Secret In The Lot Empire
Sebuah mercedes benz berwarna hitam berhenti tak jauh dari halaman depan Lot Empire High School. Seorang pria paruh baya tengah sibuk mengambil koper dan tas milik seorang gadis cantik yang terletak di bagasi mobil, ia segera menurunkannya.
Gadis cantik itu hanya tertegun memandangi asrama besar yang akan ditempatinya, ia tidak mengerti dan enggan bertanya mengapa ayahnya memindahkannya di tengah semester secara sepihak.
"Mari nona, saya antar." Ucap Tuan Lee.
"Tidak perlu paman, aku bisa masuk sendiri. Paman segera kembali!" Jawab gadis bermarga Kim itu sembari mengambil alih koper dan tasnya.
"Baiklah nona, kalau begitu saya permisi dulu." Ucap Tuan Lee membungkukkan badan.
Selepas perginya Tuan Lee, Hyesun, gadis Kim itu segera menarik kopernya untuk memasuki area asrama.
***
Seorang pria tengah duduk di kursi kebesarannya memeriksa kertas–kertas yang ia pegang. Pria itu membaca beberapa data siswi-siswi baru yang akan masuk asrama. Namun gerakan membolak-balikan kertas itu berhenti ketika mendengar suara ketukan dari luar.
"Masuk!"
Seorang pria tampan berkulit putih masuk menemui kepala asrama. Pria yang mengenakan kemeja putih dan Jas hitam itu terlihat seperti bukan siswa. Benar, dia bukan seorang siswa melainkan salah satu guru pengajar di asrama.
"Apa anda memanggil saya?"
Tanpa mengucap sepatah kata, kepala asrama hanya memberikan beberapa kertas yang berisikan beberapa data kepada Kris Wu. Pria asal China-Kanada ini hanya mengernyit heran dengan apa yang dimaksudkan oleh kepala asrama.
"Nanti akan ada siswi-siswi baru yang akan datang kemari, aku harap kau bisa membimbing mereka." Jelasnya.
"Membimbing?"
"Maksudku jaga mereka, mereka sedikit berbeda dengan beberapa siswa-siswi lainnya." Kepala asrama tersenyum penuh arti.
***
Hyesun kini hanya mematung menatap bagaimana isi dalam asrama yang megah itu. Ia sedikit terkejut melihat asrama yang terlihat err.. memiliki gaya kastil pada jaman dahulu.
"Jangan mematung dengan mulut menganga seperti itu, nanti ada serangga masuk ke dalam mulutmu." Seorang gadis cantik yang tengah duduk manis di ruang tunggu menegurnya.
Tersadar akan lamunannya, Hyesun cepat-cepat mengubah reaksi wajahnya.
"Apa kau murid baru?" Tanyanya. Hyesun menganggukan kepala sebagai jawabannya. "Sepertinya aku tidak sendirian."
"Kau?"
"Perkenalkan, aku Park Hyemi. Murid baru sepertimu." Ucapnya sambil menjabat tangan Hyesun.
"Ah, aku Kim Hyesun. Cukup memanggilku Hyesun." Jawabnya sambil membalas jabatan tangan milik Hyemi.
"Apa menurutmu asrama ini cukup menyeramkan?" Tanya Hyesun sambil melirik beberapa ornamen tua.
"Di siang hari seperti ini?” Hyemi bertanya dengan nada tak yakin, ia tersenyum mendapati raut wajah Hyesun dengan dahi mengkerut. “Kau cukup penakut."
Hyesun menggeleng cepat, ia enggan mengakui bahwa dirinya memang penakut.
"Apa kau mencari ruangan kepala asrama?" Sambungnya.
"Bagaimana kau tahu?" Tanya Hyesun heran.
"Hanya insting, aku dari tadi menunggu kepala asrama di sini dan--"
"Bagaimana kalau kita langsung masuk saja. Ah, maksudku--" potongnya.
"Aku tahu maksudmu." Ujar Hyemi tersenyum geli. Gadis itu segera mengambil tasnya.
Hyemi kemudian mengetuk pintu itu dengan pelan hingga terbuka. Awalnya Hyesun tak menyadari jika sebenarnya ia berdiri tepat di depan ruangan kepala asrama.
Di dalam ruangan menampakkan seorang laki-laki berwajah cerah dan rambut panjang yang diikat ekor kuda— ia juga mewarnai rambutnya hingga berwarna blonde. Laki-laki itu memperkenalkan dirinya sebagai kepala asrama.
Hyemi dan Hyesun sedikit terkejut, apakah benar jika pria yang mereka lihat itu adalah kepala asrama mereka nanti. Dengan cepat keduanya mengubah raut wajah mereka dan segera memasuki ruangan.
"Anggap saja rumah sendiri." Kata kepala asrama mempersilahkan mereka berdua memasuki ruangannya. Beberapa menit setelahnya mereka berdua duduk di kursi seperti yang diperintahkan oleh kepala asrama.
"Namaku Kim Heechul, kalian bisa memanggilku Heechul saja. Lalu, aku merupakan seorang ayah yang baik bagi kedua anakku. Oh ngomong-ngomong kau harus berkenalan dengan anakku, Suho. Dia memiliki tinggi segini, rambutnya cepak dan berwarna cokelat, begitu pun warna matanya. Dia itu sangat baik dan anakku yang lainnya—"
Kedua gadis itu kini tidak benar-benar mendengarkan ocehan si kepala asrama bernama Kim Heechul tersebut. Mereka tak habis pikir, sekolah bergengsi seperti Lot Empire High School memiliki kepala asrama dengan kepribadian 4D. Ugh, rasa-rasanya mereka tak sabar untuk segera keluar dari ruangan kepala asrama.
"Kalian mendengarkanku?"
Mereka tersadar dari lamunannya dan menemukan wajah kepala asrama yang menatap khawatir sekitar empat meter jaraknya dari tempat duduknya.
"Bisakah anda langsung pada intinya?" Pinta Hyemi dengan senyum canggungnya.
Hyemi membuat kepala asrama merasa malu. Sementara Hyesun hanya berusaha menahan tawa atas tanggapan yang diberikan oleh Hyemi. Ia hanya tak mau membuat kepala asrama mereka bertambah malu.
"Ehem.” Heechul berdeham, “Baiklah. Aku hanya ingin memberikan seragam kalian dan kunci kamar ini. Oh, dan satu lagi, ini handbook, di dalamnya terdapat catatan tata tertib dan peta sekolah. Kuharap kalian membaca tata-tertibnya setelah sampai di kamar."
"Apakah kami akan satu kamar?" Tanya Hyesun penuh harap. Hyesun tidak ingin susah beradaptasi ketika ia terpaksa pindah di tengah-tengah semester.
Heechul mengangguk. "Karena seluruh kamar sudah penuh, kami menyiapkan satu kamar untuk kalian tinggali.”
"Terimakasih." Jawab keduanya.
"OK. Dan satu lagi. Jika kalian memerlukan sesuatu hal yang penting, tidak perlu ragu untuk mendatangi ruanganku."
"Kami mengerti, Heechul-ssi. Kalau begitu kami pamit." Hyemi membungkukkan badannya diikuti oleh Hyesun sebelum berbalik dan membuka pintu keluar.
Betapa terkejutnya mereka ketika melihat dua orang—laki- laki—berdiri di hadapannya. Si laki-laki agak pendek melemparkan senyuman ringan. Sedangkan si laki-laki yang agak tinggi tetap terdiam, tampak tak peduli.
"Kalian pasti Hyemi dan Hyesun. Aku Kim Suho. Senang bertemu dengan kalian." Suho menyapa mereka, ramah.
Kedua gadis itu hanya tersenyum ramah.
Pandangan mata Hyemi tanpa sengaja bertemu dengan tatapan tajam dan menusuk milik seorang lelaki di sebelah laki-laki bernama Suho. Buru-buru ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Beberapa detik setelahnya suara Kepala Sekolah terdengar dari dalam ruangan memanggil Suho dan seseorang di sebelah Suho untuk memasuki
ruangan. Kedua gadis itu menepi dan memberikan jalan untuk keduanya.
Sebelum memasuki ruangan, Suho mengeluarkan suaranya "Kalau kalian tidak keberatan. Aku akan memberikanmu tour mengelilingi Lot Empire High School untuk kalian berdua, dan perkenalkan dia adalah Oh Sehun. Maaf kalau dia membuatmu takut. Dia memang sedikit canggung pada orang baru."
"Baiklah kalau itu tidak mengganggumu, Suho-ssi." Jawab Hyesun. Kedua gadis itu lalu berjalan menjauhi ruangan kepala asrama, kakinya melangkah ragu sedikit bingung akan kemana.
"Sebaiknya kita segera mencari ruang kamar kita." Jelas Hyesun sembari membuka handbook.
Oh, benar, ia harusnya melihat peta yang tadi diberikan oleh kepala asrama. Dengan cepat, kedua gadis itu mengambil peta yang terselip dalam handbook. Diamatinya peta tersebut.
"Baiklah, kita hanya tinggal berjalan lurus kemudian berbelok ke kiri, lalu berjalan melewati taman dan berbelok ke kiri lagi dan lurus memasuki lorong pertama dan menaiki tangga."
"Setidaknya, kamar kita tidak terletak di lantai empat." Hyesun memberitahu gadis yang berdiri di sebelahnya, lalu melirik ke arah koper putihnya.
"Ini pasti melelahkan." Kata Hyemi.
Hyesun meraih kopernya dan berjalan pelan sesuai dengan perkataannya
beberapa saat lalu.
***
Kedua gadis itu kini sampai pada nomor 333. Kamar itu terletak pada lantai dua. Mereka berjuang mati-matian untuk mengangkut koper mereka masing-masing dengan meniti tangga tadi. Tak ayal, kini wajah manis kedua gadis itu tertutupi oleh keringat yang mengucur. Setelah menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya, Hyemi meraih kunci kamar dan memasukannya ke lubang kunci, memutarnya ke kiri satu kali. Kemudian, pintu itu terbuka.
Wangi mawar merah langsung merangsak kasar memasuki indra penciumannya. Kedua gadis itu mengedarkan pandangannya menatap keseluruhan bagian kamar. Mereka kagum dan mereka bersyukur karenanya. Kamar itu sangat nyaman dan cukup WOW untuk dikatakan sebagai kamar Asrama.
Kamarnya sendiri bercat putih tulang, berarsitektur gothic, dan cukup luas—sekitar 8×7 m—di tengah ruangan tergelar sebuah karpet berwarna emas dengan beberapa ornamen bunga mawar di depannya. Di atas karpet tersebut terdapat sebuah sofa kecil. Di sudut kanan kamar berdiri sebuah lemari kayu jati berwarna cokelat marun. Dan di sebelah kiri terlihat sebuah king bed. Ada sebuah lemari buku juga di sebelah lemari jati
Hyesun melangkah mendekati jendela besar tersebut, khas abad pertengahan.
Dari jendela itu, mereka dapat melihat sebuah asrama lain. Seperti yang tertulis di peta, itu adalah asrama untuk Night Class. Ia mengamati asrama itu dengan teliti. Tidak seperti asrama Day Class—asrama mereka berdua dan murid—murid Day Class lainnya. Asrama Night Class memiliki pagar keliling yang amat tinggi, mungkin sekitar 10 meter menjulang ke atas. Mengamati asrama Night Class membuat rasa penasarannya semakin menjadi-jadi. Hyesun sangat penasaran, mengapa harus ada dua asrama? kenapa tidak dibedakan menjadi asrama laki-laki dan asrama wanita seperti kebanyakan asrama lainnya.
Dan mengapa harus ada Day Class dan Night Class?
Tiba-tiba suara Hyemi memecah rasa penasaran Hyesun. "Apakah mereka tidak berlebihan memberi kita kamar seperti ini?" Hyemi yang berpendapat hanya mendapat anggukan setuju dari Hyesun.
"Kira-kira berapa yang orang tua kita bayar untuk ini?" Tanya Hyemi kepada Hyesun.
"Entahlah, bahkan ayahku tak mengatakan apapun tentang kepindahanku yang mendadak ini." jawab Hyesun sambil membuka koper miliknya.
"Terdengar rumit, tapi asrama ini memang... hebat." Punj Hyemi penuh kagum.
"Jadi karena apa orangtuamu memaksamu untuk pindah ke asrama ini?" Tanya Hyemi.
Hyesun hanya mengernyit bingung, pasalnya mereka baru beberapa waktu lalu bertemu dan Hyemi dapat menyimpulkannya secepat ini.
"Bukan, hanya ayahku yang melakukannya." Jawab Hyesun sambil meletakan tas dan isi kopernya.
"Lalu bagaimana dengan ibumu?"
"Ibuku sudah tiada." Mendengar jawaban Hyesun membuat Hyemi menoleh sesaat dan terhenti dari pekerjaannya yang menata pakaiannya dalam lemari.
"Ah maaf, aku tidak bermaksud--"
"Tidak apa-apa, itu bahkan sudah berlangsung lama. Bagaimana denganmu? Aku rasa kau memiliki alasan yang berbeda denganku. Tidak mungkin tiba-tiba pindah sekolah saat tengah semester seperti ini."
"Panjang ceritanya." Jelas Hyemi sedikit murung.
Suasana berubah menjadi canggung, untuk menghilangkan suasana canggung, Hyemi bersuara meminta agar segera menyelesaikan acara berkemas-kemas. Kemudian kedua gadis itu mengambil pakaian-pakaiannya baik itu kaus, kemeja, piyama, underwear, jeans, hot pants, dan celana training. Memasukan pakaian-pakaiannya ke lemari jati dengan rapi. Setelah yakin semuanya tertata rapi, mereka beralih ke papan busa yang menempel di dinding, mereka baru melihatnya. Mungkin ini tempat untuk meletakkan foto dan sejenisnya. Mereka melihat ada sebuah paku pin up warna-warni yang menusuk papan busa tersebut.
Beberapa saat terdengar suara ketukan pintu dari arah luar.
"Sebentar."
Hyemi melangkah menuju pintu dan membukanya. Iris mata cokelat milik Suho menyambutnya. Suho juga memberikan senyuman manisnya ke arah Hyemi.
"Ah, Suho-ssi, silahkan masuk." Seru Hyemi berbasa-basi. Ya, dalam keluarga Park, kesopanan adalah hal yang diprioritaskan, itulah mengapa Hyemi mempersilahkan Suho untuk masuk.
"Oh, tidak perlu, Hyemi-ssi. Aku kemari untuk mengantar kalian tour mengelilingi sekolah." Suho berkata pelan. Sekilas ia mengintip kamar milik kedua gadis cantik itu yang tertata rapi. "Kalian sedang merapikan kamar ya?" Tanya Suho.
Hyemi melirik ke dalam kamarnya, mengikuti arah pandang Suho. "Sudah selesai tadi."
"Benar, kami sudah selesai menyelesaikannya Suho-ssi." timpal Hyesun.
Suho mengangguk paham, "Kalau begitu, bisa kita mulai tournya?"
"Tentu saja," jawab kedua gadis itu.
"Omong-omong, kamarku terletak tiga kamar dari milik kalian. Dan satu lagi, panggil aku Suho saja. Kita kan teman." Kata Suho, ia tersenyum hingga dua matanya melengkung. Melihat ketulusan yang terpancar dari wajah Suho, mereka ikut tersenyum.
"Kami rasa, kau juga cukup memanggil nama panggilan kami saja." Kata Hyemi sembari mengedipkan sebelah matanya, membuat rona pipi Suho bersemu.
Inilah kebiasaan Hyemi yang baru diketahui oleh Hyesun. Kebiasaan Hyemi suka menggoda. Eits, jangan salah meskipun suka menggoda. Hyemi bukanlah wanita yang seperti itu. Hyemi melakukan itu hanya karena iseng. Sementara Hyesun yang melihatnya hanya terkikik geli.
Di lain tempat, tepatnya di ruangan kepala asrama, Heechul masih berkutat dengan beberapa berkas yang harus diurus. Tak lama, Kris masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk pintu.
"Kau ini, ketuk pintu dulu!" Seru Heechul tanpa melihat kearah Kris.
"Kenapa kau tidak bilang, jika kedua gadis itu--"
"Aku kira kau akan langsung mengerti tanpa perlu kujelaskan." Potong Heechul melepas kacamatanya.
"Apa kau yakin mereka akan aman di sini? Bagaimana jika para murid Night class menyadari kehadiran mereka?" Tanya Kris kalut.
"Tenang saja, Murid Night class tidak akan menyakitinya mereka. Aku yakin itu." Jawab Heechul mantap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Noor Dech
penasaran akoh
2020-05-09
0
Nymph_Canna
Jadi keinget anime vampire knight
2020-03-29
3