Bab IX - Rela Demi Dia

Yi Changyin membereskan beberapa piring dan mangkuk bekas makan malam mereka. Keahlian dalam membersihkan rumah, Yi Changyin dapat menguasainya. Selama di klan rubah, dia di perlakukan sebagai pembantu oleh Feng Chao. Tapi Yi Changyin meraih manfaat dari hal ini. Dia bisa melayani tuannya dengan baik tanpa takut tangannya akan terasa kasar.

Xuan Chen melihat kerja keras Yi Changyin dari kejauhan. Dia dahulu mengira kalau rubah adalah siluman jahat yang penuh tipu muslihat. Tapi setelah melihat ketulusan Yi Changyin, prasangka nya ini menjadi tidak berguna. Di dunia ini, banyak yang kita anggap tidak baik, padahal kenyataannya sangatlah baik.

Dapur itu sudah bersih kembali setelah beberapa kekacauan yang di buat Yi Changyin. Untung saja masakannya enak, tidak sia-sia dia mengacaukan dapur milik orang. Bahkan gadis itu menyegel Xuan Chen di kursi rodanya, supaya pria itu tidak datang membantu.

Yi Changyin selesai melakukan semua tugasnya, dia menghampiri Xuan Chen yang terkunci di kursi rodanya. Bukannya membebaskan, Yi Changyin malah tertawa terbahak-bahak.

"Yang mulia.. kau begitu menurut." Ujarnya di sela-sela tertawa. Entah apa yang lucu.

'Kau tidak mau melepaskanku?' Tanya Xuan Chen sambil berusaha melepaskan ikatan tali tak kasat mata di tubuhnya.

"Mengapa kau begitu bersusah payah?" Yi Changyin mengibaskan tangannya, seketika tubuh Xuan Chen tidak terasa terikat oleh sesuatu lagi. Gadis itu seperti sedang mempermaikannya.

"Yang mulia, kau cepat tidur.." Ujar Yi Changyin lagi sambil mengibaskan tangannya. Sosok Xuan Chen menghilang dari kursi roda, beralih menjadi duduk di atas kasurnya.

Tanpa berkata-kata, Yi Changyin segera melepaskan kaus kaki dan jubah Xuan Chen. Pria itu hanya diam tak berkutik melihat tingkah laku Yi Changyin yang secepat kilat itu. Bahkan yang lebih mengejutkan, Yi Changyin mendorong Xuan Chen hingga terbaring. Lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh pria itu.

"Selesai!" Seru Yi Changyin sambil merenggangkan otot-ototnya.

'Terimakasih..' Ucapan terimakasih itu mengiang di benak Yi Changyin, membuat gadis itu terkekeh pelan.

"Itu sudah menjadi kewajibanku.."

'Tidurlah..'

Yi Changyin sudah lelah, lagipula tidak ada lagi pekerjaan yang harus dia kerjakan. Dia segera merubah tubuhnya menjadi seekor rubah dan melompat ke atas kasur. Lalu Yi Changyin tidur melingkar di samping Xuan Chen.

Tiba-tiba tangan Xuan Chen mengangkatnya, membuat Yi Changyin membuka matanya sambil memekik. Tanpa di duga, pria itu meletakkan Yi Changyin di atas dadanya.

'Tidurlah di sini..'

Tanpa berfikir lagi, Yi Changyin segera melingkarkan tubuhnya di atas dada Xuan Chen. Biarkan bulu-bulu halus itu menghangatkan tubuh tuannya dalam kedinginan malam.

.......

.......

.......

Matahari kembali hadir menghangatkan bumi, menyinari atap-atap di setiap penjuru dunia. Pohon persik di halaman rumah Xuan Chen terlihat segar di terpa sinar matahari. Beberapa bunga turut menemani keindahan halamannya.

Seorang gadis dan dua orang kasim datang ke halaman tersebut. Tampak dua kasim itu membawa tumpukan buku dan gulungan. Mulai dari yang tipis dan tebal, kecil dan besar, kedua kasim itu mengangkutnya. Sementara Xuan Rong yang memimpin perjalanan mereka hanya membawa dua buku saja.

Saat hendak membuka pintu, tiba-tiba seseorang mendahuluinya dari dalam. Tampak kepala Shen Lan menyembul dari dalam membuat Xuan Rong sedikit tersentak.

"Kau mengagetkanku!" Seru Xuan Rong tidak terima. Tangannya melambai kebelakang, memberi tanda pada kedua Kasim untuk mundur beberapa langkah. Kedua Kasim itu hanya menurut, tidak berani menguping pembicaraan tuan putri mereka.

"Kau tidak boleh masuk." Ujar Shen Lan dengan datar, tanpa memperdulikan kemarahan Xuan Rong.

"Memangnya kenapa?" Tanya Xuan Rong penasaran.

"Ini bukan untuk di lihat anak kecil." Jawab Shen Lan.

"Bukan untuk anak kecil?" Gumam Xuan Rong. Tiba-tiba ekspresinya berubah mengerikan. "Siapa yang kau bilang anak kecil?!!"

"Umurmu tiga belas tahun kan?" Shen Lan mendengus. "Jangan bertindak tidak sopan pada mereka berdua yang lebih tua darimu!"

Xuan Rong berdecak kesal. Dia menatap Shen Lan dengan jengkel. Terutama melihat wajahnya yang tiada emosi sedikitpun. Xuan Rong menghentakkan kakinya, mendorong Shen Lan dan memaksa masuk tubuhnya.

Betapa terkejutnya Xuan Rong saat melihat pemandangan di depannya. Xuan Chen yang sudah terbangun terbelalak melihat adiknya menerobos masuk. Posisinya bersama Yi Changyin ini.. sangat memalukan.

Yi Changyin suka keenakan jika sedang tertidur. ketika malam hari Yi Changyin tidak sengaja mengubah wujudnya kembali menjadi manusia. Hingga sesuatu yang menindih badan Xuan Chen lebih berat dan tidak memiliki bulu sehalus sutra.

Xuan Chen tidak berkutik, dia tidak berani membangunkan Yi Changyin. Terakhir kali Xuan Ye datang dan membangunkannya, dia menjadi murka. Xuan Chen tidak mau hal ini terulang. Dia hanya bisa sabar menunggu benda besar ini terbangun.

"Dewi rubah.." Saat Xuan Rong hendak membangun Yi Changyin dengan tangannya, Xuan Chen menghentikan tangannya. Pria itu menggeleng pertanda kalau Xuan Rong tidak boleh membangun rubah yang sedang tertidur ini.

"Kau tidak boleh membangunkannya secara paksa. Atau kau akan di gigit." Sahut Shen Lan sambil menatap pemandangan itu dengan datar.

"Tapi.. kapan Dewi rubah akan bangun?" Xuan Rong mengeluh.

"Kau tidak perlu memanggilku Dewi.." Sahut Yi Changyin dengan suara serak khas bangun tidurnya. Matanya masih terpejam dan tidak sadar sekarang dia di posisi seperti apa. "Panggil saja aku Yi Changyin.."

"Kau bangun!!" Seru Xuan Rong hendak menyadarkan Yi Changyin. Tapi Shen Lan segera menghentikannya, memaksa gadis itu mundur beberapa langkah.

"Kau akan di gigit." Shen Lan memperingatkan Xuan Rong sambil membawanya keluar. Lalu menutup pintu.

"Kau?!"

Sementara di dalam, tubuh Yi Changyin sudah ada pergerakan. Artinya dia sudah setengah sadar.

"Mengapa kasur ini begitu keras.." Gumam Yi Changyin sambil menepuk-nepuk dada Xuan Chen.

Tangan Yi Changyin merayap ke atas, meraba wajah Xuan Chen. Perlakuan Yi Changyin bagaikan kompor dan air panas yang merebus kulit wajah Xuan Chen hingga memerah.

"Mengapa bantal ini mempunyai mulut?" Gumam Yi Changyin lagi. Xuan Chen tersenyum menahan tawanya. Begitupula dengan Xuan Rong yang hampir tertawa lepas mendengarnya.

Badan Yi Changyin mulai terangkat. Rambutnya sangat acak-acakan dan wajah tidak dalam kondisi yang baik. Matanya yang masih setengah tertutup itu menatap Xuan Chen dengan senyuman.

"Kau ini.. pria tampan dari mana?" Gumamnya sambil terkekeh.

'Changyin! Mengapa bangun tidur saja seperti orang yang mabuk?' Tegur Xuan Chen langsung mengiang di benak Yi Changyin.

Teguran batin itu bagaikan petir yang menyambar dan membuat Yi Changyin tersadar. Gadis itu segera tersadar dengan posisinya yang menindih Xuan Chen. Itu sangat memalukan! Yi Changyin segera memindahkan tubuhnya ke sisi kasur yang lain dengan wajah yang syok.

"Yang mulia.. maaf.." Ujar Yi Changyin dengan senyuman tak berdosa.

.......

.......

.......

Matahari beranjak naik, membuat permukaan bumi terlihat lebih cerah. Yi Changyin sibuk membolak-balikan buku yang di bawa oleh Xuan Rong. Dia sedang mempelajari semua penyakit dan cara pengobatannya dalam buku tersebut. Sementara Xuan Chen tengah sibuk merawat tanamannya di luar.

Yi Changyin melihat hal itu merasa terharu. Dengan keterbatasannya, dia tidak pernah mengeluh. Walaupun panah-panah hinaan selalu menembus jantungnya setiap hari, dia tetap tegar berdiri. Melihat hal itu Yi Changyin manjadi ingin cepat-cepat untuk menyembuhkannya. Lagipula, tidak akan mungkin jika harus mengorbankan jiwa dan raganya.

Sementara Shen Lan, pria itu sibuk bermeditasi. Setiap hari dia hanya menyibukkan waktunya untuk berlatih. Umurnya lebih tua ribuan tahun dari Yi Changyin, tentu saja kekuatannya jauh lebih besar. Sebelum mendapatkan tubuh yang kini dia tempati, Shen Lan tidak pernah beralih dari pelatihannya selama ribuan tahun. Sayang sekali kemarin Shen Lan sedang melakukan kultivasi tertutup. Jika tidak, mungkin Xuan Ye dan Xuan Hua sudah habis olehnya.

Di dalam sana, Yi Changyin melemparkan buku yang barusan di bacanya. Wajahnya terlihat frustasi dan hampir putus asa. "Dari pagi aku sudah membaca sepuluh buku, tidak ada satupun yang membahas penyembuhan penyakin bawaan dan kaki yang di segel." Yi Changyin mendesah pasrah. "Tidak!" Matanya kembali berbinar. "Aku tidak boleh menyerah!"

Xuan Chen yang sedang menabur pupuk pada tanamannya berhenti saat mendengar teriakan Yi Changyin. Dia tahu gadis itu sedang apa di dalam. Sejak pagi, tidak pernah berhenti membaca. Wajah suntuk dan ngantuknya seakan lenyap tak bersisa.

'Changyin, maaf merepotkanmu.. tunggu aku menjadi lebih kuat, pasti akan membalas semua kebaikan dan pengorbananmu.'

Yi Changyin tentu saja mendengar kata hati Xuan Chen. Gadis itu tersenyum tipis sambil pura-pura tidak mendengar. Entah Xuan Chen sengaja mengatakan hal itu, atau tidak sengaja. Yang pasti, Yi Changyin yang mendengarnya merasakan kehangatan.

Matahari tenggelam di ufuk barat, di gantikan dengan sinar bulan yang di temani bintang-bintang. Hari ini Yi Changyin dan Xuan Chen menjalani hari yang nyaman. Tidak ada Wen Yuexin yang pastinya akan membuat keributan. Ah! Mungkin dia di marahi selir agung karena diam-diam pergi kemari.

Terutama hari ini tidak ada Xuan Ye, menjadi hari teraman bagi Xuan Chen. Biasanya pria bajingan itu datang setiap hari untuk mengejeknya. Tapi setelah berhadapan dengan Yi Changyin, pria itu sepertinya sudah ketakutan.

Yi Changyin masih larut dalam bacaannya, sudah bertumpuk buku yang dia baca. Tidak ada satu petunjukpun yang dapat menyembuhkan penyakit bawaan itu. Walaupun orang-orang bilang kalau penyakit bawaan sejak lahir tidak bisa di sembuhkan, tapi Yi Changyin yakin di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Dia yakin bisa menyembuhkan Xuan Chen suatu saat. Jika tidak di kehidupan ini, dia akan menunggu sampai kehidupan Xuan Chen yang selanjutnya. Yi Changyin yang bisa hidup jutaan tahun, pasti bisa menemukan sosok Xuan Chen di alam manapun.

'Tidurlah..' Batin Xuan Chen menasihati. Saat itu Xuan Chen sudah terbaring di tempat tidurnya, menatap Yi Changyin yang sibuk membaca sejak pagi. Entah berapa buku yang di kirimkan oleh sang putri itu.

Yi Changyin hanya cemberut. "Tapi.."

"Kau bisa melanjutkannya esok hari.." Shen Lan menyahuti sambil meminum secangkir air. "Akhir-akhir ini kau sudah banyak menderita, biasanya kau langsung tertidur pulas selama berminggu-minggu. Maka tidurlah." Setelah mengatakan hal itu, Shen Lan kembali menghilang di udara kosong.

'Shen Lan benar.. Changyin, menurutlah.'

Yi Changyin sudah tidak punya pilihan lain. Orang-orang di sekitarnya sudah memberi nasihat, dan dia tidak mau menjadi gadis yang keras kepala. Dengan wajah kusutnya, Yi Changyin menutup buku itu dan berdiri dari kursi.

Yi Changyin mengubah dirinya menjadi seekor rubah. Kemudian melompat ke atas kasur dan kembali tidur di atas dada Xuan Chen. Menurutnya, ini sangatlah nyaman. Begitupula dengan pemikiran Xuan Chen.

.......

.......

.......

Bulan semakin bersinar terang diatas langit. Bintang-bintang semakin ramai bertebaran menambah keindahan perhiasan malam hari. Yi Changyin yang masih dalam wujud rubah terbangun dari tidurnya. Rubah itu turun dari kasur dengan hati-hati, tidak ingin membangunkan pria yang sedang tidur itu.

Setelah berada di atas lantai, Yi Changyin kembali kedalam wujud manusianya. Tujuannya terbangun tengah malam adalah untuk membaca buku yang di kirim Xuan Rong. Walaupun sudah hampir semua yang di baca dan tidak ada hasilnya, Yi Changyin tetaplah merasa penasaran.

Yi Changyin menyalakan satu lilin untuk penerangan, kemudian mulai membaca salah satu dari tiga buku yang belum dia baca. Lihatlah, betapa rajinnya dia sehari dapat menyelesaikan beberapa tumpukan buku. Jika dia tidak menggunakan sihir, tidak mungkin dapat di selesaikan dengan sehari. Untung saja dia terlahir sebagai seekor rubah yang cerdik.

Sudah dua buku selesai, tinggal satu lagi. Yi Changyin membuka yang terakhir dan membaca sampul halamannya. "Rubah ekor sembilan?" Gumamnya.

Ingin sekali Yi Changyin mengobrak-abrik semua yang ada di dalam rumah. Dia suntuk seharian dia membaca, ternyata yang dia cari berada di depan mata! Sangat sia-sia! Dia benar-benar emosi walaupun harus menahannya. Dengan kesabaran yang sudah terkumpul kembali, akhirnya Yi Changyin membaca buku tipis itu dengan perlahan.

Tak berselang lama, Yi Changyin sudah selesai membacanya. Wajahnya terlihat murung dengan guratan kesedihan di wajahnya. Yi Changyin menutup buku itu, lalu melirik Xuan Chen yang sedang tertidur pulas. "Apakah benar aku harus melakukan hal itu?" Gumamnya.

Yi Changyin berdiri dari duduknya, bergegas menuju luar ruangan. Dia bergegas menuju tengah-tengah halaman. Emosinya terlihat berkecamuk hanya karena membaca beberapa kalimat yang membuat mentalnya sedikit menurun.

"Kau sudah menemukan caranya?" Tanya seorang pria di belakangnya. Dengan suara datar itu, dia yakin kalau pria itu adalah Shen Lan.

Yi Changyin berbalik untuk menatap bunga rohnya dengan sendu. Dia hanya mengangguk lesu untuk menjawab pertanyaan pria itu.

"Di lihat dari ekspresimu, obatnya adalah hal yang paling membahayakan bagi dirimu." Tebak Shen Lan.

Yi Changyin kembali membelakangi Shen Lan, kemudian menceritakan hal yang bersangkutan. "Darah ekorku, bisa menyembuhkan segala penyakit. Mulai dari fisik dan penyakit dalam, baik bawaan maupun tidak. Tapi, kemampuan darah untuk menyembuhkan itu sangat lah terbatas."

"Jika masih Dewi tahap awal sepertiku.. memotong kedelapan ekor dan di jadikan obat, adalah jalan terbalik. Tapi itu juga belum menjamin jika untuk penyakit bawaan."

Shen Lan terbelalak, ini adalah pertama kalinya dia terkejut. "Apa? Tapi jika kedelapan ekormu terputus, kau tahu kan apa yang akan terjadi?"

Yi Changyin tersenyum miris. "Kehilangan keindahannya, bahkan bisa kehilangan nyawanya. Sihirnya akan hilang dan kultivasi akan turun berkali-kali lipat." Yi Changyin terkekeh. "Kau tenang saja, aku tidak akan melakukan hal sebodoh ini."

Shen Lan menghela nafas lega. "Kau harus berjanji! Selama ribuan tahun ini, aku selalu menganggap kau sebagai adikku. Dan kakak selalu menyayangi adiknya, aku tidak mau itu terjadi padamu." Ini pertama kalinya Shen Lan terlihat begitu emosional.

Yi Changyin adalah gadis yang menyelamatkan hidupnya saat hendak di celakai oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Saat itu Shen Lan berjanji akan mengabdi pada Yi Changyin tapi tak menggunakan sistem majikan dan bawahan. Karena itu, Shen Lan selalu menganggap Yi Changyin sebagai adiknya.

"Terimakasih sudah mengkhawatirkanku." Ujar Yi Changyin.

"Tapi, apakah ada cara lain untuk menyembuhkan Xuan Chen? Sangat sia-sia jika dia seumur hidupnya seperti ini. Aku dapat melihat bakat terpendam dalam dirinya, sangat di sayangkan jika dibiarkan begitu saja." jelas Shen Lan serius.

"Tentu saja ada. Tapi, aku harus menjadi Dewi tertinggi terlebih dahulu." Jawab Yi Changyin dengan serius.

"Tapi itu.."

"Yaa.. untuk menjadi Dewi tertinggi lebih cepat, aku harus menyiksa diri di menara penyucian alam langit. Di sana aku akan di bakar, di bekukan, di siksa oleh angin, melawan raksasa dan menerima cambukan petir sebanyak lima puluh kali. Barulah menjadi sosok Dewi tertinggi. Tapi sebelum itu, aku harus mencapai Dewi tingkat kristal level tujuh terlebih dahulu." Jelas Yi Changyin panjang lebar.

"Itu sangat sulit dan butuh waktu ribuan tahun. Aku tidak yakin apakah Xuan Chen dapat selesai berkultivasi menjadi dewa, melepas kefanaan dan menjadi abadi. Jika tidak bisa, sia-sia kau memiliki tekad untuk menyelamatkannya." Jawab Shen Lan berusaha memprovokasi tekad Yi Changyin untuk tidak membahayakan dirinya.

"Aku akan memilih tenggat waktu satu tahun." Celetuk Yi Changyin.

Melewati menara penyucian di alam langit adalah hal yang sulit. Sangat tidak mungkin untuk menyelesaikannya dalam satu tahun. Jika dalam satu tahun tidak berhasil melewatinya, maka dia akan mati sia-sia di dalam sana.

Raut wajah Shen Lan tidak menunjukkan keterkejutan sama sekali. "Sudah kuduga sebelumnya." Ujarnya dengan datar.

Yi Changyin hanya tersenyum menanggapinya. Dia tahu Shen Lan tidak akan terkejut mendengarnya. Selama ribuan tahun, hanya dia lah yang paling mengerti Yi Changyin walaupun seperti tak memiliki ekspresi di wajahnya.

"Kau bilang jalan satu-satunya untuk menyembuhkan Xuan Chen adalah menjadi Dewi tertinggi. Bagaimana itu akan terjadi?" Tanya Shen Lan.

"Aku hanya perlu darah kesembilan ekorku. Bukankah itu tidak masalah?" Jawab Yi Changyin dengan senyuman di wajahnya. Shen Lan hanya mengangguk, itu memang benar. Mungkin Yi Changyin hanya akan mengalami kesakitan beberapa hari. "Mengenai kaki Xuan Chen, hanya kekuatan spiritual Dewi tertinggi yang dapat memecahkannya. Hanya saja, jika kita tidak tahu pola formasi itu lalu memecahnya, maka kaki Xuan Chen akan hancur." Tambahnya dengan ekspresi yang masam.

"Kau tenang saja.. aku akan mencurinya esok di sarang pangeran mahkota. Sekarang aku masih bermeditasi untuk meningkatkan kekuatanku. Kau tunggu saja."

Mendengar hal itu, kedua bola mata Yi Changyin berbinar. "Itu bagus!"

"Sekali lagi, apakah kau benar-benar ingin masuk ke menara penyucian selama satu tahun?" Tanya Shen Lan.

Yi Changyin tersenyum. "Demi dia, aku rela berkorban."

"Apakah kau mencintainya?" Tebak Shen Lan yang membuat Yi Changyin terbelalak.

"Aku.."

"Hewan spiritual dan tuannya tidak bisa bersatu. Jika kalian berdua menyembah langit bumi--menikah--, maka akan turun empat belas cambukan petir untuk masing-masing."

Yi Changyin termenung sesaat. "Aku tahu."

Shen Lan mendengus. "Jika kau benar-benar mencintainya, tenang saja.. aku mendukungmu. Aku akan mencari tahu cara memutuskan kontrak bersama hewan spiritual."

Mata Yi Changyin kembali terbelalak. "Benarkah?"

"Yaa.."

"Baguslah!" Seru Yi Changyin hampir melompat. "Aku akan mencarikan hati untukmu agar dapat mencintai Xuan Rong secara tulus!" Tambah Yi Changyin sambil kabur menuju dalam rumah.

"Kau?!" Tiba-tiba Shen Lan termenung. "Mencintai putri Xuan Rong secara tulus?" Dia mendengus. "Sepertinya tidak buruk." Shen Lan menghela nafas. "Menerima cambukan petir dan menjadi hewan spiritualnya, hanya untuk mengenalnya lebih dalam dan membantu tanpa ingin imbalan. Lalu setelah itu memutuskannya kembali untuk hidup berdua tanpa jalinan kontrak." Shen Lan tersenyum miris, bisa-bisanya ada gadis semacam itu. "Yi Changyin.. Yi Changyin.."

.......

.......

.......

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen😉 Jangan lupa juga buat rate dan vote❤️❤️ Thanks for reading 😉

Terpopuler

Comments

Lilisa_Ersya {hiatus]

Lilisa_Ersya {hiatus]

ku like nya segini dulu yh nanti ku lanjut lagi

2021-06-30

0

Giselle

Giselle

Mantuuul..

2021-03-09

1

…𝕮ℓα𝕣α♡🦄🌈 (hiatus)

…𝕮ℓα𝕣α♡🦄🌈 (hiatus)

Fufufu~🤭 makasih up nya kak🤣. Kalo gitu sering2 ketiduran yak😂 *janda kak😌🤭🤣

2021-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG - Pertarungan Seratus Tahun
2 Bab I - Api Spiritual
3 Bab II - Pergi
4 Bab III - Ras Peri dan Kristal Jiwa
5 Bab IV - Pria Lumpuh
6 Bab V - Xuan Chen
7 Bab VI - Kontrak
8 VISUAL TOKOH
9 Bab VII - Cambukan petir
10 Bab VIII - Ketika Pengganggu Datang
11 Bab IX - Rela Demi Dia
12 Bab X - Berkunjung Ke Istana
13 Bab XI - Cambukan Siluman
14 Bab XII - Ketika Di Cambuk
15 Bab XIII - Bantuan Yi Xuemei
16 Bab XIV - Wilayah Zhongjian dan Akademi Tianjin
17 Penjelasan Tingkat Kultivasi dan Beberapa Pembagian di Dunia milik Author:v
18 Bab XV - Perpustakaan Langit
19 Bab XVI - Serangan dari Orang-orang Aneh
20 Bab XVII - Kemarahan Yi Wang
21 Bab XVIII - Sesuatu yang Dibuat Baiyun Dijun
22 Bab XIX - Ramuan Penghilang Cinta
23 Bab XX - Rubah Kecil
24 Bab XXI - Rencana Gaoqing Dijun
25 Bab XXII - Feng'er dan Heilong
26 Bab XXIII - Ruang Dimensi Spiritual
27 Bab XXIV - Bertemu Wei Qiao
28 Bab XXV - Cemburu?
29 Bab XXVI - Akademi Tianjin
30 Bab XXVII
31 Bab XXVIII - Kalajengking Hitam
32 Bab XXIX - Haruskah aku memanggilmu kakak seperguruan?
33 Bab XXX
34 Bab XXXI - Sebenarnya siapa aku?
35 Bab XXXII - Pecahan Ingatan Lagi
36 Bab XXXIII - Singa Roh Api
37 Bab XXXIV - Jebakan Wei Qiao
38 Bab XXXV - Kesalahan Pahaman Berujung Kelaparan
39 Bab XXXVI - Rencana Memutar Balikan Akibat
40 Bab XXXVII - Bodoh!
41 Bab XXXVIII - Tetua Ling Zhao Tahu?
42 Bab XXXIX - Bersama Kakek Bulan
43 Bab XL - Yue Xingfei & Hua Mu Dan
44 Bab XLI - Bayangan yang Menyerang
45 Bab XLII - Kekacauan
46 Bab XLIII - Batu Teleportasi
47 Bab XLIV - Aku mencintaimu..
48 Bab XLV - Mimpi terburuk Sepanjang Masa
49 Bab XLVI - Kau Kekasihku
50 Bab XLVII - Aku mencintainya, jangan halangi aku..
51 Bab XLVIII
52 Bab XLIX - Nasihat Dewi Yuan Ji
53 Bab L - Bulan dan Bintang
54 Bab LI - Pesan Pangeran Ketujuh
55 Bab LII - Rencana Qi Zhongma
56 Bab LIII - Kecelakaan Tak Terduga
57 Bab LIV - Persyaratan Yi Xuemei
58 Bab LV - Rencana Qi Xiangma
59 Bab LVI - Rencana Qi Xiangma (2)
60 Bab LVII - Rencana Qi Xiangma (3)
61 Bab LVIII - Rencana Qi Xiangma (4)
62 Bab LIX - Hadiah Zhang Bixuan
63 Bab LX - Kembalinya Bai Suyue
64 Bab LXI - Bersama Xuan Chen
65 Bab LXII - Kebahagiaan yang Berakhir
66 Bab LXIII - Di Hutan Bambu...
67 Bab LXIV- Penyelamatan Sang Dewi Rubah
68 Bab LXV - Rencana Tersembunyi Yi Changyin
69 Bab LXVI - Rencana Tersembunyi Yi Changyin (2)
70 Bab LXVII - Rencana Tersembunyi Yi Changyin (3)
71 Bab LXVIII - Balasan Untuk Wei Qiao
72 Bab LXIX - Akhir Untuk Sementara
73 Bab LXX - Kisah Phoenix dan Naga
74 Bab LXXI - Kisah Phoenix dan Naga (2)
75 Bab LXXII - Alam Peri yang Berubah
76 Bab LXXIII - Keindahan dan Kenikmatan Duniawi
77 Bab LXXIV - Awal Mula Gunung Tianjin
78 Bab LXXV - Usaha Membangunkan sang Pemimpi
79 Bab LXXVI - Untitled
80 Bab LXXVII - Tuduhan Lao Jun
81 Bab LXXVIII - Kemunculan Sesuatu
82 Bab LXXIX - Bangkit yang Kedua Kalinya
83 Bab LXXX - Bangkit yang Kedua Kalinya (2)
84 Bab LXXXI - Sesuatu yang tertanam
85 Bab LXXXII - Awal Mula Alam Peri
86 Bab LXXXIII - Awal Mula Alam Peri (2)
87 Bab LXXXIV - Untitled
88 Bab LXXXV - Qiao Jirong dan Kembalinya Alam Peri
89 Bab LXXXVI - Di Daerah Istana Bulan
90 Bab LXXXVII - Sesuatu Akan Terjadi
91 Bab LXXXVIII - Dia... Wu Yun?!
92 Bab LXXXIX - Ketika Racun Bereaksi
93 Bab XC - Pil Jamur Lingzhi
94 Bab XCI - Penjelasan si Hantu Wanita
95 Bab XCII - Upacara Penghormatan Terakhir
96 Bab XCIII - Di Atas Ayunan
97 Bab XCIV - Serangan Wanita itu
98 Bab XCV - Yi Changyin Jatuh Pingsan
99 Bab XCVI - Menjadi Putri Ketujuh
100 Bab XCVII - Rindu Ayah : 'Shui Jifeng'
101 Bab XCVIII - Mulai Sekarang
102 Bab XCIX - Berencana Pergi
103 Bab C - Adipati Zhaoyang
104 Bab CI - Mempermalukan Xuan Ye
105 Bab CII - Wu Yun kembali?
106 Bab CIII - Bertemu Kembali
107 Bab CIV - Mimpi di Tengah Badai
108 Bab CV - Merasa kehilangan sebelum membuat kenangan
109 Bab CVI - Derita dari Langit
110 Bab CVII - Rencana Mereka
111 Bab CVIII - Seribu Tahun Lalu, pernah menjadi masa lalu
112 Bab CIX - Hadiah Pernikahan
113 Bab CX - Pernikahan Kedua Kalinya
114 Bab CXI - Yi Changyin Pergi
115 Bab CXII - Menuju Alam Baka
116 Bab CXIII - Rencana Kotor
117 Bab CXIV - Sialan!
118 Bab CXV - Kemunculan Monster Alam Baka
119 Bab CXVI - Diselamatkan Dewi
120 Bab CXVII - Bertemu ayah
121 Bab CXVIII - Diguncang Sampai Karam
122 Bab CXIX - Kembali Memelukmu
123 Bab CXX - Dikacaukan
124 Bab CXXI - Keputusan Xuan Chen
125 Bab CXXII - Anak Kedua?
126 Bab CXXIII - Memecahkan Formasi
127 Bab CXXIV - Kembali Sepenuhnya
128 Bab CXXV - Tidak Seperti yang Dirumorkan
129 Bab CXXVI - Pengakuan Wei Qiao
130 Bab CXXVII - Takut Kehilangan
131 Bab CXXVIII - Di Halaman Belakang
132 Bab CXXIX - Racun Kembali Datang
133 Bab CXXX - Rencana Tersembunyi Xuan Chen
134 Bab CXXXI - Setelah Hukuman
135 Bab CXXXII - Kedatangan Wen Yuexin
136 Bab CXXXIII - Perbincangan
137 Bab CXXXIV - Yi Changyin marah
138 Bab CXXXV - Yi Changyin melahirkan
139 Bab CXXXVI - Xuan Sifeng & Xuan Sijiu
140 Bab CXXXVII - Mengunjungi klan Rubah ekor sembilan
141 Bab CXXXVIII - Kesedihan Xuan Rong
142 Bab CXXXIX - Perang
143 Bab CXL - Masa Lalu
144 Bab CXLI - Kehancuran hati yang sebenarnya
145 Bab CXLII - Yi Changyin bisa kembali
146 Bab CXLIII - Sebelum Mencari
147 Bab CXLIV - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin
148 Bab CXLV - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin (2)
149 Bab CXLVI - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin (3)
150 Bab CXLVII - Setelah pencarian
151 Bab CXLVIII - Menyatukan Potongan Jiwa Yi Changyin
152 Bab CXLIX - Jiwa Telah Memadat
153 Bab CL - Kebahagiaan yang Kembali
154 Bab CLI - Kebahagiaan yang Kembali (2)
155 Bab CLII - Ekstra Chapter 1 : Road To Ending
156 Bab CLIII - Ekstra Chapter 2 : ENDING
157 Dari Author ^_^
Episodes

Updated 157 Episodes

1
PROLOG - Pertarungan Seratus Tahun
2
Bab I - Api Spiritual
3
Bab II - Pergi
4
Bab III - Ras Peri dan Kristal Jiwa
5
Bab IV - Pria Lumpuh
6
Bab V - Xuan Chen
7
Bab VI - Kontrak
8
VISUAL TOKOH
9
Bab VII - Cambukan petir
10
Bab VIII - Ketika Pengganggu Datang
11
Bab IX - Rela Demi Dia
12
Bab X - Berkunjung Ke Istana
13
Bab XI - Cambukan Siluman
14
Bab XII - Ketika Di Cambuk
15
Bab XIII - Bantuan Yi Xuemei
16
Bab XIV - Wilayah Zhongjian dan Akademi Tianjin
17
Penjelasan Tingkat Kultivasi dan Beberapa Pembagian di Dunia milik Author:v
18
Bab XV - Perpustakaan Langit
19
Bab XVI - Serangan dari Orang-orang Aneh
20
Bab XVII - Kemarahan Yi Wang
21
Bab XVIII - Sesuatu yang Dibuat Baiyun Dijun
22
Bab XIX - Ramuan Penghilang Cinta
23
Bab XX - Rubah Kecil
24
Bab XXI - Rencana Gaoqing Dijun
25
Bab XXII - Feng'er dan Heilong
26
Bab XXIII - Ruang Dimensi Spiritual
27
Bab XXIV - Bertemu Wei Qiao
28
Bab XXV - Cemburu?
29
Bab XXVI - Akademi Tianjin
30
Bab XXVII
31
Bab XXVIII - Kalajengking Hitam
32
Bab XXIX - Haruskah aku memanggilmu kakak seperguruan?
33
Bab XXX
34
Bab XXXI - Sebenarnya siapa aku?
35
Bab XXXII - Pecahan Ingatan Lagi
36
Bab XXXIII - Singa Roh Api
37
Bab XXXIV - Jebakan Wei Qiao
38
Bab XXXV - Kesalahan Pahaman Berujung Kelaparan
39
Bab XXXVI - Rencana Memutar Balikan Akibat
40
Bab XXXVII - Bodoh!
41
Bab XXXVIII - Tetua Ling Zhao Tahu?
42
Bab XXXIX - Bersama Kakek Bulan
43
Bab XL - Yue Xingfei & Hua Mu Dan
44
Bab XLI - Bayangan yang Menyerang
45
Bab XLII - Kekacauan
46
Bab XLIII - Batu Teleportasi
47
Bab XLIV - Aku mencintaimu..
48
Bab XLV - Mimpi terburuk Sepanjang Masa
49
Bab XLVI - Kau Kekasihku
50
Bab XLVII - Aku mencintainya, jangan halangi aku..
51
Bab XLVIII
52
Bab XLIX - Nasihat Dewi Yuan Ji
53
Bab L - Bulan dan Bintang
54
Bab LI - Pesan Pangeran Ketujuh
55
Bab LII - Rencana Qi Zhongma
56
Bab LIII - Kecelakaan Tak Terduga
57
Bab LIV - Persyaratan Yi Xuemei
58
Bab LV - Rencana Qi Xiangma
59
Bab LVI - Rencana Qi Xiangma (2)
60
Bab LVII - Rencana Qi Xiangma (3)
61
Bab LVIII - Rencana Qi Xiangma (4)
62
Bab LIX - Hadiah Zhang Bixuan
63
Bab LX - Kembalinya Bai Suyue
64
Bab LXI - Bersama Xuan Chen
65
Bab LXII - Kebahagiaan yang Berakhir
66
Bab LXIII - Di Hutan Bambu...
67
Bab LXIV- Penyelamatan Sang Dewi Rubah
68
Bab LXV - Rencana Tersembunyi Yi Changyin
69
Bab LXVI - Rencana Tersembunyi Yi Changyin (2)
70
Bab LXVII - Rencana Tersembunyi Yi Changyin (3)
71
Bab LXVIII - Balasan Untuk Wei Qiao
72
Bab LXIX - Akhir Untuk Sementara
73
Bab LXX - Kisah Phoenix dan Naga
74
Bab LXXI - Kisah Phoenix dan Naga (2)
75
Bab LXXII - Alam Peri yang Berubah
76
Bab LXXIII - Keindahan dan Kenikmatan Duniawi
77
Bab LXXIV - Awal Mula Gunung Tianjin
78
Bab LXXV - Usaha Membangunkan sang Pemimpi
79
Bab LXXVI - Untitled
80
Bab LXXVII - Tuduhan Lao Jun
81
Bab LXXVIII - Kemunculan Sesuatu
82
Bab LXXIX - Bangkit yang Kedua Kalinya
83
Bab LXXX - Bangkit yang Kedua Kalinya (2)
84
Bab LXXXI - Sesuatu yang tertanam
85
Bab LXXXII - Awal Mula Alam Peri
86
Bab LXXXIII - Awal Mula Alam Peri (2)
87
Bab LXXXIV - Untitled
88
Bab LXXXV - Qiao Jirong dan Kembalinya Alam Peri
89
Bab LXXXVI - Di Daerah Istana Bulan
90
Bab LXXXVII - Sesuatu Akan Terjadi
91
Bab LXXXVIII - Dia... Wu Yun?!
92
Bab LXXXIX - Ketika Racun Bereaksi
93
Bab XC - Pil Jamur Lingzhi
94
Bab XCI - Penjelasan si Hantu Wanita
95
Bab XCII - Upacara Penghormatan Terakhir
96
Bab XCIII - Di Atas Ayunan
97
Bab XCIV - Serangan Wanita itu
98
Bab XCV - Yi Changyin Jatuh Pingsan
99
Bab XCVI - Menjadi Putri Ketujuh
100
Bab XCVII - Rindu Ayah : 'Shui Jifeng'
101
Bab XCVIII - Mulai Sekarang
102
Bab XCIX - Berencana Pergi
103
Bab C - Adipati Zhaoyang
104
Bab CI - Mempermalukan Xuan Ye
105
Bab CII - Wu Yun kembali?
106
Bab CIII - Bertemu Kembali
107
Bab CIV - Mimpi di Tengah Badai
108
Bab CV - Merasa kehilangan sebelum membuat kenangan
109
Bab CVI - Derita dari Langit
110
Bab CVII - Rencana Mereka
111
Bab CVIII - Seribu Tahun Lalu, pernah menjadi masa lalu
112
Bab CIX - Hadiah Pernikahan
113
Bab CX - Pernikahan Kedua Kalinya
114
Bab CXI - Yi Changyin Pergi
115
Bab CXII - Menuju Alam Baka
116
Bab CXIII - Rencana Kotor
117
Bab CXIV - Sialan!
118
Bab CXV - Kemunculan Monster Alam Baka
119
Bab CXVI - Diselamatkan Dewi
120
Bab CXVII - Bertemu ayah
121
Bab CXVIII - Diguncang Sampai Karam
122
Bab CXIX - Kembali Memelukmu
123
Bab CXX - Dikacaukan
124
Bab CXXI - Keputusan Xuan Chen
125
Bab CXXII - Anak Kedua?
126
Bab CXXIII - Memecahkan Formasi
127
Bab CXXIV - Kembali Sepenuhnya
128
Bab CXXV - Tidak Seperti yang Dirumorkan
129
Bab CXXVI - Pengakuan Wei Qiao
130
Bab CXXVII - Takut Kehilangan
131
Bab CXXVIII - Di Halaman Belakang
132
Bab CXXIX - Racun Kembali Datang
133
Bab CXXX - Rencana Tersembunyi Xuan Chen
134
Bab CXXXI - Setelah Hukuman
135
Bab CXXXII - Kedatangan Wen Yuexin
136
Bab CXXXIII - Perbincangan
137
Bab CXXXIV - Yi Changyin marah
138
Bab CXXXV - Yi Changyin melahirkan
139
Bab CXXXVI - Xuan Sifeng & Xuan Sijiu
140
Bab CXXXVII - Mengunjungi klan Rubah ekor sembilan
141
Bab CXXXVIII - Kesedihan Xuan Rong
142
Bab CXXXIX - Perang
143
Bab CXL - Masa Lalu
144
Bab CXLI - Kehancuran hati yang sebenarnya
145
Bab CXLII - Yi Changyin bisa kembali
146
Bab CXLIII - Sebelum Mencari
147
Bab CXLIV - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin
148
Bab CXLV - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin (2)
149
Bab CXLVI - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin (3)
150
Bab CXLVII - Setelah pencarian
151
Bab CXLVIII - Menyatukan Potongan Jiwa Yi Changyin
152
Bab CXLIX - Jiwa Telah Memadat
153
Bab CL - Kebahagiaan yang Kembali
154
Bab CLI - Kebahagiaan yang Kembali (2)
155
Bab CLII - Ekstra Chapter 1 : Road To Ending
156
Bab CLIII - Ekstra Chapter 2 : ENDING
157
Dari Author ^_^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!