The Guest

Kebiasaan buruk Chanyeol adalah suka masuk lewat jendela daripada pintu. Ia melihat Hyesun yang terduduk disamping ranjang queen size.

Suara langkah kaki Chanyeol membuat Hyesun mendongak menatapnya. Pria itu dapat melihat peluh Hyesun yang jatuh begitu saja. Rasa sakit didadanya membuat gadis itu tidak dapat melakukan apa-apa dan dengan segera Chanyeol  mendekatinya.

"Hye!" Panggil pria itu.

Wajah Hyesun sudah memerah dengan beberapa kancing yang tidak terpasang. Chanyeol hanya bisa mengumpat melihat belahan dada yang seharusnya tidak ia lihat.

Rintihan Hyesun semakin menjadi ketika Chanyeol mendekat, kalung Hyesun pun berubah menjadi warna hitam sepenuhnya.

Sial! Chanyeol mau tidak mau harus menjinakan pasangannya. Itulah kenapa sebelum semua terlambat, pria itu menyuruh Hyesun untuk mengunci kamarnya. Chanyeol tidak ingin kekasihnya lari keluar kamar dan menggigit setiap manusia yang ditemuinya.

"Hye!" Panggilnya lagi dan seketika Hyesun menoleh. Matenya sudah kembali menjadi yang sesungguhnya dengan mata yang berwarna merah.

"Sial, jika seperti ini harus kuapakan kau?" Gerutu Chanyeol. Pria itu yakin jika matenya dalam keadaan tidak sadar seperti sebelumnya.

Gadis itu berada dibawah kendali. Ya, Hyesun seperti dikendalikan oleh jiwanya yang lain. secara tidak sadar Hyesun menerjang Chanyeol dan mendudukan dirinya diatas tubuh Chanyeol. Manik mata gadis itu berubah-ubah antara merah dan coklat.

"Lagi-lagi harus seperti ini." Chanyeol yang merasa dejavu. Kali ini Chanyeol pasrah jika matenya berulah sesukanya.

Gadis itu mendekat dan mencium leher Chanyeol, sesekali Hyesun menjilati lehernya hingga Chanyeol meringis ketika Hyesun menancapkan taring kecilnya.

Chanyeol sadar menjinakan Hyesun harus menggunakan darahnya karena ia matenya. Dengan begitu gadis itu tidak akan menjadi ganas nantinya. Suara tegukan membuat Chanyeol tersenyum.

"Kau haus sekali ya?" Tanya Chanyeol sambil mengelus surai rambut milik gadisnya. "Lain kali jangan seperti ini." Kata Chanyeol yang melihat Hyesun menyudahi acara minumnya.

Setelahnya kalung mawarnya kembali berubah warna menjadi merah begitu juga manik matanya yang berubah menjadi warna coklat. Seakan tersadar, gadis itu terkejut ketika mendapati dirinya duduk diatas tubuh Chanyeol.

"A-apa yang terjadi?" Tanya Hyesun yang segera turun dari tubuh Chanyeol. Kini mereka berdua terduduk dilantai dan Hyesun lihat matenya memiliki bekas gigitan.

Kini tatapannya menjadi sendu menatap bekas gigitan itu.

"Apa itu- ulahku?" Tanya Hyesun yang hanya dijawab senyuman oleh Chanyeol. "Maafkan aku."

Pria itu tidak menjawab dan menghapus bekas darah yang tersisa dari mulut Hyesun. "Kau tidak perlu meminta maaf, itu sudah seharusnya yang kita lakukan." Jelas Chanyeol tenang. "Bukankah itu bagus, dengan begitu kau akan bisa merasa dekat denganku."

Gadis itu hanya menatap Chanyeol dengan tidak mengerti.  "Eto...." gerakan kecil menggaruk pipinya membuat Chanyeol menyadari bahwa matenya tidak paham.

"Setiap kau meminum darahku, disitu juga kau mendapat kekuatan dariku." Jelas Chanyeol menatap Hyesun serius. "Seperti ini." Kata Chanyeol menjentikan jarinya.

Dari jentikan jari itu, Hyesun melihat jika Chanyeol mengeluarkan bola api berukuran kecil.

"Ah jangan berpikiran itu kecil, aku sengaja memperkecil kekuatan ku disini. Kau tidak mau kan jika aku membakar

ruanganmu?" Tanya Chanyeol yang langsung diangguki oleh Hyesun.

***

Suga sudah sangat bosan  walaupun belum seminggu lamanya ia berada di asrama, pria yang sedang suntuk itu pergi berkeliling hingga menemukan suara alunan piano yang pernah ia dengar. Lantunan piano yang selalu ia dengarkan dulu.

Dia harus mencari suara ini!

Benar, suara alunan piano itu pasti berasal dari kelas musik. Hanya disana piano itu diletakan. Ia hanya perlu berteleport untuk sampai di depan kelas musik, dan sekarang ini, ia mematung melihat siapa yang menekan

tuts-tuts piano. Seorang wanita yang tak pernah ia temui.

Lantunan kanon wakashima – still doll memang cocok untuk apa yang ada dibalik asrama ini.

***

Kai dan beberapa orang didalamnya terkadang tidak dapat mengontrol emosi, berbeda dengan Angela dia memang vampire yang paling bijaksana dalam mengambil keputusan.

"Kemana Chanyeol?" Tanya Angela yang memecah keheningan.

"Dia pergi menemui matenya." Jawab Baekhyun yang baru datang. "Ah ya, aku rasa kau harus segera mengatakannya kepada kepala asrama day class untuk segera memindahkan mate Chanyeol." Lanjutnya lagi.

"Aku tahu Baek, kita masih perlu proses."

"Untuk apa lagi?" Tanya Baekhyun penasaran.

"Ayahnya, Kim Hongbin akan segera datang untuk menemui Heechul dan Chanyeol." Jawaban yang diberikan oleh Angela membuat Baekhyun dan Jungkook sedikit terkejut.

Bahkan Taehyung yang bersifat acuh tak acuh pun ikut terkejut.

"Apa pria itu akan mengamuk?" Tanya Jungkook yang mendapat senyuman geli dari Angela. Ya, Angela selalu tersenyum jika itu berhubungan dengan Jungkook. Bagaimana pun juga, Jungkook telah ia anggap sebagai adik kecilnya.

"Tentu tidak kookie~ dia datang kesini karena memang itu sudah sewajarnya. Dia harus menjadi saksi." Kata Angela yang mendapat tatapan heran.

"Saksi?" Tanya Kai membeo.

"Tidak mungkin pernikahan berlangsung tanpa hadirnya keluarga." Jawab Angela santai.

"Oh – A-Apa?" Tanya Jhope yang sedari tadi mengangguk dan tiba-tiba terkejut.

"Apakah mereka tahu?" Tanya Baekhyun risau.

"Siap tidak siap itu sudah seharusnya, Baek." Jawab Angela.

***

Didalam ruangannya, Taeyeon menatap pantulan dirinya dalam cermin. Wajahnya mulai berkeriput dan pupil matanya tidak stabil. Dia harus segera membunuh Hyesun secepatnya.

Kedatangan si kembar membuat Taeyeon bangkit dari meja riasnya.

"Ada apa?" tanya Taeyeon. Tanpa menjawab Hans mendekati nonanya dan membisikinya sesuatu.

Bisikan Hans membuatnya geram, hingga seluruh kaca yang berada diruangannya pecah oleh kekuatan yang tak kasat mata.

"Kita harus segera melakukan sesuatu."

***

Heechul terlihat gusar didalam ruangannya. Ya, pria itu mau tidak mau harus menghubungi Hongbin. Kegusaraan Heechul tidak berlangsung lama ketika putra semata wayangnya datang keruangannya.

"Ayah."

"Ada apa?" Tanyanya sembari melepas kacamatanya.

"Apa itu benar?" Tanya Suho lagi.

"Apanya?" Tanya Heechul yang tidak paham dengan pertanyaan putranya. Iya. Sudah terlalu banyak permasalahan yang terjadi di asramanya.

"Hyesun dan Chanyeol?" Tanyanya yang membuat Heechul terdiam. "Bukankah mereka masih dibawah umur?" Tanya Suho lagi.

"Siapa yang kau bilang dibawah umur?” tanya Heechul heran, “Chanyeol sudah berumur ratusan tahun dan Hyesun dalam dua minggu lagi,dia genap berumur 18 tahun. Itu waktu yang pas untuk menikahkan mereka." Jelas Heechul menatap putranya dengan serius.

"Tapi kenapa?" Tanya Suho yang masih tidak paham.

"Karena ini sudah peraturan mereka. Lagipula,  Chanyeol dan Hyesun terikat dengan kutukan sialan yang membuatku repot." Keluh Heechul. "Jika aku bertemu dengan ayah Chanyeol,ingin sekali memakinya."

"Jadi kau ingin memakiku?" tanya sebuah suara yang membuat keduanya spontan menoleh ke arah pintu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!