Wedding Plan & Enemy

Selama jam pelajaran, Hyemi sama sekali tidak bisa fokus. Begitu pula dengan Hyesun dan Minhee yang sesekali memperhatikan gadis itu. "Hyemi, apakah kau sakit?" Minhee menatap Hyemi dengan tatapan menyelidik.

"Aku baik-baik saja."

Sebenarnya Hyemi bukan sakit, melainkan gelisah dengan apa yang terjadi kemarin malam. Namun, itu tak berlangsung lama ketika Hyesun menyadari band-aid yang melekat pada area tengkuk Hyemi.

"Hye, bisakah kita bicara berdua nanti?" Tanyanya dengan pandangan serius. Hyemi hanya mengiyakan tanpa menjawab.

"Aku juga memperhatikan Sehun yang sedikit aneh hari ini." Seru Minhee tiba-tiba dan itu sukses membuat Hyesun curiga menatap Hyemi. "Apa mungkin aku saja yang berlebihan?"  ucapnya tak yakin.

"Aku lapar, bagaimana jika kita pergi ke kantin." Seru Hyemi mengalihkan pembicaraan.

"Iya, aku juga." Seru Minhee segera membereskan buku-buku miliknya.

Ketiga gadis itu pun pergi ke kantin, setelah mengisi perut mereka masing-masing. Hyemi beralasan kepada Minhee dan juga Hyesun, jika ia memiliki urusan yang harus ia selesaikan. Setelah mereka berpisah, Hyemi

berlari untuk menemui Angela.

Ia harus tahu semua ini dari Angela. Ia ingin mendengar apa yang Angela coba jelaskan saat itu. Jika Hyemi tidak menemukan Angela dimanapun, mau tidak mau ia harus memasuki asrama bulan.

Sementara itu didalam asrama Bulan, masih dalam situasi yang kacau. Hans dan William menatap sengit kepada siapa saja yang terlihat geram pada nona mereka. Disatu sisi Taehyung dan Jungkook sudah memiliki

ancang-ancang untuk menghajar kedua pria itu jika mereka melakukan sesuatu kepada Angela.

"Sebegitu bencinya kalian terhadapku?" Tanya Taeyeon meremehkan.

"Apa mau mu kemari?" Tanya Angela berwaspada.

"Ayolah! Jangan berburuk sangka seperti itu. Aku kemari hanya rindu dengan kawan lamaku." Jawab Taeyeon yang sudah mendudukan dirinya dengan nyaman di sofa.

Semua tatapan seisi ruangan berubah termasuk Angela. Tentu saja gadis itu tidak mempercayai vampire  yang berada dihadapannya, tidak setelah apa yang mereka alami saat itu.

"Kalian memang tidak memiliki sopan santun, baiklah jika itu yang kalian inginkan." Kata Taeyeon menyeringai. Bola mata Taeyeon berubah menjadi warna merah, begitu pula dengan Hans dan William yang sudah bersiap.

"Baiklah jika itu keinginan kalian, akan aku ikuti." Seru Taeyeon menatap Angela intens.

Tanpa menunggu banyak waktu Taehyung melesat maju dan mencengkeram kerah baju gadis itu, yang nyaris membuat Taeyeon terangkat dari lantai. "Brengsek! Apa maksudmu!" Geram Taehyung tidak tahan.

Hans dan William tidak menggerakan tubuhnya, karena mereka tahu nonanya tidak suka dibantu.

"Tae!." Baekhyun memperingatkan.

"Oh Hans.. William, kalian benar-benar nakal membiarkanku seperti ini. Hahaha.." tawa keras Taeyeon membuat siapapun sedikit bingung begitu pula Angela. Bagaimana mungkin kedua pengawal itu tidak maju sedikitpun

ketika nonanya dalam keadaan bahaya seperti ini. Apalagi Taehyung yang masih belum dapat mengontrol emosinya dengan benar.

Sebelum Taehyung sempat menggubris peringatan tersebut, tiba-tiba ia dihempaskan kebelakang oleh kekuatan yang tidak terlihat. Ia berhasil mempertahankan keseimbangannya dan bukannya mempermalukan dirinya dengan terjengkang ke belakang.

Sekarang siapapun yang berada disana berubah menjadi waspada termasuk Taehyung. Chanyeol hanya memaki ke tidak sabaran Taehyung.

Wanita bernama Taeyeon itu hanya mengulas senyum tipis. "Maaf mengagetkanmu, tapi harus kuperingatkan jika aku tidak suka didesak," Katanya.

Kini berkat kecerobohan Taehyung, semua menjadi lebih waspada dari yang sebelumnya. Di dunia mereka, ada hukum yang tertulis yang menyatakan jangan pernah meremehkan keturunan darah murni. Sepertinya hukum itu

melibatkan Taeyeon dan juga Angela didalamnya.

"Kenapa? Masih ingin memulai?" Tanya Taeyeon lagi.

Dari tindakan saling bertukar pandang yang dilakukan Angela dan Lay, membuat mereka untuk menghentikan ini. Apalagi ini masih berada didalam ruang lingkup asrama. Ia tidak ingin Heechul mendapat masalah.

Tapi bagaimana Taeyeon bisa masuk kemari? Heechul tidak mungkin mengijinkan vampire lain masuk kemari jika tidak berdiskusi dahulu dengannya. Tak satupun yang berbicara, semuanya tampak memahami apa maksud

Angela dan lay.

"Lalu apa tujuan mu kemari?" Seru Kai yang masih nampak geram.

Tentu saja bukan Taeyeon namanya, jika ia memberitahu apa maksud tujuannya. Wanita itu hanya tersenyum simpul dan menatap mereka dengan tenang.

"Aku kemari hanya untuk pindah, kau tahu kekuasaan ku tidak lagi sebesar dulu. Aku ini sudah cukup tua." Jelasnya secara singkat.

"Kami tidak bisa menerimamu, pintu keluarnya disebelah sana." Tunjuk Angela.

Namun, saat menunjuk pintu, tiba-tiba pintu terbuka dan muncul Hyemi disaat yang tidak tepat. Cepat-cepat para murid Nght class kembali menetralkan mata dan juga mimik wajahnya.

Hyemi dapat melihat dengan singkat jika hawa di dalam asrama bulan ini cukup mencekam. Tahu begini, ia tidak perlu masuk kemari.

"Hyemi?" Tanya Angela kaget.

Semua mata kini tertuju kepadanya begitupun juga Taeyeon. Entah ini hanya perasaannya saja, ia merinding ditatap dengan tatapan tajam kecuali Angela.

"Ah ma-maaf. Aku akan kembali nanti saja." Ucap Hyemi yang hampir menyentuh gagang pintu.

"Tunggu!" ucapan Angela membuatnya berhenti dan mengurungkan niatnya.

"Ma-maaf, sepertinya aku sudah menganggu. " Jelas Hyemi membungkuk singkat.

Angela memberi kode kepada Chanyeol untuk segera membubarkan urusan ini. Angela pun bertelepati denganTaeyeon untuk berbicara lagi nanti. Tentu saja mereka paham, mereka tidak bodoh untuk berkelahi didepan manusia.

"Apa ada yang bisa kubantu?" Tanya Angela ramah. Hyemi bingung untuk mengutarakan maksudnya. Namun ia sudah tidak tahan hingga menjelaskan maksud tujuannya.

"Sehun."

Mendengar jawaban Hyemi, membuat beberapa dari murid Night class terkejut. Terlebih respon Baekhyun dan Chanyeol. Angela tidak menjawab ucapan Hyemi.

"Mari ikut keruanganku!"

Hyemi hanya menurut dan mengikuti apa yang dikatakan oleh Angela. Hyemi tidak bisa berkata-kata bagaimana ia melihat seluruh isi asrama bulan. Begitu mewah dan artistik. Ia pun menajamkan penglihatannya ketika memasuki sebuah ruangan, yang ia pastikan itu adalah ruangan milik Angela.

Angela pun mempersilahkan Hyemi untuk duduk.

"Lain kali jangan pergi kemari sendirian, ajaklah Suho atau Sehun-" seketika Angela bungkam. Ia lupa jika Sehun dalam masalah saat ini. "Ah.. maksud ku ajaklah Suho atau kepala asrama jika ingin kemari. Kau tahu, nampaknya setelah ini aku tidak bisa menutupi apa-apa darimu dan kumohon jangan biarkan seluruh cerita ini menyebar ke seluruh murid Day class tentunya." Ucap Angela menjelaskan terlebih dahulu.

Hyemi tidak menjawab namun gadis itu hanya menganggukan kepala membuat Angela tersenyum.

"Aku yakin kau begitu penasaran dengan Sehun dan-"

"Dan Night class." Jawab Hyemi mantap.

"Cepat atau lambat Sehun akan menjadi bagian dari kami." jelas Angela memandang ke arah jendela. "Apa kau sudah mendengar tentang apa yang terjadi dengan Sehun?" Tanya Angela balik menatapnya.

"Iya aku sudah mendengarnya dari kepala asrama."

"Akulah yang menemukannya saat itu dan mengantarnya kerumah Heechul dan Suho. Saat aku menemukannya, ia sudah dalam keadaan terlambat. Kedua orang tuanya meninggal sementara saudara kembarnya dinyatakan

meninggal walau kami sendiri tidak menemukan mayatnya. Hanya ia sendiri dengan bekas luka gigitan."

"Lalu apakah ia akan benar-benar menjadi vampire?" Tanya Hyemi dengan gusar, Angela hanya tersenyum menatap Hyemi. Nampaknya gadis yang ada dihadapannya begitu peduli terhadap Sehun.

"Bagaimana menurutmu setelah apa yang ia lakukan kepadamu?" Tanya Angela tersenyum. Reflek Hyemi memegang tengkuknya. Gadis itu masih bisa merasakan bagaimana Sehun mengigitnya saat itu.

"Kau tahu kami semua yang berada dikelas malam adalah Vampire. Tapi kau tidak perlu khawatir, kami semua yang berada disini tidak mengkonsumsi darah secara langsung, kami hanya mengkonsumsi pil darah yang dibuat oleh Kris." Terang Angela.

"Jadi semua guru tahu jika kalian adalah-"

"Vampire." Tegas Angela.

***

Selama Angela masih sibuk dengan Hyemi, beberapa murid Night class masih memantau gerak-gerik dari Taeyeon. Terutama Chanyeol dan Baekhyun. Mereka masih berada di dalam ruangan yang sama dengan Taeyeon dan

kedua pengawalnya.

"Apa kalian takut aku melakukan sesuatu hingga kalian terus mengawasi ku seperti ini?" Tanya Taeyeon mengarah kepada Baekhyun.

Chanyeol hanya menatap Baekhyun dan Taeyeon secara bergantian, Chanyeol tahu dua orang yang dihadapannya memiliki masa lalu yang begitu rumit. Hingga mereka berdua saling membenci satu sama lain.

"Bisakah kau tutup mulutmu itu, mendengar suaramu saja sudah membuatku muak." Jelas Baekhyun memandang Taeyon dengan datar.

"Ck, jika kalian berdua hanya ingin berkelahi lebih baik jangan disini. Dan ku sarankan kau untuk jaga kelakuanmu Nona." Seru Chanyeol memandang Taeyeon dengan sinis sementara yang ditatap hanya tertawa dengan lebar.

"Kalian berdua sungguh tidak berubah. Aku jadi penasaran bagaimana hubungan kalian dengan Jungkook dan Taehyung, ah ya, mereka berdua masih adik-adik kalian yang manis bukan."

"Jangan sebut namaku dengan cara menjijikan seperti itu." Seru Taehyung tiba-tiba yang membuat Chanyeol dan Baekhyun terkejut. Bahkan mereka sendiri tidak tahu sejak kapan Taehyung berada dibelakang mereka.

Taeyon hanya menyeringai melihat respon yang diberikan oleh Taehyung.

"Jika kau kemari hanya untuk mengacau, lebih baik kau cepat pergi."

"Tenang saja, aku tidak akan menganggu kalian. Aku hanya melakukan satu hal nanti. Begitu selesai aku akan cepat pergi dari sini." Jelas Taeyon membuat ketiga pemuda itu menatapnya dengan tajam.

Baekhyun hanya menghela napas, kali ini apa lagi yang akan dilakukan oleh wanita itu. "Kalian tidak perlu khawatir. Aku tidak akan menganggu kalian." Jelas Taeyon tersenyum.

***

Malam pun tiba, Hyesun hanya bisa berguling kekanan dan kekiri diatas ranjangnya. Ia sedikit gelisah malam ini. Hyemi pun belum kembali kekamar. Kali ini Hyesun benar-benar suntuk. Memikirkan semua yang terjadi padanya dalam waktu singkat, membuatnya sakit kepala.

Apakah ia harus menemui ayahnya saat hari minggu nanti. Atau apakah dia harus keluar dari asrama ini.

"Jika kau berniat keluar dari asrama ini, aku akan menculikmu dan membawamu kembali kemari." Seru Chanyeol tiba-tiba.

Hyesun segera terduduk dan menoleh ke asal suara. Sial, bagaimana Chanyeol bisa berada disini. Bukankah ia tadi sudah menutup jendela kamarnya. Ah, Chanyeol kan vampire. Tentu saja dia bisa bertingkah sesuka hatinya.

Chanyeol pun turun dari jendela yang ia duduki dan duduk mendekati Hyesun. Pria itu menyentuh alis Hyesun yang masih mengernyit bingung.

"Jangan terlalu dipikirkan!" Ucapnya sambil mengusap kepala Hyesun dengan sayang. Hyesun hanya menurut ketika Chanyeol membawanya kedalam pelukan hangat pria itu.

"Aku hanya tidak tahu, apa yang harus kulakukan selanjutnya." Jawab Hyesun yang masih betah dalam pelukan Chanyeol.

"Tentu saja kita akan menikah!"

Mendengar ucapan Chanyeol yang begitu gamblang, membuat Hyesun melepaskan diri dari pelukan Chanyeol. Gadis itu hanya menatap heran ke arah Chanyeol.

"Kenapa? Kau tidak ingin menikah denganku?" Tanya Chanyeol lagi.

"Aku tidak tahu, dan lagi bagaimana kita bisa menikah. Kita berbeda." Jawab Hyesun membuat Chanyeol mendorong Hyesun hingga gadis itu jatuh terlentang diatas ranjangnya.

Posisi ini.. posisi dimana ia berada dibawah kungkungan Chanyeol adalah posisi yang sangat berbahaya untuknya. Ia masih bisa melihat dengan jelas bola mata merah Chanyeol. Apakah pria itu marah dengan ucapannya. Ia sendiri tidak tahu.

"Kita sama.. dan Kau adalah mateku... MATEKU. Itu mutlak." Hyesun hanya meresapi kalimat Chanyeol barusan. Benar, ia tidak menghindarinya. Bahwa ia adalah mate dari lelaki vampire ini. ia sendiri merasa tidak adil dengan apa yang terjadi dengannya.

Hyesun masih ingin merasakan bagaimana ia jatuh cinta, bagaimana ia menjalin dengan seseorang yang ia inginkan. Bukan menjalin hubungan dengan suatu keterpaksaan seperti ini.

"Jika itu yang kau pikirkan, belajarlah mencintaiku." Seru Chanyeol yang masih betah menatap wajah gadis itu.

Hyesun  bingung dengan apa yang dikatakan oleh Chanyeol, sedari tadi Hyesun merasa jika Chanyeol dapat membaca pikirannya. Melihat ekspresi Hyesun saat ini membuat Chanyeol tertawa dan Hyesun dapat melihat bola mata Chanyeol kembali seperti semula.

Chanyeol pun tidak lagi berada diatas Hyesun, melainkan mereka berdua hanya duduk diatas ranjang yang sama. "Tentu saja aku tahu semua yang kau pikirkan, karena kita adalah sepasang mate." jelasnya.

Sial, berarti selama ini dia tahu apa yang aku pikirkan selama ini.

"Dan aku juga ingat ketika kau berencana ingin membeli lingerie beberapa hari yang lalu." jelasnya dengan senyuman mesum.

"I-Itu curang namanya." Tunjuk Hyesun tidak terima. Tentu saja Hyesun tidak terima, ia sendiri sebenarnya malu. "Tapi, bagaimana bisa kau membawa pikiranku?" Tanya Hyesun penasaran.

"Aku kan sudah menjelaskan karena kita adalah mate. Tentu saja kita memiliki batin yang kuat untuk itu." Jelas Chanyeol yang mulai merebahkan dirinya diranjang Hyesun. Ia sendiri tidak tahu sejak kapan ranjang milik Hyesun ini sungguh membuatnya nyaman.

***

Setelah keluar dari asrama bulan, Hyemi baru menyadari jika ia sudah menghabiskan banyak waktu ketika ia melihat lampu jalan menyala. Saatnya untuk kembali ke asramanya.

Mengingat apa yang ia bicarakan dengan Angela membuat Hyemi mengingat jika seharian ini ia tidak melihat Sehun sama sekali, bahkan dikelas pun ia tidak berbicara sedikitpun dengan Suho.

Namun ia tersadar, kenapa ia begitu peduli dengan Sehun. Selama ini dia tidak menyadari, jika ia selalu saja adu mulut dengan pria kaku itu.

"Sebenarnya ada apa denganku?" Tanyanya sambil menepuk-nepuk pipinya. Apa ia menyukai pria itu, Hyemi segera menggelengkan kepalanya menepis pikiran itu. Tiba-tiba ia teringat Hyesun yang ingin berbicara penting dengannya.

Hyemi pun bergegas kembali kekamar.

Sementara itu didalam kamarnya, Sehun terlihat mengemasi baju-bajunya dan tidak lupa dengan pistolnya. Entah apa yang merasuki Sehun saat ini, tapi ia terlihat akan pergi meninggalkan asrama. Baru ia mengambil beberapa baju, jatuh selembar foto yang selama ini ia simpan.

Foto dirinya dengan Suho saat masih kecil, difoto itu terlihat Suho memegang permen dan tertawa lebar, sementara Sehun yang tidak senyum sama sekali. Ia masih mengingat dengan jelas jika foto itu diambil oleh Heechul saat musim semi.

Ia tertunduk lemas saat mengambil foto itu dan segera memasukannya ke dalam tas. Ia memeriksa pistol yang ia bawa dan beberapa peluru untuk persediaan. Pistol yang ia bawa adalah pistol pemberian dari Heechul.

Siap dengan segala keperluanya, ia segera membawa tas dan memegang pistol untuk keluar asrama. Baru ia berjalan beberapa langkah, ia bertemu tatap dengan Hyemi.

"Se-Sehun."

Hyemi terkejut dengan apa yang Sehun bawa saat ini. Tas dan pistol, apa ia berencana pergi meninggalkan asrama.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya berusaha merebut pistol yang Sehun bawa. Bukan malah terebut, malah membuat mereka terjatuh dengan posisi Hyemi dibawah Sehun.

Sehun sudah merasa jika Hyemi akan mengetahui semuanya, apalagi semenjak insiden dirinya yang mengigit Hyemi waktu itu. Sementara pistol yang terpegang oleh Hyemi, diarahkan oleh Sehun tepat didadanya.

"Tembak aku sekarang!"

Hyemi masih tidak bergeming dengan ucapan Sehun, gadis itu hanya terkejut dengan perkataan pria itu barusan. "Sebelum aku berubah menjadi Level E. Kau bisa membunuhku dengan tanganmu."

Hyemi hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban, mata gadis itu mulai berkaca-kaca. Entah apa yang merasuki Sehun, pria itu tiba-tiba membuka band aid milik Hyemi, hingga terpampanglah bekas gigitannya pada leher Hyemi.

"Kamu sudah mendengarnya bukan, suara ketika aku meminum darahmu. Bagaimana kau masih bersikap baik-baik saja setelah kau mengalami ini." Seru Sehun menyentuh bekas gigitannya.

"Sehun, aku-"

"Aku tidak bisa menghentikan diriku saat meminum darahmu. Aku bahkan tidak tahu apakah aku akan membunuh manusia berikutnya untuk dimangsa. Jadi tembak aku sekarang!" Serunya lagi.

"Kau sebenarnya takut denganku bukan?" Tanya Sehun lagi, namun lagi-lagi Hyemi hanya menjawabnya dengan gelengan.

"Aku tidak akan melakukannya."

Setelah mendengar jawaban Hyemi, Sehun segera bangkit dan mengambil tas dan juga merebut pistolnya. "kalau begitu jangan ganggu aku lagi." Ucap Sehun meninggalkan Hyemi yang sudah terduduk dilantai.

Entah apa yang merasuki Hyemi saat ini, ia segera berdiri dan mengejar Sehun yang hampir mendekati gerbang.

"Sehun!" Seru Hyemi memeluk Sehun dari belakang. Langkah Sehun pun berhenti dan menjatuhkan tasnya begitu saja. Ia sendiri belum berbalik untuk menatap Hyemi. Sebenarnya ia sendiri bingung dengan apa yang terjadi dengan dirinya dan juga Hyemi saat ini.

"Semuanya akan baik-baik saja." Ucap Hyemi yang masih setia memeluknya. "Meskipun aku tidak mengetahui apapun, aku sudah mengenal mu beberapa minggu ini. Setiap kita bertemu, kita selalu saja berkelahi, itu tidak membuatku takut." Genggaman Hyemi memegang baju Sehun dengan erat.

"Aku akan selalu mendukungmu." Ucap Hyemi yang membuat Sehun menatap langit-langit. Disaat seperti ini kenapa detak jantungnya tidak berdamai dengannya. Apalagi ini, ia pun tidak merasa sakit seperti yang sebelumnya.

"Hyemi."

***

Gadis itu duduk dengan santai ditemani oleh kedua pria yang selalu menemaninya. Dan itu membuat Heechul cukup pusing, ia belum menyelesaikanmasalah Chanyeol dan matenya, belum lagi Sehun. Lalu apa lagi kali ini.

Heechul hanya bisa menghela napasnya saat menatap Taeyeon yang tersenyum meremehkan.

"Aku tidak mengharapkan anda untuk mengundangku. Lalu, bagaimana dengan putra tuan Ooh? Aku dengar dia mendapat masalah yang rumit saat ini." ucapan Akhir Taeyeon hanya membuat Heechul menatapnya tajam. Ia

masih ingat, alasan lain bencana yang dialami oleh Sehun adalah Taeyeon. Salah satunya.

"Tidak masalah, Sehun dan aku masih bisa menanganinya. Perhatian klan pemburu sangat kami hargai dan aku tidak tahu sejak kapan kau begitu peduli dengannya." Ucap Heechul bangkit dari kursinya. "Dan aku tidak berharap perdamaian yang terjadi di asrama ini menimbulkan kecurigaan."

"Mengenai masalah ini aku akan menunggu kabar dari yang lainnya." Mendengar jawaban Taeyeon membuat Heechul semakin curiga kepada gadis vampire yang ada dihadapannya.

"Aku juga mendengar, gadis itu kembali asrama ini. aku tidak yakin, jika Ahreum mengetahui kejadian ini. Apakah ia akan menunjukan belas kasihannya kepada Sehun." Jelas Taeyeon menatap Heechul sinis.

"Jika tidak ada yang kau bicarakan lagi, kau bisa keluar. Dan bilang kepada kedua anak buahmu untuk tidak mengeluarkan senjatanya disini." Ucap Heechul yang melihat Hans dan William saat mengambil ancang-ancang.

Taeyeon hanya melirik kedua pengawal dengan tersenyum, Hans dan William memang benar-benar kesayangan Taeyeon. Wanitaitu tidak pernah memarahi kedua pria itu sekalipun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!