Bab XIII - Bantuan Yi Xuemei

Orang-orang berkumpul dan bangunan istana seakan lenyap dari pandangan Yi Changyin. Tubuhnya yang asli bagaikan di bawa pergi dan di ganti dengan tembok yang bahkan tak bisa merasakan sakit saat di cambuk. Saat ini entah angan-angan membawa raganya kemana, tapi Yi Changyin dapat melihat samar apa yang di lihatnya di dunia antah berantah.

Kali ini dia hanya melihat pria bersayap emas dan wanita bersayap putih tengah bertarung melawan satu sosok hitam. Sekarang keduanya tampak mengejar sosok hitam itu dengan gerakan yang cepat. Sedangkan Yi Changyin merasa dirinya mengikuti kemana kedua orang itu mengejar, walaupun dia sendiri merasa raganya terdiam. Bagaikan langit sedang berteriak ingin memberitahu sesuatu padanya yang bahkan tidak dapat di mengerti.

Pria dan wanita itu sama-sama memakai topeng, hanya saja berbeda warna. Wanita itu memakai topeng warna putih dengan gemerlap perak di setiap lekukannya. Sedangkan topeng si pria berwarna hitam pekat dan seperti tidak ada keistimewaan apapun.

Keduanya tiba-tiba berhenti, memasang formasi rumit hingga membentuk gumpalan spiritual yang besar dan berwarna putih terang dan kilatan emas. Kemudian kedua tangan mereka menyilang dengan mulut yang berkomat-kamit membacakan sesuatu.

Detik berikutnya mereka berdua mendorong gumpalan spiritualnya menghantam sosok hitam itu. Entah itu iblis, atau siluman. Dia tidak bisa berlari, hanya pasrah menjadi butiran debu karena dua orang itu.

Di alam sadar Yi Changyin sudah di cambuk kembali, tapi tubuh gadis itu masih tak bergeming dengan mata yang terpejam. Sementara di alam bawah sadar, gadis itu bagaikan berpindah tempat ke area yang ramai. Tampak kumpulan manusia memuji-muji kedua orang bertopeng itu dengan penuh hormat.

Yi Changyin tidak tahu apa yang terjadi saat itu. Mungkinkah mereka di hormati setelah mengalahkan sosok hitam tadi? Siapa sebenarnya mereka? Siapa sosok hitam itu? Yi Changyin menatap lekat wanita bertopeng itu. Dia tidak mengalihkan pandangannya sampai wanita itu menoleh kearahnya.

Tentu saja Yi Changyin tersentak, hingga dia kembali sadar di dunia nyatanya. Tapi saat membuka mata, manik hitam itu berubah menjadi biru dan sedingin es. Tatapannya sangat asing dan dingin, seperti bukan Yi Changyin yang beberapa orang kenal. Dengan sekuat tenaga, dia menghempaskan gelombang spiritual, hingga cambuk yang hendak mengenai tubuhnya itu terpental kebelakang. Begitupula dengan Jiang Jinwei yang terjatuh hingga memuntahkan seteguk darah.

Tiba-tiba manik biru dan dinginnya memudar kembali menjadi hitam. Badannya terasa lemas hingga ambruk ke alas beton dengan mata yang terpejam. Aoyi Jinqi yang melihat pemandangan itu memundurkan badannya lantaran kaget.

'Aku harus memberi tahu raja.' Saat badannya tengah berbalik, dia melihat dua sosok aneh di kumpulan pelayan seberangnya. Seorang dayang dan Kasim itu saling melirik, setelah itu mereka menghilang dari pandangan. Kepala Aoyi Jinqi condong ke samping. 'Orang alam langit?'

Sementara di atas awan, Yi Xuemei melihat kejadian itu telah menjatuhkan rahangnya. Tapi buru-buru dia tersadar mengingat apa tujuannya kemari. Setelah terbang lama, akhirnya dia menemukan Yi Changyin di sana. Benar sesuai dugaannya, Yi Changyin tengah di cambuk oleh manusia-manusia biadab itu. Bahkan menggunakan cambukan siluman.

Tak mau menunggu lama lagi, Yi Xuemei turun ke bawah. Aura dewinya dia keluarkan hingga kesembilan ekornya tampak berkibar bak tertiup angin. Semua orang yang melihat kedatangan gadis itu terbelalak lagi. Ternyata rubah sepertinya Yi Changyin masih ada?! Beda dengan Xuan Yao yang menatap bidadari turun dari langit itu dengan terpesona.

'Oh langit.. pesona macam apa ini?'

"Siapa yang berani menyinggung alam langit?" Ujar Yi Xuemei dengan dingin.

Semua orang sontak bertekuk lutut bahkan kaisar, mereka tak menyangka orang alam langit akan mengetahui perbuatan mereka dan turun ke sana. Jiang Jinwei diam-diam menggeram, dia juga tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi.

"Siapa kau?!" Tanya Jiang Jinwei dengan lancang. Dia terbang sebelum akhirnya mendarat tak jauh di depan Yi Xuemei.

"Aku Yi Xuemei, kakak kedua Yi Changyin."

Semua orang tambah terkejut mendengar pengakuan dari gadis itu. Apakah benar kali ini daratan timur akan hancur di tangan alam langit? Jika benar, mari kita salahkan Jiang Jinwei. Beda dengan Xuan Yao, dia terus menatap Yi Xuemei dengan takjub. "Pantas adiknya cantik, ternyata kakaknya juga sangat cantik."

Karena berkata seperti itu Xuan Rong menyikut kakaknya. "Jangan berharap untuk memilikinya!" Tegur nya yang membuat Xuan Yao mendelik.

Jiang Jinwei menatap Yi Xuemei dengan waspada. Tujuan yang sebenarnya adalah mencelakai Yi Changyin yang menjadi milik Xuan Chen, tapi berakhir dengan tuduhan merendahkan alam langit. Sungguh sial! Sepenting itukah Yi Changyin di mata orang-orang alam langit?

"Memangnya kau siapa? Hanya sampah alam langit berani mengancam daratan timur?" Cemooh Jiang Jinwei tanpa peduli dengan identitas mereka terlebih dahulu. Bahkan semua orang terkejut dengan apa yang di katakannya.

"Sampah?" Tanya Yi Xuemei dingin mengulangi cemoohan permaisuri gila itu. Setelah sekian lama hidup, baru kali ini ada yang berani merendahkan klannya. Sepertinya Yi Xuemei harus membereskannya suatu hari pada waktu yang tepat sampai rata. Tidak ada pengampunan!

Yi Xuemei terkekeh pelan. "Setelah hidup selama dua puluh ribu tahun lebih, baru mendengar ada seseorang yang berani merendahkan klan rubah ekor sembilan, salah satu klan dari tiga yang paling dihormati di alam langit."

Jiang Jinwei terbelalak. Mulutnya merasa sangat ceroboh untuk kali ini. Kini dia sadar kalau perbuatannya benar-benar membuat masalah! Ingin sekali dia kabur dari tempat itu sekarang juga. Tapi tekanan dari Yi Xuemei, membuatnya tidak bisa menggerakkan kaki bahkan hanya satu langkah.

"Kau tidak pernah mendengar keluarga Yi?"

"Oh itu! Aku pernah mendengarnya dari buku. Keluarga Yi itu adalah keluarga yang memimpin klan rubah ekor sembilan." Sadar dengan apa yang di katakannya, Xuan Rong sendiri menjadi terbelalak. Berarti Yi Changyin ini putri pemimpin sebuah klan?! Bahkan ayahnya bisa di bilang seorang raja walaupun tidak pernah mengakui.

Kaki semua orang benar-benar lemas mendengar kenyataan ini. Mereka telah menghukum cambuk Yi Changyin, seorang putri pemimpin paling di hormati di alam langit. Perbuatan mereka itu sama saja dengan membawa diri sendiri pada kematian! Sedangkan Xuan Chen, dia begitu tertegun. Yi Changyin ini bisa di artikan sebagai putri kerajaan, tapi kenapa dia merendahkan diri didepannya?!

Jiang Jinwei mendengus, dia sama sekali tidak punya muka. Ingin sekali kaisar Xuan Zhen menutup mulut wanita gila itu. "Kalian ini bisa di sebut sebagai putri kerajaan. Tapi adikmu itu telah menjalin kontrak dengan salah satu pangeran kami. Sungguh memalukan!"

Yi Xuemei sempat terkejut sebelum akhirnya datar kembali. Sementara Xuan Chen tertunduk malu, dia terlibat lebih jauh dalam masalah ini. Dia menyetujui keinginan Yi Changyin, sama saja ikut-ikutan mempermalukan alam langit.

"Kau bercanda?" Yi Xuemei terkekeh pelan. Apa ini? Apakah dia sama sekali tidak merasa di permalukan?! Hal itu membuat Jiang Jinwei malu setengah mati. "Permaisuri, kami sudah mempunyai penerus. Adikku memiliki kebebasannya sendiri. Mau dia menjalin kontrak dengan orang miskin, tidak masalah. Adikku tidak butuh kekangan dari klan rubah ekor sembilan." Jelasnya yang membuat semua orang bungkam sekaligus malu.

Tapi sebenarnya, apa yang di katakan Yi Xuemei sangatlah berbeda dengan peraturan alam langit. Dia mengatakan ini hanya ingin melindungi diri dan adiknya dari yang namanya 'dipermalukan'. Alam langit sangat tertutup dari manusia fana seperti mereka, seharusnya tidak apa-apa kan?

Penjelasan Yi Xuemei tentu di dengar oleh Yi Changyin, dia tersenyum tipis. Tidak menyangka kakak yang selama ini merundungnya, akan membelanya mati-matian. Sebenarnya apa yang di lakukan Shen Lan hingga sifat Yi Xuemei bisa berbalik berubah tiga ratus enam puluh derajat?

"Sebenarnya, kami orang-orang alam langit tidak pernah berminat mengurusi urusan kalian, para manusia. Tapi, adikku begitu peduli pada salah satu pangeran kalian. Bukannya menganggap hal ini sebagai anugrah, tapi kalian malah menganggapnya sebagai bencana. Dimana urat malu kalian?" Tegur Yi Xuemei panjang lebar, berusaha membuat manusia-manusia itu jera.

"Kakak.." Panggil Yi Changyin lirih. Badannya yang lemah dan penuh luka itu berusaha untuk bangun. Saat itu pula Yi Xuemei membantunya untuk duduk. Gadis itu terlihat mengenaskan walaupun memang terbilang kuat saat menghadapinya. Tubuhnya di penuhi dengan bercak darah dan luka menganga. Bibirnya pucat dengan sisa-sisa darah yang membekas di sana.

Xuan Chen melihat hal itu dari kejauhan, segera bergerak menerbangkan tubuhnya. Xuan Yao dan Xuan Rong terbelalak melihat kakaknya yang tiba-tiba pergi itu. Yi Xuemei pun terkejut tiba-tiba ada yang terduduk di samping adiknya.

Dia terbungkam, terutama saat pria itu meraih tubuh Yi Changyin, meletakkan gadis di dalam pelukannya. "Yin'er, mana yang sakit?" Tanyanya begitu perhatian yang membuat Yi Xuemei mendengus.

"Sebenarnya kau ini tuannya atau kekasihnya?" Cibir Yi Xuemei dengan ketus. Saat Xuan Chen hendak menjawab, Yi Xuemei memotongnya lagi. "Baiklah! Bayangkan rumahmu, aku akan membawa kalian kesana."

Xuan Chen menurut, dia menggambarkan kediamannya dalam benaknya. Saat membuka mata, mereka bertiga sudah berada didalam rumah Xuan Chen yang sederhana itu, bahkan kursi rodanya turut ikut. Xuan Chen dan Yi Changyin duduk di atas kasur, sedangkan Yi Xuemei duduk di kursi sebelahnya. Mata Yi Xuemei menyapu sekitar, dia merasa heran, adakah kediaman pangeran seperti ini?

"Tuan putri jangan heran, aku memang sedang di hukum." Ujar Xuan Chen.

Yi Xuemei mengangguk paham, sejak awal dia bisa melihat pria itu berada di atas kursi roda. Tak bisa di pungkiri lagi kalau dia adalah pangeran yang di buang karena sesuatu kekurangan. Ah manusia.. manusia..

"Yi Changyin.. untung saja kau memberiku surat dan sebuah bunga api. Kalau tidak.. mungkin kau sudah mati dan aku sama sekali enggan menyelamatkanmu. Huh!"

Yi Changyin tertegun. Bunga api? Surat? Apa ini? Dia sedang di borgol, mana sempat mengambil setangkai bunga api dan menulis surat. Aih! Pasti ini perbuatan Shen Lan.

"Jika saja kau tidak memberikan bunga api itu, aku tidak akan membelamu di hadapan para manusia tak tau diri itu. Ingat, ini hanya sebatas balas budi." Yi Xuemei melanjutkan ceramahnya sambil terduduk di atas kursi dengan kaki yang saling menumpang. Yi Changyin tersenyum tipis mendengarnya. Sebenarnya kalau mereka akur, kemarahan kakaknya akan terbilang lucu dan menggemaskan.

"Karena kau, aku sudah mencapai tingkat Dewi, jadi kau tenang saja.. sebagai balasannya aku tidak akan memberi tahu hubungan kalian pada ayah."

Bibir Yi Changyin yang pucat tersenyum. "Terimakasih, kakak."

"Oh ya! Kau bisa menyembuhkan lukamu sendiri kan?" Tanya Yi Xuemei tiba-tiba teringat dengan luka dari cambukan siluman itu.

"Ini cambukan siluman, ilmu Dewi rubah tidak bisa menyembuhkannya secara langsung.."

Xuan Chen terbelalak. "Apa?!"

Pandangan mata Yi Changyin naik hingga bertemu dengan manik mata hitam yang memabukkan itu. Posisinya yang sedang berada dalam pelukan, lalu saling menatap, membuat Yi Xuemei mendengus iri. Bagaimanapun dia lima ribu tahun lebih tua dari Yi Changyin, tapi lihatlah siapa yang mendapat kekasih lebih dulu.

"Yang mulia, kau jangan khawatir. Aku baik-baik saja."

Xuan Chen menatap Yi Changyin dengan nanar. "Kalau semua rasa sakitnya dapat di pindahkan, aku bersedia menanggungnya."

Kata-kata yang memuakkan itu membuat Yi Xuemei mengacak rambutnya frustasi. "Yi Changyin! Kau ingin menghina kakakmu karena belum memiliki pasangan?!" Teriak Yi Xuemei bertubi-tubi.

Dia mulai berdiri. "Kau tahu kan aku.."

Posisinya Yi Xuemei berada di depan pintu. Hingga pintu itu terbuka mendorongnya dan hampir tersungkur ke depan dan menabrak meja didepannya. Bisa ancur muka dia. Tapi untungnya, Xuan Yao segera menarik pinggang Yi Xuemei, dan tak bisa terhindar lagi untuk jatuh ke dalam pelukan pria itu.

Yi Xuemei dapat melihat dada bidang di hadapannya, lantas dia menaikkan pandangannya untuk melihat siapa yang memeluknya itu. Kedua mata mereka saling menatap, seakan terikat dan memiliki magnet, keduanya tidak bisa bergerak. Ingin sekali Yi Changyin dan Xuan Chen tertawa keras, baru saja Yi Xuemei bersungut-sungut karena tidak ada yang memperlakukannya romantis. Sekarang, seakan langit langsung mengabulkan apa yang gadis itu inginkan.

Soket mata Xuan Yao sempat melebar, dia tidak pernah bermimpi untuk menatap bidadari yang turun dari langit itu. Tapi ternyata langit pun mendukungnya. Apakah mereka berdua berjodoh? Heh, mimpi!

.......

.......

.......

Dua cahaya kuning melesat cepat menembus gulungan awan putih yang tebal. Terbang di atas beberapa daratan yang memiliki pemandangan hijau, dan lautan yang memiliki pemandangan biru. Kedua cahaya itu melesat tambah tinggi, bak ingin menggapai langit.

Sampailah keduanya di tempat asing bernuansa putih bercahaya dan suci. Tempat mereka bagaikan mengambang di atas awan karena kondisinya yang di kelilingi oleh kepulan putih itu. Tidak salah lagi kalau itu adalah istana alam langit.

Melewati beberapa bangunan bernuansa putih dan emas, kedua cahaya itu akhirnya sampai pada sebuah paviliun yang teramat besar.

Seseorang didalamnya tengah fokus membaca gulungan di atas bantalan kursi yang empuk. Di dalam ruangan itu tampak mewah dengan dindingnya yang di lapisi emas. Pria itu mengangkat pandangannya saat kedua cahaya dapat terdeteksi oleh indranya.

Benar saja dua cahaya putih itu berhenti tepat beberapa meter di depannya. Titik cahaya membesar, mewujudkan dua insan yang berbeda gender. Pemuda dan seorang gadis itu membungkuk. "Salam Dijun."

"Ada hasil?" Tanya pria yang kira-kira sudah berumur kepala empat itu. Padahal umur aslinya sudah mencapai ratusan ribu tahun.

Gadis itu maju satu langkah, untuk memberi laporan mewakili si pria. "Jawab Dijun, dia adalah anak ketiga pemimpin klan Yi Wang, Yi Changyin."

Bola mata pria yang di panggil Dijun itu membola. "Apa?!"

.......

.......

.......

Aoyi Jinqi sudah kembali di istananya yang hitam dan penuh dengan hawa iblis. Penampilannya yang seperti kultivator kembali berubah layaknya ratu di kerajaan iblis, wanita yang paling di hormati di sana. Aoyi Jinqi berjalan pelan menghampiri pria bertopeng seram yang tengah duduk di atas kursinya.

"Jinqi memberi salam pada raja." Hormatnya sambil membungkuk.

Raja iblis tersenyum, dia melambaikan tangannya. "Kemarilah."

Aoyi Jinqi tersenyum menggoda, kemudian dia mulai melangkahkan kakinya menghampiri sang raja iblis. Wanita cantik yang bak bidadari di tengah-tengah para iblis itu duduk di pangkuan suaminya, sebelah tangannya ia lingkarkan pada pundak si raja iblis.

"Apa yang kau temukan?" Tanya raja iblis sambil menatap mata yang menggoda harsatnya itu.

"Ini sangat mengejutkan.." Jawab Aoyi Jinqi dengan serius. Kemudian dia membisikkan sesuatu pada telinga raja iblis, membuat pria itu sedikit terkejut.

Detik berikutnya raja iblis tersenyum miring, dia merasa senang karena pekerjaan istrinya begitu baik. "Reinkarnasi ini.. ada beberapa yang janggal." Kemudian dia menatap istrinya. "Tapi tak apa.. kita harus segera menemukan raja Wu Yun dan membuat mereka kembali bertengkar." Raja iblis pun tertawa menggelegar.

Seseorang yang hidup di dalam kegelapan tanpa putih suci itu sangat menginginkan kehancuran seluruh dunia. Itu lah mengapa dia ingin membangkitkan kedua jiwa yang sudah lama tercerai berai di danau penghancur jiwa. Dengan bangkitnya kedua orang terkenal itu, maka perang ratusan tahun tidak akan terhindarkan lagi.

.......

.......

.......

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen😉 Jangan lupa juga buat rate dan vote❤️❤️ Thanks for reading 😉

Terpopuler

Comments

Raine

Raine

lanjut kak

2021-03-14

1

Hening Nuri

Hening Nuri

bagus lanjut kak semangat ya


salam hangat "Time travel Xiao Yue"

2021-03-14

0

NANA VAEL

NANA VAEL

next thor

2021-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG - Pertarungan Seratus Tahun
2 Bab I - Api Spiritual
3 Bab II - Pergi
4 Bab III - Ras Peri dan Kristal Jiwa
5 Bab IV - Pria Lumpuh
6 Bab V - Xuan Chen
7 Bab VI - Kontrak
8 VISUAL TOKOH
9 Bab VII - Cambukan petir
10 Bab VIII - Ketika Pengganggu Datang
11 Bab IX - Rela Demi Dia
12 Bab X - Berkunjung Ke Istana
13 Bab XI - Cambukan Siluman
14 Bab XII - Ketika Di Cambuk
15 Bab XIII - Bantuan Yi Xuemei
16 Bab XIV - Wilayah Zhongjian dan Akademi Tianjin
17 Penjelasan Tingkat Kultivasi dan Beberapa Pembagian di Dunia milik Author:v
18 Bab XV - Perpustakaan Langit
19 Bab XVI - Serangan dari Orang-orang Aneh
20 Bab XVII - Kemarahan Yi Wang
21 Bab XVIII - Sesuatu yang Dibuat Baiyun Dijun
22 Bab XIX - Ramuan Penghilang Cinta
23 Bab XX - Rubah Kecil
24 Bab XXI - Rencana Gaoqing Dijun
25 Bab XXII - Feng'er dan Heilong
26 Bab XXIII - Ruang Dimensi Spiritual
27 Bab XXIV - Bertemu Wei Qiao
28 Bab XXV - Cemburu?
29 Bab XXVI - Akademi Tianjin
30 Bab XXVII
31 Bab XXVIII - Kalajengking Hitam
32 Bab XXIX - Haruskah aku memanggilmu kakak seperguruan?
33 Bab XXX
34 Bab XXXI - Sebenarnya siapa aku?
35 Bab XXXII - Pecahan Ingatan Lagi
36 Bab XXXIII - Singa Roh Api
37 Bab XXXIV - Jebakan Wei Qiao
38 Bab XXXV - Kesalahan Pahaman Berujung Kelaparan
39 Bab XXXVI - Rencana Memutar Balikan Akibat
40 Bab XXXVII - Bodoh!
41 Bab XXXVIII - Tetua Ling Zhao Tahu?
42 Bab XXXIX - Bersama Kakek Bulan
43 Bab XL - Yue Xingfei & Hua Mu Dan
44 Bab XLI - Bayangan yang Menyerang
45 Bab XLII - Kekacauan
46 Bab XLIII - Batu Teleportasi
47 Bab XLIV - Aku mencintaimu..
48 Bab XLV - Mimpi terburuk Sepanjang Masa
49 Bab XLVI - Kau Kekasihku
50 Bab XLVII - Aku mencintainya, jangan halangi aku..
51 Bab XLVIII
52 Bab XLIX - Nasihat Dewi Yuan Ji
53 Bab L - Bulan dan Bintang
54 Bab LI - Pesan Pangeran Ketujuh
55 Bab LII - Rencana Qi Zhongma
56 Bab LIII - Kecelakaan Tak Terduga
57 Bab LIV - Persyaratan Yi Xuemei
58 Bab LV - Rencana Qi Xiangma
59 Bab LVI - Rencana Qi Xiangma (2)
60 Bab LVII - Rencana Qi Xiangma (3)
61 Bab LVIII - Rencana Qi Xiangma (4)
62 Bab LIX - Hadiah Zhang Bixuan
63 Bab LX - Kembalinya Bai Suyue
64 Bab LXI - Bersama Xuan Chen
65 Bab LXII - Kebahagiaan yang Berakhir
66 Bab LXIII - Di Hutan Bambu...
67 Bab LXIV- Penyelamatan Sang Dewi Rubah
68 Bab LXV - Rencana Tersembunyi Yi Changyin
69 Bab LXVI - Rencana Tersembunyi Yi Changyin (2)
70 Bab LXVII - Rencana Tersembunyi Yi Changyin (3)
71 Bab LXVIII - Balasan Untuk Wei Qiao
72 Bab LXIX - Akhir Untuk Sementara
73 Bab LXX - Kisah Phoenix dan Naga
74 Bab LXXI - Kisah Phoenix dan Naga (2)
75 Bab LXXII - Alam Peri yang Berubah
76 Bab LXXIII - Keindahan dan Kenikmatan Duniawi
77 Bab LXXIV - Awal Mula Gunung Tianjin
78 Bab LXXV - Usaha Membangunkan sang Pemimpi
79 Bab LXXVI - Untitled
80 Bab LXXVII - Tuduhan Lao Jun
81 Bab LXXVIII - Kemunculan Sesuatu
82 Bab LXXIX - Bangkit yang Kedua Kalinya
83 Bab LXXX - Bangkit yang Kedua Kalinya (2)
84 Bab LXXXI - Sesuatu yang tertanam
85 Bab LXXXII - Awal Mula Alam Peri
86 Bab LXXXIII - Awal Mula Alam Peri (2)
87 Bab LXXXIV - Untitled
88 Bab LXXXV - Qiao Jirong dan Kembalinya Alam Peri
89 Bab LXXXVI - Di Daerah Istana Bulan
90 Bab LXXXVII - Sesuatu Akan Terjadi
91 Bab LXXXVIII - Dia... Wu Yun?!
92 Bab LXXXIX - Ketika Racun Bereaksi
93 Bab XC - Pil Jamur Lingzhi
94 Bab XCI - Penjelasan si Hantu Wanita
95 Bab XCII - Upacara Penghormatan Terakhir
96 Bab XCIII - Di Atas Ayunan
97 Bab XCIV - Serangan Wanita itu
98 Bab XCV - Yi Changyin Jatuh Pingsan
99 Bab XCVI - Menjadi Putri Ketujuh
100 Bab XCVII - Rindu Ayah : 'Shui Jifeng'
101 Bab XCVIII - Mulai Sekarang
102 Bab XCIX - Berencana Pergi
103 Bab C - Adipati Zhaoyang
104 Bab CI - Mempermalukan Xuan Ye
105 Bab CII - Wu Yun kembali?
106 Bab CIII - Bertemu Kembali
107 Bab CIV - Mimpi di Tengah Badai
108 Bab CV - Merasa kehilangan sebelum membuat kenangan
109 Bab CVI - Derita dari Langit
110 Bab CVII - Rencana Mereka
111 Bab CVIII - Seribu Tahun Lalu, pernah menjadi masa lalu
112 Bab CIX - Hadiah Pernikahan
113 Bab CX - Pernikahan Kedua Kalinya
114 Bab CXI - Yi Changyin Pergi
115 Bab CXII - Menuju Alam Baka
116 Bab CXIII - Rencana Kotor
117 Bab CXIV - Sialan!
118 Bab CXV - Kemunculan Monster Alam Baka
119 Bab CXVI - Diselamatkan Dewi
120 Bab CXVII - Bertemu ayah
121 Bab CXVIII - Diguncang Sampai Karam
122 Bab CXIX - Kembali Memelukmu
123 Bab CXX - Dikacaukan
124 Bab CXXI - Keputusan Xuan Chen
125 Bab CXXII - Anak Kedua?
126 Bab CXXIII - Memecahkan Formasi
127 Bab CXXIV - Kembali Sepenuhnya
128 Bab CXXV - Tidak Seperti yang Dirumorkan
129 Bab CXXVI - Pengakuan Wei Qiao
130 Bab CXXVII - Takut Kehilangan
131 Bab CXXVIII - Di Halaman Belakang
132 Bab CXXIX - Racun Kembali Datang
133 Bab CXXX - Rencana Tersembunyi Xuan Chen
134 Bab CXXXI - Setelah Hukuman
135 Bab CXXXII - Kedatangan Wen Yuexin
136 Bab CXXXIII - Perbincangan
137 Bab CXXXIV - Yi Changyin marah
138 Bab CXXXV - Yi Changyin melahirkan
139 Bab CXXXVI - Xuan Sifeng & Xuan Sijiu
140 Bab CXXXVII - Mengunjungi klan Rubah ekor sembilan
141 Bab CXXXVIII - Kesedihan Xuan Rong
142 Bab CXXXIX - Perang
143 Bab CXL - Masa Lalu
144 Bab CXLI - Kehancuran hati yang sebenarnya
145 Bab CXLII - Yi Changyin bisa kembali
146 Bab CXLIII - Sebelum Mencari
147 Bab CXLIV - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin
148 Bab CXLV - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin (2)
149 Bab CXLVI - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin (3)
150 Bab CXLVII - Setelah pencarian
151 Bab CXLVIII - Menyatukan Potongan Jiwa Yi Changyin
152 Bab CXLIX - Jiwa Telah Memadat
153 Bab CL - Kebahagiaan yang Kembali
154 Bab CLI - Kebahagiaan yang Kembali (2)
155 Bab CLII - Ekstra Chapter 1 : Road To Ending
156 Bab CLIII - Ekstra Chapter 2 : ENDING
157 Dari Author ^_^
Episodes

Updated 157 Episodes

1
PROLOG - Pertarungan Seratus Tahun
2
Bab I - Api Spiritual
3
Bab II - Pergi
4
Bab III - Ras Peri dan Kristal Jiwa
5
Bab IV - Pria Lumpuh
6
Bab V - Xuan Chen
7
Bab VI - Kontrak
8
VISUAL TOKOH
9
Bab VII - Cambukan petir
10
Bab VIII - Ketika Pengganggu Datang
11
Bab IX - Rela Demi Dia
12
Bab X - Berkunjung Ke Istana
13
Bab XI - Cambukan Siluman
14
Bab XII - Ketika Di Cambuk
15
Bab XIII - Bantuan Yi Xuemei
16
Bab XIV - Wilayah Zhongjian dan Akademi Tianjin
17
Penjelasan Tingkat Kultivasi dan Beberapa Pembagian di Dunia milik Author:v
18
Bab XV - Perpustakaan Langit
19
Bab XVI - Serangan dari Orang-orang Aneh
20
Bab XVII - Kemarahan Yi Wang
21
Bab XVIII - Sesuatu yang Dibuat Baiyun Dijun
22
Bab XIX - Ramuan Penghilang Cinta
23
Bab XX - Rubah Kecil
24
Bab XXI - Rencana Gaoqing Dijun
25
Bab XXII - Feng'er dan Heilong
26
Bab XXIII - Ruang Dimensi Spiritual
27
Bab XXIV - Bertemu Wei Qiao
28
Bab XXV - Cemburu?
29
Bab XXVI - Akademi Tianjin
30
Bab XXVII
31
Bab XXVIII - Kalajengking Hitam
32
Bab XXIX - Haruskah aku memanggilmu kakak seperguruan?
33
Bab XXX
34
Bab XXXI - Sebenarnya siapa aku?
35
Bab XXXII - Pecahan Ingatan Lagi
36
Bab XXXIII - Singa Roh Api
37
Bab XXXIV - Jebakan Wei Qiao
38
Bab XXXV - Kesalahan Pahaman Berujung Kelaparan
39
Bab XXXVI - Rencana Memutar Balikan Akibat
40
Bab XXXVII - Bodoh!
41
Bab XXXVIII - Tetua Ling Zhao Tahu?
42
Bab XXXIX - Bersama Kakek Bulan
43
Bab XL - Yue Xingfei & Hua Mu Dan
44
Bab XLI - Bayangan yang Menyerang
45
Bab XLII - Kekacauan
46
Bab XLIII - Batu Teleportasi
47
Bab XLIV - Aku mencintaimu..
48
Bab XLV - Mimpi terburuk Sepanjang Masa
49
Bab XLVI - Kau Kekasihku
50
Bab XLVII - Aku mencintainya, jangan halangi aku..
51
Bab XLVIII
52
Bab XLIX - Nasihat Dewi Yuan Ji
53
Bab L - Bulan dan Bintang
54
Bab LI - Pesan Pangeran Ketujuh
55
Bab LII - Rencana Qi Zhongma
56
Bab LIII - Kecelakaan Tak Terduga
57
Bab LIV - Persyaratan Yi Xuemei
58
Bab LV - Rencana Qi Xiangma
59
Bab LVI - Rencana Qi Xiangma (2)
60
Bab LVII - Rencana Qi Xiangma (3)
61
Bab LVIII - Rencana Qi Xiangma (4)
62
Bab LIX - Hadiah Zhang Bixuan
63
Bab LX - Kembalinya Bai Suyue
64
Bab LXI - Bersama Xuan Chen
65
Bab LXII - Kebahagiaan yang Berakhir
66
Bab LXIII - Di Hutan Bambu...
67
Bab LXIV- Penyelamatan Sang Dewi Rubah
68
Bab LXV - Rencana Tersembunyi Yi Changyin
69
Bab LXVI - Rencana Tersembunyi Yi Changyin (2)
70
Bab LXVII - Rencana Tersembunyi Yi Changyin (3)
71
Bab LXVIII - Balasan Untuk Wei Qiao
72
Bab LXIX - Akhir Untuk Sementara
73
Bab LXX - Kisah Phoenix dan Naga
74
Bab LXXI - Kisah Phoenix dan Naga (2)
75
Bab LXXII - Alam Peri yang Berubah
76
Bab LXXIII - Keindahan dan Kenikmatan Duniawi
77
Bab LXXIV - Awal Mula Gunung Tianjin
78
Bab LXXV - Usaha Membangunkan sang Pemimpi
79
Bab LXXVI - Untitled
80
Bab LXXVII - Tuduhan Lao Jun
81
Bab LXXVIII - Kemunculan Sesuatu
82
Bab LXXIX - Bangkit yang Kedua Kalinya
83
Bab LXXX - Bangkit yang Kedua Kalinya (2)
84
Bab LXXXI - Sesuatu yang tertanam
85
Bab LXXXII - Awal Mula Alam Peri
86
Bab LXXXIII - Awal Mula Alam Peri (2)
87
Bab LXXXIV - Untitled
88
Bab LXXXV - Qiao Jirong dan Kembalinya Alam Peri
89
Bab LXXXVI - Di Daerah Istana Bulan
90
Bab LXXXVII - Sesuatu Akan Terjadi
91
Bab LXXXVIII - Dia... Wu Yun?!
92
Bab LXXXIX - Ketika Racun Bereaksi
93
Bab XC - Pil Jamur Lingzhi
94
Bab XCI - Penjelasan si Hantu Wanita
95
Bab XCII - Upacara Penghormatan Terakhir
96
Bab XCIII - Di Atas Ayunan
97
Bab XCIV - Serangan Wanita itu
98
Bab XCV - Yi Changyin Jatuh Pingsan
99
Bab XCVI - Menjadi Putri Ketujuh
100
Bab XCVII - Rindu Ayah : 'Shui Jifeng'
101
Bab XCVIII - Mulai Sekarang
102
Bab XCIX - Berencana Pergi
103
Bab C - Adipati Zhaoyang
104
Bab CI - Mempermalukan Xuan Ye
105
Bab CII - Wu Yun kembali?
106
Bab CIII - Bertemu Kembali
107
Bab CIV - Mimpi di Tengah Badai
108
Bab CV - Merasa kehilangan sebelum membuat kenangan
109
Bab CVI - Derita dari Langit
110
Bab CVII - Rencana Mereka
111
Bab CVIII - Seribu Tahun Lalu, pernah menjadi masa lalu
112
Bab CIX - Hadiah Pernikahan
113
Bab CX - Pernikahan Kedua Kalinya
114
Bab CXI - Yi Changyin Pergi
115
Bab CXII - Menuju Alam Baka
116
Bab CXIII - Rencana Kotor
117
Bab CXIV - Sialan!
118
Bab CXV - Kemunculan Monster Alam Baka
119
Bab CXVI - Diselamatkan Dewi
120
Bab CXVII - Bertemu ayah
121
Bab CXVIII - Diguncang Sampai Karam
122
Bab CXIX - Kembali Memelukmu
123
Bab CXX - Dikacaukan
124
Bab CXXI - Keputusan Xuan Chen
125
Bab CXXII - Anak Kedua?
126
Bab CXXIII - Memecahkan Formasi
127
Bab CXXIV - Kembali Sepenuhnya
128
Bab CXXV - Tidak Seperti yang Dirumorkan
129
Bab CXXVI - Pengakuan Wei Qiao
130
Bab CXXVII - Takut Kehilangan
131
Bab CXXVIII - Di Halaman Belakang
132
Bab CXXIX - Racun Kembali Datang
133
Bab CXXX - Rencana Tersembunyi Xuan Chen
134
Bab CXXXI - Setelah Hukuman
135
Bab CXXXII - Kedatangan Wen Yuexin
136
Bab CXXXIII - Perbincangan
137
Bab CXXXIV - Yi Changyin marah
138
Bab CXXXV - Yi Changyin melahirkan
139
Bab CXXXVI - Xuan Sifeng & Xuan Sijiu
140
Bab CXXXVII - Mengunjungi klan Rubah ekor sembilan
141
Bab CXXXVIII - Kesedihan Xuan Rong
142
Bab CXXXIX - Perang
143
Bab CXL - Masa Lalu
144
Bab CXLI - Kehancuran hati yang sebenarnya
145
Bab CXLII - Yi Changyin bisa kembali
146
Bab CXLIII - Sebelum Mencari
147
Bab CXLIV - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin
148
Bab CXLV - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin (2)
149
Bab CXLVI - Mencari Potongan Jiwa Yi Changyin (3)
150
Bab CXLVII - Setelah pencarian
151
Bab CXLVIII - Menyatukan Potongan Jiwa Yi Changyin
152
Bab CXLIX - Jiwa Telah Memadat
153
Bab CL - Kebahagiaan yang Kembali
154
Bab CLI - Kebahagiaan yang Kembali (2)
155
Bab CLII - Ekstra Chapter 1 : Road To Ending
156
Bab CLIII - Ekstra Chapter 2 : ENDING
157
Dari Author ^_^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!