Bab VIII - Ketika Pengganggu Datang

Xuan Chen meletakkan tumbuhan aneh yang penuh dengan aura spiritual itu di atas meja. Dalam tumbuhan itu ada darah hati Yi Changyin, jika di gunakan dia merasa tidak tega. Tapi Shen Lan bilang jika tidak di gunakan akan sia-sia. Langit tidak memberinya pilihan!

'Changyin.. maafkan aku karena telah memanfaatkan darah hatimu.' Ujar Xuan Chen dalam hati.

Tanpa menunggu lama lagi, Xuan Chen segera mengeluarkan aura spiritual di ujung tangannya. Kemudian dia alirkan pada tumbuhan darah hati sang Dewi rubah. Kekuatan spiritual di sana mengalir terbalik pada jiwa Xuan Chen.

Setelah sekian lama, Xuan Chen dapat lagi merasakan kekuatan dari benda-benda spiritual. Bagian kosong dalam tubuhnya bagaikan terisi kembali sampai penuh. Tak di sangka, ledakan keluar dari tubuhnya. Dia sudah berhasil naik level! Tentu saja warna aura spiritual nya berubah menjadi ungu muda.

Xuan Chen merasa senang dengan pencapaiannya. Naik ke perak level empat tidaklah buruk, setidaknya dia sudah memanfaatkan apa yang seharusnya di gunakan. Xuan Chen segera melihat seekor rubah yang berada diatas pangkuannya. Dia tidak terganggu sama sekali dengan ledakan itu. Telinga mungilnya itu bagaikan telah di tutupi oleh sesuatu. Hal itu membuat Xuan Chen bernafas dengan lega.

Tapi betapa terkejutnya dia saat melihat ke arah tanaman spiritual itu. Energi di dalamnya masih ada walaupun tak sebanyak tadi. Sebenarnya terbuat dari apa rubah yang satu ini! Dia tak pernah menyangka darah hati seekor rubah dapat menumbuhkan tanaman dengan energi spiritual yang melimpah.

Meskipun begitu, Xuan Chen tidak pernah berfikiran untuk memanfaatkannya. Bagaimanapun Yi Changyin bukan manusia, melainkan seekor hewan yang patut di kasihani. Walaupun dia bisa hidup sampai ratusan ribu tahun, tapi Xuan Chen tidak akan pernah memanfaatkan kehidupannya untuk kepentingan pribadi.

Xuan Chen segera mengulangi hal sama, kembali menyerap energi spiritual di dalam tanaman itu sampai habis. Dia takut kalau seseorang datang mengganggunya di saat-saat seperti ini.

Dua ledakan keluar dari tubuh Xuan Chen, seiring dengan layu nya tanaman spiritual itu. Ternyata setelah energi terserap keseluruhan, tumbuhan itu berubah menjadi layu. Tapi, ini sangat berguna karena Xuan Chen sudah mencapai perak level enam. Melewati dua level lagi, dia akan naik tingkat!

Tak berselang lama, tiba-tiba suara derap kaki beberapa orang terdengar dari luar. Xuan Chen langsung berwaspada ketika mendengar rombongan itu menuju ke arah rumahnya. Xuan Chen segera melemparkan tumbuhan itu ke sembarang arah. Seharusnya tidak di curigai kan?

Lalu Yi Changyin?!

Xuan Chen sempat kebingungan, dia tidak tahu bagaimana harus menyembunyikan hewan dengan ekor yang banyak ini. Bahkan jika di bandingkan, kumpulan kesembilan ekornya lebih besar dari badannya. Dia ingin memindahkan gadis rubah itu ke tempat yang aman, tapi mengganggunya tidur sangatlah tidak aman.

BRAKK!!

Pintu terbuka secara paksa, menyebabkan suara yang memekakkan telinga. Untung saja Yi Changyin tidak terbangun karenanya. Sekarang Xuan Chen hanya bisa menutupi kesembilan ekor Yi Changyin dengan lengan bajunya yang panjang.

Benar saja, sosok Xuan Ye dan Xuan Hua datang di balik pintu. Tatapan mereka langsung menuju ke arah kanan, di mana tempat Xuan Chen berada. Tatapan keduanya itu, sungguh merendahkan Xuan Chen.

"Sudah lama tak bertemu, adik ketujuh." Ujar Xuan Ye sambil duduk di kursi terdekat.

"Yo! Siapa yang mengijinkanmu memelihara seekor rubah?!" Seru Xuan Hua langsung terpaku pada sosok rubah yang sedang tertidur pulas.

Mendengar hal itu Xuan Ye kembali menegakkan tubuhnya, untuk melihat rubah yang di maksudkan oleh adiknya. "Aku terlalu malas untuk melihat tampangmu. Jadi, tidak menyadari kalau ada rubah disini." Ujar Xuan Ye pelan.

Xuan Chen hanya menunduk dengan kedua tangannya yang berusaha melindungi Yi Changyin. Dia tidak mau hewan spiritualnya di rebut oleh Xuan Ye ataupun Xuan Hua.

Saat tangan Xuan Ye hendak meraih tubuh rubah Yi Changyin, Xuan Chen segera menepisnya dengan kasar. Kemudian dia menggeleng seraya memberitahukan Xuan Ye agar tidak mengambil rubah itu.

"Masih bertindak tidak sopan padaku?" Ujar Xuan Ye sedikit mengancam.

Dengan secepat kilat, Xuan Ye menyingkirkan kedua tangan Xuan Chen yang menghalangi tubuh rubah itu. Seketika mata Xuan Ye dan Xuan Hua membola melihat ada sembilan ekor di bokong rubah itu.

"Rubah ekor sembilan?" Gumam Xuan Hua.

"Heh!" Xuan Ye menatap Xuan Chen merendahkan. "Orang cacat sepertimu tidak pantas memiliki rubah ekor sembilan. Terkecuali.. kalau ini adalah rubah liar." Xuan Ye tertawa di akhir kalimatnya, begitupula dengan Xuan Hua.

"Rubah ini banyak manfaatnya. Kau harus memberikannya padaku!" Seru Xuan Ye sambil mengangkat tubuh rubah Yi Changyin dengan memegangi tengkuknya. Xuan Chen hanya bisa berusaha merebut dengan sia-sia. Apakah dia dan Yi Changyin akan berpisah kembali?

Tapi perlakuan Xuan Ye itu sontak membuat Yi Changyin terbangun. Dia memekik dan membuka matanya membuat semua orang terkejut termasuk Xuan Chen sendiri.

Tiba-tiba tangan Xuan Ye terasa hampa, rubah yang dia angkat itu berubah menjadi gadis cantik yang kemudian menamparnya setelah menjelma. "Beraninya mengganggu waktu tidurku!" Seru Yi Changyin sambil menatap mereka berdua penuh permusuhan. Hari hampir malam, tapi pengganggu datang tanpa alasan. Sungguh meresahkan!

Xuan Ye yang setelah di tampar menatap Yi Changyin penuh godaan. Kecantikan dan pesona seekor rubah, di dunia ini tidak akan ada yang bisa menandinginya. Hanya saja sebagian rubah memanfaatkan hal ini untuk kejahatan, hingga membuat mereka berubah menjadi siluman rubah yang mengerikan. Tidak termasuk Yi Changyin, dia sudah menjadi seorang Dewi walaupun masih tahap awal.

"Apa yang kau lihat?!" Tanya Yi Changyin dengan ketus sambil menghampiri Xuan Chen, menghalangi pria itu dengan tubuhnya. Jujur saja dia sangat kesal ketika tidurnya di ganggu!

Xuan Ye terkekeh pelan. "Gadis cantik, halaman belakangku masih kekurangan istri.." Ujarnya dengan tatapan yang menggoda. Tapi Yi Changyin malah menatapnya dengan jijik. Jika di bandingkan, bahkan lebih tampan Xuan Chen dari pada laki-laki hidung belang ini!

"Kekurangan istri atau tidak.. itu bukan masalahku." Ujar Yi Changyin dengan nada yang lembut, berusaha menenangkan emosinya. "Hanya saja, halaman belakang pangeran ketujuh belum terisi oleh satu gadispun. Jadi.. aku lebih baik pergi ke tempat yang sepi."

Xuan Chen tertegun mendengar ucapan Yi Changyin. Bukankah kata-katanya lebih pas untuk satu kata, yaitu 'menikah?'. Tapi, Xuan Chen tidak tahu harus sedih atau senang. Pasalnya Yi Changyin mengatakan hal ini untuk membuat pangeran mahkota marah.

Xuan Ye terkekeh pelan, Yi Changyin membalasnya dengan senyuman. Ingat, ini hanya untuk memancing buaya dari sarangnya. "Gadis cantik, dari pada dengan pria cacat ini, lebih baik ikut denganku.."

Xuan Ye mulai mendekati Yi Changyin dengan wajah yang berusaha menggoda itu. Sementara di belakang punggungnya, Yi Changyin mengeluarkan kipas Yin Zhenjie miliknya. Hanya Xuan Chen yang mengetahui hal ini.

Pria hidung belang itu mulai mengangkat dagu Yi Changyin. Xuan Chen saat itu mulai merasa tak nyaman, tapi dia yakin Yi Changyin bukan wanita lemah dan recehan. "Nona cantik.. ikutlah ke istana timur."

Yi Changyin terkekeh pelan. "Lebih baik, yang mulia pangeran mahkota.." Yi Changyin mengeluarkan kipas yang penuh dengan aura suci itu. Tatapan Yi Changyin berubah menjadi dingin, "Ku antarkan keneraka!" Serunya sambil mengeluarkan gelombang dari kibasan kipas hingga membuat Xuan Ye dan Xuan Hua terpelanting ke belakang dan punggungnya menghantam tembok dengan keras.

"Ss.. siluman macam apa dia.."

"Yang mulia!!" Tiba-tiba seseorang masuk dengan beberapa pengawalnya. Dia menatap Xuan Ye dan Xuan Hua dengan cemas, tapi pria itu langsung berbalik menatap Yi Changyin yang sedang tersenyum miring itu.

"Dasar siluman!! Beraninya kau menyinggung pangeran mahkota kami!!" Teriak pria itu.

"Yang ku tahu.. siluman dan Dewi itu jauh berbeda." Yi Changyin membentangkan kipasnya. "Apa kau juga mau dilukai dengan kipas ini?"

Pria yang ternyata bernama Yu Lin itu mendengus. "Hanya kipas? Untuk apa aku takut?"

"Yu Lin! Hati-hati, dia siluman rubah!" Seru Xuan Hua memperingati pria yang hanya berstatus bawahan itu.

"Yang mulia tenang saja.." Yu Lin mulai mengeluarkan pedang tajam nan mengkilapnya. "Mana mungkin kipas dapat menahan serangan pedangku ini."

Yi Changyin hanya tersenyum mendengarnya. Wajar saja dia sombong, karena belum mengetahui kekuatan yang sebenarnya dari kipas Yin Zhenjie. Lihat saja ketika berakhir nanti.

Yi Changyin mengeluarkan aura spiritual di kipas lipatnya. Sementara Yu Lin sudah menyerbu dengan keyakinan yang penuh. Pedang dia arahkan pada Yi Changyin dengan kepercayaan dirinya yang terlalu berlebihan.

BRUKK!!

Satu kibasan, Yu Lin sudah ambruk di samping Xuan Hua. Harusnya dia menurut ketika di peringati untuk tidak melawan seorang Dewi. Kultivasi Xuan Ye berada di tingkat kristal level dua. Sedangkan Xuan Hua berada di tingkat emas level tujuh. Dan Yu Lin? Baru saja mencapai emas level empat tapi sombongnya seperti sudah mencapai dewa tertinggi.

"Masih mau melawanku?" Tanya Yi Changyin dengan tenang.

"Kau wanita siluman!!" Caci Xuan Hua berteriak.

"Suruh siapa mengganggu waktu istirahatku."

"Pangeran mahkota.. sebaiknya kita pergi.." Bisik Yu Lin dengan hati-hati.

"Itu benar kakak, kita datang lain kali dengan persiapan!" Sahut Xuan Hua yang juga berbisik. Sepertinya mereka mulai takut pada Yi Changyin.

Xuan Ye menghela nafas. Mau tak mau kali ini dia harus menyerah. Ah! Sungguh sial! Xuan Chen kali ini memang darinya. Sepertinya suatu hari ini tidak bisa di biarkan! Dengan susah payah, ketiganya berusaha kembali menegakkan badannya. Walaupun terasa remuk di sekujur badan.

"Siluman! Aku akan datang lain kali!" Ujar Xuan Ye dengan ketus.

Akhirnya ketiga pengganggu itu pergi dari rumah Xuan Chen. Untung saja tidak membawa pasukan atau apapun itu. Dalam keadaan yang masih terluka, Yi Changyin tidak bisa berbuat banyak. Jadi dia harus bersyukur kali ini.

'Apakah mau lanjut tidur?'

Suara Xuan Chen mengiang di kepala Yi Changyin. Gadis itu segera menoleh lalu duduk di sambil Xuan Chen. "Tidak bisa! Mereka sudah menggangguku. Aku tidak bisa tertidur kembali." Jawab Yi Changyin dengan ekspresi yang masam.

'Sudahlah.. malam ini kau bisa tidur.'

"Ngomong-ngomong tidur, nanti aku tidur di mana?" Tanya Yi Changyin bingung. Di rumah ini, hanya ada satu kasur. Bagaimana mungkin mereka tidur satu kasur!!

Xuan Chen kebingungan. 'Itu...'

"Tidak apa.. tidak apa. Aku akan tidur dalam wujud rubah." Yi Changyin tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu Xuan Chen. "Kau tenang saja.. itu tidak akan menimbulkan rumor."

Xuan Chen membalas senyumannya. 'Baik.'

"Ngomong-ngomong.. ini sudah hampir malam, aku lapar.." Keluh Yi Changyin sambil memegangi perutnya.

Xuan Chen tersenyum gemas. 'Tenang saja, aku akan segera memasak.'

"Eh ehh!!" Cegah Yi Changyin saat melihat Xuan Chen akan pergi ke dapur. "Aku perempuan satu-satunya di sini.." Ujar Yi Changyin sambil menggosok-gosokan telapak tangannya. "Biar aku saja yang memasak."

Xuan Chen tediam. 'Kau yakin?'

"Jangan mengira aku seekor rubah tapi tidak bisa memasak!" Gerutu Yi Changyin sambil pergi menuju dapur.

Xuan Chen tersenyum melihat tingkah lucu Yi Changyin. 'Aku akan membantumu.'

"Ah! Tidak tidak tidak!" Seru Yi Changyin sambil menunjukan telapak tangannya, menandakan untuk berhenti pada Xuan Chen. Pria itu pun kembali mengurungkan niatnya. Walaupun saat ini dia adalah tuanya, tapi melihat kekuatan Yi Changyin ketika marah, Xuan Chen menjadi sedikit takut.

"Aku saja yang memasak!" Tambahnya sambil pergi menuju bagian dalam dapur tanpa memperdulikan lagi Xuan Chen.

"Shen Lan.." Panggil Yi Changyin berbisik setelah berada di ruangan yang tidak bisa di jangkau oleh pandangan Xuan Chen.

Setelah itu, sosok Shen Lan muncul di udara kosong. Kedua tangannya terlipat di atas dada dan ekspresi datarnya, membuat Yi Changyin menatapnya dengan bosan.

"Mengapa dirimu begitu membosankan?" Tanya Yi Changyin dengan ketus.

"Terserah." Jawab Shen Lan datar. "Katakan apa mau mu."

"Aku ingin kau meminta bantuan putri Xuan Rong." Ujar Yi Changyin tanpa basa-basi lagi.

"Xuan Rong?" Gumam Shen Lan. "Untuk apa?"

"Minta dia untuk membawakan beberapa buku penyakit dan pengobatannya. Juga sesuatu tentang rubah ekor sembilan." Yi Changyin menjadi cemberut. "Walaupun aku berasal dari klan rubah ekor sembilan, tapi Feng Chao terus mengisi keseharianku dengan memasak dan membersihkan rumah. Bahkan tentang klan sendiri tidak tahu. Memalukan!"

"Kau memang memalukan." Ejek Shen Lan masih dengan ekspresi datar.

Mengejek Yi Changyin dengan ekspresi datar, sungguh membuat gadis itu naik darah. "Kau!! Awas kau.."

"Sudahlah aku harus menemui putri Xuan Rong." Setelah itu sosok Shen Lan menghilang di udara kosong. Hal itu membuat Yi Changyin ingin sekali menghancurkan benda yang berada di sekitarnya.

Masih dengan kekesalan yang membekas di hatinya, Yi Changyin mengambil beberapa sayuran di wadahnya. Lalu di potong penuh dengan hawa emosi.

"Awas kau Shen Lan!! Aku akan menyerap energi mu sampai kering!!"

.......

.......

.......

Seorang gadis dengan anggun membuka pakaian luarnya di bantu oleh beberapa pelayan. Kemudian dia memakai pakaian silang yang yang di gunakan untuk tidur di malam hari. Beberapa pelayan itu membungkuk dan undur diri setelah melayani sang putri kekaisaran.

Kamar Xuan Rong sudah sepi, hanya ada dia seorang. Xuan Rong bergegas mematikan beberapa lilin agar tidak menerangi ruangan saat dia tertidur. Saat selesai lilin terakhir di tiup, Xuan Rong berbalik hendak menuju tempat tidurnya. Kali ini dia harus tidur lebih awal!

Tapi betapa terkejutnya ia saat melihat Shen Lan berdiri setelah berbalik. Saking terkejutnya, Xuan Rong hampir terjatuh ke belakang. Untung saja, tangan kokoh itu menahannya. Hingga mata keduanya tak bisa berpaling lagi untuk saling menatap.

Entah kenapa mata Shen Lan tak sedikitpun teralihkan dari gadis itu. Sedangkan Xuan Rong menatap Shen Lan penuh kekaguman. Hanya ada satu kata di hatinya, 'tampan'.

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka sadar. Shen Lan segera melepaskan pegangannya dan membungkuk. "Maaf putri."

"Tidak masalah! Aa.. apa. tujuan tu.. tuan Shen Lan kemari?" Tanya Xuan Rong gugup, wajahnya hampir berubah menjadi merah karena menahannya.

Shen Lan mengangkat pandangannya, membuat matanya itu kembali bertemu dengan wajah cantik Xuan Rong yang sedang tersenyum. Tapi dia segera menepisnya, dia harus fokus!

"Dewi rubah Yi Changyin ingin meminta bantuanmu."

Mata Xuan Rong tampak berbinar. "Katakan saja!" Serunya sambil mendekat satu langkah ke arah Shen Lan.

Pria itu meneguk ludahnya susah payah, kemudian mundur beberapa langkah. Hal itu membuat Xuan Rong sadar kalau tingkahnya sangat memalukan, dia pun segera menarik kembali kakinya. Suasana di sana terlihat begitu canggung. Tapi Shen Lan sedang berusaha mempertahankan ekspresi datarnya.

"Dia.. dia memintaku untuk membawa beberapa buku tentang semua penyakit dan cara pengobatannya. Juga buku tentang rubah ekor sembilan." Ujar Shen Lan menjelaskan pesan dari Yi Changyin.

Xuan Rong tersenyum tipis. 'Pasti ini untuk kakak ketujuh..' Setelah itu dia menatap Shen Lan. "Baik, aku akan membawanya."

"Baik, kalau begitu.." Shen Lan membungkuk. "Putri, hamba pamit." Kemudian sosok Shen Lan menghilang di udara kosong.

"Iiiii.." Xuan Rong memekik sambil tersenyum malu-malu. "Mengapa dia begitu lucu.."

.......

.......

.......

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen😉 Jangan lupa juga buat rate dan vote❤️❤️ Thanks for reading 😉

Terpopuler

Comments

Happy♡~

Happy♡~

10 dukungan mendarat thor.. Mangatts! 😊

2021-05-06

1

…𝕮ℓα𝕣α♡🦄🌈 (hiatus)

…𝕮ℓα𝕣α♡🦄🌈 (hiatus)

Thanks udh mau up kak (✿❛◡❛). Aku dr kmrn nungguin :v😌😙

2021-03-09

1

Sunflower nya uwu🌻

Sunflower nya uwu🌻

bagus Thor, semangat ya

2021-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG - Pertarungan Seratus Tahun
2 Bab I - Api Spiritual
3 Bab II - Pergi
4 Bab III - Ras Peri dan Kristal Jiwa
5 Bab IV - Pria Lumpuh
6 Bab V - Xuan Chen
7 Bab VI - Kontrak
8 VISUAL TOKOH
9 Bab VII - Cambukan petir
10 Bab VIII - Ketika Pengganggu Datang
11 Bab IX - Rela Demi Dia
12 Bab X - Berkunjung Ke Istana
13 Bab XI - Cambukan Siluman
14 Bab XII - Ketika Di Cambuk
15 Bab XIII - Bantuan Yi Xuemei
16 Bab XIV - Wilayah Zhongjian dan Akademi Tianjin
17 Penjelasan Tingkat Kultivasi dan Beberapa Pembagian di Dunia milik Author:v
18 Bab XV - Perpustakaan Langit
19 Bab XVI - Serangan dari Orang-orang Aneh
20 Bab XVII - Kemarahan Yi Wang
21 Bab XVIII - Sesuatu yang Dibuat Baiyun Dijun
22 Bab XIX - Ramuan Penghilang Cinta
23 Bab XX - Rubah Kecil
24 Bab XXI - Rencana Gaoqing Dijun
25 Bab XXII - Feng'er dan Heilong
26 Bab XXIII - Ruang Dimensi Spiritual
27 Bab XXIV - Bertemu Wei Qiao
28 Bab XXV - Cemburu?
29 Bab XXVI - Akademi Tianjin
30 Bab XXVII
31 Bab XXVIII - Kalajengking Hitam
32 Bab XXIX - Haruskah aku memanggilmu kakak seperguruan?
33 Bab XXX
34 Bab XXXI - Sebenarnya siapa aku?
35 Bab XXXII - Pecahan Ingatan Lagi
36 Bab XXXIII - Singa Roh Api
37 Bab XXXIV - Jebakan Wei Qiao
38 Bab XXXV - Kesalahan Pahaman Berujung Kelaparan
39 Bab XXXVI - Rencana Memutar Balikan Akibat
40 Bab XXXVII - Bodoh!
41 Bab XXXVIII - Tetua Ling Zhao Tahu?
42 Bab XXXIX - Bersama Kakek Bulan
43 Bab XL - Yue Xingfei & Hua Mu Dan
44 Bab XLI - Bayangan yang Menyerang
45 Bab XLII - Kekacauan
46 Bab XLIII - Batu Teleportasi
47 Bab XLIV - Aku mencintaimu..
48 Bab XLV - Mimpi terburuk Sepanjang Masa
49 Bab XLVI - Kau Kekasihku
50 Bab XLVII - Aku mencintainya, jangan halangi aku..
51 Bab XLVIII
52 Bab XLIX - Nasihat Dewi Yuan Ji
53 Bab L - Bulan dan Bintang
54 Bab LI - Pesan Pangeran Ketujuh
55 Bab LII - Rencana Qi Zhongma
56 Bab LIII - Kecelakaan Tak Terduga
57 Bab LIV - Persyaratan Yi Xuemei
58 Bab LV - Rencana Qi Xiangma
59 Bab LVI - Rencana Qi Xiangma (2)
60 Bab LVII - Rencana Qi Xiangma (3)
61 Bab LVIII - Rencana Qi Xiangma (4)
62 Bab LIX - Hadiah Zhang Bixuan
63 Bab LX - Kembalinya Bai Suyue
64 Bab LXI - Bersama Xuan Chen
65 Bab LXII - Kebahagiaan yang Berakhir
66 Bab LXIII - Di Hutan Bambu...
67 Bab LXIV- Penyelamatan Sang Dewi Rubah
68 Bab LXV - Rencana Tersembunyi Yi Changyin
69 Bab LXVI - Rencana Tersembunyi Yi Changyin (2)
70 Bab LXVII - Rencana Tersembunyi Yi Changyin (3)
71 Bab LXVIII - Balasan Untuk Wei Qiao
72 Bab LXIX - Akhir Untuk Sementara
73 Bab LXX - Kisah Phoenix dan Naga
74 Bab LXXI - Kisah Phoenix dan Naga (2)
75 Bab LXXII - Alam Peri yang Berubah
76 Bab LXXIII - Keindahan dan Kenikmatan Duniawi
77 Bab LXXIV - Awal Mula Gunung Tianjin
78 Bab LXXV - Usaha Membangunkan sang Pemimpi
79 Bab LXXVI - Untitled
80 Bab LXXVII - Tuduhan Lao Jun
81 Bab LXXVIII - Kemunculan Sesuatu
82 Bab LXXIX - Bangkit yang Kedua Kalinya
83 Bab LXXX - Bangkit yang Kedua Kalinya (2)
84 Bab LXXXI - Sesuatu yang tertanam
85 Bab LXXXII - Awal Mula Alam Peri
86 Bab LXXXIII - Awal Mula Alam Peri (2)
87 Bab LXXXIV - Untitled
88 Bab LXXXV - Qiao Jirong dan Kembalinya Alam Peri
89 Bab LXXXVI - Di Daerah Istana Bulan
90 Bab LXXXVII - Sesuatu Akan Terjadi
91 Bab LXXXVIII - Dia... Wu Yun?!
92 Bab LXXXIX - Ketika Racun Bereaksi
93 Bab XC - Pil Jamur Lingzhi
94 Bab XCI - Penjelasan si Hantu Wanita
95 Bab XCII - Upacara Penghormatan Terakhir
96 Bab XCIII - Di Atas Ayunan
97 Bab XCIV - Serangan Wanita itu
98 Bab XCV - Yi Changyin Jatuh Pingsan
99 Bab XCVI - Menjadi Putri Ketujuh
100 Bab XCVII - Rindu Ayah : 'Shui Jifeng'
101 Bab XCVIII - Mulai Sekarang
102 Bab XCIX - Berencana Pergi
103 Bab C - Adipati Zhaoyang
104 Bab CI - Mempermalukan Xuan Ye
105 Bab CII - Wu Yun kembali?
106 Bab CIII - Bertemu Kembali
107 Bab CIV - Mimpi di Tengah Badai
108 Bab CV - Merasa kehilangan sebelum membuat kenangan
109 Bab CVI - Derita dari Langit
110 Bab CVII - Rencana Mereka
111 Bab CVIII - Seribu Tahun Lalu, pernah menjadi masa lalu
112 Bab CIX - Hadiah Pernikahan
113 Bab CX - Pernikahan Kedua Kalinya
114 Bab CXI - Yi Changyin Pergi
115 Bab CXII - Menuju Alam Baka
116 Bab CXIII - Rencana Kotor
117 Bab CXIV - Sialan!
118 Bab CXV - Kemunculan Monster Alam Baka
119 Bab CXVI - Diselamatkan Dewi
120 Bab CXVII - Bertemu ayah
121 Bab CXVIII - Diguncang Sampai Karam
122 Bab CXIX - Kembali Memelukmu
123 Bab CXX - Dikacaukan
124 Bab CXXI - Keputusan Xuan Chen
125 Bab CXXII - Anak Kedua?
126 Bab CXXIII - Memecahkan Formasi
127 Bab CXXIV - Kembali Sepenuhnya
128 Bab CXXV - Tidak Seperti yang Dirumorkan
129 Bab CXXVI - Pengakuan Wei Qiao
130 Bab CXXVII - Takut Kehilangan
131 Bab CXXVIII - Di Halaman Belakang
132 Bab CXXIX - Racun Kembali Datang
133 Bab CXXX - Rencana Tersembunyi Xuan Chen
134 Bab CXXXI - Setelah Hukuman
135 Bab CXXXII - Kedatangan Wen Yuexin
136 Bab CXXXIII - Perbincangan
137 Bab CXXXIV - Yi Changyin marah
138 Bab CXXXV - Yi Changyin melahirkan
139 Bab CXXXVI - Xuan Sifeng & Xuan Sijiu
140 Bab CXXXVII - Mengunjungi klan Rubah ekor sembilan
141 Bab CXXXVIII - Kesedihan Xuan Rong
142 Bab CXXXIX - Perang
143 Bab CXL - Masa Lalu
144 Bab CXLI - Kehancuran hati yang sebenarnya
145 Bab CXLII - Yi Changyin bisa kembali
146 Bab CXLIII - Sebelum Mencari
147 Bab CXLIV - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin
148 Bab CXLV - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin (2)
149 Bab CXLVI - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin (3)
150 Bab CXLVII - Setelah pencarian
151 Bab CXLVIII - Menyatukan Potongan Jiwa Yi Changyin
152 Bab CXLIX - Jiwa Telah Memadat
153 Bab CL - Kebahagiaan yang Kembali
154 Bab CLI - Kebahagiaan yang Kembali (2)
155 Bab CLII - Ekstra Chapter 1 : Road To Ending
156 Bab CLIII - Ekstra Chapter 2 : ENDING
157 Dari Author ^_^
Episodes

Updated 157 Episodes

1
PROLOG - Pertarungan Seratus Tahun
2
Bab I - Api Spiritual
3
Bab II - Pergi
4
Bab III - Ras Peri dan Kristal Jiwa
5
Bab IV - Pria Lumpuh
6
Bab V - Xuan Chen
7
Bab VI - Kontrak
8
VISUAL TOKOH
9
Bab VII - Cambukan petir
10
Bab VIII - Ketika Pengganggu Datang
11
Bab IX - Rela Demi Dia
12
Bab X - Berkunjung Ke Istana
13
Bab XI - Cambukan Siluman
14
Bab XII - Ketika Di Cambuk
15
Bab XIII - Bantuan Yi Xuemei
16
Bab XIV - Wilayah Zhongjian dan Akademi Tianjin
17
Penjelasan Tingkat Kultivasi dan Beberapa Pembagian di Dunia milik Author:v
18
Bab XV - Perpustakaan Langit
19
Bab XVI - Serangan dari Orang-orang Aneh
20
Bab XVII - Kemarahan Yi Wang
21
Bab XVIII - Sesuatu yang Dibuat Baiyun Dijun
22
Bab XIX - Ramuan Penghilang Cinta
23
Bab XX - Rubah Kecil
24
Bab XXI - Rencana Gaoqing Dijun
25
Bab XXII - Feng'er dan Heilong
26
Bab XXIII - Ruang Dimensi Spiritual
27
Bab XXIV - Bertemu Wei Qiao
28
Bab XXV - Cemburu?
29
Bab XXVI - Akademi Tianjin
30
Bab XXVII
31
Bab XXVIII - Kalajengking Hitam
32
Bab XXIX - Haruskah aku memanggilmu kakak seperguruan?
33
Bab XXX
34
Bab XXXI - Sebenarnya siapa aku?
35
Bab XXXII - Pecahan Ingatan Lagi
36
Bab XXXIII - Singa Roh Api
37
Bab XXXIV - Jebakan Wei Qiao
38
Bab XXXV - Kesalahan Pahaman Berujung Kelaparan
39
Bab XXXVI - Rencana Memutar Balikan Akibat
40
Bab XXXVII - Bodoh!
41
Bab XXXVIII - Tetua Ling Zhao Tahu?
42
Bab XXXIX - Bersama Kakek Bulan
43
Bab XL - Yue Xingfei & Hua Mu Dan
44
Bab XLI - Bayangan yang Menyerang
45
Bab XLII - Kekacauan
46
Bab XLIII - Batu Teleportasi
47
Bab XLIV - Aku mencintaimu..
48
Bab XLV - Mimpi terburuk Sepanjang Masa
49
Bab XLVI - Kau Kekasihku
50
Bab XLVII - Aku mencintainya, jangan halangi aku..
51
Bab XLVIII
52
Bab XLIX - Nasihat Dewi Yuan Ji
53
Bab L - Bulan dan Bintang
54
Bab LI - Pesan Pangeran Ketujuh
55
Bab LII - Rencana Qi Zhongma
56
Bab LIII - Kecelakaan Tak Terduga
57
Bab LIV - Persyaratan Yi Xuemei
58
Bab LV - Rencana Qi Xiangma
59
Bab LVI - Rencana Qi Xiangma (2)
60
Bab LVII - Rencana Qi Xiangma (3)
61
Bab LVIII - Rencana Qi Xiangma (4)
62
Bab LIX - Hadiah Zhang Bixuan
63
Bab LX - Kembalinya Bai Suyue
64
Bab LXI - Bersama Xuan Chen
65
Bab LXII - Kebahagiaan yang Berakhir
66
Bab LXIII - Di Hutan Bambu...
67
Bab LXIV- Penyelamatan Sang Dewi Rubah
68
Bab LXV - Rencana Tersembunyi Yi Changyin
69
Bab LXVI - Rencana Tersembunyi Yi Changyin (2)
70
Bab LXVII - Rencana Tersembunyi Yi Changyin (3)
71
Bab LXVIII - Balasan Untuk Wei Qiao
72
Bab LXIX - Akhir Untuk Sementara
73
Bab LXX - Kisah Phoenix dan Naga
74
Bab LXXI - Kisah Phoenix dan Naga (2)
75
Bab LXXII - Alam Peri yang Berubah
76
Bab LXXIII - Keindahan dan Kenikmatan Duniawi
77
Bab LXXIV - Awal Mula Gunung Tianjin
78
Bab LXXV - Usaha Membangunkan sang Pemimpi
79
Bab LXXVI - Untitled
80
Bab LXXVII - Tuduhan Lao Jun
81
Bab LXXVIII - Kemunculan Sesuatu
82
Bab LXXIX - Bangkit yang Kedua Kalinya
83
Bab LXXX - Bangkit yang Kedua Kalinya (2)
84
Bab LXXXI - Sesuatu yang tertanam
85
Bab LXXXII - Awal Mula Alam Peri
86
Bab LXXXIII - Awal Mula Alam Peri (2)
87
Bab LXXXIV - Untitled
88
Bab LXXXV - Qiao Jirong dan Kembalinya Alam Peri
89
Bab LXXXVI - Di Daerah Istana Bulan
90
Bab LXXXVII - Sesuatu Akan Terjadi
91
Bab LXXXVIII - Dia... Wu Yun?!
92
Bab LXXXIX - Ketika Racun Bereaksi
93
Bab XC - Pil Jamur Lingzhi
94
Bab XCI - Penjelasan si Hantu Wanita
95
Bab XCII - Upacara Penghormatan Terakhir
96
Bab XCIII - Di Atas Ayunan
97
Bab XCIV - Serangan Wanita itu
98
Bab XCV - Yi Changyin Jatuh Pingsan
99
Bab XCVI - Menjadi Putri Ketujuh
100
Bab XCVII - Rindu Ayah : 'Shui Jifeng'
101
Bab XCVIII - Mulai Sekarang
102
Bab XCIX - Berencana Pergi
103
Bab C - Adipati Zhaoyang
104
Bab CI - Mempermalukan Xuan Ye
105
Bab CII - Wu Yun kembali?
106
Bab CIII - Bertemu Kembali
107
Bab CIV - Mimpi di Tengah Badai
108
Bab CV - Merasa kehilangan sebelum membuat kenangan
109
Bab CVI - Derita dari Langit
110
Bab CVII - Rencana Mereka
111
Bab CVIII - Seribu Tahun Lalu, pernah menjadi masa lalu
112
Bab CIX - Hadiah Pernikahan
113
Bab CX - Pernikahan Kedua Kalinya
114
Bab CXI - Yi Changyin Pergi
115
Bab CXII - Menuju Alam Baka
116
Bab CXIII - Rencana Kotor
117
Bab CXIV - Sialan!
118
Bab CXV - Kemunculan Monster Alam Baka
119
Bab CXVI - Diselamatkan Dewi
120
Bab CXVII - Bertemu ayah
121
Bab CXVIII - Diguncang Sampai Karam
122
Bab CXIX - Kembali Memelukmu
123
Bab CXX - Dikacaukan
124
Bab CXXI - Keputusan Xuan Chen
125
Bab CXXII - Anak Kedua?
126
Bab CXXIII - Memecahkan Formasi
127
Bab CXXIV - Kembali Sepenuhnya
128
Bab CXXV - Tidak Seperti yang Dirumorkan
129
Bab CXXVI - Pengakuan Wei Qiao
130
Bab CXXVII - Takut Kehilangan
131
Bab CXXVIII - Di Halaman Belakang
132
Bab CXXIX - Racun Kembali Datang
133
Bab CXXX - Rencana Tersembunyi Xuan Chen
134
Bab CXXXI - Setelah Hukuman
135
Bab CXXXII - Kedatangan Wen Yuexin
136
Bab CXXXIII - Perbincangan
137
Bab CXXXIV - Yi Changyin marah
138
Bab CXXXV - Yi Changyin melahirkan
139
Bab CXXXVI - Xuan Sifeng & Xuan Sijiu
140
Bab CXXXVII - Mengunjungi klan Rubah ekor sembilan
141
Bab CXXXVIII - Kesedihan Xuan Rong
142
Bab CXXXIX - Perang
143
Bab CXL - Masa Lalu
144
Bab CXLI - Kehancuran hati yang sebenarnya
145
Bab CXLII - Yi Changyin bisa kembali
146
Bab CXLIII - Sebelum Mencari
147
Bab CXLIV - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin
148
Bab CXLV - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin (2)
149
Bab CXLVI - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin (3)
150
Bab CXLVII - Setelah pencarian
151
Bab CXLVIII - Menyatukan Potongan Jiwa Yi Changyin
152
Bab CXLIX - Jiwa Telah Memadat
153
Bab CL - Kebahagiaan yang Kembali
154
Bab CLI - Kebahagiaan yang Kembali (2)
155
Bab CLII - Ekstra Chapter 1 : Road To Ending
156
Bab CLIII - Ekstra Chapter 2 : ENDING
157
Dari Author ^_^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!