Lets Talk

"Aku Kim-"

"Apa yang kalian lakukan?" Suara Sehun menginterupsi dari jauh. Laki-laki itu memandang kesal ke arah Jungkook.

"Ah, sial!" Umpat Jimin.

Sehun melangkah menghampiri mereka. "Bukankah seharusnya kalian tahu peraturan yang ada di handbook. " Kata Sehun mengintimidasi ketiga pria itu.

"Kurasa kau tak buta, aku tidak menyentuhnya." Kalimat Jungkook terdengar tenang namun menusuk.

"Bukan tidak, tapi belum." Kata Sehun bermaksud menyindir.

"Kau-"

"Sudah, ayo!" Potong Baekhyun sambil menarik tangan Jungkook dengan paksa. Melihat kepergian keduanya, Jimin segera mengikuti mereka dari belakang.

Sehun menatap Hyesun dengan tajam. "Apa yang kau lakukan di sini?” Tanyanya tegas, “Bukankah seharusnya kau berada di dalam kelas."

"Ma-Maaf, tadi aku dari toilet. Lalu mereka memanggilku." Jelas Hyesun takut.

Laki-laki itu menghela napas sebelum membiarkan Hyesun melangkahkan kakinya. Sehun menatapnya sekilas, sesaat tatapannya terhenti pada kalung yang dikenakan oleh Hyesun. Kalung mawar berwarna merah darah.

Sepertinya Sehun pernah mendengar cerita soal kalung mawar berwarna merah darah. Tapi, cerita apakah itu?

***

Kelas pun sudah dimulai hampir 15 menit, tetapi Hyesun belum kunjung datang hingga terdengar suara ketukan dari arah luar pintu.

"Maaf, saya terlambat. " Ucap Hyesun

Guru bermarga Lee itu hanya mengangguk mengerti dan mempersilahkan Hyesun kembali ketempat duduknya.

"Hei, dari mana saja kau?" Tanya Hyemi berbisik.

"Aku hanya- tersesat saat mencari toilet." Jawabnya berbohong.

Kedua gadis itu memiliki jadwal yang berbeda dengan Sehun dan Suho. Mereka ditempatkan di kelas paling ujung, berisi siswa-siswi berotak jenius. Sepertinya Hyesun mulai memahami mengapa ayahnya memindahkannya ke sekolah lain. Di sekolahnya terdahulu ia berada di kelas regular, bukannya kelas elite seperti sekarang ini.

Dari dahulu ia tidak ingin ditempatkan di kelas elite dan mungkin sekarang ayahnya memang ingin menyiksanya dengan menempatkannya di kelas elite. Terlebih, ayahnya telah berencana untuk menjadikannya pewaris tahta dari Kim Group.

Hyesun bersumpah ia tidak pernah ingin menjadi pewaris tahta perusahaan ayahnya yang konyol itu. Ia tidak mau menjadi work-a-holic seperti ayahnya dan mengesampingkan keluarga.

Ia, Kim Hyesun, bahkan memilih untuk dihapus dari daftar keluarga daripada menjadi pewaris tahta Kim Group. Tetapi sayang, sepertinya hal itu tidak bisa terjadi. Kalau ia melakukannya, pasti ayahnya akan terkena serangan jantung!

"Anak-anak, sekarang buka halaman 125." Perintah guru Lee. "Dan untuk murid-murid baru, perkenalkan nama saya Lee Jongsuk. Karena kalian siswi baru, saya akan sedikit memberikan keringanan untuk tugas." Jelasnya kepada duo Hye itu.

Kedua gadis itu memperhatikan laki-laki berambut cokelat yang baru saja mengenalkan diri. Guru yang cukup keren, tetapi yang membuat Hyesun bingung adalah sebagian besar murid-murid di kelasnya tidak ada satupun yang terlihat membicarakan hal itu.

Biasanya di kelasnya yang regular siswa-siswi akan membicarakan guru dan tidak peduli guru itu keren ataukah tidak. Dan apabila guru itu keren, siswa-siswi pasti tidak akan berhenti membicarakannya bahkan sampai bel tanda pulang sekolah berbunyi.

‘Oh, jadi begini rasanya di kelas unggulan. Tidak ada pertemanan, yang ada hanyalah persaingan memperebutkan nilai. Aku rasa aku akan mati muda kalau begini.’

Itulah pikiran dari Hyesun saat ini.

Para siswa masih terdiam. Hyesun mengedarkan pandangannya, menatap sekeliling ketika Guru Lee mengajar. Apa mereka tidak ada yang bertanya atau mereka langsung mengerti yang diajarkan oleh guru Lee.

"Hyemi, apakah kau tidak ingin bertanya sesuatu?" Tanya Hyesun berbisik.

"Tanya apa?" Hyemi mengernyit mendengar pertanyaan Hyesun.

Sepertinya hanya ia yang tidak paham tentang pelajaran ini.

***

Seorang wanita bersurai coklat karamel memasuki ruang guru, kehadirannya membuat semua guru-guru Night

class dan Day class- terkejut. Wanita itu dengan angkuhnya menduduki salah satu bangku guru yang kosong tanpa mengucap sepatah katapun.

Kris tanpa sengaja menyadari kehadiran Ahreum yang menduduki bangku kosong itu segera bangkit dari bangkunya, ia buru-buru menghampiri mantan rekannya. "Choi Ahreum! Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Kris terkejut.

Wanita itu tersenyum simpul.

"Apa kau tak merindukanku, Kris?" Tanya Ahreum dengan senyuman jahilnya. Kris menegang mendengar pertanyaan Ahreum. Wanita itu bahkan tak berniat menjawab pertanyaannya.

“Kau-“

"Mulai hari ini aku akan mengajar." Potong Ahreum menyeringai. "Aku guru baru yang disiapkan untuk murid Night class."

Kris terkejut mendengar jawaban yang diberikan oleh Ahreum. Tentu saja, pasalnya keturunan dari keluarga Choi adalah seorang pemburu Vampire, di seluruh dunia pun tahu jika vampire dan pemburu vampire tidak pernah akur. Mereka saling memburu satu sama lain dan ini akan menjadi hal buruk jika pemburu vampire menjadi guru untuk vampire.

Dan Kris sungguh tak mengerti apa yang direncanakan oleh kepala asrama Heechul.

Setelah mendengar jawaban dari Ahreum, pria keturunan China-Kanada itu pergi meninggalkan ruang guru. Sementara Ahreum hanya menyeringai, ia sungguh tidak sabar melihat murid-muridnya nanti malam.

"Sebaiknya aku berjaga-jaga membawa belati perak." Ucap Ahreum bermonolog. "Welcome to hell Night Class." Ucapnya menyeringai.

***

Chanyeol berjalan-jalan di sekitar Asrama Night Class—tentu saja di dalam asrama karena hari masih siang. Mengamati burung hantu piaraannya yang kini tengah mengerami telurnya. Burung hantunya, berwarna cokelat muda dengan corak cokelat tua, mata burung hantunya berwarna abu-abu. Chanyeol belum memberi burung hantunya nama. Ya, Chanyeol terlalu sibuk hanya untuk memberikan piaraannya itu nama. Tetapi terkadang, Chen, si Wakil Ketua Asrama itu memanggil burung hantunya dengan 'Tsuki'.

"Hei." Chanyeol memanggil burung hantunya yang tengah tertidur. Maklum ini masih siang hari. Seharusnya, ia tahu kalau burung hantu itu binatang nokturnal.

Tidak ada sahutan, hanya burung hantu itu sedikit membuka matanya dan memandang Chanyeol ogah-ogahan. "Jangan menatapku begitu." Ucap Chanyeol.

"Kau bicara dengan burung?" tanya Jungkook, pria berambut cokelat itu memandangi kakak sepupunya dengan tatapan aneh.

Chanyeol melengos. Ia tidak terlalu suka berada dekat dengan adik sepupunya. Jungkook begitu mengganggu. Intinya Chanyeol dan Jungkook memiliki hubungan persaudaraan yang tidak terlalu akur.

"Seharusnya aku tidak perlu bertanya." Jungkook berbicara sendiri. Pria itu memperhatikan pakaian yang dikenakan oleh kakak sepupunya.

Kemeja putih yang ditumpuk dengan sweater biru muda, juga celana bahan berwarna cream. Kakaknya terlihat sangat keren mengenakan pakaian tersebut. Ya, kenyataan berbicara bahwa Park Chanyeol memanglah si jenius. Dan yang lebih menyebalkan, laki-laki itu selalu mendapatkan juara kelas.

"Jungkook. Kau bisa tinggalkan aku sendiri?"

"Ya, lagipula aku hanya ingin melihat keadaanmu saja."

Sebelum Jungkook melangkah pergi, tiba-tiba dia terhenti dan berbalik menatapnya lagi. "Kau tahu? Aku merasakan ada sesuatu yang berbeda dari gadis yang sempat kau ajak berkenalan itu." Kalimat Jungkook sontak membuat Chanyeol menatapnya bengis. Kini mata yang berwarna biru bagaikan samudra itu berubah menjadi warna merah darah.

"Jangan sekali-kali kau menyentuhnya! Jika tidak, aku tidak akan memperdulikan lagi bahwa kita adalah saudara sepupu." Ucapan Chanyeol membuat emosi Jungkook memuncak dan pergi meninggalkannya tanpa sepatah katapun.

Setelah kepergian Jungkook, Chanyeol memilih untuk duduk di sofanya. Memandangi keadaan di balik pagar menjulang Asrama Night Class. Di mana kebanyakan murid Day Class sedang berada di luar kelas karena waktunya istirahat. Chanyeol dengan mata elangnya menangkap figure gadis itu—Kim Hyesun—yang mengenakan seragam sekolah mereka bersama seorang gadis yang selalu bersamanya. Dia bahkan menyimpulkan jika wanita itu adalah teman Hyesun, yang membedakan adalah roknya yang lebih pendek dari murid-murid lainnya. Terlihat feminim dan errr sexy.

Diam-diam Chanyeol tersenyum. Mengingat bagaimana menggodanya gadis itu saat ia melihatnya ganti baju tempo hari.

Mengingat hal itu membuat Chanyeol lupa daratan.

Lalu, entah angin dari mana datangnya. Gadis itu mengalihkan pandangan ke arahnya, tatapan mereka sempat bertemu sebelum gadis itu memilih untuk mengalihkan pandangannya dan melanjutkan perjalanan.

Chanyeol menghela napas kesal. Ia masih ingin mengamati gadis itu, dan Chanyeol ingin sekali mengamati gadis itu dari dekat. Tapi, kalau sampai ketahuan oleh Angela Kim, ia bisa mati. Kepala asrama Kim itu benar-benar tidak pandang bulu soal memberikan hukuman. Mungkin nanti malam ia bisa mengendap-endap melihat gadis itu berganti baju lagi.

Siang telah berganti menjadi malam, matahari telah berganti menjadi bulan. Cahayanya yang redup menjadi satu-satunya sumber cahaya di kamar asrama kecil milik gadis Kim itu. Hyesun sedang sibuk mengganti seprai dari seprai putih polos milik sekolah dengan seprai pink soft kesukaannya. Pakaian yang dikenakan gadis itu sangat sederhana, hanya kaus longgar selutut dengan celana hotpants. Tetapi karena celana hotpantsnya terlalu pendek, jadi gadis itu hanya terlihat memakai kaus saja.

Sementara Hyemi pergi entah ke mana, dia pergi meninggalkan Hyesun tanpa pamit. Nampaknya gadis bermarga Park itu memiliki urusan. Dari dulu Hyesun selalu dianggap aneh, gadis itu tidak pernah merasa dingin ketika musim dingin dan selalu merasa amat sangat kepanasan di musim panas. Entahlah, Hyesun juga tidak mengetahui hal apa yang terjadi padanya. Tapi kata ayahnya, itu adalah turunan dari ibunya.

Tiba-tiba jendela kamarnya yang tadinya tertutup terbuka dengan sendirinya. Angin malam bulan Februari yang dingin menggelitik tengkuk gadis itu. Baru kali ini Hyesun merasa kedinginan sekaligus takut. Biasanya ia tidak akan merasakan kedinginan meskipun dalam badai salju.

Hyesun hendak menutup jendelanya, ketika tangannya ditarik paksa oleh seseorang. Hyesun belum sempat melihat orang itu karena orang itu langsung menggendongnya menuruni pohon. Dan mereka berdua kini tengah berdiri di atas padang rumput di bawah pohon itu.

"Hyesun." Sapa laki-laki itu, pada akhirnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!