Seorang wanita tengah duduk dikursi kebesarannya, ia mengulas senyuman lebar. Rencana licik telah memenuhi otaknya. Mau tidak mau, ia harus turun tangan untuk mendapat buruan selanjutnya. Dia duduk dengan menopang dagunya, seringaian tak luput dari wajahnya.
Kedua pria yang tengah berdiri dibelakangnya hanya saling tatap. Mereka memahami apa yang membuat nonanya bertingkah seperti ini. Belum selesai kedua pria itu berbicara melalui telepati, Taeyeon sudah mengubah posisi duduknya.
Ia berdeham. "Hans.. Willliam."Panggil Taeyon.
"Siap Nona!"
"Lusa, kita akan memasuki Asrama itu."
"Tapi, bukankah disana ada nona An-"
"Tidak ada salahnya bertemu teman lama." Katanya sambil tersenyum. "Kali ini kita tidak boleh gagal, buruan ku kali ini memiliki sesuatu yang dapat membuatku kuat dan abadi. Jadi aku tidak mau kalian gagal!" Mimik wajah Taeyeon berubah serius.
"Siap Nona!"
"Aku sungguh tidak sabar bertemu dengan gadis itu secepatnya."
***
Akhir pekan adalah waktu bebas untuk seluruh para siswa karena mereka diperbolehkan keluar dari area asrama, misalnya untuk membeli beberapa kebutuhan. Hyemi dan Hyesun bersiap-siap untuk pergi ke kota.
"Nanti apa yang kau beli?" Tanya Hyemi.
"Parfum. Aku hanya butuh itu saja."
Kedua gadis itu akan pergi bersama dengan Suho dan Sehun untuk membeli keperluan bersama-sama, walaupun Hyemi dan Sehun sama-sama ingin tidak pergi bersama. Ini hanyalah rencana Suho agar keduanya membaik.
Dipengelihatan Hyesun, Hyemi dan Sehun terlihat seperti kucing dan ****** jika bertemu.
Kini mereka memasuki pusat kota dan berbelanja keperluan masing-masing. Mereka berempat telah menghabiskan waktu lima jam untuk berbelanja. Dan itu membuat Sehun semakin kesal kepada Hyemi.
"Sebenarnya apa yang kalian berdua lakukan hingga menghabiskan waktu begitu lama, menunggumu itu menyusahkan." Jelas Sehun saat Hyemi dan Hyesun kembali.
"Maaf, kami sedikit lupa waktu." Jelas Hyesun yang merasa bersalah. Ia tahu, jika mereka salah membiarkan dua orang laki-laki menunggu begitu lama.
"Tidak perlu minta maaf, Hye. Biarkan saja pria itu menunggu kita. Siapa suruh untuk mengikuti kita." Sahut Hyemi heran.
Hyemi sendiri tak pernah merasa meminta mereka untuk menunggunya berbelanja. Berangkat bersama bukan berarti pulang harus bersama.
"Hey, aku tidak mengikutimu." Seru Sehun tak terima.
Suho menghela napasnya. Ia mengira rencananya akan berjalan lancar. Dalam bayangannya, Sehun dan Hyemi akan saling membantu tapi yang terjadi malah sebaliknya.
"Jika kau tidak mengikutiku, kenapa kau menungguku?" Tanya Hyemi semakin kesal.
"Cukup!" Bentak Suho. "Lebih baik kita segera pulang, sekarang sudah pukul lima sore." Seru Suho menengahi pertengkaraan keduanya. Mereka pun kembali ke mobil.
Perjalanan cukup hening, tanpa ada yang memulai percakapan. Pasalnya, jika ada yang memulai percakapan, entah Hyemi ataupun Sehun tak selang lama keduanya akan mulai adu mulut lagi. Sepanjang perjalanan Hyesun lebih memilih untuk memandangi jalan melalui jendela kaca mobil. Jalanan begitu sepi dan mencengkam.
Tak seharusnya ia menghabiskan banyak waktu untuk berbelanja.
Namun tiba-tiba beberapa pria menghadang mobil mereka. Pria-pria bertudung hitam berhenti ditengah jalan, tanpa aba-aba sehun menginjak rem, hingga mobil mereka keluar jalur.
"Sial!" Umpat Sehun. Sementara Hyesun memperhatikan ada yang aneh dengan beberapa pria disana. Mata mereka berwarna merah dengan taring yang mencuat.
‘Mereka Vampire’ – Batin Hyesun.
"Kunci semua pintu!" Ucap Hyesun memerintah. Sementara Hyemi memandangi beberapa pria yang menghadang mereka dengan bingung. Sehun pun segera mengeluarkan pistol dan mulai membidik satu persatu.
"Kau gila ya? Kenapa kau tembak mereka?" Bentak Hyemi yang tidak tahu apa-apa. Sehun tidak menghiraukan perkataan Hyemi dan terus saja membidik. Suho pun juga terpaksa mengeluarkan pistol miliknya.
Nampaknya kedua pria itu sudah mulai kewalahan dengan beberapa vampire yang mulai bermunculan. Tidak, ini bukan Vampire level A. Mereka adalah vampire level-E yang begitu hina.
"Bagaimana ini?" Tanya Suho mulai panik.
"Apakah pelurumu masih banyak? Setidaknya biarkan para gadis selamat dulu." Seru Sehun yang masih terus menembaki mereka.
‘Aku takut, apa yang harus aku lakukan’ – Batin Hyesun.
"Hyemi! Hyesun!" Panggil Sehun yang masih terus berkonsentrasi dengan tembakannya. "Dengarkan aku, ketika aku mulai menghitung kalian segeralah berlari! Kami akan menghadang mereka dari sini." Seru Sehun.
"Kau gila ya? Bagaimana mungkin kami bisa menyelamatkan diri, sementara kalian masih berada dalam bahaya." Bentak Hyemi. Gadis itu mulai tak dapat berpikir jernih, ia mulai mengkhawatirkan kedua rekan lainnya.
"Tidak ada waktu lagi. Sial! Sekarang!" bentak Sehun. Hyesun yang mengerti maksud Sehun pun menarik paksa lengan Hyemi, membuka pintu mobil serta berlari.
Sedangkan Sehun dan Suho mereka keluar dari mobil untuk menghalang beberapa Vampire. Kedua gadis itu terus berlari hingga tanpa sadar ada salah satu vampire yang membuntuti mereka. Vampire itu mulai menatap Hyesun dengan pandangan berminat.
Tanpa diduga salah satu vampire tersebut muncul di depan Hyesun dan Hyemi, seketika kedua gadis itu berhenti berlari.
"A-apa maumu?" Bentak Hyemi meringsut mundur. Vampire itu dengan cepat melesat dan muncul dibelakang mereka. Belum selesai Hyesun mengatakan sesuatu, Hyemi sudah jatuh pingsan.
Vampire itu memukul tengkuk Hyemi dari belakang.
Sial, ia tidak boleh mati disini. Bahkan ia belum sempat meminta penjelasan kepada ayahnya. "A-apa yang kau lakukan?"
Hyesun semakin kalut, pasalnya vampire yang menatapnya minat semakin lama semakin mendekat. "Kumohon, jangan medekat!" matanya mulai berkaca-kaca.
Kurang selangkah lagi vampire itu bisa memegang pundak Hyesun, namun hembusan angin besar datang.
"Aku rasa, kau sudah melewati batasmu."
Suara ini. Ya, Hyesun mengenalnya. Ini suara Chanyeol.
Tiba-tiba Chanyeol memeluk Hyesun dari belakang dan menutup mata Hyesun menggunakan tangan kirinya.
"Ch-Chanyeol."
"Bagaimana pun, kau telah mengganggu seseorang yang berharga untukku." ucap Chanyeol menatap tajam lawannya. Bola mata birunya kini berubah menjadi semerah darah. Setelah itu angin berhembus dengan kencang membuat vampire level-E itu berubah menjadi debu. Chanyeol memberi kode kepada Baekhyun dengan anggukan. Tanpa menunggu, Baekhyun segera pergi membantu Suho dan juga Sehun.
Chanyeol membuka tangannya dan membalik posisi Hyesun hingga menghadapnya. Hyesun mengedarkan pandangannya, menatap sekeliling dan tidak menemukan vampire yang mengejarnya.
"Sudah selesai." Kata Chanyeol pelan. Ia menyadari mata Hyesun yang mulai berkaca-kaca karena takut. Chanyeol pun memeluk gadisnya. "Sudah tidak apa-apa, semuanya aman." Jelas Chanyeol menenangkan Hyesun.
Dirasa mulai tenang, Chanyeol melepaskan pelukannya dan menatap gadisnya. "Mari, aku antar kau pulang!"
"Bagaimana dengan Hyemi?"
"Itu-"
"Biar aku saja." Potong Sehun sebelum Chanyeol membalas pertanyaan Hyesun. Suho pun segera menghampiri Hyemi yang masih pingsan.
"Aku kembali dulu." Pamit Baekhyun yang dibalas anggukan oleh Chanyeol.
Keadaan kembali seperti semula. Sehun dan Suho kembali terlebih dahulu dengan memapah Hyemi yang masih pingsan, ia meletakannya dikursi belakang mobil. Sementara Hyesun tinggal bersama Chanyeol.
"Kalau begitu aku-"
"Tidak apa-apa Hye, kami tidak akan khawatir jika kau bersama dengannya." Potong Suho yang menyadari keinginan Chanyeol. "Kau bisa mengantar mate-mu Chan. Kami pergi dulu." Seru Suho sebelum Sehun menancapkan gas.
"Mereka-"
"Mereka sudah mengetahuinya." Ucap Chanyeol membuat Hyesun terdiam. Pria itu tahu apa yang dipikirkan oleh matenya. "Tenang saja, yang mengetahuinya hanyalah orang-orang yang berperan penting." jelasnya yang membuat Hyesun merasa lega.
"Berarti itu tandanya Tuan Heechul-"
"Tentu saja, bahkan ia sudah tahu sebelum kita bertemu." Jelas Chanyeol singkat.
***
Hyemi terbangun dengan rasa pusing yang menyerangnya. Ia menatap sekelilingnya dan hanya menemukan sebuah kamar sederhana berwarna coklat yang menyapanya pertama kali saat ia membuka mata. Ini jelas-jelas bukan kamarnya. Seakan tersadar apa yang ia alami baru saja, membuatnya beranjak dan sedikit terhuyung.
"Kalau tidak kuat jangan dipaksakan untuk berdiri."
'Suara pria ini lagi.' – batinnya. Dengan cepat ia mencari asal suara dan menemukan Sehun duduk termanggu menatapnya.
"Dimana ini?"
"Dikamar ku." Biasanya Hyemi akan langsung membantah atau mendebat Sehun, tapi nampaknya rasa pusing yang ia derita lebih mengajaknya untuk berdamai dengan Sehun.
"Bagaimana aku bisa disini? Apa yang terjadi dengan ku? Hyesun bagaimana?" Tanyanya panik. Sehun tak berniat untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, walaupun ia tahu gadis yang ada dihadapannya tak akan
melupakan hal baru saja terjadi. Berharap saja Hyemi tiba-tiba mengalami amnesia dan ia tak perlu repot-repot untuk menjelaskan.
"Ck, tak ada gunanya bertanya kepadamu!" Baru saja ia hendak berdiri, namun rasa pusing kembali menderanya. Ia hanya pasrah jika ia mencium lantai nantinya. Namun, ia tak merasakannya. Merasa penasaran ia membuka mata, dan menemukan Sehun yang memegang pinggangnya agar tidak jatuh.
"Berhentilah merepotkanku!" Seru Sehun.
Hyemi pun mendorong pria itu dan mulai melangkah meninggalkan ruangan. Ia tak ingin mendebat, ia cukup lelah untuk hari ini. Tubuhnya merasa kebas saat terbangun, seperti dihantam oleh besi beberapa kali.
Ini pasti ulah pria yang mencoba menyerangnya tadi.
"Kau mau kemana?"
"Not your business Mr. Ooh." baru saja hyemi membuka pintu, Sehun segera menutup pintu dan menyudutkannya. Gadis itu terperangkap antara pintu dan kungkungan pria itu. Terlampau terkejut, Hyemi hanya menatap Sehun dengan tajam.
"Jika kau hanya mengajaku berdebat, jangan sekarang! Kumohon, aku cukup lelah hari ini." Ucap Hyemi yang masih setia menyentuh pelipisnya. Sehun tetap tak bergeming dan hanya menatap gadis itu dengan tajam. Ia sendiri tak mengerti, apa yang membuat dirinya berperilaku aneh seperti ini.
Baru ingin mengatakan sesuatu, Sehun tiba-tiba merintih kesakitan menyentuh dada sebelah kirinya.
'Tidak, jangan sekarang!'- batinnya melepaskan kungkungan Hyemi.
"Se-Sehun, kau baik-baik saja?" Hyemi terkejut, tentu saja. Baru saja ia merasa Sehun akan mengajaknya berdebat dan sekarang pria yang ada dihadapannya merintih kesakitan.
Ok, apalagi sekarang?
"Pergilah! Arrgghhhh."
"Kau, Ke-kenapa?" Hyemi mencoba mendekatinya, namun Sehun mendorongnya hingga membuat gadis itu terjatuh. Ia menatap Sehun dengan kesal. Ia baru tersadar, sejak kapan manik mata coklat itu berubah menjadi warna merah. Apa ia sekarang sedang berhalusinasi?
Ditempat lain, disebuah ruangan yang cukup luas, Angela kembali menemui Heechul. Pria bermarga Kim itu sedikit pusing dengan maksud kehadiran wanita level A ini. Bukan, lebih tepatnya untuk apalagi.
Kali ini permasalahan apalagi. Apakah gadis Kim itu? Chanyeol? Atau-
"Aku kemari untuk membicarakan Sehun." Ucap Angela seakan-akan mengerti dengan tatapan yang ditujukan Heechul kepadanya. "Kau seharusnya tahu, kehidupannya sudah berubah dari Pemburu Vampire menjadi Vampire. Ini adalah takdir yang tidak bisa ia hindari."
Kembali pada Sehun. Pria itu tiba-tiba mundur beberapa langkah dari Hyemi, membuat gadis dihadapannya khawatir. Apakah Sehun sedang sakit, atau ia memiliki syndrome yang aneh. Ia mau tak mau harus menolongnya.
Baru saja ia berjalan selangkah mendekati Sehun. Ia sudah dibentak oleh Sehun.
"Menjauhlah dariku!"
"Ke-Kenapa?"
Napas Sehun sudah mulai terengah-engah, ia mengerang tertahan dan Hyemi menyadari itu.
"Aku hanya ingin membantumu. Mungkin saja aku-"
"Tidak! Kau tidak dapat membantuku. Kau belum tahu siapa aku." Manik mata Sehun kini semakin memerah. Dan itu membuat gadis Park itu sedikit takut. Sebenarnya penyakit apa yang Sehun miliki, hingga dapat membuat Sehun seperti ini.
Hyemi mencoba menggapai dan dengan kasar Sehun mendorongnya, membuat gadis itu terjatuh. Telapak tangan gadis itu sedikit sobek akibat benturan kasar saat menjamah lantai. Bau darahnya membuat Sehun semakin menatap Hyemi nyalang.
"Apa-apaan kau ini! Aku hanya mencoba membantumu." Seru Hyemi tak terima. Baru saja ia bangkit, Sehun dengan cepat melesat dibelakangnya.
Sehun tak menghiraukan omelan dan cercaan yang diucapkan oleh Hyemi. Hingga tiba-tiba, Sehun membuka surai rambut milik Hyemi dan menjilat tengkuknya.
"Se-Sehun!"
***
Raut muka Angela berubah menjadi sinis. Ia tidak ingin membuat manusia lainnya dalam bahaya dengan keputusan Heechul yang secara sepihak.
"Apa kau tahu, Manusia yang digigit oleh vampire berdarah murni akan berubah menjadi vampire itu sendiri!" Bentak Angela menatap Heechul sengit.
Heechul mulai merasa gelisah, bagaimana jika sewaktu-waktu Sehun berubah saat ia atau Suho tak berada disisinya.
"Sekali manusia tergigit oleh darah murni, ada hanya dua kemungkinan terjadi. Gigitan itu akan menjadi racun dan membunuh mereka atau mereka selamat dan berubah menjadi vampire."
Hyemi semakin bergerak akibat perbuataan Sehun, ia terus memberontak hingga ia merasakan benda kecil tajam menembus tengkuk miliknya. Hyemi mengernyit sakit saat ia merasa Sehun seperti meminum darahnya.
"Se-Sehun."
Si pemilik nama tetap tak mengindahkan panggilan itu. Ia terus menghisap sampai rasa hausnya berhenti. Hyemi semakin memberontak.
"Tidak! Lepaskan!" Hyemi mendorong Sehun. Pria itu sedikit terdorong ke belakang. Wajah Hyemi berubah menjadi takut saat ia melihat dengan jelas manik mata merah Sehun beserta taring yang mencuat keluar.
Hyemi segera menutupi tengkuknya dengan tangan. Pria yang ada dihadapannya kini hanya menjilat sisa-sisa darah yang berada dimulutnya.
"Si-siapa kau sebenarnya?" Seru Hyemi memberanikan diri. Gadis itu sudah terlihat pucat dan cukup menahan rasa sakit pada area tengkuknya.
Seakan tersadar, manik mata Sehun kembali berubah menjadi coklat. Ia terkejut dengan apa yang ia lakukan secara tak sadar. Dengan melihat tetesan darah Hyemi kelantai membuat Sehun merasa bersalah.
"Hye-Hyemi. Maafkan aku." Ucapnya mengalihkan pandangan.
"Ka-Kau Vampire?" Seru Hyemi tiba-tiba. Entah kenapa, pikiran Hyemi saat ini tertuju pada buku miliknya yang
berjudul twilight. Memahami isi buku dan menyamakan keadaan Sehun saat ini membuatnya sadar, jika Sehun adalah Vampire.
***
Angela yang sedari tadi terus mengomel tiba tiba terhenti. Membuat Heechul semakin was-was. Bagaimana jika setelah ini Angela memukulnya.
"Ada apa Angela?"
Angela terdiam. Ia mencium wanginya darah segar.
"Bau darah."
Baru saja Heechul berdiri, Angela sudah menghilang. Gadis keturunan darah murni itu mencari dimana bau darah itu berasal. Hingga ia menemukan apa yang sebenarnya terjadi.
"Hyemi, aku-"
"Kau, Hyemi si murid baru?"
Sebuah suara mengganggu Sehun yang berniat untuk meminta maaf. Si empu pemilik nama hanya menoleh
terkejut dengan siapa yang memanggilnya barusan.
Ia tidak salah dengar, para murid memanggilnya Angela, murid Night class yang paling dikagumi oleh siswa-siswi Day class. Angela memang cukup populer dikalangan Day class.
"Angela sunbaenim."
"Apa kau tak sadar jika dirimu sudah berubah menjadi monster saat ini?" Tanya Angela yang tiba-tiba berdiri didepan Hyemi.
Angela menatap Sehun tajam. Hyemi hendak menginterupsi pembicaraan Angela namun, rasa pusing menghampirinya. Hyemi hampir saja menyentuh lantai jika tidak dipegangi oleh Angela .
Nampaknya Sehun sudah meminum banyak darah milik Hyemi, hingga gadis itu pingsan karena kelelahan. Angela terdiam menatap ekspresi Sehun yang tak bisa ia baca antara terkejutt, sedih dan merasa bersalah.
"Kau tidak dapat mengontrol rasa hausmu akan darah. Bahkan itu darah temanmu sendiri. Apa sebegitu lezatnya darah temanmu ini, sampai kau meminumnya hingga ia pingsan." terdengar sarkatis memang, tapi itulah kenyataannya.
Sehun mundur beberapa langkah, matanya menunjukan tatapan tidak percaya ke arah Angela. Tanpa Sehun sadari, Angela telah memanggil salah satu murid Night class untuk mengantar Hyemi ke ruang kesehatan.
Tentu saja, Angela tak mungkin menyuruh sembarang vampire. Ia sudah memikirkannya, apalagi bau darah Hyemi menguar begitu saja. Lay datang dengan cepat dan menggendong Hyemi.
Sehun mengalihkan pandangannya hingga ia baru menyadari jika Heechul saat ini menatapnya dengan tatapan sendu.
Lay meletakan Hyemi di atas ranjang yang berada di dalam ruang kesehatan. Ia mengambil kotak medis dekat nakas. Setelah mengobati luka pada tengkuk Hyemi, Lay segera membereskan peralatan medis yang ia pegang sebelumnya.
Tak selang beberapa lama, Hyemi membuka matanya dan menemukan dirinya diruang kesehatan. Pandangannya teralihkan saat menemukan pria yang sedang membereskan peralatan medis itu. Memikirkan peralatan medis, membuat ia mengingat kejadian sebelumnya dan tidak sengaja menyentuh tengkuknya yang sudah dibalut oleh perban.
"Kau sudah bangun?" tanya Pria yang ia tidak tahu namanya. Hyemi mencoba untuk mendudukan dirinya, walau ia masih merasa pusing.
"Lebih baik jangan terlalu banyak bergerak dulu." Kata Lay membantu Hyemi. Ia sama sekali menanggapi apa yang Lay bicarakan. Fokusnya hanya satu. Sehun.
Apa yang sebenarnya terjadi disini. Tidak, bukan itu pokok permasalahannya. Melainkan apa yang sebenarnya terjadi kepada Sehun. Ia vampire?
Ia sendiri tidak menyangka, apa yang baru saja terjadi kepadanya. Setelah ini, ia harus segera mencari tahu. Harus!
Selang beberapa waktu, Lay membungkukan badan memberi hormat, dan Hyemi tahu siapa yang datang.
Angela.
Gadis itu harus bertanya kepada Angela untuk memastikan semua ini.
"Bisa tolong tinggalkan kami berdua?" Pinta Angela yang terdengar seperti sebuah perintah. Tanpa menjawab Lay hanya mengangguk dan meninggalkan kedua gadis itu.
"Apa kau sudah merasa baikan?"
"Sehun." Lirihnya dan mengabaikan pertanyaan Angela. "Apa benar Sehun adalah Vampire?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments