Matahari kembali hadir di ufuk timur. Seperti biasa, setelah sarapan Xuan Chen pergi menyiram tanamannya. Yi Changyin dan Shen Lan dengan santainya hanya memperhatikan Xuan Chen dari jauh. Mereka tidak bergerak sedikitpun di ambang pintu. Bahkan berniat untuk membantunya, mereka tidak terpikirkan sama sekali.
"Sampai kapan kita akan melihatnya?" Tanya Shen Lan mengejutkan Yi Changyin.
"Shen Lan.. malam tadi aku lupa memberitahumu."
Salah satu alis Shen Lan terangkat. "Apa yang kau lupakan? Sampai-sampai melamun seperti ini."
"Sebenarnya ada cara untuk mengembalikan suaranya. Tapi aku akan melakukan hal ini untuk sementara. Setelah aku menjadi Dewi tertinggi, akan menggantinya dengan yang layak. Bagaimana?" Ujar Yi Changyin antusias.
Shen Lan termenung, dia benar-benar tidak tahu apa yang di maksudkan Yi Changyin. Tapi setelah berfikir lama, dia baru menyadari. Dan apa yang dia tidak tahu itu telah mengejutkan pikirannya. Sebelum bicara, Shen Lan mendatarkan lagi ekspresinya. "Jangan bilang.." Shen Lan berbisik, "kau akan menggunakan pita suaramu?"
"Shen Lan memang pintar."
"Tapi.."
"Aku masih bisa berbicara walaupun tidak bisa terlalu keras. Apa yang kau khawatirkan?" Ujar Yi Changyin dengan ketus.
Shen Lan menghela nafas. "Tapi jika berbicara terlalu keras, kau akan batuk darah. Apa kau sudah gila memutuskan hal gegabah seperti ini? Jika ketua rubah tau.."
Yi Changyin melotot. "Siapa yang kau bilang gila?!" Teriaknya yang membuat Xuan Chen menoleh dengan terkejut. Tapi jelas-jelas, Yi Changyin tidak ingin melanjutkan ucapan Shen Lan yang mengungkit ayahnya. Sejujurnya, dia sedikit takut.
Yi Changyin yang melihat Xuan Chen menyadari keberadaan mereka, dia hanya bisa tersenyum untuk menyembunyikan kecanggungannya. "Yang mulia, aku punya sesuatu untuk menyembuhkanmu!" Teriak Yi Changyin antusias sambil berlari menghampiri Xuan Chen.
"Yang mulia, jangan.."
"Diam kau!!" Yi Changyin mengibaskan tangannya, mengunci mulut Shen Lan yang akan membeberkan rencananya itu. Dia sangat kesal jika rencana rahasianya akan terbongkar. Shen Lan tidak boleh lolos darinya!
Shen Lan hanya pasrah melihat tingkah nonanya. Tidak ada lagi yang bisa di lakukan setelah Yi Changyin menutup mulut yang biasa dia gunakan untuk berceramah pada Yi Changyin. Membukanya pun tidak bisa. Walaupun Shen Lan lebih kuat, takut dia tidak berani melawan Yi Changyin. Sekarang dia hanya bisa menonton apa yang akan gadis itu lakukan. Tidak berani mencampuri urusannya, toh Shen Lan bukan siapa-siapa gadis itu jika di lihat dari garis keturunan.
"Yang mulia.. kau ikuti aku kedalam." Ujar Yi Changyin sambil membawa pergi Xuan Chen ke dalam ruangan menggunakan teleportasi.
Xuan Chen menatap Yi Changyin tak percaya. 'Kau sudah menemukan caranya? Apakah itu tidak akan melukaimu?'
Yi Changyin menggeleng. "Tidak! yang mulia.. kau tenang saja."
Raut wajah Xuan Chen terlihat ragu. Penyakit bawaan seperti ini, tidak mungkin di sembuhkan dengan mudah. Bahkan ada yang bilang tidak akan bisa di sembuhkan lagi. Tapi Yi Changyin datang tiba-tiba memberi kabar kalau dia memiliki caranya. Bukankah ini sangat aneh? Tidak mungkin setelah membaca buku dia langsung bisa melakukannya.
'Changyin..' Xuan Chen memegangi tangan Yi Changyin. Dia benar-benar khawatir jika itu akan membahayakan rubah miliknya.
Yi Changyin tersenyum tipis. "Yang mulia kau tidak perlu khawatir.. Kau masih belum sembuh, aku tidak akan membahayakan diri sendiri. Aku berjanji padamu.."
Xuan Chen masih menatap Yi Changyin dengan ragu. Dia tidak yakin dengan perasaannya saat ini. Entah kenapa hatinya merasa tidak nyaman walaupun Yi Changyin sudah bilang ini akan baik-baik saja. 'Kau bukan siluman, kau bukan binatang roh. Tapi.. mengapa kau mengikat dirimu sendiri?'
Mendengar hal itu Yi Changyin terdiam. Ucapan Xuan Chen memang benar. Dia bukan siluman, binatang roh, ataupun binatang ilahi. Dia hanyalah seorang Dewi dari klan rubah ekor sembilan alam langit. Lalu mengapa dia bersedia memperlakukan diri sendiri seperti seekor hewan pada umumnya?
Yi Changyin mendirikan tubuhnya, ekspresinya terlihat sendu. "Aku punya alasanku sendiri, yang mulia akan mengetahuinya nanti." Dia berbalik membelakangi Xuan Chen yang juga menatapnya tak tega. "Aku memang seorang Dewi dari alam langit.." Hanya di ketahui oleh Shen Lan, Yi Changyin membelai tenggorokannya dengan tangan yang penuh aura spiritual. "Setiap tujuanku memiliki alasan." Yi Changyin mencabut sesuatu di dalamnya. Tubuhnya hanya merespon dengan kejutan kecil. Dia tidak berteriak meskipun sakit di rasa oleh tubuhnya.
Xuan Chen sedari tadi menunduk, tidak tahu apa yang sedang gadis itu lakukan. 'Maaf membuat hatimu tak nyaman.' Xuan Chen mengangkat pandangannya, saat itu Yi Changyin sudah berbalik dengan senyumannya. Tapi bibirnya itu.. terlihat pucat dan tangannya.. aura spiritual terlihat menyelubungi begitu kental.
'Apa yang terjadi?!' Xuan Chen terkejut melihatnya. Shen Lan hanya tertunduk, dia tidak boleh tertangkap basah telah memperhatikan Yi Changyin melakukan sesuatu pada dirinya. Atau Xuan Chen menginterogasinya nanti setelah mendapatkan kembali suaranya.
"Ini adalah teknik pengobatan yang ku dapatkan." Yi Changyin tersenyum. "Harap yang mulia menggunakannya dengan baik."
'Tapi..'
Ucapan batin Xuan Chen berhenti saat aura spiritual di tangan Yi Changyin melesat ke lehernya. Dia mendongkakan kebelakang, merasakan nyeri di tenggorokannya. Seperti.. sedang di masukan sesuatu yang asing bagi tubuhnya.
Setelah selesai, Yi Changyin menarik kembali energinya yang hampir habis. Yi Changyin tidak dapat menahannya, tidak di sangka hal seperti ini dapat menguras energi lebih banyak. Untung saja dia sudah mencapai tingkat Dewi walaupun masih tahap awal! Meskipun dia kuat, tetap saja badannya terasa lemah. Yi Changyin ambruk ke lantai dengan seteguk darah dia muntah kan. Shen Lan segera datang menghampirinya sebagai pertolongan pertama.
"Changyin!!" Suara pria asing ini berteriak, bahkan Xuan Chen tidak percaya kalau ini adalah suaranya. Dia bahkan termenung begitu lama, larut dalam kebingungannya.
Yi Changyin yang melihat keajaiban itu tersenyum. Tanpa peduli dengan kondisi tubuhnya yang kurang baik, Yi Changyin beranjak dan memeluk Xuan Chen.
"Yang mulia.. aku berhasil." Ucap Yi Changyin dengan haru.
"Apakah ada yang sakit?" Tanya Xuan Chen malah mengkhawatirkan gadis itu.
"Tidak!" Yi Changyin melepaskan pelukannya. "Yang mulia.. mengapa suaramu begitu lembut?" Tanya Yi Changyin antusias, berusaha menghibur tuannya dengan segara cara agar tidak ingat dengan rasa sakit yang Yi Changyin rasakan.
"Aku tidak tau.. mungkin ini akibat dari energi spiritualmu."
'Tentu saja pita suara itu di ambil sebagian dari seorang wanita.' Pikir Shen Lan. Ingin sekali dia tertawa mendengar ucapan konyol ini.
"Manamungkin seperti itu.."
Tiba-tiba pintu terbuka, sosok Xuan Rong dan salah seorang dayang masuk tanpa aba-aba. Awalnya Yi Changyin terkejut, dia takut kalau yang datang tiba-tiba kali ini adalah Xuan Ye. Dia akan mengacaukan segalanya!
"Putri Xuan Rong?" Sambut Yi Changyin sambil berdiri.
"Adik kesepuluh, mengapa kau datang?"
Xuan Rong tertegun mendengar suara asing itu. Dia menatap Xuan Chen dengan tidak percaya. Apakah telinganya ini bermasalah atau bagaimana? Apakah ini mimpi?
"Kakak ketujuh, kamu.."
"Putri, kakak ketujuhmu sudah bisa bersuara." Ujar Yi Changyin memberi penjelasan pada Xuan Rong.
"Semua itu berkat.."
Ucapan Shen Lan berhenti saat melihat Xuan Rong tiba-tiba bersujud di depan kaki Yi Changyin. "Dewi!! Xuan Rong sangat berterimakasih!! Xuan Rong sangat berterimakasih!!"
"Eh! Putri... kau tidak pantas untuk bersujud." Ujar Yi Changyin berusaha membuat Xuan Rong berdiri.
"Xuan Rong tidak akan bangun!! Dewi.. katakan apa yang kau inginkan? Tamanan spiritual? Kekuasaan? Atau.."
"Putri.. Aku sudah menjalin kontrak dengan kakak ketujuhmu. Aku tidak mengharapkan Budi apapun.".
"Kalau begitu.. aku akan terus bersujud!!" Ujar Xuan Rong semakin membungkukkan badannya.
Yi Changyin bahkan sudah tidak bisa membangunkannya lagi. Perbuatannya memang lah patut di puji, tapi ini bukan yang diinginkan Yi Changyin. Sudah menjalin kontrak sehidup semati, mengapa harus ada budi. Kemudian Yi Changyin menoleh ke arah Xuan Chen, meminta pertolongan agar Xuan Rong bangun dari sujudnya.
"Jasamu sangat besar, harusnya aku yang bersujud.."
Yi Changyin berdecak kesal, sekarang Xuan Chen malah mengatakan hal itu. Apa yang harus dia perbuat sekarang? Tidak ada pilihan lain, Yi Changyin melirik Shen Lan. Wajahnya memelas memberi isyarat untuk membantunya.
Shen Lan hanya menghela nafas pasrah. "Putri.. bangunlah. Yi Changyin tidak menginginkan kau seperti ini. Mengapa kau terus bersikeras?"
Xuan Rong menegakkan tubuhnya, tapi dia masih terduduk. Entah kenapa ucapan Shen Lan ini begitu ampuh untukmu. "Benar juga.." Gumamnya. Kemudian dia kembali berdiri. "Sebenarnya aku ke sini untuk mengundang kakak ketujuh. Hari ini ada perjamuan keluarga inti kekaisaran. Kakak ketujuh tentu saja harus hadir."
Mendengar hal itu ekspresi di wajah Xuan Chen menjadi murung. Sejujurnya, dia sangat malas jika harus berkunjung ke istana. Walaupun dia beruntung bisa menemui ibunya, tapi jika bertemu yang lain.. dia sangat tidak sudi.
'Bukankah yang mulia suka di kucilkan di istana?' Yi Changyin tersenyum penuh rencana. 'Sebaiknya gunakan ini untuk membalas semuanya.'
Xuan Chen tentu saja mendengar hal itu. Keluarga kekaisaran sangat tidak mudah untuk di hadapi. Terutama permaisuri dan selir agung yang menjadi musuhnya. Yi Changyin ingin membalas dendam Xuan Chen? Sama saja dengan mencari mati.
"Changyin!" Tegur Xuan Chen.
Gadis itu menoleh ke arah Xuan Chen. Awalnya dia bingung, tapi akhirnya dia sadar kalau Xuan Chen bisa mendengar apa yang dia katakan di dalam hatinya. Ingin sekali Yi Changyin menggali tanah dan menyembunyikan wajahnya di sana.
Sementara Xuan Rong mengira kalau Xuan Chen tidak ingin ikut ke istana, dia menjadi panik. "Kakak ketujuh.. kau tenang saja. Sekarang ada Dewi, tidak akan ada yang berani padannya."
"Putri.. apakah aku boleh ikut?" Tanya Yi Changyin antusias.
Baru saja Xuan Rong ingin membuka suara, tiba-tiba suara lain menghentikannya. "Tidak boleh!" Tegur Xuan Chen.
"Kakak ketujuh!!" Gerutu Xuan Rong. Sepertinya dia sangat ingin menunjukkan identitas Yi Changyin pada manusia-manusia biadab yang menghina kakak ketujuhnya.
"Istana sangat berbahaya. Changyin, kau tidak boleh ikut!" Xuan Chen menasihati.
Yi Changyin menoleh ke tempat lain, berpura-pura tidak mendengar ucapan tuannya. Keinginannya adalah membela kebenaran, Xuan Chen pun tidak boleh datang menghalanginya.
Xuan Chen menarik tangan Yi Changyin. "Changyin dengarkan aku.."
Yi Changyin segera menepisnya sambil berkata dengan ketus. "Tidak mau!"
"Changyin.." Xuan Chen menegur dengan lembut, tapi gadis itu tidak mau menjawabnya. Hingga membuat suasana di ruangan semakin memburuk baginya. Sebenarnya yang ada di pikirannya Yi Changyin, hanya menunggu Xuan Chen menyetujui keinginannya sambil senyum-senyum sendiri.
"Kakak ketujuh, tidak ada yang bisa di sembunyikan di istana. Kakak pangeran mahkota sudah mengetahui keberadaan Dewi Rubah. Dia pasti melaporkannya pada permaisuri." Jelas Xuan Rong dengan pelan. Berharap kakaknya menyetujui Yi Changyin memasuki istana.
Sementara Yi Changyin, senyumannya bertambah lebar. Dia merasa menang ada yang mendukungnya. Ah! Tidak sia-sia dia berkultivasi menjadi Dewi.
"Baiklah.. Changyin ikut." Ujar Xuan Chen sedikit tidak ikhlas. Tapi hal itu membuat Yi Changyin hampir melompat. Tidak apa, yang penting gadis rubah yang baik hati selangit itu bahagia.
.......
.......
.......
Dua kereta kuda melaju di tengah-tengah kerumunan kota, membuat jalanan semakin padat dan panas. Terutama sebentar lagi dunia akan memasuki musim panas, tak heran jika hari itu terlihat begitu gersang.
Kereta pertama di tempati oleh Xuan Rong seorang. Sedangkan kereta kedua adalah tempat bagi Xuan Chen dan Yi Changyin. Mereka pergi menuju arah Utara, tempat istana agung berdiri dengan megah.
Kereta mereka sampai di gerbang istana, tidak ada satu orang pun yang menyambut kedatangan pangeran terbuang ini. Di istana yang penuh dengan iri dengki dan kesombongan ini, siapa yang mau menyambutnya? Melewati jalan dengan kedua sisi lapangan yang begitu sepi ini, hanya beberapa pengawal yang berjaga di sana.
Hanya saja, ketika hampir sampai di balai utama, Yi Changyin dapat melihat seorang wanita berdiri di sana. Matanya di selimuti cahaya kesenangan, mungkin itulah Yang Qiujiu? Ibunya Xuan Chen?
"Itu adalah ibuku.." Bisik Xuan Chen pada Yi Changyin.
"Aku sudah tahu.." Jawab Yi Changyin.
"Bagaimana kau tahu?" Tanya Xuan Chen penasaran.
Yi Changyin menatap Xuan Chen, kemudian tersenyum tipis. "Kau yang memberitahuku."
Xuan Chen hanya tersenyum melihat tingkah Yi Changyin. Menatapnya begitu nyaman hingga tidak bisa bagi Xuan Chen beralih. Dia hanya berharap, dapat memiliki gadis itu selamanya, selama yang dia inginkan. Tidak ada yang merusak ataupun datang sebagai orang ketiga.
Kereta kuda itu berhenti, pertanda ini waktunya untuk Xuan Chen turun. Saat itu, Xuan Rong lah yang pertama kali turun dan memberi hormat pada Yang Qiujiu. "Pangeran ketujuh! Keluarlah.. tidak boleh berlama-lama, kaisar tidak suka menunggu." Teriakan Kasim itu terdengar sangat tidak sopan dan beretika. Inikah istana?
Mengapa tidak sesuai yang ada di pikiran Yi Changyin? Sebelum keluar dari klan, Yi Changyin mengira istana manusia itu penuh dengan aturan yang ketat. Tidak sembarang orang berbicara dengan keras seperti ini. Apalagi menyangkut pada anak kandung kaisar. Mengapa Kasim rendahan ini begitu berani? Sepertinya Yi Changyin harus memberinya pelajaran.
"Pangeran ketujuh!!" Teriak Kasim lagi.
"Ah Kasim Hu, anakku mungkin masih mempersiapkan kursi rodanya.." Itu adalah suara Yang Qiujiu.
"Maaf selir Yang, ini peraturan..."
"Membentak putra kandung kaisar.. apakah itu juga peraturan?" Potong seseorang di dalam kereta kuda Xuan Chen. Itu adalah suara wanita, tidak mungkin Xuan Chen memiliki suara seperti pria. Kecuali...
Seorang gadis cantik dan menawan keluar dari kereta milik Xuan Chen. Mengejutkan pria yang di kenal sebagai Kasim Hu dan tentu saja Yang Qiujiu juga. Sejak kapan anaknya berubah jadi perempuan?!
"Siapa kau? Dimana anakku?" Tanya Yang Qiujiu panik. Sebagai seorang ibu, dia pasti khawatir melihat putranya tidak ada. Dan malah gadis cantik asing yang keluar menggantikan putranya. Tidak mungkin Xuan Chen menikah diam-diam.
Kasim Hu itu mendengus. "Pangeran ketujuh.. sejak kapan memelihara seorang gadis asing?" Ujarnya dengan nada yang mengejek. Berusaha mengadu domba pada pelayan-pelayan lainnya yang berada di sana.
"Wanita asing?" Sahut Yi Changyin dingin. "Kasim Hu, kau salah." Tambahnya dengan senyuman mengejek. Yang Qiujiu semakin cemas karena sikap Yi Changyin yang melawan Kasim kepercayaan permaisuri itu.
Tapi tak di sangka, Yi Changyin menunjukan sisi kehormatannya. Dia memberi hormat pada Yang Qiujiu. "Selir, hamba adalah hewan spiritual pangeran ketujuh. Dewi Yi Changyin dari alam langit klan rubah ekor sembilan."
Tentu saja Kasim Hu terkejut mendengarnya. Dewi? Apa ini? Bersama pangeran ketujuh? Tentu saja ini menjadi ancaman bagi permaisuri dan komplotannya. Tapi Yi Changyin menyembunyikan kultivasi dan auranya, membuat Kasim itu menjadi sedikit lega. Siapa tau dia berbohong! Itu yang ada di pikirannya.
.......
.......
.......
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen😉 Jangan lupa juga buat rate dan vote❤️❤️ Thanks for reading 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Annisa lie
crazy up thor
2021-03-10
1
…𝕮ℓα𝕣α♡🦄🌈 (hiatus)
Next kak.. ಥ‿ಥ, seneng bngt ye ngegantung ceritanya.. Ampe bikin aku mati penasaran ╥﹏╥ (lebay yak? bodo amad lah😌)
2021-03-10
2
🆃🅸🅺⸙ᵍᵏ📴
next up thor
2021-03-10
0