Xuan Chen meletakkan tumbuhan aneh yang penuh dengan aura spiritual itu di atas meja. Dalam tumbuhan itu ada darah hati Yi Changyin, jika di gunakan dia merasa tidak tega. Tapi Shen Lan bilang jika tidak di gunakan akan sia-sia. Langit tidak memberinya pilihan!
'Changyin.. maafkan aku karena telah memanfaatkan darah hatimu.' Ujar Xuan Chen dalam hati.
Tanpa menunggu lama lagi, Xuan Chen segera mengeluarkan aura spiritual di ujung tangannya. Kemudian dia alirkan pada tumbuhan darah hati sang Dewi rubah. Kekuatan spiritual di sana mengalir terbalik pada jiwa Xuan Chen.
Setelah sekian lama, Xuan Chen dapat lagi merasakan kekuatan dari benda-benda spiritual. Bagian kosong dalam tubuhnya bagaikan terisi kembali sampai penuh. Tak di sangka, ledakan keluar dari tubuhnya. Dia sudah berhasil naik level! Tentu saja warna aura spiritual nya berubah menjadi ungu muda.
Xuan Chen merasa senang dengan pencapaiannya. Naik ke perak level empat tidaklah buruk, setidaknya dia sudah memanfaatkan apa yang seharusnya di gunakan. Xuan Chen segera melihat seekor rubah yang berada diatas pangkuannya. Dia tidak terganggu sama sekali dengan ledakan itu. Telinga mungilnya itu bagaikan telah di tutupi oleh sesuatu. Hal itu membuat Xuan Chen bernafas dengan lega.
Tapi betapa terkejutnya dia saat melihat ke arah tanaman spiritual itu. Energi di dalamnya masih ada walaupun tak sebanyak tadi. Sebenarnya terbuat dari apa rubah yang satu ini! Dia tak pernah menyangka darah hati seekor rubah dapat menumbuhkan tanaman dengan energi spiritual yang melimpah.
Meskipun begitu, Xuan Chen tidak pernah berfikiran untuk memanfaatkannya. Bagaimanapun Yi Changyin bukan manusia, melainkan seekor hewan yang patut di kasihani. Walaupun dia bisa hidup sampai ratusan ribu tahun, tapi Xuan Chen tidak akan pernah memanfaatkan kehidupannya untuk kepentingan pribadi.
Xuan Chen segera mengulangi hal sama, kembali menyerap energi spiritual di dalam tanaman itu sampai habis. Dia takut kalau seseorang datang mengganggunya di saat-saat seperti ini.
Dua ledakan keluar dari tubuh Xuan Chen, seiring dengan layu nya tanaman spiritual itu. Ternyata setelah energi terserap keseluruhan, tumbuhan itu berubah menjadi layu. Tapi, ini sangat berguna karena Xuan Chen sudah mencapai perak level enam. Melewati dua level lagi, dia akan naik tingkat!
Tak berselang lama, tiba-tiba suara derap kaki beberapa orang terdengar dari luar. Xuan Chen langsung berwaspada ketika mendengar rombongan itu menuju ke arah rumahnya. Xuan Chen segera melemparkan tumbuhan itu ke sembarang arah. Seharusnya tidak di curigai kan?
Lalu Yi Changyin?!
Xuan Chen sempat kebingungan, dia tidak tahu bagaimana harus menyembunyikan hewan dengan ekor yang banyak ini. Bahkan jika di bandingkan, kumpulan kesembilan ekornya lebih besar dari badannya. Dia ingin memindahkan gadis rubah itu ke tempat yang aman, tapi mengganggunya tidur sangatlah tidak aman.
BRAKK!!
Pintu terbuka secara paksa, menyebabkan suara yang memekakkan telinga. Untung saja Yi Changyin tidak terbangun karenanya. Sekarang Xuan Chen hanya bisa menutupi kesembilan ekor Yi Changyin dengan lengan bajunya yang panjang.
Benar saja, sosok Xuan Ye dan Xuan Hua datang di balik pintu. Tatapan mereka langsung menuju ke arah kanan, di mana tempat Xuan Chen berada. Tatapan keduanya itu, sungguh merendahkan Xuan Chen.
"Sudah lama tak bertemu, adik ketujuh." Ujar Xuan Ye sambil duduk di kursi terdekat.
"Yo! Siapa yang mengijinkanmu memelihara seekor rubah?!" Seru Xuan Hua langsung terpaku pada sosok rubah yang sedang tertidur pulas.
Mendengar hal itu Xuan Ye kembali menegakkan tubuhnya, untuk melihat rubah yang di maksudkan oleh adiknya. "Aku terlalu malas untuk melihat tampangmu. Jadi, tidak menyadari kalau ada rubah disini." Ujar Xuan Ye pelan.
Xuan Chen hanya menunduk dengan kedua tangannya yang berusaha melindungi Yi Changyin. Dia tidak mau hewan spiritualnya di rebut oleh Xuan Ye ataupun Xuan Hua.
Saat tangan Xuan Ye hendak meraih tubuh rubah Yi Changyin, Xuan Chen segera menepisnya dengan kasar. Kemudian dia menggeleng seraya memberitahukan Xuan Ye agar tidak mengambil rubah itu.
"Masih bertindak tidak sopan padaku?" Ujar Xuan Ye sedikit mengancam.
Dengan secepat kilat, Xuan Ye menyingkirkan kedua tangan Xuan Chen yang menghalangi tubuh rubah itu. Seketika mata Xuan Ye dan Xuan Hua membola melihat ada sembilan ekor di bokong rubah itu.
"Rubah ekor sembilan?" Gumam Xuan Hua.
"Heh!" Xuan Ye menatap Xuan Chen merendahkan. "Orang cacat sepertimu tidak pantas memiliki rubah ekor sembilan. Terkecuali.. kalau ini adalah rubah liar." Xuan Ye tertawa di akhir kalimatnya, begitupula dengan Xuan Hua.
"Rubah ini banyak manfaatnya. Kau harus memberikannya padaku!" Seru Xuan Ye sambil mengangkat tubuh rubah Yi Changyin dengan memegangi tengkuknya. Xuan Chen hanya bisa berusaha merebut dengan sia-sia. Apakah dia dan Yi Changyin akan berpisah kembali?
Tapi perlakuan Xuan Ye itu sontak membuat Yi Changyin terbangun. Dia memekik dan membuka matanya membuat semua orang terkejut termasuk Xuan Chen sendiri.
Tiba-tiba tangan Xuan Ye terasa hampa, rubah yang dia angkat itu berubah menjadi gadis cantik yang kemudian menamparnya setelah menjelma. "Beraninya mengganggu waktu tidurku!" Seru Yi Changyin sambil menatap mereka berdua penuh permusuhan. Hari hampir malam, tapi pengganggu datang tanpa alasan. Sungguh meresahkan!
Xuan Ye yang setelah di tampar menatap Yi Changyin penuh godaan. Kecantikan dan pesona seekor rubah, di dunia ini tidak akan ada yang bisa menandinginya. Hanya saja sebagian rubah memanfaatkan hal ini untuk kejahatan, hingga membuat mereka berubah menjadi siluman rubah yang mengerikan. Tidak termasuk Yi Changyin, dia sudah menjadi seorang Dewi walaupun masih tahap awal.
"Apa yang kau lihat?!" Tanya Yi Changyin dengan ketus sambil menghampiri Xuan Chen, menghalangi pria itu dengan tubuhnya. Jujur saja dia sangat kesal ketika tidurnya di ganggu!
Xuan Ye terkekeh pelan. "Gadis cantik, halaman belakangku masih kekurangan istri.." Ujarnya dengan tatapan yang menggoda. Tapi Yi Changyin malah menatapnya dengan jijik. Jika di bandingkan, bahkan lebih tampan Xuan Chen dari pada laki-laki hidung belang ini!
"Kekurangan istri atau tidak.. itu bukan masalahku." Ujar Yi Changyin dengan nada yang lembut, berusaha menenangkan emosinya. "Hanya saja, halaman belakang pangeran ketujuh belum terisi oleh satu gadispun. Jadi.. aku lebih baik pergi ke tempat yang sepi."
Xuan Chen tertegun mendengar ucapan Yi Changyin. Bukankah kata-katanya lebih pas untuk satu kata, yaitu 'menikah?'. Tapi, Xuan Chen tidak tahu harus sedih atau senang. Pasalnya Yi Changyin mengatakan hal ini untuk membuat pangeran mahkota marah.
Xuan Ye terkekeh pelan, Yi Changyin membalasnya dengan senyuman. Ingat, ini hanya untuk memancing buaya dari sarangnya. "Gadis cantik, dari pada dengan pria cacat ini, lebih baik ikut denganku.."
Xuan Ye mulai mendekati Yi Changyin dengan wajah yang berusaha menggoda itu. Sementara di belakang punggungnya, Yi Changyin mengeluarkan kipas Yin Zhenjie miliknya. Hanya Xuan Chen yang mengetahui hal ini.
Pria hidung belang itu mulai mengangkat dagu Yi Changyin. Xuan Chen saat itu mulai merasa tak nyaman, tapi dia yakin Yi Changyin bukan wanita lemah dan recehan. "Nona cantik.. ikutlah ke istana timur."
Yi Changyin terkekeh pelan. "Lebih baik, yang mulia pangeran mahkota.." Yi Changyin mengeluarkan kipas yang penuh dengan aura suci itu. Tatapan Yi Changyin berubah menjadi dingin, "Ku antarkan keneraka!" Serunya sambil mengeluarkan gelombang dari kibasan kipas hingga membuat Xuan Ye dan Xuan Hua terpelanting ke belakang dan punggungnya menghantam tembok dengan keras.
"Ss.. siluman macam apa dia.."
"Yang mulia!!" Tiba-tiba seseorang masuk dengan beberapa pengawalnya. Dia menatap Xuan Ye dan Xuan Hua dengan cemas, tapi pria itu langsung berbalik menatap Yi Changyin yang sedang tersenyum miring itu.
"Dasar siluman!! Beraninya kau menyinggung pangeran mahkota kami!!" Teriak pria itu.
"Yang ku tahu.. siluman dan Dewi itu jauh berbeda." Yi Changyin membentangkan kipasnya. "Apa kau juga mau dilukai dengan kipas ini?"
Pria yang ternyata bernama Yu Lin itu mendengus. "Hanya kipas? Untuk apa aku takut?"
"Yu Lin! Hati-hati, dia siluman rubah!" Seru Xuan Hua memperingati pria yang hanya berstatus bawahan itu.
"Yang mulia tenang saja.." Yu Lin mulai mengeluarkan pedang tajam nan mengkilapnya. "Mana mungkin kipas dapat menahan serangan pedangku ini."
Yi Changyin hanya tersenyum mendengarnya. Wajar saja dia sombong, karena belum mengetahui kekuatan yang sebenarnya dari kipas Yin Zhenjie. Lihat saja ketika berakhir nanti.
Yi Changyin mengeluarkan aura spiritual di kipas lipatnya. Sementara Yu Lin sudah menyerbu dengan keyakinan yang penuh. Pedang dia arahkan pada Yi Changyin dengan kepercayaan dirinya yang terlalu berlebihan.
BRUKK!!
Satu kibasan, Yu Lin sudah ambruk di samping Xuan Hua. Harusnya dia menurut ketika di peringati untuk tidak melawan seorang Dewi. Kultivasi Xuan Ye berada di tingkat kristal level dua. Sedangkan Xuan Hua berada di tingkat emas level tujuh. Dan Yu Lin? Baru saja mencapai emas level empat tapi sombongnya seperti sudah mencapai dewa tertinggi.
"Masih mau melawanku?" Tanya Yi Changyin dengan tenang.
"Kau wanita siluman!!" Caci Xuan Hua berteriak.
"Suruh siapa mengganggu waktu istirahatku."
"Pangeran mahkota.. sebaiknya kita pergi.." Bisik Yu Lin dengan hati-hati.
"Itu benar kakak, kita datang lain kali dengan persiapan!" Sahut Xuan Hua yang juga berbisik. Sepertinya mereka mulai takut pada Yi Changyin.
Xuan Ye menghela nafas. Mau tak mau kali ini dia harus menyerah. Ah! Sungguh sial! Xuan Chen kali ini memang darinya. Sepertinya suatu hari ini tidak bisa di biarkan! Dengan susah payah, ketiganya berusaha kembali menegakkan badannya. Walaupun terasa remuk di sekujur badan.
"Siluman! Aku akan datang lain kali!" Ujar Xuan Ye dengan ketus.
Akhirnya ketiga pengganggu itu pergi dari rumah Xuan Chen. Untung saja tidak membawa pasukan atau apapun itu. Dalam keadaan yang masih terluka, Yi Changyin tidak bisa berbuat banyak. Jadi dia harus bersyukur kali ini.
'Apakah mau lanjut tidur?'
Suara Xuan Chen mengiang di kepala Yi Changyin. Gadis itu segera menoleh lalu duduk di sambil Xuan Chen. "Tidak bisa! Mereka sudah menggangguku. Aku tidak bisa tertidur kembali." Jawab Yi Changyin dengan ekspresi yang masam.
'Sudahlah.. malam ini kau bisa tidur.'
"Ngomong-ngomong tidur, nanti aku tidur di mana?" Tanya Yi Changyin bingung. Di rumah ini, hanya ada satu kasur. Bagaimana mungkin mereka tidur satu kasur!!
Xuan Chen kebingungan. 'Itu...'
"Tidak apa.. tidak apa. Aku akan tidur dalam wujud rubah." Yi Changyin tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu Xuan Chen. "Kau tenang saja.. itu tidak akan menimbulkan rumor."
Xuan Chen membalas senyumannya. 'Baik.'
"Ngomong-ngomong.. ini sudah hampir malam, aku lapar.." Keluh Yi Changyin sambil memegangi perutnya.
Xuan Chen tersenyum gemas. 'Tenang saja, aku akan segera memasak.'
"Eh ehh!!" Cegah Yi Changyin saat melihat Xuan Chen akan pergi ke dapur. "Aku perempuan satu-satunya di sini.." Ujar Yi Changyin sambil menggosok-gosokan telapak tangannya. "Biar aku saja yang memasak."
Xuan Chen tediam. 'Kau yakin?'
"Jangan mengira aku seekor rubah tapi tidak bisa memasak!" Gerutu Yi Changyin sambil pergi menuju dapur.
Xuan Chen tersenyum melihat tingkah lucu Yi Changyin. 'Aku akan membantumu.'
"Ah! Tidak tidak tidak!" Seru Yi Changyin sambil menunjukan telapak tangannya, menandakan untuk berhenti pada Xuan Chen. Pria itu pun kembali mengurungkan niatnya. Walaupun saat ini dia adalah tuanya, tapi melihat kekuatan Yi Changyin ketika marah, Xuan Chen menjadi sedikit takut.
"Aku saja yang memasak!" Tambahnya sambil pergi menuju bagian dalam dapur tanpa memperdulikan lagi Xuan Chen.
"Shen Lan.." Panggil Yi Changyin berbisik setelah berada di ruangan yang tidak bisa di jangkau oleh pandangan Xuan Chen.
Setelah itu, sosok Shen Lan muncul di udara kosong. Kedua tangannya terlipat di atas dada dan ekspresi datarnya, membuat Yi Changyin menatapnya dengan bosan.
"Mengapa dirimu begitu membosankan?" Tanya Yi Changyin dengan ketus.
"Terserah." Jawab Shen Lan datar. "Katakan apa mau mu."
"Aku ingin kau meminta bantuan putri Xuan Rong." Ujar Yi Changyin tanpa basa-basi lagi.
"Xuan Rong?" Gumam Shen Lan. "Untuk apa?"
"Minta dia untuk membawakan beberapa buku penyakit dan pengobatannya. Juga sesuatu tentang rubah ekor sembilan." Yi Changyin menjadi cemberut. "Walaupun aku berasal dari klan rubah ekor sembilan, tapi Feng Chao terus mengisi keseharianku dengan memasak dan membersihkan rumah. Bahkan tentang klan sendiri tidak tahu. Memalukan!"
"Kau memang memalukan." Ejek Shen Lan masih dengan ekspresi datar.
Mengejek Yi Changyin dengan ekspresi datar, sungguh membuat gadis itu naik darah. "Kau!! Awas kau.."
"Sudahlah aku harus menemui putri Xuan Rong." Setelah itu sosok Shen Lan menghilang di udara kosong. Hal itu membuat Yi Changyin ingin sekali menghancurkan benda yang berada di sekitarnya.
Masih dengan kekesalan yang membekas di hatinya, Yi Changyin mengambil beberapa sayuran di wadahnya. Lalu di potong penuh dengan hawa emosi.
"Awas kau Shen Lan!! Aku akan menyerap energi mu sampai kering!!"
.......
.......
.......
Seorang gadis dengan anggun membuka pakaian luarnya di bantu oleh beberapa pelayan. Kemudian dia memakai pakaian silang yang yang di gunakan untuk tidur di malam hari. Beberapa pelayan itu membungkuk dan undur diri setelah melayani sang putri kekaisaran.
Kamar Xuan Rong sudah sepi, hanya ada dia seorang. Xuan Rong bergegas mematikan beberapa lilin agar tidak menerangi ruangan saat dia tertidur. Saat selesai lilin terakhir di tiup, Xuan Rong berbalik hendak menuju tempat tidurnya. Kali ini dia harus tidur lebih awal!
Tapi betapa terkejutnya ia saat melihat Shen Lan berdiri setelah berbalik. Saking terkejutnya, Xuan Rong hampir terjatuh ke belakang. Untung saja, tangan kokoh itu menahannya. Hingga mata keduanya tak bisa berpaling lagi untuk saling menatap.
Entah kenapa mata Shen Lan tak sedikitpun teralihkan dari gadis itu. Sedangkan Xuan Rong menatap Shen Lan penuh kekaguman. Hanya ada satu kata di hatinya, 'tampan'.
Setelah beberapa saat, akhirnya mereka sadar. Shen Lan segera melepaskan pegangannya dan membungkuk. "Maaf putri."
"Tidak masalah! Aa.. apa. tujuan tu.. tuan Shen Lan kemari?" Tanya Xuan Rong gugup, wajahnya hampir berubah menjadi merah karena menahannya.
Shen Lan mengangkat pandangannya, membuat matanya itu kembali bertemu dengan wajah cantik Xuan Rong yang sedang tersenyum. Tapi dia segera menepisnya, dia harus fokus!
"Dewi rubah Yi Changyin ingin meminta bantuanmu."
Mata Xuan Rong tampak berbinar. "Katakan saja!" Serunya sambil mendekat satu langkah ke arah Shen Lan.
Pria itu meneguk ludahnya susah payah, kemudian mundur beberapa langkah. Hal itu membuat Xuan Rong sadar kalau tingkahnya sangat memalukan, dia pun segera menarik kembali kakinya. Suasana di sana terlihat begitu canggung. Tapi Shen Lan sedang berusaha mempertahankan ekspresi datarnya.
"Dia.. dia memintaku untuk membawa beberapa buku tentang semua penyakit dan cara pengobatannya. Juga buku tentang rubah ekor sembilan." Ujar Shen Lan menjelaskan pesan dari Yi Changyin.
Xuan Rong tersenyum tipis. 'Pasti ini untuk kakak ketujuh..' Setelah itu dia menatap Shen Lan. "Baik, aku akan membawanya."
"Baik, kalau begitu.." Shen Lan membungkuk. "Putri, hamba pamit." Kemudian sosok Shen Lan menghilang di udara kosong.
"Iiiii.." Xuan Rong memekik sambil tersenyum malu-malu. "Mengapa dia begitu lucu.."
.......
.......
.......
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen😉 Jangan lupa juga buat rate dan vote❤️❤️ Thanks for reading 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Happy♡~
10 dukungan mendarat thor.. Mangatts! 😊
2021-05-06
1
…𝕮ℓα𝕣α♡🦄🌈 (hiatus)
Thanks udh mau up kak (✿❛◡❛). Aku dr kmrn nungguin :v😌😙
2021-03-09
1
Sunflower nya uwu🌻
bagus Thor, semangat ya
2021-03-09
1