Orang-orang berkumpul dan bangunan istana seakan lenyap dari pandangan Yi Changyin. Tubuhnya yang asli bagaikan di bawa pergi dan di ganti dengan tembok yang bahkan tak bisa merasakan sakit saat di cambuk. Saat ini entah angan-angan membawa raganya kemana, tapi Yi Changyin dapat melihat samar apa yang di lihatnya di dunia antah berantah.
Kali ini dia hanya melihat pria bersayap emas dan wanita bersayap putih tengah bertarung melawan satu sosok hitam. Sekarang keduanya tampak mengejar sosok hitam itu dengan gerakan yang cepat. Sedangkan Yi Changyin merasa dirinya mengikuti kemana kedua orang itu mengejar, walaupun dia sendiri merasa raganya terdiam. Bagaikan langit sedang berteriak ingin memberitahu sesuatu padanya yang bahkan tidak dapat di mengerti.
Pria dan wanita itu sama-sama memakai topeng, hanya saja berbeda warna. Wanita itu memakai topeng warna putih dengan gemerlap perak di setiap lekukannya. Sedangkan topeng si pria berwarna hitam pekat dan seperti tidak ada keistimewaan apapun.
Keduanya tiba-tiba berhenti, memasang formasi rumit hingga membentuk gumpalan spiritual yang besar dan berwarna putih terang dan kilatan emas. Kemudian kedua tangan mereka menyilang dengan mulut yang berkomat-kamit membacakan sesuatu.
Detik berikutnya mereka berdua mendorong gumpalan spiritualnya menghantam sosok hitam itu. Entah itu iblis, atau siluman. Dia tidak bisa berlari, hanya pasrah menjadi butiran debu karena dua orang itu.
Di alam sadar Yi Changyin sudah di cambuk kembali, tapi tubuh gadis itu masih tak bergeming dengan mata yang terpejam. Sementara di alam bawah sadar, gadis itu bagaikan berpindah tempat ke area yang ramai. Tampak kumpulan manusia memuji-muji kedua orang bertopeng itu dengan penuh hormat.
Yi Changyin tidak tahu apa yang terjadi saat itu. Mungkinkah mereka di hormati setelah mengalahkan sosok hitam tadi? Siapa sebenarnya mereka? Siapa sosok hitam itu? Yi Changyin menatap lekat wanita bertopeng itu. Dia tidak mengalihkan pandangannya sampai wanita itu menoleh kearahnya.
Tentu saja Yi Changyin tersentak, hingga dia kembali sadar di dunia nyatanya. Tapi saat membuka mata, manik hitam itu berubah menjadi biru dan sedingin es. Tatapannya sangat asing dan dingin, seperti bukan Yi Changyin yang beberapa orang kenal. Dengan sekuat tenaga, dia menghempaskan gelombang spiritual, hingga cambuk yang hendak mengenai tubuhnya itu terpental kebelakang. Begitupula dengan Jiang Jinwei yang terjatuh hingga memuntahkan seteguk darah.
Tiba-tiba manik biru dan dinginnya memudar kembali menjadi hitam. Badannya terasa lemas hingga ambruk ke alas beton dengan mata yang terpejam. Aoyi Jinqi yang melihat pemandangan itu memundurkan badannya lantaran kaget.
'Aku harus memberi tahu raja.' Saat badannya tengah berbalik, dia melihat dua sosok aneh di kumpulan pelayan seberangnya. Seorang dayang dan Kasim itu saling melirik, setelah itu mereka menghilang dari pandangan. Kepala Aoyi Jinqi condong ke samping. 'Orang alam langit?'
Sementara di atas awan, Yi Xuemei melihat kejadian itu telah menjatuhkan rahangnya. Tapi buru-buru dia tersadar mengingat apa tujuannya kemari. Setelah terbang lama, akhirnya dia menemukan Yi Changyin di sana. Benar sesuai dugaannya, Yi Changyin tengah di cambuk oleh manusia-manusia biadab itu. Bahkan menggunakan cambukan siluman.
Tak mau menunggu lama lagi, Yi Xuemei turun ke bawah. Aura dewinya dia keluarkan hingga kesembilan ekornya tampak berkibar bak tertiup angin. Semua orang yang melihat kedatangan gadis itu terbelalak lagi. Ternyata rubah sepertinya Yi Changyin masih ada?! Beda dengan Xuan Yao yang menatap bidadari turun dari langit itu dengan terpesona.
'Oh langit.. pesona macam apa ini?'
"Siapa yang berani menyinggung alam langit?" Ujar Yi Xuemei dengan dingin.
Semua orang sontak bertekuk lutut bahkan kaisar, mereka tak menyangka orang alam langit akan mengetahui perbuatan mereka dan turun ke sana. Jiang Jinwei diam-diam menggeram, dia juga tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi.
"Siapa kau?!" Tanya Jiang Jinwei dengan lancang. Dia terbang sebelum akhirnya mendarat tak jauh di depan Yi Xuemei.
"Aku Yi Xuemei, kakak kedua Yi Changyin."
Semua orang tambah terkejut mendengar pengakuan dari gadis itu. Apakah benar kali ini daratan timur akan hancur di tangan alam langit? Jika benar, mari kita salahkan Jiang Jinwei. Beda dengan Xuan Yao, dia terus menatap Yi Xuemei dengan takjub. "Pantas adiknya cantik, ternyata kakaknya juga sangat cantik."
Karena berkata seperti itu Xuan Rong menyikut kakaknya. "Jangan berharap untuk memilikinya!" Tegur nya yang membuat Xuan Yao mendelik.
Jiang Jinwei menatap Yi Xuemei dengan waspada. Tujuan yang sebenarnya adalah mencelakai Yi Changyin yang menjadi milik Xuan Chen, tapi berakhir dengan tuduhan merendahkan alam langit. Sungguh sial! Sepenting itukah Yi Changyin di mata orang-orang alam langit?
"Memangnya kau siapa? Hanya sampah alam langit berani mengancam daratan timur?" Cemooh Jiang Jinwei tanpa peduli dengan identitas mereka terlebih dahulu. Bahkan semua orang terkejut dengan apa yang di katakannya.
"Sampah?" Tanya Yi Xuemei dingin mengulangi cemoohan permaisuri gila itu. Setelah sekian lama hidup, baru kali ini ada yang berani merendahkan klannya. Sepertinya Yi Xuemei harus membereskannya suatu hari pada waktu yang tepat sampai rata. Tidak ada pengampunan!
Yi Xuemei terkekeh pelan. "Setelah hidup selama dua puluh ribu tahun lebih, baru mendengar ada seseorang yang berani merendahkan klan rubah ekor sembilan, salah satu klan dari tiga yang paling dihormati di alam langit."
Jiang Jinwei terbelalak. Mulutnya merasa sangat ceroboh untuk kali ini. Kini dia sadar kalau perbuatannya benar-benar membuat masalah! Ingin sekali dia kabur dari tempat itu sekarang juga. Tapi tekanan dari Yi Xuemei, membuatnya tidak bisa menggerakkan kaki bahkan hanya satu langkah.
"Kau tidak pernah mendengar keluarga Yi?"
"Oh itu! Aku pernah mendengarnya dari buku. Keluarga Yi itu adalah keluarga yang memimpin klan rubah ekor sembilan." Sadar dengan apa yang di katakannya, Xuan Rong sendiri menjadi terbelalak. Berarti Yi Changyin ini putri pemimpin sebuah klan?! Bahkan ayahnya bisa di bilang seorang raja walaupun tidak pernah mengakui.
Kaki semua orang benar-benar lemas mendengar kenyataan ini. Mereka telah menghukum cambuk Yi Changyin, seorang putri pemimpin paling di hormati di alam langit. Perbuatan mereka itu sama saja dengan membawa diri sendiri pada kematian! Sedangkan Xuan Chen, dia begitu tertegun. Yi Changyin ini bisa di artikan sebagai putri kerajaan, tapi kenapa dia merendahkan diri didepannya?!
Jiang Jinwei mendengus, dia sama sekali tidak punya muka. Ingin sekali kaisar Xuan Zhen menutup mulut wanita gila itu. "Kalian ini bisa di sebut sebagai putri kerajaan. Tapi adikmu itu telah menjalin kontrak dengan salah satu pangeran kami. Sungguh memalukan!"
Yi Xuemei sempat terkejut sebelum akhirnya datar kembali. Sementara Xuan Chen tertunduk malu, dia terlibat lebih jauh dalam masalah ini. Dia menyetujui keinginan Yi Changyin, sama saja ikut-ikutan mempermalukan alam langit.
"Kau bercanda?" Yi Xuemei terkekeh pelan. Apa ini? Apakah dia sama sekali tidak merasa di permalukan?! Hal itu membuat Jiang Jinwei malu setengah mati. "Permaisuri, kami sudah mempunyai penerus. Adikku memiliki kebebasannya sendiri. Mau dia menjalin kontrak dengan orang miskin, tidak masalah. Adikku tidak butuh kekangan dari klan rubah ekor sembilan." Jelasnya yang membuat semua orang bungkam sekaligus malu.
Tapi sebenarnya, apa yang di katakan Yi Xuemei sangatlah berbeda dengan peraturan alam langit. Dia mengatakan ini hanya ingin melindungi diri dan adiknya dari yang namanya 'dipermalukan'. Alam langit sangat tertutup dari manusia fana seperti mereka, seharusnya tidak apa-apa kan?
Penjelasan Yi Xuemei tentu di dengar oleh Yi Changyin, dia tersenyum tipis. Tidak menyangka kakak yang selama ini merundungnya, akan membelanya mati-matian. Sebenarnya apa yang di lakukan Shen Lan hingga sifat Yi Xuemei bisa berbalik berubah tiga ratus enam puluh derajat?
"Sebenarnya, kami orang-orang alam langit tidak pernah berminat mengurusi urusan kalian, para manusia. Tapi, adikku begitu peduli pada salah satu pangeran kalian. Bukannya menganggap hal ini sebagai anugrah, tapi kalian malah menganggapnya sebagai bencana. Dimana urat malu kalian?" Tegur Yi Xuemei panjang lebar, berusaha membuat manusia-manusia itu jera.
"Kakak.." Panggil Yi Changyin lirih. Badannya yang lemah dan penuh luka itu berusaha untuk bangun. Saat itu pula Yi Xuemei membantunya untuk duduk. Gadis itu terlihat mengenaskan walaupun memang terbilang kuat saat menghadapinya. Tubuhnya di penuhi dengan bercak darah dan luka menganga. Bibirnya pucat dengan sisa-sisa darah yang membekas di sana.
Xuan Chen melihat hal itu dari kejauhan, segera bergerak menerbangkan tubuhnya. Xuan Yao dan Xuan Rong terbelalak melihat kakaknya yang tiba-tiba pergi itu. Yi Xuemei pun terkejut tiba-tiba ada yang terduduk di samping adiknya.
Dia terbungkam, terutama saat pria itu meraih tubuh Yi Changyin, meletakkan gadis di dalam pelukannya. "Yin'er, mana yang sakit?" Tanyanya begitu perhatian yang membuat Yi Xuemei mendengus.
"Sebenarnya kau ini tuannya atau kekasihnya?" Cibir Yi Xuemei dengan ketus. Saat Xuan Chen hendak menjawab, Yi Xuemei memotongnya lagi. "Baiklah! Bayangkan rumahmu, aku akan membawa kalian kesana."
Xuan Chen menurut, dia menggambarkan kediamannya dalam benaknya. Saat membuka mata, mereka bertiga sudah berada didalam rumah Xuan Chen yang sederhana itu, bahkan kursi rodanya turut ikut. Xuan Chen dan Yi Changyin duduk di atas kasur, sedangkan Yi Xuemei duduk di kursi sebelahnya. Mata Yi Xuemei menyapu sekitar, dia merasa heran, adakah kediaman pangeran seperti ini?
"Tuan putri jangan heran, aku memang sedang di hukum." Ujar Xuan Chen.
Yi Xuemei mengangguk paham, sejak awal dia bisa melihat pria itu berada di atas kursi roda. Tak bisa di pungkiri lagi kalau dia adalah pangeran yang di buang karena sesuatu kekurangan. Ah manusia.. manusia..
"Yi Changyin.. untung saja kau memberiku surat dan sebuah bunga api. Kalau tidak.. mungkin kau sudah mati dan aku sama sekali enggan menyelamatkanmu. Huh!"
Yi Changyin tertegun. Bunga api? Surat? Apa ini? Dia sedang di borgol, mana sempat mengambil setangkai bunga api dan menulis surat. Aih! Pasti ini perbuatan Shen Lan.
"Jika saja kau tidak memberikan bunga api itu, aku tidak akan membelamu di hadapan para manusia tak tau diri itu. Ingat, ini hanya sebatas balas budi." Yi Xuemei melanjutkan ceramahnya sambil terduduk di atas kursi dengan kaki yang saling menumpang. Yi Changyin tersenyum tipis mendengarnya. Sebenarnya kalau mereka akur, kemarahan kakaknya akan terbilang lucu dan menggemaskan.
"Karena kau, aku sudah mencapai tingkat Dewi, jadi kau tenang saja.. sebagai balasannya aku tidak akan memberi tahu hubungan kalian pada ayah."
Bibir Yi Changyin yang pucat tersenyum. "Terimakasih, kakak."
"Oh ya! Kau bisa menyembuhkan lukamu sendiri kan?" Tanya Yi Xuemei tiba-tiba teringat dengan luka dari cambukan siluman itu.
"Ini cambukan siluman, ilmu Dewi rubah tidak bisa menyembuhkannya secara langsung.."
Xuan Chen terbelalak. "Apa?!"
Pandangan mata Yi Changyin naik hingga bertemu dengan manik mata hitam yang memabukkan itu. Posisinya yang sedang berada dalam pelukan, lalu saling menatap, membuat Yi Xuemei mendengus iri. Bagaimanapun dia lima ribu tahun lebih tua dari Yi Changyin, tapi lihatlah siapa yang mendapat kekasih lebih dulu.
"Yang mulia, kau jangan khawatir. Aku baik-baik saja."
Xuan Chen menatap Yi Changyin dengan nanar. "Kalau semua rasa sakitnya dapat di pindahkan, aku bersedia menanggungnya."
Kata-kata yang memuakkan itu membuat Yi Xuemei mengacak rambutnya frustasi. "Yi Changyin! Kau ingin menghina kakakmu karena belum memiliki pasangan?!" Teriak Yi Xuemei bertubi-tubi.
Dia mulai berdiri. "Kau tahu kan aku.."
Posisinya Yi Xuemei berada di depan pintu. Hingga pintu itu terbuka mendorongnya dan hampir tersungkur ke depan dan menabrak meja didepannya. Bisa ancur muka dia. Tapi untungnya, Xuan Yao segera menarik pinggang Yi Xuemei, dan tak bisa terhindar lagi untuk jatuh ke dalam pelukan pria itu.
Yi Xuemei dapat melihat dada bidang di hadapannya, lantas dia menaikkan pandangannya untuk melihat siapa yang memeluknya itu. Kedua mata mereka saling menatap, seakan terikat dan memiliki magnet, keduanya tidak bisa bergerak. Ingin sekali Yi Changyin dan Xuan Chen tertawa keras, baru saja Yi Xuemei bersungut-sungut karena tidak ada yang memperlakukannya romantis. Sekarang, seakan langit langsung mengabulkan apa yang gadis itu inginkan.
Soket mata Xuan Yao sempat melebar, dia tidak pernah bermimpi untuk menatap bidadari yang turun dari langit itu. Tapi ternyata langit pun mendukungnya. Apakah mereka berdua berjodoh? Heh, mimpi!
.......
.......
.......
Dua cahaya kuning melesat cepat menembus gulungan awan putih yang tebal. Terbang di atas beberapa daratan yang memiliki pemandangan hijau, dan lautan yang memiliki pemandangan biru. Kedua cahaya itu melesat tambah tinggi, bak ingin menggapai langit.
Sampailah keduanya di tempat asing bernuansa putih bercahaya dan suci. Tempat mereka bagaikan mengambang di atas awan karena kondisinya yang di kelilingi oleh kepulan putih itu. Tidak salah lagi kalau itu adalah istana alam langit.
Melewati beberapa bangunan bernuansa putih dan emas, kedua cahaya itu akhirnya sampai pada sebuah paviliun yang teramat besar.
Seseorang didalamnya tengah fokus membaca gulungan di atas bantalan kursi yang empuk. Di dalam ruangan itu tampak mewah dengan dindingnya yang di lapisi emas. Pria itu mengangkat pandangannya saat kedua cahaya dapat terdeteksi oleh indranya.
Benar saja dua cahaya putih itu berhenti tepat beberapa meter di depannya. Titik cahaya membesar, mewujudkan dua insan yang berbeda gender. Pemuda dan seorang gadis itu membungkuk. "Salam Dijun."
"Ada hasil?" Tanya pria yang kira-kira sudah berumur kepala empat itu. Padahal umur aslinya sudah mencapai ratusan ribu tahun.
Gadis itu maju satu langkah, untuk memberi laporan mewakili si pria. "Jawab Dijun, dia adalah anak ketiga pemimpin klan Yi Wang, Yi Changyin."
Bola mata pria yang di panggil Dijun itu membola. "Apa?!"
.......
.......
.......
Aoyi Jinqi sudah kembali di istananya yang hitam dan penuh dengan hawa iblis. Penampilannya yang seperti kultivator kembali berubah layaknya ratu di kerajaan iblis, wanita yang paling di hormati di sana. Aoyi Jinqi berjalan pelan menghampiri pria bertopeng seram yang tengah duduk di atas kursinya.
"Jinqi memberi salam pada raja." Hormatnya sambil membungkuk.
Raja iblis tersenyum, dia melambaikan tangannya. "Kemarilah."
Aoyi Jinqi tersenyum menggoda, kemudian dia mulai melangkahkan kakinya menghampiri sang raja iblis. Wanita cantik yang bak bidadari di tengah-tengah para iblis itu duduk di pangkuan suaminya, sebelah tangannya ia lingkarkan pada pundak si raja iblis.
"Apa yang kau temukan?" Tanya raja iblis sambil menatap mata yang menggoda harsatnya itu.
"Ini sangat mengejutkan.." Jawab Aoyi Jinqi dengan serius. Kemudian dia membisikkan sesuatu pada telinga raja iblis, membuat pria itu sedikit terkejut.
Detik berikutnya raja iblis tersenyum miring, dia merasa senang karena pekerjaan istrinya begitu baik. "Reinkarnasi ini.. ada beberapa yang janggal." Kemudian dia menatap istrinya. "Tapi tak apa.. kita harus segera menemukan raja Wu Yun dan membuat mereka kembali bertengkar." Raja iblis pun tertawa menggelegar.
Seseorang yang hidup di dalam kegelapan tanpa putih suci itu sangat menginginkan kehancuran seluruh dunia. Itu lah mengapa dia ingin membangkitkan kedua jiwa yang sudah lama tercerai berai di danau penghancur jiwa. Dengan bangkitnya kedua orang terkenal itu, maka perang ratusan tahun tidak akan terhindarkan lagi.
.......
.......
.......
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen😉 Jangan lupa juga buat rate dan vote❤️❤️ Thanks for reading 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Raine
lanjut kak
2021-03-14
1
Hening Nuri
bagus lanjut kak semangat ya
salam hangat "Time travel Xiao Yue"
2021-03-14
0
NANA VAEL
next thor
2021-03-14
1