Darah ekorku, bisa menyembuhkan segala penyakit. Mulai dari fisik dan penyakit dalam, baik bawaan maupun tidak. Tapi, kemampuan darah untuk menyembuhkan itu sangat lah terbatas."
"Jika masih Dewi tahap awal sepertiku.. memotong kedelapan ekor dan di jadikan obat, adalah jalan terbalik. Tapi itu juga belum menjamin jika untuk penyakit bawaan."
Shen Lan terbelalak, ini adalah pertama kalinya dia terkejut. "Apa? Tapi jika kedelapan ekormu terputus, kau tahu kan apa yang akan terjadi?"
Yi Changyin tersenyum miris. "Kehilangan keindahannya, bahkan bisa kehilangan nyawanya. Sihirnya akan hilang dan kultivasi akan turun berkali-kali lipat." Yi Changyin terkekeh. "Kau tenang saja, aku tidak akan melakukan hal sebodoh ini."
Shen Lan menghela nafas lega. "Kau harus berjanji! Selama ribuan tahun ini, aku selalu menganggap kau sebagai adikku. Dan kakak selalu menyayangi adiknya, aku tidak mau itu terjadi padamu." Ini pertama kalinya Shen Lan terlihat begitu emosional.
Yi Changyin adalah gadis yang menyelamatkan hidupnya saat hendak di celakai oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Saat itu Shen Lan berjanji akan mengabdi pada Yi Changyin tapi tak menggunakan sistem majikan dan bawahan. Karena itu, Shen Lan selalu menganggap Yi Changyin sebagai adiknya.
"Terimakasih sudah mengkhawatirkanku." Ujar Yi Changyin.
"Tapi, apakah ada cara lain untuk menyembuhkan Xuan Chen? Sangat sia-sia jika dia seumur hidupnya seperti ini. Aku dapat melihat bakat terpendam dalam dirinya, sangat di sayangkan jika dibiarkan begitu saja." jelas Shen Lan serius.
"Tentu saja ada. Tapi, aku harus menjadi Dewi tertinggi terlebih dahulu." Jawab Yi Changyin dengan serius.
"Tapi itu.."
"Yaa.. untuk menjadi Dewi tertinggi lebih cepat, aku harus menyiksa diri di menara penyucian alam langit. Di sana aku akan di bakar, di bekukan, di siksa oleh angin, melawan raksasa dan menerima cambukan petir sebanyak lima puluh kali. Barulah menjadi sosok Dewi tertinggi. Tapi sebelum itu, aku harus mencapai Dewi tingkat kristal level tujuh terlebih dahulu." Jelas Yi Changyin panjang lebar.
"Itu sangat sulit dan butuh waktu ribuan tahun. Aku tidak yakin apakah Xuan Chen dapat selesai berkultivasi menjadi dewa, melepas kefanaan dan menjadi abadi. Jika tidak bisa, sia-sia kau memiliki tekad untuk menyelamatkannya." Jawab Shen Lan berusaha memprovokasi tekad Yi Changyin untuk tidak membahayakan dirinya.
"Aku akan memilih tenggat waktu satu tahun." Celetuk Yi Changyin.
Melewati menara penyucian di alam langit adalah hal yang sulit. Sangat tidak mungkin untuk menyelesaikannya dalam satu tahun. Jika dalam satu tahun tidak berhasil melewatinya, maka dia akan mati sia-sia di dalam sana.
Raut wajah Shen Lan tidak menunjukkan keterkejutan sama sekali. "Sudah kuduga sebelumnya." Ujarnya dengan datar.
Yi Changyin hanya tersenyum menanggapinya. Dia tahu Shen Lan tidak akan terkejut mendengarnya. Selama ribuan tahun, hanya dia lah yang paling mengerti Yi Changyin walaupun seperti tak memiliki ekspresi di wajahnya.
"Kau bilang jalan satu-satunya untuk menyembuhkan Xuan Chen adalah menjadi Dewi tertinggi. Bagaimana itu akan terjadi?" Tanya Shen Lan.
"Aku hanya perlu darah kesembilan ekorku. Bukankah itu tidak masalah?" Jawab Yi Changyin dengan senyuman di wajahnya. Shen Lan hanya mengangguk, itu memang benar. Mungkin Yi Changyin hanya akan mengalami kesakitan beberapa hari. "Mengenai kaki Xuan Chen, hanya kekuatan spiritual Dewi tertinggi yang dapat memecahkannya. Hanya saja, jika kita tidak tahu pola formasi itu lalu memecahnya, maka kaki Xuan Chen akan hancur." Tambahnya dengan ekspresi yang masam.
"Kau tenang saja.. aku akan mencurinya esok di sarang pangeran mahkota. Sekarang aku masih bermeditasi untuk meningkatkan kekuatanku. Kau tunggu saja."
Mendengar hal itu, kedua bola mata Yi Changyin berbinar. "Itu bagus!"
"Sekali lagi, apakah kau benar-benar ingin masuk ke menara penyucian selama satu tahun?" Tanya Shen Lan.
Yi Changyin tersenyum. "Demi dia, aku rela berkorban."
"Apakah kau mencintainya?" Tebak Shen Lan yang membuat Yi Changyin terbelalak.
"Aku.."
"Hewan spiritual dan tuannya tidak bisa bersatu. Jika kalian berdua menyembah langit bumi--menikah--, maka akan turun empat belas cambukan petir untuk masing-masing."
Yi Changyin termenung sesaat. "Aku tahu."
Shen Lan mendengus. "Jika kau benar-benar mencintainya, tenang saja.. aku mendukungmu. Aku akan mencari tahu cara memutuskan kontrak bersama hewan spiritual."
Mata Yi Changyin kembali terbelalak. "Benarkah?"
"Yaa.."
"Baguslah!" Seru Yi Changyin hampir melompat. "Aku akan mencarikan hati untukmu agar dapat mencintai Xuan Rong secara tulus!" Tambah Yi Changyin sambil kabur menuju dalam rumah.
"Kau?!" Tiba-tiba Shen Lan termenung. "Mencintai putri Xuan Rong secara tulus?" Dia mendengus. "Sepertinya tidak buruk." Shen Lan menghela nafas. "Menerima cambukan petir dan menjadi hewan spiritualnya, hanya untuk mengenalnya lebih dalam dan membantu tanpa ingin imbalan. Lalu setelah itu memutuskannya kembali untuk hidup berdua tanpa jalinan kontrak." Shen Lan tersenyum miris, bisa-bisanya ada gadis semacam itu. "Yi Changyin.. Yi Changyin.."
.......
.......
.......
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen😉 Jangan lupa juga buat rate dan vote❤️❤️ Thanks for reading 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Lilisa_Ersya {hiatus]
ku like nya segini dulu yh nanti ku lanjut lagi
2021-06-30
0
Giselle
Mantuuul..
2021-03-09
1
…𝕮ℓα𝕣α♡🦄🌈 (hiatus)
Fufufu~🤭 makasih up nya kak🤣. Kalo gitu sering2 ketiduran yak😂 *janda kak😌🤭🤣
2021-03-09
1