Change

Ahreum telah menghadap Kim Heechul, kupingnya sudah merasa panas mendengar ocehan  yang tak kunjung berhenti. Gadis itu hanya diam berpikir sambil menatap pria yang terus saja berbicara didepannya.

"Sudah selesai bicaranya?" Tanya Ahreum kesal. Pria yang dihadapannya hanya menghela napas. Toh, tidak ada gunanya berdebat dengan Ahreum. "Kau mau tahu kenapa alasan aku membiarkan gadis itu?" Tanya Ahreum balik.

"Maksudmu?"

"Aku dari awal memang tak berniat untuk melindungi sesuatu yang seharusnya tidak perlu aku lindungi. Hal itu akan membuang-buang waktu ku. Aku sudah tahu jika putri Kim Hongbin cepat atau lambat akan melakukan ikatan dengan keturunan Park." Jelasnya mantap.

"Kau benar! Tapi aku melakukannya bukan karena tanpa tujuan." Ucap Heehul singkat. "Kau tahu kalung yang digunakan oleh Hyesun masih menyimpan kekuatan dari ibunya. Dan jika ia melakukan ikatan, itu sama saja melepaskan harimau dari kandangnya." Jelas Heechul.

"Kenapa kau tak mengatakannya dari awal?" Tanya Ahreum dengan sinis.

"Itu sudah tidak terlalu penting, yang jelas kita harus mengawasi bagaimana putri Seunghwan selanjutnya."

***

Keadaan Hyesun yang tidak sadarkan diri, dibawa oleh Chanyeol menuju asrama Night Class. Dia berinisiatif membawa Hyesun kekamarnya, jika Chanyeol mengembalikan Hyesun ke asramanya dengan keadaan luka

bekas gigitan di lehernya maka itu bisa membahayakan dirinya.

Pria bermarga Park itu berjalan mengendap-endap supaya para siswa Night Class lainnya tidak mengetahuinya. Namun salah, bau darah yang keluar dari bekas gigitan Chanyeol membuat beberapa siswa Night Class yang masih berada di asramanya menatap Hyesun lapar.

Sementara Angela hanya menatap Chanyeol datar. "Kau bodoh jika membawanya kesini." Ucap Angela sarkatis.

Tanpa menjawab,Chanyeol segera membawa Hyesun kedalam kamarnya. Beberapa murid Night Class berusaha menghalangi, namun tatapan Angela membuat beberapa para murid Night Class mengurungkan niatnya hingga membiarkan Chanyeol pergi membawa Hyesun begitu saja.

"Kepala asrama Kim apakah ini tidak apa-apa?" Tanya Lay kepada Angela.

"Biarkan saja. Tolong segera bantu Chanyeol untuk menghentikan bau darah dari tubuh gadis itu. Jika tidak, akan berbahaya untuknya." kata Angela memberi perintah.

Sementara Jungkook tersenyum miring melihatnya. "Sudah berani membawa matenya kemari." ucap pria itu pelan tapi membuat siapa yang berada didekatnya bisa mendengarnya.

"Kau bicara apa?" Tanya Jimin kaget.

"Aku mengantuk sekali." Ucap Jungkook meninggalkan Jimin yang masih bingung.

"Mate? Apa aku tidak salah dengar?" Tanya Jimin bingung.

***

Di dalam kamar, Chanyeol meletakan Hyesun ke ranjang king size miliknya, pria itu menatap Hyesun dengan khawatir. Bagaimana tidak, peluh terus membanjiri wajah Hyesun dan keringat dingin keluar dari tubuhnya saat Chanyeol memeriksanya.

Hyesun mulai meracau tidak jelas.

Lay pun masuk sambil menatap Chanyeol yang kebingungan. "Sebenarnya apa yang kau lakukan padanya?" Tanya Lay dengan menatap Hyesun. Pria itu hanya diam dan duduk ditepi ranjang yang Hyesun tempati.

"Kepala asrama Kim menyuruhku untuk membantumu. Lebih baik sekarang kita tutup luka pada lehernya. Aku takut jika murid Night Class menggila mencium bau darah miliknya." Ucapan Lay mendapat tatapan tajam dari Chanyeol.

"Tidak, aku bisa melakukannya sendiri." Ucap Chanyeol keras kepala.

"Kau jangan keras kepala, kau tidak mengerti apa-apa. Biarkan aku membantumu! Percayalah kepadaku." Tatapan Chanyeol melunak ketika mendengar rintihan Hyesun.

Arrghhh

Chanyeol menatap sendu pada Hyesun, jika ia tahu akan seperti ini. Dia bisa menunda prosesnya. Kulit Hyesun semakin memucat, jika begini terus dia akan celaka. Bahkan kedua vampire itu bisa mendengar dengan jelas detak jantung Hyesun yang mulai berdegup kencang.

"Gawat!" Ucap Lay mendekati Hyesun. Lay memeriksa luka pada bagian leher Hyesun. Lay tersentak kaget melihat Hyesun mengenakan kalung dengan bandul bunga mawar merah. Dan Lay tahu cerita ini sebelumnya dari Baekhyun.

"Jadi dia-"

Ucapan Lay terputus ketika memandang Chanyeol. Sementara Chanyeol mengangguk. "Apa yang terjadi Lay?" TanyaChanyeol khawatir.

"Dia dalam tahap proses perubahan." Ucap Lay menatap Chanyeol. "Sebentar lagi akan selesai, aku rasa dia bisa melewatinnya." Lanjutnya, sebelum beranjak Lay membuka kotak obat lalu menempelkan band aid dan menutupnya dengan perban ke leher Hyesun.

"Baiklah, aku pergi dulu! Jaga dia baik-baik. Dia butuh beristirahat setelah proses perubahan." Ucap Lay menepuk pundak Chanyeol. Selepas kepergian Lay, ia hanya menatap Hyesun dengan tatapan sendu dan menggengam tangan gadis itu.

***

Hyemi kembali ke kamar dalam keadaan kosong dan tidak terkunci, dilihatnya isi kamar dalam keadaan baik-baik saja.

"Kemana lagi perginya gadis itu?" Serunya menghela napas. Ia pun masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya. Setelah mengganti pakaiannya dengan piyama, Hyemi berinisiatif menunggu Hyesun, hingga ia tanpa sadar jatuh tertidur diranjangnya.

Bulan pun kembali keperaduannya dan bertukar tempat dengan matahari. Hyemi tersadar dari tidurnya dan menatap sekelilingnya. Ranjang Hyesun masih sangat rapi dan itu tandanya Hyesun belum kembali ke kamar sejak

semalam. Apa yang harus ia katakan sekarang jika Suho atau yang lain menanyakannya.

Dilain tempat, pertemuan antar kedua kepala asrama terlihat begitu mencengkam, ditambah kehadiran Suho yang membuat siapa saja menyadari, jika Angela dan Suho terlibat sebuah hubungan.

Namun mereka tidak mempermasalahkan hal itu sekarang, karena mereka lebih fokus terhadap keadaan Hyesun yang sekarang ini.

"Lalu bagaimana keadaannya?" Tanya Heechul menatap Angela.

"Dia perlu istirahat dari proses perubahan. Maafkan aku, aku tidak tahu jika Chanyeol tergesa-gesa seperti ini." Ucap Angela dengan tatapan kosongnya. "Tapi aku juga sengaja membiarkan ia melakukannya. Melihat gadis itu- aku rasa ia sudah cukup lama tersiksa."

"Tidak, ini bukan salahmu. Ini memang takdirnya, bahkan dia dan Chanyeol pun tidak dapat menolak takdirnya." Jelas Heechul.

"Apakah dia sudah sadar?" Suara lembut milik Suho membuat Angela menatapnya. Ya, Angela merindukan suara pria yang mengisi hatinya. Namun, Angela segera merubah ekspresi wajahnya karena ini bukan waktu yang tepat untuk itu.

"Mungkin sebentar lagi dia akan sadar." Jawab Xiumin. "Tapi-" Ucapan Xiumin terputus dan hanya mendapat tatapan gelisah dari Heechul maupun Suho.

"Aku tidak begitu yakin dia kembali menjadi manusia, bukan maksud ku- dia masih manusia, namun ada saatnya jiwa darah murninya timbul" Kata Xiumin.

"Aku dan Lay sudah membicarakannya semalam." Imbuhnya menatap Angela.

Angela mengangguk. Ia menatap Heechul dan Suho. "Jika itu terjadi, jika dia benar-benar berubah ke jiwanya yang asli. Maka, dia harus pindah menjadi murid Night Class.”

***

Hyesun masih terbaring belum sadarkan diri dan itu semakin membuat Chanyeol gelisah. Suara pintu terbuka dan muncul sesosok pria bertubuh pendek masuk ke dalam kamar. Ya, pria itu adalah Baekhyun.

Baekhyun hanya menepuk bahunya dengan artian 'bersabarlah'.

"Dia belum bangun,Baek." kata Chanyeol sambil memandangi wajah Hyesun.

"Tenanglah, dia begini bukan karena dia akan mati, kau ingat!" Jelas Baekhyun yang hanya mendapat helaan napas dari Chanyeol.

"Apakah yang lainnya mengetahuinya?" Tanya Chanyeol khawatir.

"Ya, mereka semua mengetahuinya semenjak kau memaksa membawa gadismu ke dalam asrama. Dan aku pun juga baru mengetahui jika dia keturunan Level A." Jelas Baekhyun. "Awalnya aku memang tidak setuju dengan tindakanmu. Namun, ternyata aku salah paham. " Jelasnya lagi.

Tiba-tiba jari tangan Hyesun membuat pergerakan dan itu membuat Chanyeol senang. Gadis Kim itu mulai membuka matanya pelan. Dia merasa asing dengan kamar yang ia tinggali saat ini. Kamar asramanya tidak seperti

ini, ini perasaannya saja atau memang karena pusing yang menyerang kepalanya hingga membuatnya berhalusinasi.

Kini gadis itu mulai mendudukan dirinya dan menatap Chanyeol dan Baekhyun bergantian.

1 detik.

2 detik.

3 detik.

Ia mulai mengedipkan matanya dan-

AAAAAAAAAA

Teriakan Hyesun menggema. Gadis itu segera mengambil selimut dan menutupi tubuh dan mukanya. Tindakan Hyesun membuat Chanyeol lega sekaligus tertawa melihatnya telah kembali normal. Sementara Baekhyun hanya terkejutmelihat gadis itu yang tiba-tiba berteriak saat melihatnya.

"Bukalah!" Ucap Chanyeol dengan lembut.

Gadis itu perlahan-lahan membuka selimut yang menutupi dirinya. Kini dia bisa melihat senyuman Chanyeol dan wajah ketus Baekhyun.

"Sun-Sunbae.. Ba-bagaimana aku bisa disini?" Tanya Hyesun sambil menatap sekelilingnya. Ia menemukan burung

hantu di dalam sangkar yang berada di sudut ruangan. Ruangan minimalis berwarna coklat dengan seluruh perabotan klasik seperti lemari dan juga kursi membuat Hyesun yakin bahwa ia tidak bermimpi.

Saat Chanyeol hendak menjelaskan, dia menatap sekilas kepada Baekhyun dengan isyarat 'Bisakah tinggalkan kami'.

"Aku pergi dulu, ada sesuatu yang harus aku urus." kata Baekhyun sebelum meninggalkan kamar Chanyeol dan menutup pintunya.

"Nah sekarang, apa yang ingin kau tanyakan?" Tanya Chanyeol mengulas senyum.

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Hyesun menatap Chanyeol serius. Pria ini hanya menahan tawanya saat melihat matenya bersikap seperti ini. Nampaknya dia benar-benar menyukai Hyesun.

***

Gadis park itu masih berkutat dengan pikirannya, takut terjadi apa-apa dengan teman sekamarnya. Dia segera menemui Suho dan pria yang sejujurnya tak ingin ia temui -Sehun-. Ia tidak ingin semua orang berpikiran, hilangnya Hyesun karena ulahnya seperti film-film horor dan misteri yang ia lihat.

Sepertinya Hyemi harus berhenti menonton film horror. Ia menemukan Suho dan Sehun tengah berbicara di depan kelas mereka, ia bergegas menghampiri dan menjelaskan semuanya.

Keingingan Hyemi untuk mendapatkan info gagal. Suho dan Sehun tidak mau berbicara sedikitpun. Sekarang ia bersama Suho dan Sehun disuatu tempat yang sepi tak jauh dari Asrama. Ia menemui kedua pria tersebut yang baru saja selesai berpatroli.

Suho lebih memilih bungkam karena ia tidak ingin permasalahan ini tersebar, ya walaupun Suho tahu jika Hyemi akan merasa penasaran.

"Jika dia sakit, kenapa dia harus dibawa ke ruang kepala asrama. Kenapa tidak ke UKS saja. Aku bisa menjaganya, lagipula aku roommatenya." Seru Hyemi.

"Ah begini, karena kau baru mengenalnya, tidak mungkin dapat membantunya. Ia memiliki syndrome yang aneh, ja-jadi ayahku yang harus mengurusnya." Jelas Suho berbohong, walaupun Suho tidak sepenuhnya berbohong. Tidak mungkin jika ia menjelaskan jika syndrome yang Hyesun alami adalah ikatan yang dibuat oleh Chanyeol.

Bisa-bisa gadis Park itu tidak akan berhenti bertanya. Sementara Hyemi hanya mengernyit bingung dengan penjelasan Suho tadi. Syndrome? Syndrome apa memangnya.

"Apakah aku boleh menjenguknya? Aku ingin-"

"Bisakah kau diam? Kau sungguh berisik!" PotongSehun.

"Jika kau tak mau mendengar ku berisik, pergilah! Aku tidak ada urusan denganmu." Sahut Hyemi dengan kesal.

"Aku tidak bisa pergi, jika kau masih menanyai kami." Kata Sehun yang tidak mau kalah. Sementara Suho terlihat jengah melihat mereka berdua. Entah sejak kapan Sehun dan Hyemi tidak pernah akur.

"Apa! kami? Aku tidak menanyaimu, aku hanya menanyai Suho. Kau saja yang terlalu percaya diri." Bentak Hyemi yang semakin membuat Suho pusing.

"Kau-"

"Cukup! Kalian berdua berhentilah." Seru Suho kesal. Sementara Sehun dan Hyemi terkejut melihat reaksi Suho yang tidak seperti biasanya. Sepasang adu mulut itu pun akhirnya menatap Suho dengan intens.

Merasa canggung dengan tindakannya, Suho berdeham. "Ah begini saja, aku akan memberitahumu nanti, jika Tuan Kim memperbolehkannya." Jelas Suho berusaha membujuk.

"Dan sekarang, kau kembalilah ke kelas. Dan kau!" Tunjuk Suho kepada Sehun. "Aku ingin berbicara berdua denganmu." Lanjutnya sambil menarik lengan Sehun dan membuatnya mau tidak mau mengikuti Suho.

***

Seorang pria asal China itu kini sedang memeriksa perlengkapan senjata miliknya. Ya, Kris adalah seorang Vampire Hunter yang merangkap sebagai guru Night Class. Bahkan seluruh murid Night Classpun mengetahuinya.

Angela pun tidak mempermasalahkannya. Selama murid Night Class tidak berulah, Kris pun tidak akan turun tangan. Sekarang pria itu mengisi pistolnya dengan peluru yang terbuat dari perak. Ya, siapapun mengetahuinya jika vampire tidak bisa berinteraksi dengan perak.

Kini diruangannya hanya terdengar suara pergerakan dari peluru-peluru yang ia bawa. Suara langkah kaki terdengar, tentu saja ia hafal langkah kaki milik siapa itu yang menuju kekamarnya.

"Hi Kris!" Sapa Ahreum tersenyum genit. Sementara yang disapa tidak menimpalinya. "Apakah kau masih marah

terhadapku?" Tanya wanitaitu sambil melangkahkan kakinya memasuki kamar Kris.

"Aku tidak ingin membahasnya." Jawab Kris menatap Ahreum lekat-lekat. Ya, mereka memiliki hubungan asmara yang rumit sebelumnya.

"Baiklah, jika kau tidak ingin membahasnya." Kata Ahreum menghela napasnya. "Lalu, apakah kau sudah mendengar tentang gadis dan kalung mawar merah darahnya itu?" Tanya Ahreum menyelidik.

"Hmm." Gumam Kris singkat.

Mendengar respon dari Kris membuat emosi Ahreum tersulut. Wanitaitu menatap kris dengan kesal, sementara pria yang ditatapnya hanya bisa mengalihkan pandangannya. "Terserah jika kau masih marah kepadaku. Aku sudah lelah harus meminta maaf walaupun itu bukan sepenuhnya kesalahanku." Seru Ahreum hendak meninggalkan ruang kamar Kris.

"Tunggu!"

Langkah kakinya berhenti. "Maaf!" Ucap Kris singkat. "Maafkan aku!" Imbuhnya sambil mendekati Ahreum. Belum sempat Ahreum menoleh, Kris sudah lebih dulu memeluknya dari belakang.

"Bisakah kita lupakan semuanya?" Tanya Kris yang masih memeluknya. "Aku memang marah saat mengetahui apa yang kau lakukan? Tapi aku juga tidak bisa terus-terusan marah kepadamu. Kau tahu? Aku sangat merindukanmu."

"Jika kau merindukanku, kenapa kau menghindariku?"Tanya Ahreum memastikan.

"Aku akan menjelaskannya, bisakah kita mulai dari awal lagi?"

Baru saja Ahreum hendak menjawab, terdengar suara dehaman.

Siapa lagi jika bukan dehaman dari Heechul. Pria itu tanpa merasa bersalah malah tersenyum lembar menatap pasangan yang masih berpelukan. Tersadar dengan kehadiran Heechul, Kris buru-buru melepaskan pelukannya.

"Kenapa dilepas pelukannya?" Tanya Heechul tersenyum dengan cengirannya khasnya. "Tapi tidak seharusnya kalian berpelukan atau bermesraan disini loh. Bagaimana jika para murid ada yang melihat?" Tanya Heechul yang masih setia dengan cengiran khas miliknya.

"Siapa yang berpelukan? Aku tidak sedang berpelukan." Sahut Ahreum salah tingkah, memang benar mereka tidak

berpelukan, hanya Kris yang memeluknya.

"Ah, sudah jangan malu-malu begitu." Goda Heechul yang membuat mereka berdua semakin malu. Kris segera berdeham untuk memperbaiki rasa canggungnya yang tertangkap basah memeluk Ahreum.

"Ada apa Tuan Kim?" Tanya Kris mulai mengubah suasana.

"Aku hanya mengingatkan, di sekitar asrama akhir-akhir ini banyak vampire Level-E berkeliaran. Dan aku rasa kalian tahu apa maksudnya." Jelas Heechul tersenyum.

"Baiklah aku akan segera-"

"Aku ikut!" Seru Ahreum tanpa memandang Kris, sementara pria yang ditatap mengalihkan pandangannya kepada Kris dengan cengirannya yang tak lepas.

"Tentu saja, kau bisa membantu kekasihmu. Semakin banyak orang semakin baik." kata Heechul yang mulai meninggalkan ruangan Kris.

***

Sehun kini telah kembali kekamarnya. Pria itu kini meringkuk menekuk kedua lututnya, pandangan mata pria itu berkunang-kunang. Tiba-tiba muncul rasa sakit pada dada sebelah kirinya.

Tidak, ini tidak baik.

Jantung pria ini berdegup kencang, Sehun hanya bisa meremas dada sebelah kirinya. Iris mata Sehun yang semula coklat berubah menjadi warna merah. Matanya sempat memerah sekejap sebelum kembali lagi menjadi coklat.

Tidak mungkin, Tidak.

Ia tidak ingin berubah secepat ini. Dia tidak ingin menjadi monster yang menjijikan seperti mereka. Ia merogoh saku celana dengan tangan bergetar, ia mengambil sebuah kotak berwarna hitam dari dalam sakunya.

Ya, kotak yang berisikan pil darah. Pil yang dibuat oleh Kris untuk para murid Night Class. Pil itu berfungsi sebagai pengganti darah manusia.

Ia menggeram menahan rasa sakit, Sehun membuka kotak pil darah itu dan hendak meminumnya. Namun, pergerakan tangannya berubah dengan membuang pil-pil itu hingga berceceran di lantai.

"Tidak, aku tidak boleh kalah." Lirihnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!